Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BEDAH PLASTIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kedokteran Islam
Dosen Pembimbing : dr. Nur Azizah, Sp.KJ

Oleh :
Kelompok I B

Shinta Maulydiyah Basuki 6130020041


Nihazzatuzzain 6130020042
Dewi Ayu Cahyaningrum 6130020043
Ajeng Prisnidiawati 6130020044
Salvia Adzania Widya Azzuhri 6130020045
Syahrul Gusnaldi Prawidya 6130020046
Eksalanti Aulia Nashira 6130020047
Rana Maria Adilla 6130020048

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
Islam sebagai agama yang memberikan pedoman hidup kepada
manusia yang bersifat menyeluruh, yang meliputi segala aspek untuk
menuju tercapainya kebahagiaan hidup jasmani, rohani, individu, sosial,
dan akhirat. Dengan kata lain agama Islam untuk menjayakan umat
sebagai penganutnya dan untuk meluaskan sayapnya di sekitar bumi Allah
SWT dengan semboyan rahmatan lil’alamin. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka diturunkanlah Al-quran oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. Hukum Islam adalah hukum yang suci, sempurna dan
tidak membutuhkan suatu perubahan. Hukum Islam merupakan pedoman
hidup umat Islam, yaitu bahwa segala ibadah dalam Islam dijadikan sarana
bukan tujuan. Oleh sebab itu Islam bukanlah agama yang berlebih-lebihan
dalam mengerjakan ibadah. Al-quran dan As-sunnah sumber hukum Islam
yang bersifat fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan jaman. Akan
tetapi dalam Al-quran dan As-sunnah banyak menguraikan masalah-
masalah pokok secara garis besar dan tidak mencakup masalah-masalah
yang timbul kemudian. Salah satu permasalahan yang muncul di
masyarakat adalah adanya bedah plastik atau yang lebih dikenal dengan
operasi plastik. Permasalahan operasi plastik tersebut muncul sejalan
dengan keberadaan dan perkembangan ilmu kedokteran dan juga
perkembangan jiwa manusia di alam semesta ini.
Operasi plastik dalam istilah ilmu kedokteran artinya merubah
bentuk dengan cara pembedahan. Adapun pembahasan hukum operasi
plastik belum di jumpai dalam kitab-kitab fiqih klasik. Pembahasan
mengenai operasi plastik baru di jumpai dalam kitab fiqih jaman modern,
yaitu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Operasi plastik yang baru di jumpai di dalam kitab fiqh jaman modern
tersebut, apabila ditinjau dari tujuan pelaksanaannya ada dua jenis, yaitu
operasi plastik yang bertujuan untuk memperbaiki tulang atau sel-sel yang
rusak agar dapat berfungsi seperti sediakala dan operasi plastik yang
bertujuan untuk memperindah bentuk tubuh, misalnya, hidung yang pesek
dioperasi agar menjadi mancung.

B. PERMASALAHAN
1. Bagaimana operasi plastik yang sesuai dengan ketentuan hukum
Islam?
2. Apa saja dalil yang mengatur hukum operasi plastik ?
3. Bagaimana maslahah dan mudharat operasi plastik?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Operasi plastik berasal dari dua kata, yaitu “operasi” yang artinya
“pembedahan” dan “plastik” yang berasal dari empat Bahasa yaitu, plasein
(Bahasa kunonya),plastiec (Bahasa latin), plastics (Bahasa inggris), yang
kesemuanya itu berarti “berubah bentuk” , di dalam ilmu kedokteran terkenal
dengan plastics of sugery” yang artinya “pembedahan plastic”.

Pengertian operasi plastik secara umum adalah berubah bentuk dengan


cara pembedahan, sedangkan pengertian operasi plastik menurut ilmu kedokteran
adalah pembedahan jaringan atau organ yang akan dioperasi dengan
memindahkan jaringan atau organ dari tempat yang satu ke tempat lain sebagai
bahan untuk menambah jaringan yang dioperasi. Jaringan adalah kumpulan sel-sel
(bagian terkecil dari individu) yang sama dan mempunyai fungsi tertentu,
sedangkan organ adalah kumpulan jaringan yang mempunyai fungsi berbeda
sehingga merupakan satu kesatuan yang mempunyai fungsi tertentu.

Berdasarkan fenomena ataupun sebab dilakukannya operasi plastik, dapat


disimpulkan bahwa tujuan dari operasi plastik adalah memperbaiki bagian bagian
tubuh yag cacat atau rusak agar dapat kembali berfungsi normal seperti sedia kala.
Namun ada juga yang bertujuan untuk memperindah bentuk wajah ataupun tubuh
menambah atau menghilangkan bagian tersebut, yang mana sama saja telah
mengubah ketentuan Allah SWT. Maka selanjutnya bagaimanakah hukum operasi
plastik menurut pandangan Islam yang mana sejauh ini belum tertulis jelas
kebolehan atau larangan perihal operasi plastik dalam

Pelaksanaan operasi plastik di dalam Islam belum ada ketetapan


hukumnya baik di dalam Al- quran maupun sunnah. Untuk menetapkan hukum
pelaksanaan operasi plastik dari segi Hukum Islam diperlukan adanya istimbath
hukum, yaitu bahwa di dalam beristimbath diperlukan ijtihad. Ijtihad adalah
menentukan suatu hukum berdasarkan kaidah-kaidah syara’ yang umum dan illah-
illah hukum sebagaimana dasar atau sumber pemecahan suatu masalah harus
kembali padaAl-quran dan as-sunnah. Kebolehan mengambil sumber hukum
ijtihad telah diterangkan dalam Al-Maidah ayat 48. Selain diterangkan di dalam
Al-Quran kebolehan mengambil sumber ijtihad juga diterangkan dalam hadist
Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Amr bin Ash, yang artinya: ³Apabila
seorang hakim menetapkan hukum dengan ijtihad didalam hal itu, kemudian ia
benar maka ia mendapatkan dua pahala, tetapi kalau ia menetapkan hukum,
berijtihad dan ia salah maka ia mendapatkan satu pahala saja.

Pelaksanaan operasi plastik itu hukumnya haram, akan tetapi setelah


melihat situasi dan keadaan yang ada, pelaksanaan operasi plastik diperbolehkan
dalam keadaan dlarurot, seperti telah ditegaskan dalam kaidah ushul fiqih yaitu:
“jika berkumpul dua bahaya, maka wajib kalian mengambil bahaya yang paling
ringan”. Berdasarkan kaidah ushul fiqih ini bahwa prinsip di dalam Islam segala
sesuatu yang menimbulkan kemadlorotan harus dihilangkan, tetapi apabila kita
menghadapi dua masalah yang mendatangkan kemadlorotan, maka kemadlorotan
yang lebih besar diusahakan agar dihilangkan dengan menggantikan menjadi
kemadlorotan yang lebih ringan, sehingga untuk menentukan hukum pelaksanaan
operasi plastik diperlukan kaidah-kaidah ushul fiqih yang bertujuan untuk
memelihara roh Islam dalam memelihara hukum dan untuk mewujudkan ide-ide
yang tinggi baik mengenai hak keadilan, persaudaraan maupun dalam memelihara
maslahat, menolak mafsadah serta memperhatikan keadaan dan suasana, karena
banyaknya kaidah ushul yang ada, maka penulis mengambil salah satu kaidah
ushul fiqih di dalam menetapkan hukum pelaksanaan operasi plastik yaitu
ihtihsan. Pendekatan melalui ihtihsan ini sebagai jalan bahwa masalah yang belum
ada ketetatapan hukumnya baik di dalam nash atau hadist dapat dilakukan apabila
masalah tersebut dalam keadaan dlorurot, sedangkan dalam Islam sendiri ada yang
dinamakan Rukhsoh (keringanan) di mana ketentuan ini untuk memberikan jalan
bagi umat Islam khususnya didalam menetapkan suatu hukum terhadap suatu
masalah yang belum ada ketetapan hukumnya. Pelaksanaan operasi plastik
diperbolehkan apabila dirasa banyak maslahah yang didapat, tetapi apabila
mafsadah yang dibawa lebih banyak maka Islam melarang.
BAB III

DISKUSI

1. Operasi plastik yang sesuai dengan syariat islam

Al quran dan assunnah merupakan sumber hukum islam yang bersifat


fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Akan tetapi dalam Al quran
dan assunnah telah banyak menguraikan masalah-masalah pokok secara garis
besar dan tidak mencakup masalah-masalah yang timbul di kemudian hari. salah
satu permasalahan yang muncul di masyarakat saat ini adalah adanya operasi
plastik. Permasalahan operasi plastik tersebut muncul sejalan dengan keberadaan
dan perkembangan ilmu kedokteran dan juga perkembangan jiwa manusia di alam
semesta ini.

Di dalam ilmu bedah plastik terdapat tiga macam operasi plastik yaitu
operasi yang bertujuan untuk memperbaiki sel-sel yang kurang sempurna agar
dapat berfungsi seperti sediakala, operasi yang bertujuan untuk memperindah
bentuk tubuh, dan operasi yang bertujuan untuk mengganti anggota organ tubuh
yang rusak.

Tujuan dari bedah plastik ini diantaranya adalah memperbaiki fungsi


organ yang sebelumnya kurang sempurna, perbaikan bentuk yang kurang menarik
agar menjadi terlihat lebih menerik dan yang terakhir adalah pengobatan bagi
organ tubuh yang tadinya rusak akibat suatu penyakit atau kecelakaan sehingga
organ tersebut kembali menjadi normal. Operasi plastik menurut hukum islam
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Operasi plastik yang bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan


bentuk organ tubuh yang cacat, baik cacat bawaan sejak lahir maupun
cacat yang disebabkan oleh kecelakaan atau karena suatu penyakit.
b. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah organ tubuh yang
sempurna agar kelihatan lebih menarik.

2. Apa saja dalil yang mengatur hukum operasi plastik ?


Dalam Islam pun telah pandangan terhadap hukum yang mengatur tentang
operasi plastic, yaitu :
a. Jika melakukan operasi plastik dengan tujuan memperbaiki fungsi bagian
tubuh maka hukumnya adalah mubah (boleh). Ketentuan yang mengatur
hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-
Maidah ayat 32 yang artinya “Barang siapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-solah ia memelihara kehidupan manusia
semuanya”. Pelaksaan operasi ini yang dihalalkan dalam Islam karena
diharapkan dapat menyempurnakan kembali organ tubuh yang mengalami
cacat atau kelainan, di samping itu diharapkan dapat menyembuhkan
penyakit yang diderita pasien agar mempertahankan hidupnya dan
mengurangi beban mental bagi orang yang cacat.
b. Dalam hal ini, dapat dibagi menjadi 2 kondisi yang diperbolehkan yaitu:
 Orang yang kehilangan fungsi tubuh sejak ia dilahirkan (bibir sumbing
dll)
 Orang yang kehilangan fungsi tubuh diakibatkan tragedi yang ia alami
(kecelakaaan sehingga hidungnya patah, atau terkena luka bakar pada
wajah dll)
c. Jika melakukan operasi plastik dengan tujuan mempercantik diri atau
bahkan mengubah bentuk tubuh yang didasari oleh nafsu semata, maka
hukumnya haram. Tujuan ini bertentangan dengan perintah Allah SWT,
yang melarang manusia untuk merubah dan merusak ciptaan-Nya yang
disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Qashas
ayat 77 yang artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah SWT kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu
merupakan kebahagiaanmu (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakana di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakakna”. Juga
disebutkan dalam firman Allah SWT di Al-Quran surat At-Tiin ayat 4,
yang artinya “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya”. Juga terdapat pada dalil Hadist Nabi
Muhammad SAW riwayat Ahmad in hanbal, Al-Tirmidzi. Dan dalil
alquran Al-Qashas ayat 77 dan surat Al-ahzab ayat 33.
Namun dari pandangan diatas, kecenderungan ada pada pandangan
pertama bahwa operasi plastik yang bertujuan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan bentuk organ tubuh yang cacat, baik cacat bawaan sejak lahir
maupun cacat yang disebabkan oleh kecelakaan atau karena suatu penyakit
diperbolehkan. Dan mengharamkan operasi plastik yang bertujuan untuk
memperindah organ tubuh yang sempurna agar kelihatan lebih menarik. Karena
hukum tersebut diperkuat dengan dalil
a. Hadits Nabi Muhammad SAW : “Berobatlah kamu wahai hamba-hamba
Allah, karena sesungguhnya Allah SWT tidak meletakkan suatu penyakit,
kecuali Dia juga meletakkan obat penyembuhnya”
b. kaidah fiqih : ”Keadaan dlorurot membolehkan (hal-hal) yang dilarang”
c. Firman Allah dalam Surah An Nisa ayat 119 yang artinya adalah: “Saya
benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-
angan kosong pada mereka dan saya suruh mereka (merubah ciptaan Allah
SWT), lalu benar-benar mereka merubahnya.Barang siapa menjadikan
syaitan pelindung selain Allah SWT, maka sesungguhnya ia menderita
kerugian yang nyata”
d. Firman Allah dalam Surah Al qasash ayat 77 yang artinya “dan carilah apa
yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadamu (kebahagiaan) negeri
akherat dan janganlah kamu merupakan kebahagiaanmu (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah SWT
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan”.
3. Bagaimana maslahah dan mudharat operasi plastik?
Dengan dlakukannya operasi plastik ini baik dengan tujuan memperbaiki
yang cacat atau memperindah tubuh, tetap ada manfaat serta efek samping yang
diperhitungkan oleh pihak medis saat operasi plastik. Dan dengan hukum diatas
sudah jelas mana yang diperbolehkan oleh islam dan dilarang oleh islam.
Operasi plastik seharusnya dijadikan sebagai pilihan terakhir jika usaha
lain sudah dilakukan tetapi masih belum juga berhasil. Orang yang sudah
dikaruniai fisik yang sempurna seharusnya bersyukur atas nikmat yang diberikan
Allah SWT, mereka harus senantiasa ingat bahwa penampilan bukanlah hal yang
penting karena operasi plastic tidak selalu membuat orang menjadi cantik atau
rupawan, karena banyak juga yang mengalami kegagalan dalam operasi. Jadi
sebaiknya, orang dengan organ tubuh yang sempurna tidak melakukan operasi ini

Perlu kita ketahui bahwa akan terdapat banyak sekali efek samping yang
ditimbulkan dari dilakukannya operasi plastik ini, seperti terjadi pendarahan,
pembengkakak, nyeri setelah operasi, akan terdapat bekas jahitan, dan yang paling
fatal adalah dapat menimbulkan kematian ketika operasi plastik ini tidak berhasil.

Maka dapat disimpulkan bahwa operasi plastik ini menimbulkan


kemudharatan yang lebih banyak daripada kemaslahatannya. Maka dari itu, kita
sebagai muslim yang beriman sebaiknya dapat meminimalisir kemungkinan untuk
melakukan operasi plastik ini dan lebih meningkatkan rasa syukur kepada Allah
SWT.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat kita
tarik kesimpulan bahwa di dalam Hukum Islam diperbolehkan melakukan
operasi plastic yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi organ tubuh
yang rusak. agar dapat berfungsi secara normal kembali, karena jika tidak
dilakukan operasi dapat mengakibatkan dampak negative yang serius.
Akan tetapi Islam melarang operasi plastic yang bertujuan untuk
memperindah bentuk organ yang sempurna (normal) agar terlihat lebih
menarik.
Selain itu operasi plastic memiliki efek samping yaitu dapat
mengakibatkan pendarahan, menimbulkan pembengkakan dan rasa sakit,
serta bekas hitam atau bekas luka. Orang yang pernah melakukannya juga
akan memiliki perasaan tidak puas sehigga selalu ingin melakukan bedah
plastic kembali, dan efek yang diberikan juga tidak akan bertahan lama,
karena setiap orang akan mengalami penuaan.
B. SARAN
Sebagai umat islam kita tentu harus tau dan mengikuti hukum yang
ada, dengan berpedoman pada Al-Quran dan Hadist. Kita juga harus bijak
dalam memilih mana yang baik dan mana yang dilarang, mana yang lebih
besar mudlorotnya dan mana yang lebih besar maslahahnya. Islam juga
tidak menyulitkan umatnya. Namun perlu disadari bahwa di dunia ini tidak
ada orang yang sempurna dan setiap orang mempunya kekurangan serta
kelebihannya masing-masing, sehingga kita wajib bersyukur atas segala
pemberian-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Maghfiroh, Nurul dan Heniyatun, 2015. Kajian Yuridisi Operasi Plastik
Sebagai Ijtihad dalam Hukum Islam, Magelang: Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai