Anda di halaman 1dari 15

PEMBUDIDAYAAN TANAMAN PADI

SEBAGAI TANAMAN UTAMA


MASYARAKAT INDONESIA

OLEH

NAMA : CICILIA HUTABARAT

KELAS : XI IPA 2

MAPEL : BAHASA INDONESIA

GURU : MELDA MARBUN, S.Pd

SMA NEGERI 1 KOLANG


TA.2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan atas segala rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Pembudidayaan Tanaman
Padi Sebagai Tanaman Utama Masyarakat Indonesia” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Karya ilmiah ini disusun dalam rangka mengakhiri kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu tentang pembuatan karya ilmiah yang telah dipaparkan guru bidang studi Bahasa
Indonesia. Karya tulis menerangkan tentang tata cara pembudidayaan tanaman padi yang
merupakan tanaman utama penduduk Indonesia. Selain itu karya ilmiah ini juga dibuat untuk
menambah wawasan pengetahuan siswa-siswi tentang pembudidayaan tanaman padi. Dalam hal ini
penulis menggunakan metode yang sangat sederhana, sehingga karya ilmiah ini mudah diteria oleh
para pembacanya.

Sehubungan dengan penyelesaian karya ilmiah ini, tak jarang penulis meminta bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak disebabkan kurangnya pengetahuan penulis mengenai pembuatan karya
ilmiah. Oleh karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Teman-teman kelas XI-IPA 2

Ayah dan Ibu yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.

Buat semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak
dapat penulis sebutkan namanya satu persatu

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan.Hal tersebut
dikarenakan sedikitnya pengetahuan penulis mengenai karya ilmiah. Oleh karena itu, kritik dan
saran Bapak ibu guru dan para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi
penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.

Harapan penulis, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya bagi
para pelajar serta putra-putri penerus bangsa dan tanah air.

Hormat Saya

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia termasuk kedalam negara agraris yang kaya dengan pertaniannya. Salah satu tanaman
utamanya adalah padi. Tidak dapat dipungkiri sebab penduduk Indonesia dari sabang sampai
merauke akrab dengan tanaman dari suku Poaceae itu.

Suburnya pertanahan di Indonesia memungkinkan untuk tempat tumbunya beraneka jenis tanaman.
Sehingga jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia secara keseluruhan ditaksir sebanyak 25.000 jenis
atau lebih dari 10 persen dari flora dunia. Hal tersebutlah yang menimbulkan keinginan para orang
terdahulu untuk mempertahankan kebutuhan pangannya dengan cara bercocok tanam. Salah satu
tanaman yang masih dipertahankan adalah padi. Padi merupakan salah satu tanaman yang dapat
diolah menjadi beras.

Kebutuhan orang yang semangkin meningkat akan beras pada saat ini memicu sebahagian orang
yang bekerja pada sektor pertanian untuk meningkatkan produtivitas beras. Seiring bertambahnya
populasi manusia di bumi ini maka ketahanan akan tanaman pangan pun harus ditingkatkan guna
terpenuhinya kebutuhan setiap orang. Namun pada kenyataannya kini, keinginan orang –orang
untuk menggeluti bidang pertaniaan semangkin berkurang. Kemajuan teknologi mendorong setiap
orang untuk berfikir modern dan berusaha untuk menuju hidup dalam keadaan yang lebih baik.
Masing –masing orang kini sibuk dengan urusannya masing-masing yang melibatkan kemajuan
pengetahuan sebagai pegangan dalam kemajuannya. Hingga perlahan orang-orang kurang
menggeluti bidang pertanian.

Pada saat ini produksi beras Indonesia semangkin menurun, hal tersebut dapat dilihat dari impor
beras oleh negara lain ke Indonesia. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) untuk becocok tanam
padi merupakan salah satu penyebabnya. Kuranggnya pehaman kepada masyarakat untuk terus
dapat mempertahankan tanaman padi serta kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor
pertanian khususnya tanaman padi membuat sebahagian orang mulai beralih ke tanaman yang
memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dan mudah menghasilkan.

Penulis yang masih sebagai seorang pelajar merasa sedih memperhatikan keadaan tersebut.
Memikirkan keadaan tanaman pangan kedepannya membuat penulis terus berpikir dan menemukan
sebuah gagasan. Adapun gagasan tersebut yaitu Pelajar, dimana perlunya peran serta para pelajar
untuk dapat berpartisipasi dalam hal tersebut. Karena banyak kebanyakan para pelajar hanya tau
mengkonsumsi olahan padi tersebut, tanpa mengetahui asal mulanya. Oleh karena itu di dalam
karya ilmiah ini penulis akan memaparkan peran-peran yang dapat dilakukan setiap orang untuk
dapat bersama membudidayakan tanaman padi

1.2.Rumusan Masalah
Dengan mengamati latar belakang yang telah dikemukakan penulis sebelumnya maka dapat ditarik
beberapa masalah yang pada saat ini akan dijadikan rumusan masalah yang nantinya akan dibahas
didalam karya ilmiah yang sederhana ini. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :

 Bagaimana keadaan tanaman pangan (tanaman padi) di Indonesia pada saat ini ?
 Mengapa orang-orang kurang memperhatikan keberadaan tanaman padi?
 Bagaimana cara membudidayakan tanaman padi?
 Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam budidaya tanaman
padi ?

Apa saja peranan yang dapat dilakukan oleh para pelajar sebagai generasi muda bangsa dalam
pembudidayaan tanaman?

1.3.Tujuan Penelitian

Sama halnya dengan karya tulis yang lain,dalam penulisan karya ilmiah ini ada beberapa tujuan
yang ingin dicapai oleh penulis. Tujuan utama penulis membuat karya ilmiah ini bukan semata-
mata untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia, melainkan untuk memenuhi harapan yang sudah
dipikirkan oleh penulis sebelumnya. Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai adalah:

 Mengetahui kondisi tanaman padi sebagai tanaman pangan pada saat ini.
 Mengetahui tata cara pembudidayaan tanaman padi secara ringkas.
 Mengetahui peranan-peranan setiap orang dalam membudidayakan dan mempertahankan
keberadaan tanaman padi.
 Megetahui penyebab-penyebab semangkin berkurangnya para pembudidaya tanaman padi.
 Memberikan sedikit pemahaman kepada para pelajar untuk mau terlibat dalam
membudidayakan tanaman.

1.4. Manfaat Penelitia

Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

 Sebagai penyelesaian tugas Bahasa Indonesia bagi penulis.


 Penulis dapat mengetahui cara penbuatan karya tulis ilmiah.
 Sebagai wacana awal bagi penelitian selanjutnya.
 Sebagai penambah wawasan bagi para pembaca.

1.5. Metode Penelitian

Demi memperoleh data dan informasi yang diharapkan dalam penulisan karya ilmiah ini, ada
beberapa metode yang penulis coba pergunakan. Adapun metode-metode yang dipergunakan oleh
penulis yaitu:

1.Metode pengamatan langsung

Dalam metode ini penulis mencoba untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan tanaman
padi pada saat ini. Data diperoleh melalui hasil pengamatan langsung oleh salah seorang rekan kerja
penulis yang tinggal disuatu daerah yang sebahagian besar masyarakatnya membudidayakan
tanaman padi. Sehingga penulis mendapatkan sedikit gambaran mengenai kondisi pertanian pada
saat ini.

2. Metode Wawancara
Pada metode ini penulis ingin mengetahui tata cara pembudidayaan tanaman padi. Sehingga
nantinya dapat disajikan dalam karya ilmiah ini.

3.Metode Deskriptif

Dalam metode ini penulis berupaya mendapatkan data dari hasil analisis beberapa informasi di
berbagai media. Penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui keaadaan sebenarnya yang
lebih jelas mengenai persoalan yang sedang dibahas.

BAB II

DESKRIPSI UMUM

2.1. Pengertian Tanaman Pangan

Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah
maupun yang tidak diolah. Pangan diperuntunkan bagi konsumsi manusia sebagai makanan atau
minuman, termaksud baban tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan lain yang
digunakan sebagai proses penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman
(Purnomo).

Komoditas pangan harus mengandung gizi yang terdiri atas kabohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Kelompok tanaman budidaya
yang tergolong komoditas ini meliputi kelompok tanaman panagan, tanaman hortikultura non
tanaman hias, dan kelompok tanaman lain penghasil bahan baku produk yang memenuhi batasan
pangan.

Batasan untuk tanaman pangan adalah kelompok sumber tanaman kabohidrat dan protein. Namun
secara sempit, tanaman pangan biasanya dibatasi pada kelompok tanaman semusim. Batasan ini
dimasa mendatang harus diperbaiki karena akan menyebabkan sumber kabohidrat menjadi terbatas.
Tanaman pangan sebaiknya memasukkan jenis tanaman lain yang dapat menjadi sumber kabohidrat
tanpa dipatasi pada kelompok tanaman semusim. Dengan perbaikan batasan tanaman ini tanaman
lain seperti kimpul , sukun, garut dan ganyong dapat masuk kedalam kelompok tanaman pangan.

2.2. Tanaman Padi Sebagai Tanaman Pangan

Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan
daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi
berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan
jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat.
Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f
spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan
sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah
yang curah hujannnya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah
Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan
pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan
lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat
dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan
yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung
bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi.

Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821
calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg.
Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu
dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium,
magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Padi

Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air.
Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan,
curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0
-1500 m dpl.

Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi
pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang
cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm
dengan pH antara 4 -7.

2.4.Proses Bercocok Tanam Padi

Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik
mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam
harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan
penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar
maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan
perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan.

Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai
dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman
itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang
baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang
sering kali menurunkan produksi.

2.4.1. Persemaian

Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan
suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan
padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk
mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.

a. Penggunaan benih
 Benih unggul
 Bersertifikat
 Kebutuhan benih 25-30 kg / ha
b. Persiapan lahan untuk persemaian
 Tanah harus subur
 Cahaya matahari
 Pengairan
 Pengawasan
 Pengolahan tanah calon persemaian
 Persemaian kering
 Persemaian basah
 Persemaian sistem dapog
 Persemaian Kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat
didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik
yaitu:
o Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar
tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
o Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada
persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga
dapat menyerap hara lebih banyak.
o Selanjutnya tanah digaru
Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang
pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah,
agar tanah menjadi gembur.
 Ukuran bedengan persemaian :
o Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu
diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjang
o Lebar bedengan : 100 -150 cm
o Tinggi bedengan : 20 -30 cm

Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan
selokan ini dimaksud untuk mempermudah :

a.Penaburan benih dan pencabutan bibit

b. Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :

o Penyiangan
o Pengairan
o Pemupukan
o Pemberantasan hama dan penyakit

Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada
persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.

Persemaian Basah

Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah,
sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air:

a. Air akan melunakan tanah

b. Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )

c. Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga perusak bibit


Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini
diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus
dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan.
Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.

Cara penyemaian dengan sistem dapog :


a. Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah
b.Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang
c. Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap
makanan dari putik lembaga
d. Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah
e.Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4
f. Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat
penanaman disawah
Penaburan benih
Perlakuan sebagai upaya persiapan
Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud :
a. Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang agar terjadi proses
tisiologis
b. Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat
berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses tisiologis
Lama perendaman benih
a. Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus
b. Lamanya pemeraman
c. Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Pelaksanaan menebar benih
a. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam menebar benih adalah :
b. Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm
c. Benih tersebar rata
d. Kerapatan benih harus sama
Pemeliharaan persemaian
Pengairan
Pada pesemaian secara kering
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang berada
diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung,
meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air
berperan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput.
Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan faktor yang memperngaruhi
perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara basah.

Pada pesemaian basah

Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :


Bedengan digenangi air selama 24 jam
Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan macak-
macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa disebar
Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar:
Benih yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam
tanah.
Benih tidak busuk akibat genagan air
Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses
perkecambahan lebih cepat
Pemupukan dipersemaian

Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro.
Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang penyebaran benih
dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih
dilakukan menjelang benih disebar.

2.4.2. Persiapan Pengolahan Tanah Sawah

Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga
memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah
sawah terdiri dari beberapa tahap
a. Pembersihan
b.Pencangkulan
c.Pembajakan
d. Penggaruan
Pembersihan
Selokan-selokan perlu dibersihkan
Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos
Pencangkulan
Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak
Membajak
Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah
Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk
Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
Menggaru
Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah
Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air
keluar
Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan
Permukaan tanah menjadi rata
Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan terbenam
Penanaman menjadi mudah
Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
2.4.3. PENANAMAN
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a. Persiapan lahan
b. Umur bibit
c. Tahap penanaman
Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.
Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat dipindahkan
dengan cara mencabut bibit
Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
Memindahkan bibit
Menanam
A. Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam )
dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah :
Bibit telah berumur 17 -25 hari
Bibit berdaun 5 -7 helai
Batang bagian bawah besar, dan kuat
Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)
Bibit tidak terserang hama dan penyakit
Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang mempunyai
anakan.
B. Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
a Sistem larikan ( cara tanam )
b.Jarak tanam
c. Hubungan tanaman
d. Jumlah tanaman tiap lobang
e. Kedalam menanam bibit
f. Cara menanam
a.Sistim larikan ( cara tanam )
Akan kelihatan rapi
Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan
Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat
Dan perlakuan-perlakuan lainnya
Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
b.Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada :
Jenis tanaman
Kesuburan tanah
Ketinggian tempat / musim
Jenis tanaman
Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan
jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit
memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
Kesuburan tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab
perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik dari pada
perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang
dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang
jurang subur.

Ketinggian tempat.

Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn
tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan
penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada musim
kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.

c. Hubungan tanaman

Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah
Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat )
Hubungan tanaman empat persegi panjang.
Hubungan tanaman 2 baris.
d. Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang
Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit
tiap lubang antara 2-3 batang
e. Kedalaman penanaman bibit
Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik,
kedalam tanaman yang baik 3-4 cm.
f. Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk
menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara
serentak.
2.4.4.Proses Pemeliharaan Tanaman Padi
Proses pemeliharaan meliputi :
a.Penyulaman dan penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
1.Penyulaman dan penyiangan
Yang harus diperhatikan dalam penyulaman :
Bibit yang digunakan harus jenis yang sama
Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam
Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan
2.Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
Pengairan secara terus-menerus
Pengairan secara piriodik
3.Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi
tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani
berupa :
Pupuk alam ( organik )
Pupuk buatan ( an organik )
Dosis pupuk yang digunakan :
Pupuk Urea 250 -300 kg / ha
Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha
Pupuk KCI 50 -100 kg / ha
BAB III

BERCOCOK TANAM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

3.1. Mengenai Kegiatan Bercocok Tanam

Bercocok tanam atau bertani dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan menanam
suatu lahan dengan jenis tanaman yang dikehendaki dengan maksud mengambil hasil dari tanaman
yang ditanam. Dalam perkembangan kehidupan manusia di seluruh bagian bumi, kegiatan bercocok
tanam merupakan kegiatan yang mempengaruhi proses bermukim dan upaya bertahan hidup. Itulah
yang menyebabkan terjadinya perkembangan tata ruang kawasan bermukim di beberapa daerah
yang mengintegrasikan area bercocok tanam ke dalam area tempat tinggal ataupun kampung.

Dari hal tersebutlah timbul anggapan bahwa orang-orang yang bertempat tinggal di kampunglah
yang dapat melakukan kegiatan bercocok tanam. Seiring berkembangnya pikiran masyarakat
menuju pikiran yang modren, maka timbullah kejenuhan untuk melakukan kegiatan bercocok
tanam. Hal tersebut ditimbulkan oleh keinginan setiap untuk menjadi lebih maju dan tidak mau
terus bergantung kepada kegiatan bercocok tanam. Walaupun demikian, bagi sebahagian
masyarakat bercocok tanam merupakan salah satu sumber perekonomian yang menjamin.
Masyarakat tersebut malah mengangap kemajuan teknologi membawa pengaruh baik bagi
kemudahan bercocok tanam serta berupaya meningkatkan hasil produksi mereka.

Kegiatan bercocok tanam tebagi menjadi 3 bagian, yaitu Kegiatan bercocok tanam kecil-kecilan,
menengah, hingga kegiatan bercocok tanam besar-besaran. Kegiatan bercocok tanam kecil-kecilan
dapat dilakukan disekitar pekarangan rumah ataupun kebun ilmiah sekolah. Untuk kegiatan
bercocok tanam menengah dapat dilakukan di lahan milik perorangan yang memungkinkan dapat
dilakukan kegiatan bercocok tanam di lahan tersebut. Sedangakan untuk kegiatan bercocok tanam
besar-besaran biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan dimana tujuan utamanya yaitu
mendapatkan hasil produksi yang sebesar-besarnya.

Jadi intinya kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan siapa saja dan kapan saja tergantung adanya
kemauan dari diri kita masing-masing untuk mau bersama-sama melakukannya.

3.2. Peranan Para Pelajar dalam Pembudidayaan Tanaman

Salah satu hal sederhana yang dapat dilakukan oleh para pelajar adalah dengan menjaga kebersihan
lingkungan,misalnya kerja bakti membersihkan saluran air atauhalaman sekolah,atau bahkan
sesederhana membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.

Saya beranggapan peran pelajar dalam masyarakat tidak hanya belajar dan diam di rumah saja. Saya
setuju jika para pelajar dapat melatih dan menunjukan kepedulian mereka kepada alam . Ada di
antara mereka yang sudah ambil dalam pelestarianlingkungan tersebut,contohnya ada yang ikut
organisasi pecinta alam, ada yang ikut organisasi pelestarian lingkungan hidup WTF, pada
umumnya pelajar menjawab alas an kedua yaitu mereka sadar akan potensi dan keperluan untuk
melestarikan lingkungan hidup,tapi mereka tidak tahu harus memulai darimana.
Menurut analisis yang dilakukan penulis ada beberapa faktor pendorong dan penghambat peran
pelajar dalam budidaya tanaman. Faktor-faktor yang menghambat pelajar untuk turut serta aktif
dalam kegiatan budidaya tanamn adalah sebagai berikut:

1. Pelajar sudah sibuk dengan kegiatan dan tugas dari sekolah


2. Tidak ada dorongan dari pihak sekolah untuk mempelajari budidaya tanaman
3. Kurang adanya kemauan untuk mengetahui tentang budidaya tanaman
4. Kemajuan teknologi yang membawa kenikmatan sendiri bagi pelajar
Sedangkan faktor-faktor yang mendorong pelajar turut aktif dalam kegiatan dan
organisasimasyarakat adalah sebagai berikut:
 Pengaruh lingkungan dan pergaulan positif
 Adanya didikan dan dorongan dari orang tua.
 Tugas dari sekolah yang melibatkan budidaya tanaman
 Adanya kegiatan menarik yang diadakan oleh sekolah menyangkut budidaya tanaman
 Adanya kesadaran diri tentang lingkungan sekitar
Dalam hal ini penulis mendukung baik adanya kegiatan bercocok tanam yang dilakukan oleh para
pelajar SMA Diponegoro Kisaran dengan kebun penelitian yang telah dibuat. Hal ini membuktikan
bahwa kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, guna dapat menambah
wawasan pengetahuan para pelajar.
3.3. Badan Pendukung Kegiatan Bercocok Tanam
Pemerintah atau Dinas Pertanian
Dinas pertanian memiliki peran yang besar dalam mengembangkan usah pertanian di tanah air.
Dengan dukungan baik dari dinas pertanian, masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari
bertani akan hidup semangkin layak dan makmur.
Perlu peran aktif di setiap bagian di dalam dinas pertanian untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Beberapa peranan penting dinas pertanian dalam meningkatkan bidang pertanian di tanah air
adalah:
 Pemberian penyuluhan
 Bantuan bibit dan pupuk
 Pengendalian harga
 Penelitian
 Kerjasama dengan para petani
3.4. Pemecahan Masalah
Keberadaan tanaman padi di Indonesia pada saat ini masih dipertanyakan. Kurangnya kepedulian
masyarakat untuk membudidayakan tanaman padi pada saat ini menjadi sorotan penulis pada saat
ini. Penulis membenarkan kurangnya niat orang-orang untuk membudidayakan tanaman padi
disebabkan kecilnya nilai ekonomis dalam pembudidayaan tanaman padi serta kurangnya kerja
sama dengan dinas pertanian setempat. Padahal untuk membudidayakan tanaman padi terbilang
sangat sederhana yaitu dimulai dari penyemaian, pengolahan , penanaman, dan pemeliharaan.
Setelah mengkaji masalah-masalah yang terdapat pada bab sebelunya, penulis berpendapat bahwa
untuk meningkatkan kemauan orang dalam membudidayakan tanaman diperlukan bantuan berbagai
pihak. Seperti dalam mengoptimalkan pembudidayaan tanaman padi di wilayah Indonesia,
pemerintah melalui dinas pertanian perlu menjalankan perannya sebaik mungkin guna dapat
meningkatkan produksi tanaman pangan tersebut.

Penyuluhan-penyuluhan kepada petani merupakan salah satu cara yang efektif yang bisa dilakukan
oleh dinas pertanian, sehingga dapat terjalin hubungan yang baik antara petani dengan dinas
pertanian.
Oleh karena itulah antara pihak petani dan dinas pertanian perlu sama-sama menjalin kerja sama
yang baik. Dinas pertanian sebagai pihak penyedia dan pengendali sementara petani sebagai pihak
pelaksana. Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan nantinya ketahanan tanaman pangan di
Indonesia tetap stabil.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari serangakaian pembahasan yang telah penulis paparkan dalam karya ilmiah ini maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

Semakin sedikitnya niat petani untuk membudidayakan tanaman padi disebabkan faktor ekonomi
dan kurangnya penyuluhan dari pemerintah.

Dalam membudidayakan tanaman padi, perlulah adanya kerjasama yang baik antara pemerintah
maupun petani. Guna terwujudnya ketahanan sumber pangan secara optimal.

Budidaya tanaman padi terbilang sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja
dan dimana saja. Baik dalam skala besar maupun kecil.

Hanya perlu mengikuti prosedur yang sangat sederhana setiap orang dipastikan dapat
membudidayakan tanaman padi. Sekolah merupakan media yang cocok untuk memberikan
pengajaran dan bimbingan kepada para pelajar mengenai pembudidayaan tanaman.

4.2. Saran

Pemerintah maupun dinas pertanian perlu memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat


untuk membudidayakan tanaman padi.

Pemerintah perlu melakukan kerjasama dengan para petani baik melalui pengendalian harga bahan
pangan maupun memberikan bantuan alat dan bahan pertanian.

Pembudidayaan tanaman padi harus terus ditingkatkan guna terwujudnya ketahanan pangan bagi
masyarakat Indonesia.

Kegiatan pembudidayaan perlulah diperkenalkan kepada para pelajar. Hal tersebut dapat terlaksana
dengan adanya campur tangan pihak sekolah sebagai penyelenggara untuk menyediakan materi-
materi dalam bercocok tanam.

Pembuatan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah-sekolah mengenai pembudidayaan tanaman,


sehingga para pelajar tidak bosan dan dapat belajar mencintai lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Pracana. 2002. Bertanam Padi. Yogyakarta: Kanisius

Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2005. Berbahasa dan Bersastra Indonesia.Jakarta: Grafindo
Kompas. 2009. Impor beras ke Indonesia. Indonesia: Harian Kompas

http://www.mamud.com

teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya–padi.html

Anda mungkin juga menyukai