Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Segitiga Epidemiologi

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling

mempengaruhi. Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment), agen penyebab

penyakit (agent), dan penjamu (host). Ketiga faktor penting ini disebut segi tiga

epidemiologi (epidemiological triangel). Hubungan ketiga faktor tersebut

digambarkan secara sederhana sebagai timbangan, yaitu agen penyebab penyakit

pada satu sisi dan pejamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai

penumpunya (Widoyono, 2011).

1. Lingkungan

Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik

terdiri dari :

a. Keadaan Geografis (Dataran tinggi/rendah, persawahan, dll.)

Keadaan geografis, seperti ketinggian, mempengaruhi penularan

penyakit. Nyamuk aedes aegypti tidak menyukai ketinggian lebih dari 1000 m di

atas permukaan laut. Kadar oksigen juga mempengaruhi daya tahan tubuh

seseorang. Semakin tinggi permukiman semakin rendah kadar oksigennya.

Dataran tinggi juga berhubungan dengan temperatur udara. Lingkungan

persawahan juga bisa dihubungkan dengan penyakit yang ditularkan oleh cacing,

parasit, dan nyamuk.

7
8

b. Kelembaban Udara

Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab penyakit

lebih menyukai lingkungan yang lembap. Nyamuk Aedes aegypti biasanya

mencari tempat perkembangbiakan yang teduh dan terlindungi dari sinar matahari.

c. Temperatur

Temperatur sering dihubungkan dengan cuaca dan letak negara. Di

negara tropis seperti Indonesia, temperatur yang lebih rendah lebih disukai oleh

vektor dan agen penyebab penyakit dibandingkan temperatur tinggi. Sebagian

besar bakteri mati pada temperatur 80-90° kecuali bakteri berspora yang baru mati

pada temperatur 100°C. Pada temperatur 40-50°C atau 10-20°C, mikroba hanya

mengalami pertumbuhan yang lambat karena pertumbuhan optimal mikroba

terjadi pada temperatur 20-40°C. Pada temperatur di bawah 0°C tidak ada

pertumbuhan mikroba.

d. Lingkungan Tempat Tinggal

Sanitasi lingkungan perumahan sangat berkaitan dengan penularan

penyakit. Sarana air minum merupakan bagian yang sangat penting dari kesehatan

lingkungan. Sumber air minum dapat berasal dari sumur gali, sumur pompa

tangan dalam/dangkal, perpipaan atau PDAM. Semua sumber tersebut harus

memenuhi syarat kesehatan air minum, yaitu kadar E. Coli nol atau negatif.

Sumur gali misalnya, harus berjarak minimal 10m dari septic tank. Sarana ini

sangat erat kaitannya dengan penyakit diare. Selain itu, saluran pembuangan air

limbah (SPAL) juga berkontribusi terhadap sanitasi lingkungan. Halaman rumah

yang becek karena buruknya SPAL memudahkan penularan penyakit terutama

yang ditularkan oleh cacing dan parasit.


9

Lingkungan nonfisik meliputi sosial (Pendidikan dan pekerjaan),

budaya (adat, kebiasaan turun-menurun), ekonomi (kebijakan mikro dan

kebijakan lokal), dan politik (suksesi kepemimpinan yang mempengaruhi

kebijakan pencegahan dan penanggulangan suatu penyakit).

2. Agen Penyebab Penyakit

Agen penyebab penyakit terdiri dari bahan kimia, mekanik, stres

(psikologis), atau biologis. Penyakit menular biasanya disebabkan oleh agen

biologis seperti infeksi bakteri, virus, parasit, atau jamur.

3. Pejamu

Hal yang perlu diketahui tentang pejamu meliputi karakteristik gizi atau

daya tahan, pertahanan tubuh, higiene pribadi, gejala dan tanda penyakit, dan

pengobatan.

B. Pengertian Air

Air sangat diperlukan manusia. Air diperlukan untuk minum, memasak,

mandi, mencuci, membersihkan dan untuk keperluan-keperluan lainnya. Untuk

semua ini diperlukan air yang memenuhi syarat kesehatan baik kwantitas maupun

kwalitasnya (Entjang, 2000).

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi

perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat

berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan

utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam

kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri,2010).


10

Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan kualitas

air minum(Permenkes No 32 Tahun 2017).

C. Sumber Air

Air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber

yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman ini,

antara lain:

1. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.

2. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.

3. Tidak berasa dan tidak berbau.

4. Dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga

5. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen

Kesehatan RI

Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-

bahan kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri (Sumantri,2010).

Menurut Sumantri (2010) sumber-sumber air dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Air Angkasa (Hujan)

Air angakasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau

pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung

mengalami pencemaran ketika berada diatmosfer. Pencemaran yang berlangsung

di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas,

misalnya, karbon dioksida, nitrogen dan amonia.


11

2. Air Permukaan

Sumber-sumber air permukaan antara lain, sungai, selokan, rawa, parit,

bendungan, danau, laut, dan air terjun. Air permukaan salah satu sumber penting

bahan baku air bersih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara lain:

a. Mutu atau kualitas baku

b. Jumlah atau kuantitasnya

c. Kontinuitasnya

3. Air Tanah

Air tanah dibedakan atas dua macam, air lapisan (layer water) dan air

celah (fissure water). Air lapisan adalah air yang terdapat di dalam ruang

antarabutir-butir tanah. Adapun air celah ialah air yang terdapat di dalam retak-

retak batuan di dalam tanah

Air tanah (ground water berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan

bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan

mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air

hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah

menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.

D. Persyaratan Air Bersih

Persyaratan air bersih diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan

Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi,

Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum harus mememnuhi

beberapa persyaratan sebagai berikut :


12

1. Syarat Fisik

a. Tidak Berbau

b. Tidak berwarna

c. Tidak berasa

d. Tidak keruh

2. Syarat Kimia

a. Drajat keasaman (pH) antara 6,5-8,5

b. Tidak boleh ada zat kimia berbahaya (beracun), kalaupun ada jumlahnya

harus sedikit sekali

c. Unsur kimiawi yang diizinkan tidak boleh melebihi standart yang telah

ditentukan

d. Unsur kimiawi yang disyaratkan mutlak harus ada dalam air

3. Syarat Bakteriologis

a. Tidak ada bakteri/virus, kuman berbahaya (patogen) dalam air

b. Bakteri yang tidak berbahaya namun menjadi indikator pencemar tinja

(coliform bacteria) harus negatif.


13

E. Penyebaran Mikroorganisme dan Bahan Kimia

Gambar 2.1
Penyebaran Mikroorganisme dan Bahan Kimia dalam suatu pencemaran
terhadap air tanah di sekitarnya.

5m 6m

2m 9m

Pencemaran Bakteri

25 m 70 m

Pencemaran Kimiawi

Dari Gambar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pencemaran yang ditimbulkan oleh bakteri terhadap air yang ada di dalam

tanah dapat mencapai jarak 11 searah dengan arah aliran tanah. Oleh karena itu

pembuatan sumur gali untuk keperluan rumah tangga sebaiknya berjarak 11 m

dari sumber pencemar.

2. Keadaan ini dapat diperpendek jaraknya apabila pembuangan kotoran

yang ada belum mencapai permukaan air tanah karena perjalaan bakteri di dalam

tanah sangat dipengaruhi oleh aliran di dalam tanah.

3. Kalau pencemaran bakteri hanya mencapai 11 m, maka pencemaran yang

diakibatkan oleh kandungan bahan kimia dapat mencapai jarak sejuah 95 m.

Dengan dimikian, sumber air yang ada di masyarakat sebaiknya harus berjarak

lebih besar dari 95 m tempat pembuangan bahan kimia.


14

F. Komponen Pencemar Air

Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000

zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut

dibuang ke badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang biasa

digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa

digunakan di rumah tangga atau yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik.

Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemar air, ternyata komponen

pencemaran air turut menentukan bagaimana indikator tersebut terjadi. Komponen

pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan

pertanian dapat dikelompokkan menjadi:

1. Bahan Buangan Padat

Yang dimaksud bahan buangan padat adalah bahan buangan yang

berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah.

2. Bahan Buangan Organik dan Olahan Bahan Makanan

Limbah yang dapat membusuk atau terdegredasi oleh mikroorganisme,

sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.

3. Bahan Buangan Anorganik

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme,

umumnya adalah logam.

4. Bahan Buangan Cairan Berminyak

Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan

mengapung menutupi permukaan air.


15

5. Bahan Buangan Berupa Panas (Polusi Thermal)

Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat

menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses

biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen

dalam air.

6. Bahan Buangan Zat Kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya , tetapi dalam bahan bahan

pencemar air yaitu: sabun, detergen, sampo, dan bahan pembersih lainnya.

7. Bahan Pemberantas Hama (Insektisida)

Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan pertanian

sering kali meliputi daerah yang luas, sehingga sisa insektisida pad daerah

pertanian tersebut cukup banyak. Sisa bahan tersebut akan sampai ke air

lingkungan melalui pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh pada daerah

pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya.

8. Zat Warna Kimia

Zat warna dipakai hampir pada semua industri. Oleh karena itu,

pencemaran zat warna ke air lingkungan perlu mendapat perhatian sungguh-

sungguh agar tidak masuk ketubuh manusia melalui air minum.

9. Zat Radioaktif

Tidak tertutup kemungkinan adanya pembuangan sisa zat radioaktif ke air

lingkungan secara langsung. Sebagai contoh adalah aplikasi teknologi nuklir pada

bidang pertanian, kedokteran, farmasi, dan lain-lain (Sumantri,2010)


16

G. Air dan Penyakit

Kurang lebih terdapat 20 sampai 30 macam penyakit infektif yang dapat

dipengaruhi oleh perubahan penyediaan air. Biasanya penyakit-penyakit itu

diklasifikasikan menurut mikroba penyebabnya, yaitu: virus, bakteri, protozoa,

dan cacing. Akan tetapi cara ini tidak dapat menolong dalam memahami efek

perbaikan penyediaan air. Sementara itu, penyakit yang berhubungan dengan air

dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan penularannya. Mekanisme

penularan penyakit sendiri terbagi menjadi empat, yaitu :

1. Waterborne mechanism

Di dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut

atau system pencernaan. Seperti : kolera, tifoid, hepatitis, disentri dan

poliomyelitis.

2. Waterwashed mechanism

Mekanisme penularan ini berkaitan dengan kebersihan umum dan

perorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu:

1) Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak

2) Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma

3) Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis

3. Water-bosed Mechanism

Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agens penyebab

yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai

intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya: skistosomiasis dan

penyakit akibat Dracunculus medinensis.


17

4. Water-related Insect Vector mechanism

Agens penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak

di dalam air. Contoh: filariasis, dengue, malaria dan yellow fever (Sumantri,

2010).

H. Macam-Macam Sarana Air Bersih

Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya

yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan air bersih untuk

masyarakat. Jenis – jenis sarana air bersih adalah sebagai berikut:

1. Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana air bersih yang mengambil atau memanfaatkan

air tanah dengan cara menggali lubang dengan tangan sampai mendapatkan air.

Persyaratan teknis kesehatan sumur gali :

a. Dinding Sumur 3 meter dalamnya dari permukaan tanah dibuat dari

tembok yang tak tembus air (disemen) agar perembesan air tak terjadi dari lapisan

ini, sebab tanahnya mengandung bakteri (bakteri hanya hidup di lapisan tanah,

sampai 3 meter di bawah tanah).

b. 1 1/2 dinding berikutnya dibuat dari bata yang tidak ditembok, untuk

bidang perembesan dan agar bila ditimba dinding sumur tidak runtuh.

c. Kedalaman sumur dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang

mengandung air cukup banyak.

d. Di atas tanah dibuat dinding tembok yang kedap air setinggi 70 cm untuk

mencegah pengotoran air permukaan dan untuk keselamatan.


18

e. Lantai Sumur dibuat ditembok dan kedap air ±1 1/2 meter lebarnya dari

dinding sumur dan dibuat agak miring ditinggikan 20 cm di atas permukaan tanah,

bentuknya bulat atau segi empat.

f. Dasar sumur diberi krikil agar airnya tidak keruh bila ditimba.

g. permukaan tanah sekitar bangunan sumur dibuat miring untuk

memudahkan pengeringan.

h. SPAL dari sekitar sumur dibuat dari tembok yang kedap air dan panjang

10 meter. (Entjang,2000).

2. Perpipaan

Sarana perpipaan adalah bangunan serta peralatan dan perlengkapan yang

menghasilkan, menyediakan dan membagikan air minum untuk masyarakat

melalui jaringan perpipaan atau distribusi.Air yang di konsumsi masyarakat

umumnya didistribusikan melalui sistem perpipaan.Biasanya air yang

didistribusikan berasal dari sumber berupa mata air, danau, maupun air yang

sudah dikelola olah pemerintah atau pihak swasta (PDAM).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Perencanaan jalur pipa harus memenuhi kebutuhan teknis sebagai berikut :

a. Jalur pipa sependek mungkin

b. Menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal

c. Tinggi hidrolis pipa minimum 5 m di ataspipa, sehingga cukup menjamin

operasi katup udara (airvalve)

d. Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu besar, sehingga tidak ada

perbedaan kelas pipa.

Penentuan dimensi pipa harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut :


19

e. Pipa harus direncanakan untuk mengalirkan debit maksimum harian

f. Kehilangan tekanan dalam pipa tidak lebih dari 30% dari total tekanan

statis pada sistem transmisi. Untuk sistem gravitasi, kehilangan tekanan

maksimum 5 m/1000 m atau sesuai dengan spesifikasi teknis pipa

g. Pemilihan bahan pipa harus memenuhi persyaratan teknis (Dapartemen

Pekerjaan Umum, 2006)

3. Sumur Pompa Tangan (SPT)

Sumur pompa tangan adalah sarana air bersih yang mengambil atau

memanfaatkan air tanah dengan membuat lubang di tanah dengan menggunakan

alat bor. Berdasarkan kedalaman air tanah dan jenis pompa yang digunakan untuk

menaikan air, bentuk sumur bor dibedakan atas :

a. Sumur Pompa Tangan Dangkal ( SPTDK )

Sumur pompa tangan dangkal adalah sumur bor yang pengambilan airnya

dengan menggunakan pompa dangkal. Pompa jenis ini mampu menaikan airnya

sampai kedalaman maksimum 7 meter.

b. Sumur Pompa Tangan Dalam ( SPTDL )

Sumur pompa tangan dalam adalah sumur bor yang pengambilan airnya

dengan menggunakan pompa dalam. Pompa jenis ini mampu menaikan air dari

kedalaman 15 meter sampai kedalaman maksimum 30 meter

4. Penampungan Air Hujan

Penampung Air Hujan (PAH) adalah tangki untuk menampung dan

menyimpan air hujan yang akan dipergunakan sebagai sumber air bersih selama

musim kemarau.
20

Pemanfaatan air bersih dari solusi teknis PAH dapat langsung dari bak

penampung atau disalurkanmenggunakan hidran umum. Pada bagian ini akan

dijelaskan perencanaan untuk penggunaan langsung dari bak penampung.

Beberapa hal yang harus diperhatikan :

a. Penampungan air hujan harus kedap air

b. Air hujan jatuh pertama setelah musim kemarau jangan langsung di

tampung.

c. Pengambilan air harus melaluin kran

d. Lubang pemeriksa harus bagian atas bak penampung dan ditutup

e. Air bersih yang di hasilkan harus memenuhi ketentuan berlaku.

(Dapartemen Pekerjaan Umum, 2006).

5. Perlindungan Mata Air

Perlindungan mata air (PAM) merupakan prasarana air minum yang

memanfaatkan mata air tanah sebagai sumber air baku untuk air minum, dengan

cara melindungi dan menangkap mata air untuk ditampung dan disalurkan kepada

masyarakat pemakai.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

a. Permukaan air dalam bangunan penangkap tidak boleh lebih tinggi dari

permukaan air asal (permukaan mata air sebelum ada bangunan) pada musim

kemarau agar mata air tidak hilang

b. Pipa peluap (over flow) pada bangunan penangkap dipasang pada tinggi

muka air asal

c. Bangunan penangkap bagian luar harus kedap terhadap air dan tahan

longsor
21

d. Tinggi dinding bangunan penangkap minimum 20 cm dari muka air

asal.

e. Bagian bawah bangunan penangkap merupakan pondasi dengan

kedalaman minimum 60 cm dari dasar mata air

f. Pembuatan pondasi bangunan penangkap mata air dibuat sedemikian

rupa sehingga tidak mengganggu aliran air tanah.

g. Bangunan penangkap mata air dilengkapi dengan saluran air hujan yang

kedap air yang dibuat mengelilingi bangunan penangkap mata air bagian atas

dengan kemiringan 1% – 5 % ke arah saluran pembuangan untuk mencegah

masuknya air ke bangunan penangkap mata air.

h. Tinggi maksimum bangunan penangkap mata air didasarkan pada tinggi

muka air dalam kolam ditambah ruang bebas

i. Bak penampung harus kedap air, permukaan licin, tertutup dan

dilengkapi dengan pipa udara, pipa peluap, pipa penguras, alat ukur, pipa keluar,

dan lubang pemeriksa (manhole).

j. Diberi pagar pada sekeliling bangunan untuk menghindari masuknya

binatang atau orang yang tidak berkepentingan. (Dapartemen Pekerjaan Umum,

2006).

I. Persyaratan Sumur Gali

Sumur merupakan sumber air yang banyak dipergunakan masyarakat

Indonesia (±45%). Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan sebagai air rumah

tangga, maka air sumur harus dilindungi terhadap bahaya-bahaya pengotoran

(Entjang, 2000).
22

Menurut Entjang(2000) sumur yang baik harus memenuhi syarat-syarat:

1. Syarat lokalisasi

a. Untuk menghindari pengotoran yang harus diperhatikan adalah jarak

sumur dengan septic tank, lubang galian atau tempat penampungan sampah,

lubang galian untuk air limbah dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak ini

tetgantung pada keadaa tanah dan kemiringan tanah. Pada umumnya dapat

dikatakan jaraknya tidak kurang dari 10m dan diusahakan agar letaknya tidak

berada di bawah tempat-tempat sumber pegotoran seperti yang disebut di atas.

b. Dibuat ditempat yang ada airnya dalam tanah.

c. Jangan dibuat di tanah rendah yang mungkin terendam bila banjir (hujan)

2. Syarat Konstruksi

a. Lantai sumur gali

Lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air ± 1,5 m lebarnya dari

dinding sumur. Dibuat agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas permukaan

tanah, bentuknya bulat atau segi empat (Entjang, 2000).

b. Bibir sumur gali

Di atas tanah dibuat tembok yang kedap air, setinggi minimal 70 cm, untuk

mencegah pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek keselamatan (Entjang,

2000).

c. Dinding sumur gali

Dinding sumur 3m dalamnya dari permukaan tanah dibuat dari tembok

yang tak tembus air (di semen) agar perembesan air tak terjadi dari lapisan ini,
23

sebab tanahnya mengandung bakteri (bakteri hanya dapat hidup di lapisan tanah,

sampai 3m di bawah tanah).

d. Kedalaman sumur

Kedalaman sumur gali dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang

mengandung air cukup banyak walaupun pada musim kemarau (Entjang, 2000).

Dasar sumur diberi kerikil agar airnya tidak keruh bila ditimba (Entjang,

2000).

e. Sarana pembuangan air limbah

Sarana pembuangan air limbah. Sarana Pembuangan Air Limbah dari

sekitar sumur menurut Entjang (2000), dibuat dari tembok yang kedap air dan

panjangnya sekurang-kurangnya 10 m.
24

Gambar 2.2
Sumur gali tanpa pompa

Sumber: (Entjang, 2000)

Anda mungkin juga menyukai