Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP HAK ASASI MANUSIA

OLEH:

NAMA KELOMPOK 2:

1. AGUSTINA WOLLA DAPPA MERA


2. ANJELICA TAMARA SOGEN
3. MONIKA BERO
4. MEDIANA SANGU
5. YOHANA DESELMA WONI LEBUAN

KELAS : 1B KEBIDANAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai ‘Hak Asasi Manusia’ untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Kewarganegaraan’.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari dari bantuan banyak
pihak dan kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak terlepas dari kata sempurna,
oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan terutama bagi kami semua mahasiswi.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan pembuatan makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dasar HAM
2.2 Sejarah Perkembangan dan Penegakan HAM
2.3 Jenis-jenis HAM
2.4 Pelanggaran dan Pengadilan HAM
2.5 Kelompok-kelompok yang Rentan terhadap Pelanggaran HAM
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
HAM dalam ketetapan MPR RI Nomor: XVII/1998 disebutkan bahwa HAM
merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati, universal
dan abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi untuk menjamin
kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan masyarakat yang
tidak boleh diabaikan, dirampas atau diganggu gugat oleh siapa pun. Sedangkan
dalam Undang- Undang nomor 39 tahun 1999 ditegaskan HAM adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Hak asasi manusia adalah demikian
melekat pada sifat manusia, sehingga tanpa hak-hak itu kita tidak mungkin
mempunyai martabat sebagai manusia. Karena itu pula harus kita nyatakan bahwa
HAM itu tidak dapat dicabut dan tidak boleh dilanggar, sebagaimana hal ini telah
dijamin oleh sila kedua dari Pancasila yaitu sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
dengan disemangati oleh sila-sila lainnya dari Pancasila. Karakteristik inilah yang
membedakan Hak asasi manusia dari hak-hak lainnya yang diberikan oleh peraturan
perundangundangan kita
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Dasar HAM
2. Sejarah Perkembangan dan Penegakan HAM
3. Jenis-jenis HAM
4. Pelanggaran dan Pengadilan HAM
5. Kelompok-kelompok yang Rentan terhadap Pelanggaran HAM
1.3 TujuanPembuatanMakalah
1. Untuk mengetahui Pengertiah Dasar HAM
2. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan dan Penegakan HAM
3. Mengetahui Jenis-jenis HAM
4. Mengetahui Pelanggaran dan Pengadilan HAM
5. Mengetahui Kelompok-kelompok yang Rentan terhadap Pelanggaran HAM
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dasar HAM
Menurut John Locke, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang kodrati.
Pengertian hampir sama diberikan oleh Jan Matenson, HAM adalah hak-hak yang
melekat pada manusia, yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat hidup sebagai
manusia. Hampir senada dengan kedua pengertian tersebut menurut Lopa, HAM
adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta (hak-hak
yang bersifat kodrati). Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang
dapat mencabutnya.
HAM dalam ketetapan MPR RI Nomor: XVII/1998 disebutkan bahwa HAM
merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati, universal
dan abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi untuk menjamin
kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan masyarakat yang
tidak boleh diabaikan, dirampas atau diganggu gugat oleh siapa pun. Sedangkan
dalam Undang- Undang nomor 39 tahun 1999 ditegaskan HAM adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Hak asasi manusia adalah demikian melekat pada sifat manusia, sehingga
tanpa hak-hak itu kita tidak mungkin mempunyai martabat sebagai manusia. Karena
itu pula harus kita nyatakan bahwa HAM itu tidak dapat dicabut dan tidak boleh
dilanggar, sebagaimana hal ini telah dijamin oleh sila kedua dari Pancasila yaitu sila
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dengan disemangati oleh sila-sila lainnya dari
Pancasila. Karakteristik inilah yang membedakan Hak asasi manusia dari hak-hak
lainnya yang diberikan oleh peraturan perundangundangan kita.
Berbagai pandangan tersebut di atas maka dapat disimpulkan, Hak asasi
Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap diri manusia sejak dilahir yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. Sebagai warga
negara yang baik kita mesti menaati dan menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia
tanpa membeda-bedakan status, golongan, etnis, suku, ras, agama, dan lain
sebagainya.

2.2 Sejarah Perkembangan dan Penegakkan HAM


a) Sejarah HAM
Secara numental Hak Asasi Manusia (HAM) telah ada sejak keberhasilan
revolusi Perancis tahun 1789 dalam Declaration des Droit de L’homme et du Citoyen
artinya hak-hak asasi manusia dan warga negara perancis, dalam revolusi tersebut
terkenal dengan semboyan Liberte (kemerdekaan), egaliter (Persamaan), dan
Fraternite (persaudaraan). HAM muncul dan berkembang di berbagai belahan negara
pada hakikatnya sebagai wujud kesadaran manusia untuk menjunjung tinggi harkat
dan martabat yang terzalimi oleh penguasa, ketidakadilan, perbudakan, dan
penekanan/penjajahan yang dialami oleh umat manusia.
Sejarah perkembangan hak asasi manusia secara ringkas dapat dilihat pada
uraian berikut ini:
1) Tahun 2500 SM-1000 SM. Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman
Raja Namruds. Nabi Musa memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan
Fir’un agar bebas dari kesewenang- wenangan Hukum Hamurabi pada
masyarakat Babilonia yang menetapkan ketentuan hukum yang menjamin
keadilan bagi warganya.
2) Tahun 600 SM, di Athena (Yunani) Solon yang telah menyusun Undang-
Undang yang menjamin keadilan bagi setiap warganya untuk itu ia
membentuk Hekiaea, yaitu mahkamah keadilan untuk melindungi orang-
orang miskin dan majelis rakyat atau eklesia.
3) Tahun 527 SM-322 SM, kaisar Romawi Flanvius Anacius, justinianus,
menciptakan peraturan hukum moder yang termodifikasi yaitu Corpus Luris
sebagai jaminan keadilan dan hak asasi manusia.
4) Tahun 30 SM, kitab suci Injil yang dibawa Nabi Isa Al Masih sebagai peletak
dasar tingkah laku manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap
Tuhan atau sesama manusia Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW banyak mengajarkan tentang toleransi, berbuat adil, tidak
boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang dan sebaginya.
5) Tahun 1215 abad 17-19. Gerakan rasionalisme dan humanisme di Eropa
bergolak secara revolusioner di bidang hukum, hak asasi manusia, dan
ketatanegaraan ditandai lahirnya Magna Charta di Inggris yang berisi
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia, pelopornya John Locke
dan Thomas Aquino.
6) Tahun 1679, lahir piagam hak asasi manusia, yaitu hobeas corpus Act yang
isinya jaminan kebebasan warga negara dan mencegah penjarahan sewenang-
wenang terhadap rakyat.
7) Tahun 1689, lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi undang-
undang tentang hak asasi manusia dan kebebasan warga negara.
8) Tahun 1776, Declaration on Independence di Amirika, yaitu deklarasi
kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh tiga belas Negara
bagian. Deklarasi ini merupakan piagam hak asasi manusia karena
mengandung pernyataan “bahwa semua bangsa diciptakan sama derajat oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta”.
9) Tahun 1789, lahir piagam Declarasi des droit de L’homme et du Citoyen,
yaitu piagam pernyataan hak asasi manusia dan warga negara hasil dari
revolusi Prancis di bawah kepemimpinan Jenderal Laffayette dengan
semboyan Liberte (kemerdekaan), egaliter (Persamaan), Fraternite
(persaudaraan). Diprakarsai oleh JJ. Rousseau, Voltaire, dan Montesque.
10) Tahun 1941, Atlantik Charter yang lahir pada saat berkobarnya perang dunia
II dengan pelopor FD. Roosevelt, mengusulkan empat kebebasan (the four
freedoms) sebagai penyangga hak asasi manusia yang paling pokok dan
mendasar isinya:
a) Kebebasan untuk berbicara dan mengemukakah pendapat.
b) Kebebasan untuk beragama.
c) Kebebasan dari sara takut.
d) Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan.
11) Tahun 1948, lahir piagam hak asasi manusia sedunia atau Universal
Declaration of Human Right.

b) Penegakkan HAM
Penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan jalur politik.
Maksudnya terhadap siapapun yang melanggar HAM, maka diupayakan
menindak secara tegas para pelaku pelanggaran HAM tersebut.
Untuk itu kita wajib menghargai dan menghormati adanya upaya-
upaya terhadap penegakan HAM adalah sebagai berikut:
1. Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM
2. Mendukung para korban pelanggaran HAM untuk memperoleh
restitusi, kompensasi dan rehabilitasi.
3. Tidak mengganggu atau menghalangi jalannya persidangan
HAM di pengadilan HAM.
4. Memberikan informasi atau melaporkan kepada aparat penegak
hukum dan lembaga-lembaga yang menangani HAM apabila
terjadi pelanggaran terhadap HAM.
5. Mendorong untuk dapat menerima rekonsiliasi kalau lewat
peradilan HAM mengalami jalan buntu.

2.3 Jenis –Jenis HAM


HAM dapat dilihat dalam berbagai sisi atau pembagian bidangnya. Secara umum
Junaidi (2013) menjelaskan pembagian bidang, jenis dan macam HAM di dunia dapat
dikelompokkan menjadi enam, sebagai berikut:

1) Hak asasi pribadi (personal right), meliputi;


1. Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian, berpindahpindah tempat.
2. Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
3. Hak kebebasan memilih, dan aktif diorganisasi atau perkumpulan.
4. Hak kebebasan untuk memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing.
2) Hak asasi politik (political right), meliputi:
1. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
2. Hak ikut serta dalam pemerintahan.
3. Hak membuat dan mendirikan parpol/partai politik atau organisasi
politik lainnya.
4. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
3) Hak asasi hukum (legal qualiy right), meliputi;
1. Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
2. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil/ PNS.
3. Hak mendapatkan layanan dan perlindungan hukum.
4) Hak asasi ekonomi (property right), meliputi:
1. Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
2. Hak kebebasan melakukan perjanjian kontrak.
3. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutangpiutang.
4. Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
5. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
5) Hak asasi peradilan (procedural right), meliputi:
1. Hak mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan.
2. Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan,
penahanan dan penyelidikan di mata umum.
6) Hak asasi sosial budaya (social culture right), meliputi;
1. Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.
2. Hak mendapatkan pengajaran.
3. Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan
minat.
2.4 Pelanggaran Dan Pengadilan HAM
a. Pelanggaran HAM
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000, pelanggaran HAM adalah
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi,
dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.Pelanggaran HAM adalah tindakan pelanggaran kemanusiaan
baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya
terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan
rasional yang menjadi pijakanya.
Macam-macam pelanggaran HAM dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk,
yaitu pelanggaran HAM ringan dan pelanggaran HAM berat.
1. pelanggaran HAM ringan
Pelanggaran HAM Ringan adalah pelanggaran yang tidak mengancam nyawa
seseorang namun merugikan orang tersebut. Macam-macam pelanggaran
HAM ringan adalah bentuk pelanggaran HAM yang tidak mengancam
keselamatan jiwa namun harus tetap dilindungi karena sangat berbahaya bagi
individu.
Macam-macam pelanggaran HAM ringan di antaranya seperti:
1. Melakukan penganiayaan
2. Melakukan hal yang berakibat dapat mencemarkan nama baik
seseorang
3. Menghalangi seseorang untuk menyampaikan aspirasinya dengan
berbagai cara
4. Melakukan aksi kekerasan dengan pemukulan
2. Pelanggaran Ham berat
Pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum
diundangkannya Undang-undang ini, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan
HAM ad hoc. Pelanggaran HAM yang berat meliputi kejahatan genosida dan
kejahatan terhadap kemanusiaan.
1. Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
a) membunuh anggota kelompok
b) mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok
c) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
d) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok; atau
e) memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain.
2. kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil, berupa
1. pembunuhan
2. pemusnahan
3. perbudakan
4. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
5. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok
hukum internasional
6. penyiksaan
7. pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-
bentuk kekerasan seksual lain yang setara
8. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan
yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara
universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;
9. penghilangan orang secara paksa; atau
10. kejahatan apartheid.

b. Pengadilan HAM
Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak
asasi manusia yang berat, yang merupakan pengadilan khusus yang berada di
lingkungan pengadilan umum.Tugas dan kewenangan dari pengadilan HAM
adalah, sebagaimana definisinya, memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran HAM yang berat.Yang dimaksud dengan "memeriksa dan
memutus" termasuk juga menyelesaikan perkara yang menyangkut
kompensasi, restitusi dan rehabilitasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.Sebagai catatan, pengadilan HAM berwenang juga
memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat yang
dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara Republik Indonesia oleh
warga negara Indonesia, namun tidak berwenang memeriksa dan memutus
perkara pelanggaran HAM yang berat yang dilakukan oleh seseorang
yang berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan.
2.5 Kelompok-kelompok yang rentan terhadap pelanggaran HAM
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dimiliki setiap manusia sejak dia
lahir. Hak ini harus dihormati dan tidak dapat diambil darinya. Namun dalam
kenyataannya, banyak sekali pelanggaran terhadap hak ini. Sehingga, untuk
melindungi hak asasi ini diperlukan rule of law, yaitu aturan hukum yang kuat dan
dapat melindungi setiap orang secara adil di depan hukum. Berdasarkan keadaan
tersebut, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme pelaksanaan hukum yang
efektif untuk melindungi hak-hak warga masyarakat, terutama hak-hak
dari kelompok rentan, yang rawan mengalami pelanggaran hak asasi manusia.
Kelompok rentan misalnya adalah:
1. Kelompok minoritas, misalnya minoritas agama yang sering mengalami kesulitan
dalam menjalankan ajaran agama dan beribadah.
2. Perempuan, yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dan korban
perdagangan manusia
3. Anak, yang masih kecil sehingga tidak dapat melindungi dirinya sendiri, sehingga
rawan menjadi korban pelanggaran seperti mengalami abuse (kekerasan),
eksploitasi dan tidak mendapatkan hak pendidikan.
4. Penyandang cacat atau disabilitas, yang sering tidak dapat mendapatkan hak serta
kesulitan dalam menggunakan fasilitas umum
5. Kalangan miskin, yang sering mengalami pelanggaran haknya terutama dari
kalangan yang lebih mampu

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap diri manusia
sejak dilahir yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa
pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menaati dan menjunjung tinggi nilai
hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, etnis, suku, ras, agama,
dan lain sebagainya.
Secara numental Hak Asasi Manusia (HAM) telah ada sejak keberhasilan
revolusi Perancis tahun 1789 dalam Declaration des Droit de L’homme et du Citoyen
artinya hak-hak asasi manusia dan warga negara perancis, dalam revolusi tersebut
terkenal dengan semboyan Liberte (kemerdekaan), egaliter (Persamaan), dan
Fraternite (persaudaraan). HAM muncul dan berkembang di berbagai belahan negara
pada hakikatnya sebagai wujud kesadaran manusia untuk menjunjung tinggi harkat
dan martabat yang terzalimi oleh penguasa, ketidakadilan, perbudakan, dan
penekanan/penjajahan yang dialami oleh umat manusia.

3.2 Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati
dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan
Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara
HAM kita dengan HAM orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman.2016.Pendidikan kewarganegaraaan Banda Aceh

Imron,Srikantono. 2013. Pendidikan kewarganegaraan (civil education). Jember

http://journal.umpo.ac.id/index.php/LS/article/view/1242/824

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt600ad1938edfc/mengenal-pengadilan-
ham-ad-hoc/#_ftn1

https://brainly.co.id/tugas/6253017

Anda mungkin juga menyukai