Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

FARMAKOLOGI

“Obat-Obat yang Lazim yang diberikan”

Diajukan sebagai Tugas Mata kuliah Farmakologi

Dosen Pembimbing:

Erpita Yanti, AMd.Keb,SKM,M.kes

Disusun Oleh:

Wiranda Fitri

20334128

KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020/2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang……………………………………………. 1

B.   Rumusan Masalah……………………………………….. 2

C.  Tujuan……………………………………………………… 3

D. Manfaat…………………………………………………….. 4

E. Tujuan Penulisan…………………………………………. 5

F. Metode Penulisan………………………………………… 6

BAB II PEMBAHASAN

A.  Obat – Obat yang lazim di berikan

1. Morfin…………………………………..…………………. 7

2. Klorflomazin.……..………………………………………. 8

3. Haloperidol……………………………………………….. 9

4. Barbiturat………………….………………….…………… 9

5. Dll………………………..…………………………………. 10

BAB III PENUTUP

A.  Kesimpulan…………………………………………………. 11

B. Saran………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Obat –
obat yang lazim di berikan.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Farmakologi dengan dosen pembimbing Erpita Yanti, AMd,Keb,SKM,Mkes di
universitas negeri padang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Obat – obat yang lazim di
berikan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada tuhan yang maha


esa,dan juga kepada ibu selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Sumatera Barat, 12 Maret 2021

Penulis

Wiranda Fitri
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.untuk itu obat sangat
diperlukan. Terkadang Obat tidak selamanya baik, kadang obat justru berbahaya,
karena takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu
penyakit atau gejala sakit. Di era teknologi yang sudah maju saat ini, semua bisa kita
dapatkan dengan cepat. Apalagi dengan adanya internet, semua aktifitas sudah bisa
dilakukan di internet. Mulai dari kirim email, chatting, tele-confrence, dan bisnis.
Demikian juga dengan obat, untuk mendapatkan obat melalui internet sudah bisa di
lakukan. Cukup anda ketikan kata "obat" atau "toko obat" atau "informasi obat" di
google, maka sudah terdapat puluhan toko obat yang menyediakan pelayanan
penjualan obat secara online.Permasalahannya adalah apakah obat yang kita beli itu
sesuai dengan apa yang tertulis atau tidak malahan sekarang harus kita cari tahu
apakah obat yang kita beli "ASLI ATAU PALSU".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan obat dan apa saja macam-macam obat?

2. Apa itu dosis obat, standar obat, resep obat, dan reseptor obat?

3. Apa yang dimaksud Reaksi obat dan faktor yang mempengaruhi reaksi obat? 4.
Bagaimana cara Membeli Dan Mendapatkan Obat Yang Baik?
C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas ilmu alamiah dasar tentang Obat-Obatan.

2. Untuk mengetahui definisi obat dan cara memilih obat yang baik.

3. Untuk mengetahui bahaya Obat.

4. Menambah dan meningkatkan wawasan tentang obat.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis Menambah wawasan pengetahuan dan ilmu alamiah dasar tentang
Obat-Obatan.

2. Bagi Pembaca Memberikan wawasan tentang Obat-Obatan serta dapat menambah


dan meningkatkan wawasan pengetahuan khususnya di bidang ilmu alamiah dasar

E. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban saya atas
tugas yang diberikan oleh dosen sebagai syarat untuk memenuhi aspek penilaian mata
kuliah ilmu alamiah dasar .

F. Metode Penulisan

Metode yang dapat digunakan dalam penulisan makalah ini adalah mengunakan
metode Tinjauan Pustaka dan searcing internet.
BAB III

PEMBAHASAN

 Pengertian Obat

Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral
maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit,
memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat ialah
suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah
badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Obat ada yang
bersifat tradisional seperti jamu, obat herbaldan ada yang telah melalui proses
kimiawi atau fisika tertentu serta telah di uji khasiatnya. Yang terakhir inilah
yang lazim dikenal sebagai obat.Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau
khasiatnya bisa kita dapatkan.

 Macam-Macam Obat

1.Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada
kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau.
Dalam obat disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat,
indikasi , dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan
alamat pabrik serta cara penyimpanannya.

2. Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati


penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas
termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan diberi batas
dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan
berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada tanda peringatan P. No.1
sampai P.No.6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan
nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang
digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan
alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan
serta kontraindikasi.

3. Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep
dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran
hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf "K" yang
menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk juga semua obat yang
dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral baik dengan
cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek
jaringan.

4. Obat Narkotika dan Psikotropika Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan. Psikotropika
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

 Dosis Obat

Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang
memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.Jika dosis
terlalu rendah (under dose) maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika
berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek toksik/keracunan bahkan sampai
kematian.

 Standar Obat
Sebaiknya obat yang akan digunakan memenuhi berbagai standar persyaratan
obat, diantaranya :

a. Kemurnian, yaitu bahwa obat mengandungg unsure keaslian, tidak ada


percampuran.
b. Standar potensi yang baik.
c. Memiliki bioavailability yaitu keseimbangan obat.
d. Adanya keamanan.
e. Efektivitas.

Kelima standar tersebut harus dimiliki agar menghasilkan efek yang baik
terhadap kepatenan obat sendiri.

 Resep Obat

Resep Obat adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker
untuk memberikan obat yang dikehendaki kepada pasien. Oleh karenanya
pasien tidak diharuskan mengerti tulisan resep obat. Akan tetapi apotekerlah
yang wajib mengerti tulisan resep obat dan memberikan informasi obat yang
dibutuhkan oleh pasien. Mulai dari nama obat, dosis, aturan pakai, efek
samping sampai hal-hal lain yang berhubungan dengan obat dan penyakit
pasien. Dari alur tersebut jelaslah bahwa pasien mendapatkan informasi lebih
dari sekedar bisa membaca resep obat. Dalam hal ini keaktifan pasien untuk
bertanya/berkonsultasi dengan apoteker ketika menebus obat di apotik sangat
dibutuhkan.

 Reaksi Obat

Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh, obat akan
bekerja sesuai dengan proses kimiawi. Salah satu reaksi obat dapat dihitung
dalam satuan waktu paruh, yaitu suatu interval waktu yang diperlukan dalam
tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi obat (½
dari kadar puncak) dalam tubuh.
Faktor yang mempengaruhi Reaksi Obat diantaranya adalah :

a. Absorbsi Obat yaitu proses pergerakan obat dari sumber ke dalam tubuh
melalui aliran darah, kecuali jenis topical yang dipengaruhi oleh cara dan jalur
pemberian obat, jenis obat, keadaan tempat, makanan, dan keadaan pasien.

b. Distribusi obat kedalam tubuh, setelah diabsorbsi, obat didistribusikan ke


dalam tubuh melalui darah dan system limfatis menuju sel dan masuk ke dalam
jaringan tertentu. Proses ini dapat dipengaruhi oleh keseimbangan cairan,
elektrolit, dan keadaan patologis.

c. Metabolisme obat, setelah melalui sirulasi, obat akan mengalami proses


metabolism. Obat akan ikut sirkulasi kedalam jaringan kemudian berinteraksi
dengan sel dan mengalami perubahan zat kimia untuk kemudian diekskresikan.

d. Ekskresi sisa melalui obat, setelah obat mengalami metabolism atau


pemecahan, akan terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai dan tidak bereaksi.
Sisa zat ini kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine, intestinal dalam
bentuk feses, dan paru dalam bentuk udara. Reaksi obat dalam tubuh tidak
semuanya sama. Ada kalanya obat memiliki reaksi yang cepat dan ada kalanya
memiliki reaksi yang lambat. Semuanya tergantung faktor-faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya usia dan berat badan, jenis kelamin, faktor
genetis, faktor psikologis, waktu, cara pemberian, dan lingkungan.

Reseptor Obat

Reseptor Obat merupakan komponen makromolekul fungsional yang mencakup


2 konsep penting.

Pertama bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatan tubuh.

Kedua bahwa obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya
memodulasi fungsi yang sudah ada.Walaupun tidak berlaku bagi terapi gen,
secara umum konsep ini masih berlaku sampai sekarang. Setiap komponen
makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat, tetapi
sekelompok reseptor obat tertentu, juga berperan sebagai reseptor untuk ligand
endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai
senyawa endogen disebut agonis. Sebaliknya, senyawa yang tidak mempunyai
aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif efek suatu agonis di
tempat ikatan agonis (aginist binding site) di sebut antagonis.

Masalah dalam Pemberian Obat dan Intervensi Keperawatan

a. Menolak pemberian obat Jika pasien menolak pemberian obat, intervensi


keperawatan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menanyakan
alasan pasien melakukan hal tersebut. Kemudian, jelaskan kembali kepada
pasien alasan pemberian obat. Jika pasien terus menolah, maka sebaiknya
tunda pengobatan, laporkan ke dokter, dan catat dalam laporan.

b. Integritas kulit terganggu Untuk mengatasi masalah gangguan integritas kulit,


lakukan penundaan dalam pengobatan, kemudian laporkan ke dokter dan catat
kedalam laporan.

c. Disorientasi dan bingung Masalah disorientasi dan bingung dapat diatasi oleh
perawat dengan cara melakukan penundaan pengobatan. Jika pasien ragu,
laporkan kedokter dan catat dalam laporan.

d. Menelan Obat Sebagai perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien
menelan obat, maka sebaiknya laporkan kejadian tersebut kepada dokter,
untuk selanjutnya dokter yang akan melakukan intervensi.

e. Alergi Kulit Apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada pasien,
keluarkan sebanyak mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter
dan catat dalam pelaporan.

Cara Pemberian Obat Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan


melalui beberapa cara, diantaranya :
a. Pemberian Obat melalui Oral, merupakan pemberian obat melalui mulut
dengan tujuan mencegah, mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai
dengan jenis obat.
b. Pemberian Obat Intrakutan, merupakan cara memberikan atau
memasukkan obat kedalam jaringan kulit, tujuannya adalah untuk
melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
c. Pemberian Obat Subkutan, merupakan pemberian obat melalui suntikan
kebawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah
luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan
daerah sekitar umbilicus (abdomen)
d. Pemberian Obat Intravena Langsung, merupakan pemberian obat yang
dilakukan melalui vena, diantaranya vena mediana cubiti/cephalika
(lengan), vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), dan vena
frontalis/temporalis (kepala), serta bertujuan memberikan obat dengan
reaksi cepat dan langsung masuk pada pebuluh darah.
e. Pemberian Obat Melalui Wadah Cairan Intravena, merupakan pemberian
obat melalui wadah cairan intravena merupakan cara memberikan obat
dengan menambahkan atau memasukkan obat kedalam wadah cairan
intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
f. Pemberian Obat Melalui Selang Intravena.
g. Pemberian Obat Intramuskular, merupakan pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam jaringan otot. Tujuan pemberian obat
dengan cara ini agar absorpsi obat lebih cepat.
h. Pemberian Obat Melalui Anus/Rektum, merupakan pemberian obat yang
dilakukan dengan cara memasukkan obat melalui anus atau rectum,
bertujuan memberikan efek local dan sistemik.
i. Pemberian Obat Melalui Vagina, merupakan pemberian obat yang
dilakukan dengan cara memasukkan obat melalui vagina yang bertujuan
untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau
serviks.
Tips Membeli Dan Mendapatkan Obat Yang Baik

1. Beli obat di Apotik atau Toko Obat yang memiliki ijin Agar aman, sebaiknya
membeli obat di apotik. Obat-obatan yang ada di apotik biasanya berasal dari
distributor obat yang menyediakan obat yang di produksi oleh perusahaan
farmasi (Pharmaceutical company).Apalagi apotik mempunyai izin resmi dari
dinas kesehatan setempat dan dibawah pengawasan seorang apoteker,
sehingga obat yang didapatkan dari apotik bisa kita jamin kualitas dan
keasliannya.Selain di apotik, obat juga bisa didapatkan melalui toko obat.
Namun perlu diperhatikan, dengan semakin menjamurnya toko obat, maka
perlu lebih selektif dalam memilih toko obat. Lihat dulu apakah toko obat
tersebut memiliki izin pendirian atau tidak dan tanyakan kepada pemilik toko
obat dari mana penyediaan obat dari toko tersebut. Hal ini penting untuk
menghindari mendapatkan obat yang kualitasnya buruk atau obat palsu.

2. Cek obat yang akan kita beli Untuk membedakan secara fisik apakah obat itu
obat palsu atau obat asli. Namun ada hal mendasar yang dapat kita jadikan
dasar apakah obat itu asli atau palsu adalah "HARGA OBAT". Survey harga
obat yang akan kita beli. Jika harga obat di suatu tempat lebih murah dengan
perbedaan yang significant, maka kita bisa duga bahwa obat itu adalah palsu.

Hal lain yang perlu di perhatikan adalah tanggal kadaluarsa obat, dimana hal ini
kadang kurang diperhatikan. Selalu lihat tanggal kadaluarsa obat. Jangan
membeli obat yang sudah lewat tanggal kadaluarsanya, karena bisa jadi obat
tersebut bukan menjadi obat, malah menjadi racun buat tubuh.

Manfaat Obat-obatan Manfaat Jahe Merah Untuk Obat Berkat kandungan


minyak atsiri dan oleoresin yang terkandung dalam rimpangnya, menjadikan
jahe merah menempati posisi cukup penting dalam dunia pengobatan. Berikut
adalah beberapa manfaat jahe merah untuk pengobatan :

1. Sebagai obat pencahar


2. Menguatkan lambung
3. Peluruh masuk angin dan cacing penyebab penyakit
4. Mengatasi sakit pinggang , encok, dan nyeri otot
5. Mengatasi masalah pada pencernaan
6. Mengatasi radang tenggorokan
7. Sebagai obat asma
8. Meningkatkan daya penglihatan anda
9. Mengatasi kurang darah, sakit kusta, borok, dan demam
10. Meningkatkan sirkulasi darah dari dan ke jantung, sehingga kesehatan
jantung akan terjaga.
11. Meningkatkan stamina tubuh
12. Merangsang keluarnya ASI pada ibu menyusui
13. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
14. Meningkatkan nafsu makan.
15. Mengatasi impotensi pada pria Manfaat daun kelor untuk kesehatan
Mengkonsumsi daun kelor dapat memenuhi keseimbangan nutrisi dalam
tubuh sehingga bisa meningkatkan energy serta ketahahan tubuh.

Fungsi daun kelor lainnya yaitu mengatasi beberapa keluhan yang terjadi pada
tubuh sebagai akibat kekurangan vitamin dan mineral seperti pendarahaan
pada gusi, dermatis, dan osteoporosis. berikut adalah beberapa manfaat daun
kelor untuk kesehatan :

1. Meningkatkan daya tahan tubuh dan sistem imun

2. Menjaga kesehatan mata dan otak sehingga bisa berfungsi secara baik

3. Meningkatkan kinerja dari hatai dan ginjal

4. Sebagai anti oksidan alami bagi tubuh

5. Bersifat anti peradangan

6. Melancarkanpencernaan dan meningkatkan metabolisme tubuh anda.


7. Membantu menjaga kestabilan kadar gula dalam tubuh

8. Meningkatkan serum kolesterol alamiah 14

9. Meningkatkan struktur sel dan sistem sirkulasi tubuh

10. Meningkatkan energi dalam tubuh serta memberikan perasaan sehat


secara menyeluruh Selain bermanfaat dalam dunia kesehatan, daun kelor juga
baik untuk memelihara kecantikkan kulit, khasiat daun kelor untuk kecantikan
diantaranya mengurangi kerutan dan garis-garis pada kulit terutama area
sekitar wajah, meningkatkan kesehatan dan kecantikan kulit, serta menjaga
rambut agar tidak kusam dan selalu terlihat berkilau indah. Manfaat Getah, Biji,
dan Daun Jarak Pagar Khasiat yang terkandung dalam tanaman jarak ,
tentunya tidak terlepas dari unsure-unsur kimia yang terkandung didalamnya
antara lain :

• Flavonoid, saponin, dan jatrophie banyak terdapat pada bagian getah

• Kaemfesterol, stigmasterol, sitosterol, teraksrol, dan amirin adalah beberapa


senyawa yang banyak terkandung dalam daun jarak.

• β-glukanase , toksalbumin, dan curcin banyak terdapat pada bagian biji


tanaman jarak. Bagian biji ini juga menghasilkan minyak yang didalamnya
terkandung nitrogen, fosfat, dan kalium.

• Bagian tanaman jarak lainnya yang mengandung senyawa bermanfaat yaitu


kulit batang, pada bagian ini terkandung tannin, resin, malam dan saponin.

Berikut adalah beberapa manfaat daun jarak, biji dan getahnya dalam dunia
pengobatan serta cara membuat ramuannya :

1. Mengatasi koreng Siapkan 20 biji jarak yang telah dibuang kulitnya, lalu
lumatkan hingga menyerupai bubur, tambahkan sedikit garam kemudian aduk
rata. Ramuan tersebut tempelakan pada bagian kulit tempat tumbuhnya koreng.
Lakukan secara rutin 2 x sehari sampai penyakit sembuh. Alternative lainnya
yaitu dengan memanfaatkan minyak biji jarak, panaskan secukupnya lalu
oleskan pada bagian kulit yang ditumbuhi koreng menggunakan kapas.

2. Melancarkan BAB Kukus 4 lembar daun jarak pagar yang masih segar. Lalu
makan secara rutin 7 hari berturut-turut atau sampai masalah BAB anda hilang.

3. Atasi batuk berdahak dan mengencerkan dahak Siapkan akar pohon jarak
secukupnya, cuci bersih kemudian rebus menggunakan 7 gelas air sampai
tersisa ±2 gelas. Minum air rebusan tersebut 2 kali sehari.

4. Untuk obat rhematik Tumbuk daun jarak yang sudah tua secukupnya,
campur dengan air sedikit, lalu bubuhkan pada bagian tubuh yang terserang.
Biarkan selama beberapa jam. Lakukan secara rutin.

5. Mengurangi sakit pada gigi berlubang Ambil sedikit getah jarak dengan
kapas, lalu tempelkan pada bagian gigi berlubang. Sifat antimikroba yang
terkandung didalamnya dapat mengusir bakteri pada gigi.

6. Mengobati radang telinga pada anak Radang telinga sering terjadi pada anak
dikarenakan influenza yang mendadak yang ditandai dengan suhu badan tingg,
sakit dalam telinga, sedikit tuli dan berdengung. Untuk mengatasi masalah ini,
anda bisa memanfaatkan getah jarak pagar. Teteskan ±5 tetes kedalam telinga
anak.

7. Memperbesar ukuran alat vital pria. Siapkan bahan ramuannya antara lain 10
lembar daun jarak dengan beserta batangnya, jeruk nipis 1 buah. Tumbuk
keduanya sampai halus. Cara pemakaiannya yaitu pijat terlebih dahulu alat vital
dengan minyak zaitun hingga terasa hangat, langkah selanjutnya pijat kembali
menggunakan ramuan obat dari daun jarak dan jeruk nipis.
A. MORFIN

Morfin adalah obat dengan fungsi untuk meredakan sakit atau nyeri yang parah.
Morfin masuk ke dalam kategori analgesik narkotika (opiate). Obat ini bekerja di
dalam otak untuk mengubah cara tubuh dalam merespon dan merasakan rasa
sakit

Obat analgesik adalah obat yang dapat meredakan rasa nyeri. Ada dua
jenis obat analgesik, yaitu : obat analgesik narkotik dan non narkotik.

1.) Obat analgesik narkotik, mekanisme kerjanya berikatan secara selektif pada
banyak tempat di seluruh tubuh. Tempat kerjanya yang utama adalah di lokus
otak yang terlibat transmisi nyeri dan dalam perubahan reaktivitas rangsang
nosiseptif (sangat nyeri). Obat analgesik narkotik dapat menimbulkan
ketergantungan atau ketagihan. Contoh dari obat analgesik narkotik : morfin,
metadon, meperidin, oksimorfan, sufentanil, alfetanil, kodein, dan oksikodon.

2.) Obat analgesik non narkotik, berefek melalui mekanisme kerja menghambat
biosintesis prostaglandin. Obat analgesik non narkotik tidak menimbulkan
ketagihan atau ketergantungan. Contoh obat analgesik non narkotik adalah :
salisilat, para aminofenol, golongan pirazolon, golongan asam organik lain, dan
obat pirai. Gambar 1. Struktur 3D dan Molekul dari Morfin Morfin merupakan
merupakan salah satu contoh obat analgesik narkotik.

Efek analgesik morfin secara umum timbul berdasarkan 3 mekanisme ;

(1) morfin meninggikan ambang rangsang nyeri ;

(2) morfin dapat mempengaruhi emosi,artinya morfin dapat mengubah reaksi


yang timbul di korteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima oleh korteks
serebri dari thalamus ;

(3) morfin memudahkan tidur dan pada waktu tidur ambang rangsang nyeri
meningkat. Penggunaan morfin utamanya adalah untuk membebaskan rasa
sakit dimana dosis efektif sangat bervariasi untuk setiap orang. Morfin diberikan
melalui bolus intravena untuk mendapatkan efek lebih cepat, dengan dosis
biasanya 5 mg. Namun dapat juga dapat diberikan secara kontinyu melalui
infus. Selain intravena dan subkutan, penggunaan secara infuse lebih effektif
dan relatif menggunakan dosis yang kecil. Morfin juga efektif dalam oral,
walaupun membutuhkan dosis yang besar sepanjang metabolisme pre
sistematik. Yang mana diberikan melalui mulut yang setiap kurun waktu 4 jam
dalam sediaan elixir.

Morfin sebagai obat analgesik narkotik dalam penggunaannya memiliki efek


samping berupa efek euphoria (efek perasaan menjadi senang), dan potensi
akan ketergantungan fisik dan mental atau kecanduan akan obat ini yang terjadi
cepat bila terjadi pemakaian berlebihan. Akibat adanya efek samping tersebut,
sekarang dikembangkan turunan-turunan dari morfin yang memiliki aktivitas
analgesik seperti morfin namun tidak menimbulkan efek kecanduan . 

Efek Samping dari Pemakaian dari Obat ini adalah

 sulit bernafas, detak jantung lambat


 kaku otot, kejang
 kulit lembap dan dingin
 bingung, kebiasaan yang tidak normal
 rasa lemah, rasa ingin pingsan
 sulit menelan
 sulit kencing
 warna kulit pucat, sesak nafas, denyut jantung cepat, sulit berkonsentrasi
 mudah memar, pendarahan yang tidak biasa, bintik-bintik ungu atau
kulit memerah

Efek samping lainnya:

 berat badan turun


 diare
 mual, muntah, sakit perut, kehilangan selera makan
 demam, kemerahan, rasa geli

B. KLORFLOMAZINE

Chlorpromazine adalah obat untuk menangani gejala psikosis pada


skizofrenia. Selain itu, obat ini juga digunakan dalam pengobatan gangguan
bipolar, mual dan muntah, serta cegukan yang terjadi terus-menerus.

Chlorpromazine merupakan obat antipsikotik jenis phenothiazine. Obat ini


bekerja dengan cara menghambat reseptor dopamine D2 yang ada di otak,
sehingga dapat meredakan gejala psikosis. Obat ini akan membantu penderita
skizofrenia untuk bisa berpikir lebih jernih, lebih tenang, dan mengurangi
halusinasi, sehingga penderita bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

Obat ini juga dapat menghambat reseptor histamin H2 dan muskarinik M1,
sehingga bisa meredakan mual, muntah, atau cegukan yang berkepanjangan.

Klorpromazin HCl

Indikasi Mual dan muntah

Kontra indikasi Gangguan hati dan ginjal

Efek samping Mengantuk, gejala ekstra piramidal, dll

Sediaan Klorpromazin generik tablet 25, 100 mg

Cara Menggunakan Chlorpromazine dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang terdapat pada kemasan sebelum


menggunakan chlorpromazine. Jangan menambah dosis, mengurangi dosis,
atau menghentikan penggunaan chlorpromazine tanpa berkonsultasi dulu
dengan dokter.

Chlorpromazine suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis
di bawah pengawasan dokter. Obat akan disuntikkan melalui pembuluh
intravena atau intramuskular.

Chlorpromazine tablet dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Jangan


menghancurkan, mengunyah, atau membelah obat ini, karena dapat
memengaruhi efektivitas obat.

Jika lupa mengonsumsi chlorpromazine, segera minum ketika Anda


mengingatnya. Jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, abaikan dosis
yang terlewat dan lanjutkan jadwal dosis rutin Anda. Jangan menggandakan
dosis chlorpromazine untuk menggantikan dosis yang terlewat, kecuali atas
petunjuk dokter.

Simpan chlorpromazine di tempat yang terhindar dari paparan sinar matahari


secara langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Chlorpromazine dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang mungkin dapat terjadi jika
chlorpromazine digunakan dengan obat-obatan lain:

 Peningkatan risiko terjadinya pemanjangan interval QT jika digunakan


dengan haloperidol, escitalopram, atau procainamide.
 Penurunan efek antihipertensi dari obat metildopa, guanethidine,
atau clonidine
 Peningkatan risiko terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat jika
digunakan dengan obat penenang, antihistamin, obat golongan opioid,
atau obat bius

Efek Samping dan Bahaya Chlorpromazine


Ada beberapa efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan
chlorpromazine, di antaranya:

 Pusing
 Sakit kepala
 Mulut kering
 Penglihatan kabur
 Mual
 Cemas berlebihan
 Berat badan naik
 Detak jantung tak beraturan
 Kram otot

C. HALOPERIDOL

Haloperidol adalah obat untuk mengatasi gejala skizofrenia. Selain itu, obat ini
juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan perilaku yang parah pada
anak-anak atau mengontrol gejala sindrom Tourette.

Haloperidol bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan zat kimia


alami di dalam otak. Dengan begitu, pikiran menjadi lebih tenang dan jernih,
tidak gugup, tidak berperilaku agresif, serta tidak ada keinginan untuk menyakiti
orang lain. Merek dagang haloperidol: Dores, Govotil, Haloperidol, Haldol
Decanoas, Lodomer, Upsikis

Dosis dan Aturan Pakai Haloperidol

Berikut ini adalah dosis umum penggunaan haloperidol berdasarkan kondisi,


bentuk obat, dan usia pasien:

Haloperidol tablet dan obat cair


Kondisi: Psikosis, skizofrenia, atau mania

 Dewasa: 0,5–5 mg, 2–3 kali sehari. Dosis pemeliharaan 3–10 mg per


hari tergantung respons pasien terhadap obat.
 Anak usia 3–12 tahun: dosis awal 0,5 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadoi 1–4 mg per hari bila diperlukan. Dosis maksimal 6
mg per hari.
 Anak usia 13–17 tahun: dosis awal 0,5 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 1–6 mg per hari bila diperlukan. Dosis maksimal 10
mg perhari.
 Lansia: 0,5–2 mg, 2–3 kali sehari. Dosis maksimal 20 mg perhari.

Kondisi: Sindrom Tourette

 Dewasa: 0,5–5 mg, 2–3 kali sehari. Dosis pemeliharaan 4 mg per hari.


Dosis maksimal 30 mg perhari.
 Anak-anak usia 3–12 tahun: dosis awal 0,25 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 0,5–3 mg per hari bila diperlukan. Dosis maksimal 3
mg perhari.
 Remaja usia 13–17 tahun: dosis awal 0,5 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 2–6 mg per hari bila diperlukan. Dosis maksimal 6
mg perhari.

Haloperidol suntik

Kondisi: Psikosis, skizofrenia

 Dewasa: dosis awal 2–10 mg yang diberikan dalam waktu 1 jam sampai


gejala mereda, diberikan melalui suntikan intramuskular. Dosis
berikutnya dapat diberikan dengan jarak antardosis 4–8 jam. Dosis
maksimal 18 mg perhari.

Cara Menggunakan Haloperidol dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan
sebelum menggunakan haloperidol. Haloperidol jenis suntik hanya diberikan
oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Untuk haloperidol tablet dan haloperidol cair, konsumsilah pada waktu yang
sama setiap hari agar efeknya maksimal. Bila Anda lupa mengonsumsinya,
disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat jika jeda dengan
jadwal berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan
menggandakan dosis.

Haloperidol tablet dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Untuk


haloperidol cair dalam bentuk obat tetes minum, konsumsilah sesuai dengan
takaran yang ada pada botol atau kemasan obat. Jangan menggunakan
takaran lain untuk mengonsumsi obat ini.

Simpan haloperidol di ruangan dengan suhu kamar. Jangan menyimpannya di


tempat yang lembap atau terkena paparan sinar matahari secara langsung.
Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Haloperidol dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang mungkin dapat terjadi apabila
menggunakan haloperidol bersamaan dengan obat lain:

 Meningkatkan risiko terjadinya pemanjangan interval QT jika digunakan


bersama procainamide, quinidine, pentamidine, amiodarone,
disopyramide, antijamur golongan azole, atau antibiotik
golongan makrolida, seperti eritromisin
 Meningkatkan kadar haloperidol di dalam darah jika digunakan bersama
lomitapide, tucatinib, abiraterone, atau botox
 Menurunkan kadar haloperidol di dalam darah jika digunakan
bersama carbamazepine
 Meningkatkan efek sedasi dari alprazolam, amitriptilin, atau obat
golongan antikolinergik

Efek Samping dan Bahaya Haloperidol

Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan


haloperidol adalah:

 Kantuk
 Pusing
 Sakit kepala
 Sulit tidur
 Susah buang air kecil
 Lemas

Periksakan ke dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda atau justru
semakin memburuk. Segera temui dokter bila terjadi reaksi alergi obat atau efek
samping yang lebih serius, seperti:

 Kaku otot
 Kejang otot
 Demam tinggi
 Jantung berdebar
 Tubuh gemetar atau tremor
 Tardive dyskinesia
 Kejang
 Gelisah
 Nyeri dada
 Mengeluarkan air liur berlebih atau ngences
 Pandangan kabur
 Hilang selera makan
 Perubahan suasana hati
 Payudara bengkak dan terasa sakit
 Pingsan
 Penurunan gairah seksual pada pria

D. BARBITURAT
Barbiturat adalah obat yang bertindak sebagai depresan sistem saraf
pusat, dan, berdasarkan ini, mereka menghasilkan spektrum efek yang luas,
dari sedasi ringan sampai anestesi total. Terapi Barbiturat digunakan sebagai
anestesi, antikonvulsan, anxiolytics, hipnotik sedatif dan biasanya
diklasifikasikan menurut durasi efek klinis yaitu panjang, menengah, pendek
dan sangat pendek.
Barbiturat adalah obat sintetis yang berasal dari asam barbiturat yang
merupakan produk kondensasi sintetis asam malonat dan urea. Dari sertiap
jenis semua berbeda terutama dalam pola substitusi pada posisi-5 dengan
beberapa juga termasuk N-metil pada N-1. Turunan paling terkenal,
fenobarbital telah digunakan medicinally sejak tahun 1912, terutama dalam
pengobatan epilepsi.
1. Analisis kualitatif dan kuantitatif bahan mengandung barbiturat
Umumnya, dalam upaya untuk menentukan identitas suatu zat yang dicurigai
mengandung barbiturate, pendekatan analitisnya harus memerlukan penentuan
setidaknya dua parameter berkorelasi salah satunya harus memberikan
informasi tentang bahan kimia struktur analit (misalnya, IR, MS, atau tandem,
metodenya seperti GC-MS).
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan :

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Obat adalah benda atau
zat yang dapat digunakan untuk merawatpenyakit, membebaskan gejala, atau
mengubah proses kimiadalam tubuh. Obat adalah substansi yang berhubungan
fungsi fisiologis tubuh dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan.
Pengobatan / medikasi adalah obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik /
menyembuhkan.

B. Saran:

Adapun saran-saran dalam penulisan makalah ini adalah : Dapat mengetahui


dan dapat meningkatkan wawasan tentang Obat. Dengan disusunnya makalah
ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat mengetahui dan
memahami arti obat serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar makalah
ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

 http://tanamanobat-herbal.blogspot.com/2014/09/manfaat-jahe-merah-untuk-
pengobatan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Obat
http://www.ronywijaya.web.id/2012/05/bahaya-obat-obatan.html http://tanamanobat-
herbal.blogspot.com/2014/10/manfaat-daun-kelor-untuk- tubuh.html Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelor http://tanamanobat-
herbal.blogspot.com/2014/07/manfaat-daun-jarak-biji-dan- getah.html 19

 2006, Analgesik untuk Nyeri Kanker, http://www.majalah-


farmacia.com/rubrik/one_news.asp, diakses 10 Maret 2009 Anonim, 2008,
Pemeriksaan Barang Bukti pada Kasus Pemakaian Narkoba,
http://medlinux.blogspot.com/2007/11/pemeriksaan-barang-bukti-hidup- pada.html,
diakses tanggal 10 Maret 2009 Omorgui, s, Buku Saku Obat-obatan Anastesi, Edisi II,
EGC, Jakarta, 1997, hal ; 203-207. Latief. S. A, Suryadi K. A, dan Dachlan M. R,
Petunjuk Praktis Anestesiologi, Edisi II, Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-UI,
Jakarta, Juni, 2001, hal ; 77-83, 161. Sardjono, Santoso dan Hadi rosmiati D,
Farmakologi dan Terapi, bagian farmakologi FK-UI, Jakarta, 1995 ; hal ; 189-206.
Samekto wibowo dan Abdul gopur, Farmakoterapi dalam Neuorologi, penerbit salemba
medika, 1995; hal : 138-143. 22

Anda mungkin juga menyukai