Anda di halaman 1dari 8

I.

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menghadapi pandemi COVID-19 dengan meningkatkan pemahaman

masyarakat terhadap pencegahan dan penanganan COVID-19 baik ditingkat

individu maupun dikomunitas (Sulaeman & Supriadi, 2020). Hal ini

merupakan peran yang ditanggung oleh puskesmas sebagai primary health

care (PHC) dalam membantu penanganan dan pengendalian pandemi di tingkat

pertama. Berbagai upaya promosi kesehatan gencar dilakukan oleh petugas

promosi kesehatan (promkes) puskesmas seperti pemasangan baliho,

penyebaran selebaran brosur, bahkan terjun langsung ke jalan memberikan

promkes menggunakan mobil pusling. Dimasa pandemi inni program kerja

petugas promkes puskesmas terpusat pada sosialisasi dan edukasi pencegahan

COVID-19 (Wiraharja et al., 2021).

Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Center for Indonesia’s

Strategic Development Initiatives (CISDI) terhadap 765 responden dari 647

puskesmas di 34 provinsi seluruh Indonesia, yang dilakukan pada tanggal 14

Agustus sampai 7 September 2020 ada 3 program utama tenaga promkes

selama pandemi. Yaitu, 92% melakukan sosialisasi dan edukasi pencegahan

COVID-19 salah satunya dengan metode 3M (mencuci tangan, memakai

masker, menjaga jarak). Tugas kedua membuat materi edukasi terkait

penanganan dan pencegahan untuk dipasang di tempat umum / wilayah kerja.

Serta berkerja sama dengan kecamatan, desa/kelurahan, sampai ke tingkat

RT/RW untuk membentuk satuan tugas (SATGAS) penanganan COVID-19.


Dalam hal ini peran puskesmas menjadi ujung tombak keberhasilan penceghan

dan penanganan COVID-19 melalui koordinasi yang terstruktur puskesmas

mampu memberikan respon yang cepat untuk menangani setiap kejadian kasus

penularan (Ayuningtyas et al., 2020).

Meski promosi kesehatan didaulat sebagai kunci keberhasilan dalam

penanganan dan pencegahan COVID-19, sayangnya jumlah tenaga promosi

kesehatan yang dimiliki puskesmas masih kurang menurut hasil survei CISDI,

sebanyak 54% puskesmas hanya memiliki 1 tenaga promosi kesehatan dan

hanya 4% puskesmas yang memiliki jumlah tenaga promkes lebih dari 5.

Selain itu tenaga promkes masih menghadapi beberapa kendala dalam

menghadapi hoax atau misimformasi yang beredar di masyarakat sehingga

timbul stigma di masyarakat terhadap anggota masyarakat yang terinveksi

COVID-19. Sebanyak 72% tenaga promkes mengungkapkan stigma dan

misimformasi yang beredar di masyarakat menjadi kesulitan utama puskesmas

dalam memberikan promosi kesehatan (Ayuningtyas et al., 2020).

B. Rumusan Masalah
Melihat permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengatahui lebih

dalam terkait: Bagaimana strategi dan jenis program promosi kesehatan dan

kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh puskesmas di masa pandemi

COVID-19?.

C. Tujuan
Untuk mengetahui strategi dan jenis program promosi kesehatan dan

kesehatan lingkungan di puskesmas sebagai primer health care (PHC) pada

masa pandemi COVID-19.

D. Manfaat
Dapat menambah wawasan dan pemahaman pembaca mengenai strategi

dan jenis program promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan di puskesmas

pada masa pandemi COVID-19.


II. BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Kemenkes RI, 2019).

Puskesmas adalah strategi pelayanan primer (primary health care)

untuk mengatasi masalah ketidakmerataan pelayanan dan disparitas derajat

kesehatan penduduk (Ali et al., 2018). Dari beberapa pengertian diatas dapat

diartikan bahwa Puskesmas adalah pusat layanan kesehatan masyarakat tingkat

pertama yang bertujuan untuk meratakan dan mencapi derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kerjannya.

E. Promosi Kesehatan Puskesma di Era Pandemi Covid-19


Di era pandemi Covid-19 pelayanan promosi kesehatan puskesmas

difokuskan terhadap penanganan dan pencegahan Covid-19 di wilayah

kerjanya. Hal ini merupakan tanggung jawab puskesmas sebagai primary

health care (PHC) dalam penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.

Berbagai upaya promosi kesehatan yang sudah dilakukan oleh puskesmas

namun belum memberikan efek yang signifikan terhadap pencegahan

penularan wabah ini. Hal ini disebabkan karena banyaknya program pelayanan

di puskesmas yang menjadi prioritas, selain itu faktor tenaga promosi

kesehatan yang kurang dapat menjadi penyebab dari hal ini.


Hasil survei dari CISDI Center for Indonesia’s Strategic Development

Initiatives mengatakan bahwa sekitar 54% puskesmas di indonesia hanya

memiliki 1 orang tenaga promosi kesehatan, dan hanyan 4% puskesmas yang

memiliki tenaga promkes lebih dari 5. Hal ini menjadi tantangan besar bagi

puskesmas memngingat peranya sebagai pusat layanan kesehatan tingkat

pertama harus mampu memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat.

Selain itu tantangan besar dihadapi oleh puskesmas terhadap hoax,

misimformasi dan stigma terhadap masyarakat yang terjangkit virus Covid-19

yang menyebabkan banyak masyarakat yang takut untuk memeriksakan

kesehatanya ke Puskesmas (Ayuningtyas et al., 2020).

F. Strategi Promosi Kesehatan Puskesmas di Era Pandemi


Di era pandemi strategi promosi kesehatan yang di lakukan harus

dimodifikasi agar mampu tepat sasaran dan dapat tersampaikan kepada seluruh

masyarakat di wilayah kerja puskesmas, mengingat wilayah kerja puskesmas

sebagian besar adalah pedesaan bahkan ada yang di pelosok. Berdasarkan

himbauan dari pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan di masa

pandemi, gerakan promosi kesehatan di puskesmas dibagi menjadi 3 program

yaitu melakukan sosialisasi dan edukasi terkait penanganan dan pencegahan

Covid-19 seperti sosialisasi program 3M (mencuci tangan, memakasi masker,

dan menjaga jarak). Program yang kedua meliputi pembuatan materi dan media

edukasi baik secara elektronik maupun visual untuk dipassang di media masa

dan di wilayah kerja. Program ketiga adalah membentuk satuan tugas atau

SATGAS penanganan Covid-19 dari tingkat kecamatan, desa/kelurahan,

bahkan ke tingkat RT/RW (Ayuningtyas et al., 2020).

G. Jenis Promosi Kesehatan di Puskesmas Pada Masa Pandemi


Berbagai jenis-jenis promosi kesehatan yang dilakukan di puskesmas

dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 merupakan bagian-bagian

dari strategi yang telah dilakukan. Namun pada kenyataanya tidak semua dapat

dilakukan mengingat keterbatasan SDM dan banyak program prioritas. Jenis-

jenis promosi kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas adalah memasang

baliho-baliho dalam berbagai ukuran berupa ajakan untuk melakukan 3M dan

beberapa indikator pencegahan lainya. Namun promosi kesehatan dengan

memberikan edukasi secara lansung nampaknya belum bisa dilakukan oleh

puskesmas. Untuk promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas

berkoordinasi dengan SATGAS yang telah dibentuk untuk melakukan

sosialisasi keliling menggunakan mobil dengan pengeras suara. Namun,

dengan tingkat keefektifan yang kurang karena hanya masyarakat yang tinggal

di pinggir jalan yang bisa mendengarkannya sedangkan untuk di wilayah yang

tidak dapat diakses oleh mobil tidak mendapatkan edukasi terkait pencegahan

Covid-19. Pada kenyataanya jenis-jenis promosi kesehatan yang dilakukan

oleh pskesmas belum begitu efektif untuk mencegah penularan covid-19.


III. BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas merupakan unit pelayanan pertama kesehatan masyarakat

atau primary health care (PHC) untuk mengatasi pemerataan status kesehatan

masyarakat dalam wilayah kerjannya. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan

tingkat pertama memiliki tanggung jawab paling besar dalam melaksanakan

promosi kesehatan di era pandemi Covid-19. Di masa pandemi ini yang

menjadi 3 program utama puskesmas terkait promosi kesehatan adalah pertama

melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan penuaran Covid-19

dengan metode 3M, kedua puskesmas membuat materi edukasi terkait

pencehagan dan penanganan Covid-19 untuk di pasang di media masa ataupun

sebagai poster di wilayah kerjannya, ketiga puskesmas membentuk unit satuan

tugas SATGAS penanganan Covid-19 dari tingkat kecamatan, desa/kelurahan,

RT/RW. Program promosi kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas belum

dapat berjalan dengan baik karena terkedala jumlah SDM dan masih banyak

program yang lain menjadi prioritas. Sehingga promosi yang selama ini

berjalan hanya mealui media elektronik dan poster-poster.

H. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna

oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan keritik dan saran yang bersifat

membangun untuk lebih menyempurnakan isi dari makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, P. bahjuri, Siahaan, renova glorya montesori, Solikha, dewi amila, & Wikanestri,

I. (2018). Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskemas. In Direktorat

Kesehatan dan Gizi Masyarakat.

https://www.bappenas.go.id/files/1715/3974/8326/Buku_Penguatan_Pelayanan_K

esehatan_Dasar_di_Puskesmas-

_Direktorat_Kesehatan_dan_Gizi_Masyarakat_Bappenas.pdf

Ayuningtyas, D., Misnaniarti, M., Parinduri, S. K., Susanti, F. A., Sutrisnawati, N. N.

D., & Munawaroh, S. (2020). Local Initiatives In Preventing Coronavirus Based

On Health Policy Perceptive. Journal of Indonesian Health Policy and

Administration, 5(2), 66–71. https://doi.org/10.7454/ihpa.v5i2.4057

Kemenkes RI. (2019). Perarutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 31 Tahun

2019. In Kementerian Kesehatan Republik Indoesia (pp. 1–14).

Sulaeman, S., & Supriadi, S. (2020). Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Desa

Jelantik Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Diseases–19 (Covid-19).

Jurnal Pengabdian UNDIKMA, 1(1), 12–17.

https://doi.org/10.33394/jpu.v1i1.2548

Anda mungkin juga menyukai