Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari topik ini, diharapkan Anda dapat
1) menjelaskan definisi plagiarisme dan pengutipan;
2) menjelaskan perbedaan plagiarisme dengan pengutipan;
3) menghindari plagiarisme;
4) merujuk pendapat orang lain dengan cara pengutipan.
1. Plagiarisme
Plagiarisme dan pengutipan merupakan perbincangan dalam penulisan karya ilmiah. Menurut
Tim Pengajar Tata Tulis Karya Ilmiah ITB, plagiarisme disebut juga penjiplakan atau plagiat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 17 Tahun 2010, plagiat adalah perbuatan secara
sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang diakui
sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. penjiplakan
merupakan hal yang dilarang, sedangkan pengutipan, hal yang dianjurkan. “Plagiarisme atau
plagiat adalah suatu perbuatan menjiplak ide, gagasan, atau karya orang lain yang selanjutnya
diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya
sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan
atau karya” (Riadi, 2019). Selanjutnya, Riadi (2019) mengemukakan pendapat Soelistyo bahwa
plagiarisme atau plagiat dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis.
a. Plagiat berdasarkan aspek yang dicuri dapat berbentuk ide, kata-kata, sumber, dan
kepengarangan.
b. Plagiat berdasarkan faktor kesengajaan, yaitu plagiat sengaja dan tidak sengaja.
c. Plagiat berdasarkan proporsi yang dibajak, yaitu: plagiat ringan, plagiat sedang, dan plagiat
total.
d. Plagiat berdasarkan pola terdiri atas: plagiat total, plagiat parsial, auto-plagiasi (self-
plagiarisme), plagiat antarbahasa.
e. Plagiat berdasarkan penyajian terdiri atas: plagiarisme verbatim, plagiarisme kain
perca/patchwork, plagiarisme parafrasa, plagiarisme kata kunci atau frasa kunci, dan
plagiarisme struktur gagasa
Tim Pengajar Tata Tulis Karya Ilmiah ITB (2015) mengemukakan pendapat Utorodewo (2007),
beberapa tindakan penjiplakan sebagai berikut:
a. mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri;
b. mengakui gagasan orang lain sebagai gagasan sendiri’
c. mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri;
d. mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri;
e. menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal
usulnya;
f. meringkas dan memarafrasekan (mengutip tidak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya;
dan
g. meringkas dan memarafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan
pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.
Untuk menghindari plagiarisme atau penjiplakan, dilakukan pengutipan.
2. Pengutipan
Kutipan merupakan wujud pertanggungjawaban moral penulis dalam hubungannya dengan
kelaziman karang-mengarang. Kutipan ialah penjaman pendapat orang lain untuk memperkuat
pendapat sendiri dengan cara mencantumkan sumbernya. Dalam cara lama pencantuman sumber
kutipan diletakkan di kaki halaman, disertai istilah ibid (ibidium), op.cit (operacitato) dan loc,cit
(loco citato). Cara ini dianggap kurang tepat karena tidak komunikatif. Oleh karena itu, sekarang
digunakan cara langsung dan tidak langsung.
Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang diambil sama persis dengan sumbernya tanpa mengubah
urutan kata, bentuk kata maupun struktur kalimatnya. Jika terdapat kesalahan ketatabahasaan,
penulis tidak perlu memperbaiki, tetapi disarankan untuk menandai dengan [sic!] setelah bagian
yang salah. Kutipan langsung yang panjangnya maksimal empat baris ketikan, kutipan
diintegrasikan ke dalam teks penulis dengan diapit tanda kutip, dituliskan nama akhir pengarang,
tahun terbit, dan nomor halaman.
Contoh:
a. Setiyawati, et al. (2017) mengemukakan bahwa “praktik Corporate Governance
mengharuskan adanya komisaris independen dalam perusahaan.”
b. Dengan kepemilikan manajerial, “manajer pengelola perusahaan yang sekaligus pemegang
saham akan berusaha meningkatkan nilai perusahaan karena meningkatnya nilai perusahaan
yang tinggi akan meningkat pula kekayaannya sebagai pemegang saham” (Sari & Riduwan,
2013).
c. “Investor institusi akan memantau secara professional perkembangan investasinya dengan
tingkat pengawasan terhadap manajemen lebih ketat sehingga potensi kecurangan dan
perilaku oportunistik manajer pengelola dapat dikurangi” (Purwantini, dkk., 2011).
Kutipan Langsung dan Tidak Langsung yang Lebih dari Empat Baris
Cara penulisan kutipan ini dipisahkan dari teks penulis sebanyak dua spasi, kutipan diberi jarak
baris satu spasi, dan bertakuk lima sampai tujuh ketukan. Bagian kutipan dapat diapit atau tidak
diapit dengan tanda petik.
Contoh:
Kepemilikan saham akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat berikut.
Faizal (2004:67), semakin besar kepemilikan saham oleh institusi akan dapat bertindak
sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen yang bisa
merugikan pemegang saham. Oleh sebab itu, apabila dapat meminimalkan biaya-biaya
yang harus dikeluarkan manajer untuk kepentingan pribadi, akan menyebabkan keuntungan
bagi perusahaan. Saat perusahaan memiliki profit yang baik, menunjukkan prospek
perusahaan tersebut baik sehingga investor akan tertarik menanamkan modalnya untuk
membeli saham pada perusahaan tersebut (Haryanto & Sugiharto, 2012: 56).