Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 2 HAL: 155 - 291 ISSN: 2442-4480

33
PENERAPAN TOKEN ECONOMY PADA SISWA DENGAN MASALAH
KENAKALAN REMAJA

Oleh:
Putri Nabhani Nurany, Nandang Maulana, & Budi M. Taftazani

Email :
putnbhn@gmail.com

ABSTRAK Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah sosial yang ada di Indonesia. Kenakalan
ini bentuknya macam-macam, contohnya seperti tawuran, penyalah gunaan narkoba, seks bebas dan
lain-lain. Hal ini disebabkan karena masa remaja merupakan masa yang rentan akan badai dan
tekanan sehingga seorang remaja yang tidak bisa mengaktualisasikan dirinya akan melakukan
perbuatan menyimpang dan membuat masalah sosial tersendiri di masyarakat.
Terdapat factor eksternal dan factor internal yang menyebabkan seorang remaja akhirnya melakukan
kenalakan-kenakalan tersebut. Faktor eksternal contohnya adalah lingkungan dan teman sebaya yang
tidak baik dan bisa membawa pengaruh yang tidak baik pula. Sedangkan factor internal terdapat dua
poin yaitu, krisis jati diri dan ketidak mampuan remaja untuk mengontrol dirinya sendiri.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menyoroti factor internal pada poin control diri. Sehingga yang
akan dilakukan adalah melakukan pendekatan behavioral dengan melakukan pembiasaan
management waktu yang baik pada remaja. Dengan begitu, diharapkan subjek penelitian yang
merupakan remaja dapat mengatur waktunya dengan baik dan terhindar dari kenakalan remaja.
Kata kunci : Remaja, kenakalan, pengelolaan waktu, token economy

PENDAHULUAN 2. Kenakalan yang menjurus pada


pelanggaran dan kejahatan seperti
Banyak sekali permasalahan sosial yang ada di
mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil
Indonesia, diantaranya adalah kenakalan
barang orang tua tanpa izin
remaja. Menurut Kusumanto dalam Sofyan S.
Willis (2010: 89) menerangkan bahwa juvenile 3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan
delinquency atau kenakalan anak ialah tingkah narkotika, hubungan seks diluar nikah,
laku individu yang bertentangan dengan pergaulan bebas, pemerkosaan dll.
syarat-syarat dan pendapat umum yang
dianggap acceptable dan baik oleh suatu
lingkungan atau hukum yang berlaku disuatu PEMBAHASAN
masyarakat yang berkebudayaan. Menurut Kenakalan-kenakalan ini sering kali dianggap
bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi hal yang wajar bagi sebagian masyarakat.
kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; Padahal jika mendapat pembiaran, kenakalan
1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, remaja ini akan menimbulkan masalah sosial
suka keluyuran, membolos sekolah, pergi yang lebih besar.
dari rumah tanpa pamit Terbukti menurut data yang dilansir dari BNN
(Badan Narkotika Nasional) bahwa sejak 2010

248
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 2 HAL: 155 - 291 ISSN: 2442-4480

sampai 2013 tercatat ada peningkatan jumlah "And anxiety has been increasing. The
pelajar dan mahasiswa yang menjadi tersangka average high school kid today has the
kasus narkoba. Pada 2010 tercatat ada 531 same level of anxiety as the average
tersangka narkotika, jumlah itu meningkat psychiatric patient in the early 1950’s.
menjadi 605 pada 2011. Setahun kemudian, We are getting more anxious every
terdapat 695 tersangka narkotika, dan tercatat decade.”
1.121 tersangka pada 2013. Selain itu Komnas
PA mencatat, sepanjang 2013 ada 255 kasus
tawuran antar-pelajar di Indonesia. Angka ini Hal ini menambah keyakinan bahwa perlu
meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya, adanya perhatian lebih terhadap stress yang
yang hanya 147 kasus. Dari jumlah tersebut, 20 dialami siswa. Karena lebih jauh lagi, selain
pelajar meninggal dunia, saat terlibat atau usai kenakaln remaja, menurut Hiew & Glendon
aksi tawuran, sisanya mengalami luka berat (Spielberger& Sarason, 2005) dalam
dan ringan. (Tribunnews.com, 21/12/2013) penelitiannya ia menyatakan bahwa stress
yang dialami remaja bisa menurunkan
Banyak sekali factor yang menjadi penyebab kemampuan untuk berkembang lebih sehat,
seorang remaja melakukan kenakalan- berfungsi baik dan matang pada kedewasaan.
kenakalan yang meresahkan, diantaranya
adalah krisis identitas dan control yang lemah Seperti yang sudah disinggung sebelumnya,
terhadap diri sendiri. Hal ini berkenaan dengan bahwa salah satu factor penyebab terjadinya
apa yang dinyatakan oleh menurut Hurlock kenakalan remaja adalah lemahnya control
(1980) bahwa kondisi masa remaja dikenal terhadap diri sendiri. Sebagai salah satu bentuk
dengan masa rentan “badai dan tekanan” control yang baik terhadap diri sendiri
(storm and stress). Masa remaja merupakan diantaranya adalah dengan melakukan
fase transisi dimana seorang manusia sudah menejemen waktu yang baik terhadap semua
melewati masa kanak-kanaknya namun dalam aktifitas remaja yang bersangkutan. Hal ini
waktu yang sama belum cukup matang untuk bisa menjadi alat yang membantu mencegah
dikatakan dewasa. Remaja berasal dari kata terjadinya kenakalan remaja, karena dengan
latin adolensence yang berarti tumbuh atau menejemen waktu yang baik, para remaja tidak
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence akan memiliki waktu untuk melakukan hal-hal
mempunyai arti yang lebih luas lagi yang yang tiddak baik bagi diri mereka. Mereka
mencakup kematangan mental, emosional akan lebih aware terhadap pentingnya apa
sosial dan fisik (Hurlock, 1992). yang mereka lakukan sekarang demi masa
depan yang cerah. Dengan menejemen waktu
Para remaja yang rata-rata duduk di bangku yang baik pula seorang remaja akan terhindar
SMP atau SMA belum bisa untuk mengontrol dari stress serta kecemasan karena jika waktu
dirinya untuk melakukan hal-hal positif yang mereka manfaatkan dengan baik, kehidupan
berguna, karena dalam dirinya masih terdapat akan berjalan dengan baik pula, sehingga stress
kebingungan akan identitas dirinya sendiri. dan kecemasan bisa terhindarkan. Namun
Karena itulah, kenakalan remaja menjadi sayangnya perihal pentingnya menejemen
pelarian atas stress yang tidak bisa diatasi oleh waktu ini belum banyak disadari oleh para
para remaja tersebut. remaja, sehingga perlu adanya pendampingan
Sebuah riset bahkan mengatakan bahwa yang akan mampu menjelaskan betapa
tingkat kegelisahan siswa SMA sama dengan menejemen waktu yang baik akan sangat
tingkat kecemasan pasien psikiatri pada awal berguna bagi mereka.
tahun 50an. Pekerja sosial dalam ranah case work memiliki
(https://www.psychologytoday.com/blog/anxi metode untuk membantu siswa SMA yang
ety-files/200804/how-big-problem-is-anxiety) belum bisa melakukan management waktu.
Yaitu dengan melakukan pendekatan

249
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 2 HAL: 155 - 291 ISSN: 2442-4480

behavioral dengan menggunakan teknik token dengan tujuan yang telah ditentukan di awal.
economy. Seorang pekerja sosial juga harus menjelaskan
pentingnya management waktu itu sendiri
Teknik ini dilakukan dengan menghunakan
sebelum metode tocen economy ini diterapkan
prinsip reward and punishment. Token
pada subjek, sehingga siswa tersebut
economy adalah sistem perlakuan kepada tiap
menyadari bahwa management waktu yang
individu untuk mendapatkan bukti target
baik akan membuat dirinya lebih baik pula.
perilaku setelah mengumpulkan sejumlah
prilaku tertentu sehingga mencapai kondisi Remaja didefinisikan sebagai masa
yang diharapkan. Contoh seperti pada peralihan dari masa anak-anak ke masa
lembar bukti prestasi. Siswa mendapatkan dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal
bukti dalam bentuk rewads atau hadiah pubertas sampai tercapainya kematangan,
dari pekerjaan yang dapat ditunjukannya. biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia
(Jason, 2009 ; 35). Tujuan prosedur ini adalah 12 pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini
mengubah motivasi ekstrinsik menjadi adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut
motivasi yang intrinsik. Diharapkan bahwa klasifikasi World Health Organization
perolehan tingkah laku yang diinginkan (WHO).“Remaja”. Kata itu menurut remaja
akhirnya dengan sendirinya akan menjadi sendiri adalah kelompok minoritas yang punya
cukup mengganjar untuk memelihara tingkah warna tersendiri, yang punya “dunia”
laku yang baru (Corey, 2003:227). Menurut tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua.
Komalasari dkk (2011:167) penggunaan token Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu
sebagai reinforcer untuk membentuk tingkah adolescere (kata bendanya, adolescentia yang
laku memiliki beberapa keuntungan, antara berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau
lain: (1) token tidak mengurangi nilai insentif, tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence
terutama ketika kekuatan pemerolehan mempunyai arti yang cukup luas: mencakup
(earning power) dan nilainya meningkat sering kematangan mental, emosional, sosial, dan
dengan peningkatan perilaku, (2) token dapat fisik. ( Piaget ). Dengan mengatakan poin- poin
mengurangi penundaan antara diantara tingkah sebagai berikut secara psikologis masa remaja
laku yang diinginkan dengan hadiah (reward), :
(3) token dapat digunakan sebagai motivator 1. Usia dimana individu berintegrasi dengan
konkrit (concrete motivator) untuk mengubah masyarakat dewasa.
tingkah laku tertentu, (4) token adalah bentuk
dari perkuatan yang positif, (5) individu 2. Usia dimana anak tidak merasa dibawah
memiliki kesempatan untuk menentukan tingkat orang – orang yang lebih tua
bagaimana menggunakan token yang melainkan berada pada tingkatan yang
didapatkan, (6) token economy dapat sama, sekurang – kurangnya masalah hak.
mengarahkan ke peningkatan moral konseli 3. Integrasi dalam masyarakat dewasa
dan staf, (7) sistem token dapat memungkinkan mempunyai banyalah aspek afektif.
untuk mengukur penguatan sosial, (8) token 4. Kurang lebih berhubungan dengan masa
menjadi jembatan antara institusi dan puber.
kehidupan diluar sekolah
5. Transformasi intelektual yang khas dari
Sebelum dilakukan teknik atau metode token cara berpikir remaja ini memungkinkan
economy ini, tentu harus dilakukan asesment untuk mencapai integrasi dalam hubungan
mendalam terlebih dahulu agar peneliti bisa sosial orang dewasa.
mengetahui masalah dan berbagai system
sumber dari remaja yang akan menjadi subjek
penelitian, hal itu nantinya bisa membantu Terdapat beberapa hal yang menjadi cirri-ciri
peneliti untuk mengajak subjek membiasakan dari seorang remaja, diantaranya :
perilaku management waktu yang baik sesuai

250
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 2 HAL: 155 - 291 ISSN: 2442-4480

1. Masa remaja sebagai periode peralihan, Santrock, Kenakalan remaja


yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke merupakan kumpulan dari berbagai perilaku
peralihan masa dewasa. remaja yang tidak dapat diterima secara sosial
hingga terjadi tindakan kriminal.” Masalah
2. Masa remaja sebagai periode perubahan.
kenakalan mulai mendapat perhatian
3. Masa remaja sebagai usia bermasalah. masyarakat secara khusus sejak terbentuknya
4. Masa remaja sebagai masa mencari peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile
identitas. court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

5. Masa remaja sebagai usia yang


menimbulkan ketakutan, karena masalah B. Jenis-jenis kenakalan remaja:
penyesuaian diri dengan situasi dirinya
 Penyalahgunaan narkoba
yang baru, karena setiap perubahan
membutuhkan penyesuaian diri.  Seks bebas
6. Masa remaja sebagai ambang masa  Tawuran antara pelajar
dewasa.
7. Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, C. Penyebab terjadinya kenakalan remaja
keadaan emosinya goncang, mudah
condong kepada ekstrim, sering Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh
terdorong, bersemangat, peka, mudah faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun
tersinggung, dan perhatiannya terpusat faktor dari luar (eksternal).
pada dirinya. Faktor internal:
Dikarenakan beberapa cirri-ciri yang sudah 1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan
diungkapkan sebelumnya, hal itu menunjukan sosiologis pada diri remaja
betapa remaja begitu rentan terjebak dalam memungkinkan terjadinya dua bentuk
kenakalan-kenakalan yang tidak bisa integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
dibiarkan. Kenakalan remaja meliputi semua akan konsistensi dalam kehidupannya.
perilaku yang menyimpang dari norma-norma Kedua, tercapainya identitas peran.
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja
Perilaku tersebut akan merugikan dirinya gagal mencapai masa integrasi kedua.
sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah 2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang
mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tidak bisa mempelajari dan membedakan
tersebut, seseorang sudah melampaui masa tingkah laku yang dapat diterima dengan
kanak-kanak, namun masih belum cukup yang tidak dapat diterima akan terseret
matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi
berada pada masa transisi. mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk
A. Definisi kenakalan remaja menurut para bertingkah laku sesuai dengan
ahli pengetahuannya.
Kartono, ilmuwan sosiologi Faktor eksternal:
“Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris 1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak
dikenal dengan istilah juvenile delinquency adanya komunikasi antar anggota
merupakan gejala patologis sosial pada remaja keluarga, atau perselisihan antar anggota
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian keluarga bisa memicu perilaku negatif
sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan pada remaja. Pendidikan yang salah di
bentuk perilaku yang menyimpang”. keluarga pun, seperti terlalu memanjakan

251
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 2 HAL: 155 - 291 ISSN: 2442-4480

anak, tidak memberikan pendidikan disebut dengan behavioral therapy. Dilansir


agama, atau penolakan terhadap eksistensi dari website
anak, bisa menjadi penyebab terjadinya http://www.psychologistanywhereanytime.co
kenakalan remaja. m pada tanggal 13 Oktober 2014, yang
dimaksud dengan therapy behavioral adalah :
2. Teman sebaya yang kurang baik
"Behavioral therapy, often referred to
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal
as behavior modification, is a
yang kurang baik
therapeutic approach of altering a
Peneliti disini ingin mengetahui apakah person's behaviors and reactions
kenakalan remaja tersebut bisa dicegah atau through positive and negative
dikendalikan dengan cara lebih mengatur reinforcement. A simple example of
waktu remaja yang bersangkutan sehingga dia positive reinforcement in behavior
bisa terhindar-hindar dari faktor-faktor baik modification is providing compliments,
internal maupun eksternal yang menyebabkan approval, encouragement, and
kenakalan remaja. Apalagi seperti yang telah affirmation"
diungkapkan sebelumnya bahwa salah satu
factor internal terjadinya kenakalan remaja
adalah karena control diri yang lemah. Sumber lain mengatakan bahwa behaviorisme
adalah satu pandangan teoritis yang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
beranggapan, bahwa persoalan psikologi
manajemen adalah penggunaan sumber daya
adalah tingkah laku, tanpa mengaitkan
secara efektif untuk mencapai sasaran. Dalam
konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu
mentalitas(JP.Chaplin, 2002:54). Aliran
merupakan seluruh rangkaian saat ketika
Behaviorisme ini berkembang pada mulanya di
proses, perbuatan, atau keadaan berada atau
Rusia kemuadian diikuti perkembangannya di
berlangsung. Manajemen waktu adalah
Amerika oleh JB. Watson (1878-1958). Aliran
menyelesaikan sesuatu dengan lebih cepat dan
Behaviorisme menolak metode introspeksi
bekerja lebih cerdas (Davidson, 2001, h.6).
darialiran strukturalisme dengan sebuah
menurut Orr (dalam Saputro, 2006, h. 21),
keyakinan bahwa menurut para behaviorist
manajemen waktu diartikan sebagai
metode introspeksi tidak dapat menghasilkan
penggunaan waktu seefisien dan seefektif
data yang objektif, karena kesadaran menurut
mungkin untuk memperoleh waktu maksimal.
para behaviorist adalah sesuatu yang Dubios,
Taylor (1990, h. 9) mengatakan bahwa
yaitu sesuatu yang tidak dapat diobservasi
manajemen waktu adalah pencapaian sasaran
secara langsung, secara nyata
utama kehidupan sebagai hasil utama
(Walgito,2002:53). Bagi aliran Behaviorisme
kehidupan sebagai hasil dari menyisihkan
yang menjadi focus perhatian adalah perilaku
kegiatan-kegiatan yang tidak berarti yang
yang tampak, karena persoalan psikologi
sering memakan banyak waktu. Dari beberapa
adalah tingkah laku, tanpa mengaitkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan
manajemen waktu adalah proses pencapaian
mentalitas. Pada awalnya behaviorisme lahir di
suatu sasaran atau tujuan tertentu yang telah
Rusia dengan tokohnya Ivan Pavlov, namun
ditentukan dalam kurun waktu tertentu dengan
pada saat yang hamper bersamaan di Amerika
menggunakan sumber daya secara efektif dan
behaviorisme muncul dengan salah satu tokoh
efisien, seperti manusia, uang, perlengkapan,
utamanya John B. Watson.
bahan-bahan, dan metode-metode tertentu
serta dengan menyisihkan kegiatanya Salah satu strategi behavioral therapy adalah
dengan menggunakan token economy. Token
Kegiatan mengubah perilaku seseorang dari
yang awalnya tidak bisa mengendalikan waktu economy adalah sistem perlakuan kepada tiap
individu untuk mendapatkan bukti target
sehingga menjadi lebih teratur waktunya bisa

252
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 2 HAL: 155 - 291 ISSN: 2442-4480

perilaku setelah mengumpulkan sejumlah melakukan kenalakan-kenakalan tersebut.


prilaku tertentu sehingga mencapai kondisi Faktor eksternal conothnya adalah lingkungan
yang diharapkan. Contoh seperti pada dan teman sebaya yang tidak baik dan bisa
lembar bukti prestasi. Siswa mendapatkan membawa pengaruh yang tidak baik pula.
bukti dalam bentuk rewads atau hadiah Sedangkan factor internal terdapat dua poin
dari pekerjaan yang dapat ditunjukannya. yaitu, krisis jati diri dan ketidak mampuan
(Jason, 2009 ; 35). remaja untuk mengontrol dirinya sendiri.
Token Economy merupakakan sistem Penelitian ini dimaksudkan untuk menyoroti
perlakuan pemberian penghargaan yang factor internal pada poin control diri. Sehingga
diwujudkan secara visual. Token yang akan dilakukan adalah melakukan
Economy adalah usaha mengembangkan pendekatan behavioral dengan melakukan
prilaku sesuai dengan tujuan yang diharapkan pembiasaan management waktu yang baik
melalui penggunaan penghargaan. Setiap pada remaja. Dengan begitu, diharapkan
individu mendapat penghargaan setelah subjek penelitian yang merupakan remaja
menunjukan prilaku yang diharapkan. Hadiah dapat mengatur waktunya dengan baik dan
dikumpul selanjutnya setelah hadiah terhindar dari kenakalan remaja.
terkumpul ditukar dengan penghargaan yang
bermakna. (Joson, 2009 ; 66). Komponen yang
dibutuhkan, di antaranya adalah token atau
simbol praktis dan atraktif untuk memicu
tumbuhnya motivasi belajar. Yang dapat DAFTAR PUSTAKA
digunakan sebagai simbol penghargaan seperti
stiker, guntingan kertas, simbol bintang, atau
uang mainan. Token sendiri tidak selalu dalam http://harianterbit.com/read/2014/09/13/8219/
bentuk yang berharga, namun setelah klien 29/18/22-Persen-Pengguna-Narkoba-
mengoleksinya setelah menunjukan prilaku Kalangan-Pelajar
yang diharapkan mereka dapat menukarkan http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/
token itu dengan sesuatu yang berharga.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Mi
crosoft%20Word%20-
PENUTUP %20KENAKALAN%20REMAJA_P
ENYEBAB%20DAN%20SOLUSI_.
Kenakalan remaja merupakan salah satu pdf
masalah sosial yang ada di Indonesia.
Kenakalan ini bentuknya macam-macam, http://eprints.umk.ac.id/1014/3/BAB_II.pdf
contohnya seperti tawuran, penyalah gunaan http://www.tribunnews.com/nasional/2013/12
narkoba, seks bebas dan lain-lain. Hal ini /21/tahun-ini-20-pelajar-indonesia-
disebabkan karena masa remaja merupakan tewas-karena-tawuran
masa yang rentan akan badai dan tekanan
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK
sehingga seorang remaja yang tidak bisa
/article/view/3652/2940
mengaktualisasikan dirinya akan melakukan
perbuatan menyimpang dan membuat masalah http://www.academia.edu/8529626/psikologi_
sosial tersendiri di masyarakat. Perkembangan_Remaja
Terdapat factor eksternal dan factor internal http://www.academia.edu/9778890/Pengertia
yang menyebabkan seorang remaja akhirnya n_Manajemen_Waktu

253

Anda mungkin juga menyukai