Anda di halaman 1dari 1

Manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan


istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos,
mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam
masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian


genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan, dan penyalurannya, manusia
dibedakan dengan rupa-rupa, dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah
untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok, dan untuk pengabadian, dan
perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan, dan
dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik
dalam kemampuannya untuk membentuk, dan beradaptasi ke kelompok baru.

Multikultural
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang
ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan
terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam
kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka
anut.

1. Kebudayaan merujuk pada aspek kehidupan :


Intelegensi (kecerdasan), emosional (emosi), fisikal (tubuh), sosial, spiritual

Sumber : Jurnal Antropologi Papua Vol. 1 No. 1 Agustus 2002


3. Pluralitas mencakup segala perbedaan dan keragaman. Pluralisme harus dipahami sebagai
pertalian seperti seperti kebhinekaan dalam ikatan-ikatan peradaban.

Sumber : Pluralisme Agama dan Konflik Vol. 15 No. 02 Tahun 2002

Anda mungkin juga menyukai