SYOK KARDIOGENIK
Di susun Oleh :
1. Mamat Z
2. Irfan Malik
3. Anwar S
4. Deuis A
5. Dudi A
6. Yanti W
7. Meta W
8. Dudu M
9. Sunarsih
S1 Keperawatan
Tahun 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Syok kardiogenik ini paling sering disebabkan oleh karena infark jantung
akut dan kemungkinan terjadinya pada infark akut 5-10%. Syok merupakan
komplikasi infark yang paling ditakuti karena mempunyai mortalitas yang sangat
tinggi. Walaupun akhir-akhir ini angka kematian dapat diturunkan sampai 56%
(GUSTO), syok kardiogenik masih merupakan penyebab kematian yang
terpenting pada pasien infark yang dirawat di rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menerapkan dan mengetahui gambaran tentang Asuhan
Keperawatan gangguan sistem kardiovaskuler Syok Kardiogenik
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan
gangguan system Kardiovaskuler Syok Kardiogenik
usan Masalah
. Tujuan
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
B. Etiologi
1. Gangguan kontraktilitas miokardium.
2. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti
paru dan/atau hipoperfusi iskemik
3. Infark miokard akut ( AMI)
4. Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot
papillary,ruptur septum, atau infark ventrikel kanan, dapat
mempresipitasi (menimbulkan/mempercepat) syok kardiogenik pada
pasien dengan infark-infark yang lebih kecil
5. Valvular stenosis
6. Myocarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot jantung)
7. Cardiomyopathy ( myocardiopathy, gangguan otot jantung yang tidak
diketahui penyebabnya )
8. Trauma jantung
9. Temponade jantung akut
10. Komplikasi bedah jantung
C. Patofisiologi
Syok kardiogenik merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan
jantung pada fase termimal dari berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke
aliran darah koroner berdampak pada supply O2 kejaringan khususnya pada
otot jantung yang semakin berkurang, hal ini akan menyababkan iscemik
miokard pada fase awal, namun bila berkelanjutan akan menimbulkan injuri
sampai infark miokard. Bila kondisi tersebut tidak tertangani dengan baik
akan menyebabkan kondisi yang dinamakan syok kardiogenik. Pada kondisi
syok, metabolisme yang pada fase awal sudah mengalami perubahan pada
kondisi anaerob akan semakin memburuk sehingga produksi asam laktat
terus meningkat dan memicu timbulnya nyeri hebat seperti terbakar maupun
tertekan yang menjalar sampai leher dan lengan kiri, kelemahan fisik juga
terjadi sebagai akibat dari penimbunan asam laktat yang tinggi pada darah.
Semakin Menurunnya kondisi pada fase syok otot jantung semakin
kehilangan kemampuan untuk berkontraksi utuk memompa darah. Penurunan
jumlah strok volume mengakibatkan berkurangnnya cardiac output atau
berhenti sama sekali. Hal tersebut menyebakkan suplay darah maupun O2
sangatlah menurun kejaringan, sehingga menimbulkan kondisi penurunan
kesadaran dengan akral dinging pada ektrimitas, Kompensasi dari otot
jantung dengan meningkatkan denyut nadi yang berdampak pada penurunan
tekanan darah Juga tidak memperbaiki kondisi penurunan kesadaran.
Aktifitas ginjal juga terganggu pada penurunan cardiac output,yang
berdampak pada penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR ). Pada kondisi ini
pengaktifan system rennin, angiotensin dan aldostreron akan , menambah
retensi air dan natrium menyebabkan produksi urine berkurang( Oliguri <
30ml/ jam) . Penurunan kontraktilitas miokard pada fase syok yang
menyebabkan adanya peningkatan residu darah di ventrikel, yang mana
kondisi ini akan semakin memburuk pada keadaan regurgitasi maupun
stenosis valvular .Hal tersebut dapat mennyebabkan bendungan vena
pulmonalis oleh akumulasi cairan maupun refluk aliran darah dan akhirnya
memperberat kondisi edema paru
D. Manifestasi Klinis
Keluhan Utama Syok Kardiogenik :
1. Oliguri (urin < 20 mL/jam).
2. Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut).
3. Nyeri substernal seperti IMA.
Tanda Penting Syok Kardiogenik :
E. Komplikasi
1. Cardiopulmonary arrest
2. Disritmia
3. Gagal multisistem organ
4. Stroke
5. Tromboemboli
F. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
Mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis,
iskemia dan kerusakan pola.
2. ECG
Mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium,
ventrikel hipertrofi, disfungsi penyakit katub jantung.
3. Rontgen dada
Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi
atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau
peningkatan tekanan pulmonal.
4. Scan Jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.
5. Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan
gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta
mengkaji potensi arteri koroner.
6. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi
ginjal, terapi diuretic.
7. Oksimetri nadi
Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk
PPOM.
8. AGD
Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau
hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
9. Enzim jantung
Meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,misalnya
infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan
Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH).
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :
1. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan
intubasi.
2. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk
mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg
3. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada
harus diatasi dengan pemberian morfin.
4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa
yang terjadi.
5. Bila mungkin pasang CVP.
6. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.
Medikamentosa :
ASUHAN KEPERAWATAN
. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan syok Kardiogenik, dengan data focus
pada
1. Aktivitas
Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak dan sangat hebat, tidak
hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, lokasi tipikal pada dada anterio
substernal, precordial, dapat menyebar ke tangan, rahang, wajah. Tidak
tentu lokasinya seperti epigastrium, siku , rahang, abdomen , punggung,
leher dengan kualitas chorusing, menyempit, berat , tertekan, dengan skala
biasanya 10 pada skala 1-10, mungkin dirasakan pengalaman nyeri paling
buruk yang pernah dialami
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregnag , menggeliat,
menarik diri, kehilangan kontak mata, perubahan frekuensi atau irama
jantung, TD, pernafasan, warna kulit/kelembaban, bahkan penurunan
kesadaran
5. Pernafasan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA TINDAKAN
Intervensi
a. Auskultasi bunyi nafas
b. Berikan posisi fowler/ semi fowler atau disesuaikan kondisi pasien
c. Kolaborasi dalam pemantauan gambaran seri GDA , nadi, oksimetri
d. Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi
e. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi: diuretic, broncholdilator
Ditandai dengan : Produksi urine <30 ml/jam, takipnea, nafas dangkal, tekanan
arterial sistolik <90 mmHg atau paling tidak 60 mmhg
Intervensi :
Ditandai dengan : Tekanan arterial <90 mmHg atau paling tidak 60 mmHg, nadi
cepat tidak kuat atau lemah, gejala hipoperfusi , gangguan fungsi mental,
penurunan kesadaran hingga koma
Intervensi
a. Kaji perubahan tiba atau gangguan mental kontinyu seperti cemas,
bingung, letargi, pingsan
b. Lihat pucat, cyanosis, kulit dingin atau lembab dan catat kekuatan
nadi perifer
c. Kaji tanda homan, eritema,
d. Berikan latihan kaki pasif, hindari latihan isometric
e. Pantau pernafasan
f. Kaji fungsi gastrointestinal, catat anorexia penurunan atau tidak
ada bising usus, mual muntah, distensi abdomen, konstipasi
g. Pemantauan pemasukan dan catat perubahan urine
h. Kolaborasi dengan dokter dan Laboratorium seperti GDA, BUN,
kreatinin Elektrolit
i. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai dengan
indikasi
5. Nyeri (Akut) b/d Iskemik jaringan sekunder akibat sumbatan atau penyempitan
arteri coroner
Intervensi:
a. Pantau atau catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, ptunjuk non
verbal dan respon hemodinamik
b. Ambil gambatran lengkap terhadap nyeri termasuk lokasi intensitas,
lamanya kualitas dan penyebaran
c. Kaji ulang riwayat angina sebelumnya , nyeri menyerupai angina atau
AMI
d. Berikan lingkungan yang tenang , dan tindakan nyaman
e. Observasi tanda vital sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik
f. Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan dengan kandungan nasal
masker sesuai indikasi
Intervensi
a. Tingkatkan istirahat, batasi kunjungan pada kondisis nyeri /respon
hemodinamika
b. Bantu pasien dalam memenuhi ADL
c. Hindari peningkatana tekanan abdomen
d. Kaji ulang tanda /gejala yang menunjukkan intoleran terhadap
aktivitas atau memerlikan pelaporan pada perawat aatau dokter
D. Implementasi
E. Evaluasi Keperawatan
A. Kesimpulan
Syok kardiogenik adalah dyok yang disebabkan karena fungsi jantung
yang tidak adekua, seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik
jantung; manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi
yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan. Etiologi syok kardiogenik
antara lain : Penyakit jantung iskemik, obat-obatan yang mendepresi
jantung,gangguan irama jantung.
Syok kardiogenik adalah gangguan sistem sirkulasi dimana sistem
kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan
darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai yang menyebabkan tidak
adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Syok terjadi akibat berbagai
keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan
jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang
rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada
pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan
mengenal gejala-gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok
serta efektivitas dan efisiensi kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama
penderita mengalami syok
B. Saran
Dengan mempelajari materi ini mahasiswa keperawatan yang nantinya
menjadi seorang perawat profesional agar dapat lebih peka terhadap tanda dan
gejala ketika menemukan pasien yang mengalami syock sehingga dapat
melakukan pertolongan segera.
Mahasiswa dapat melakukan tindakan-tindakan emergency untuk
melakukan pertolongan segera kepada pasien yang mengalami syok.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton A.C., Hall J.E.(1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.
http://sumberkeperawatan.blogshop.com/2010/07/cardiovaskuler.
http;//sumberkeperawatan.blogshop.com/
http://www.syok kardiogenik.com
http://yuflihul.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-
pada.html