Anda di halaman 1dari 18

Perbedaan Perlakukan Budak di Amerika Selatan

sebagai Ripple Effect Idiologi Amerika Utara:

Sebuah Kajian Poskolonial pada Novel Uncle Tom’s Cabin

I. Pendahuluan

Dalam menganalisa perbudakan di Amerika Selatan dalam novel Uncle

Tom’s Cabin karya Harrier Beecher Stowe, perbudakan ini akan dilihat dari tiga

sisi: ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam tentang subjek ini.

Pertama-tama, silogisme kategorik akan ditarik untuk melihat landasan

dan pijakan tentang perbudakan dalam novel tersebut. Dalam silogisme ini,

terdapat dua premis yang akan menghasilkan satu kesimpulan. Premis pertama

adalah perbudakan itu pada dasarnya kejam, premis kedua dilihat dari novel

Uncle Tom’s Cabin bahwa beberapa pemilik budak di Amerika Selatan

memperlakukan budaknya dengan baik, dan akhirnya kesimpulan didapatkan

bahwa, dalam novel Uncle Tom’s Cabin, tidak semua perbudakan itu kejam, ada

perlakukan baik terhadap budak di Amerika Selatan. Hal inilah yang menjadi

dasar dalam menganalisa perbedaan perlakukan pada budak di Amerika Selatan

dan alasan yang melatar belakangi hal tersebut.

Kemudian, penelitian akan melihat representasi, penggambaran, dan

depiksi dari perbedaan perlakukan perbudakan dari novel Uncle Tom’s Cabin

karya Harriet Beecher Stowe. Dalam perbudakan di perkebunan Amerika Selatan,

terdapat relasi kuasa dari budak dan tuan: budak dikuasai oleh tuannya, dan tuan

1
menguasai budak mereka. Oleh karena itu, penulisan ini akan menggunakan teori

Poskolonial, Said dalam Orientalism (1979) mengatakan bahwa teori ini

merupakan teori relasi kuasa, antara yang menguasai dan dikuasai. Teori

mencakup seluruh sastra yang pernah mengalami kekuasaan kolonisasi.

Poskolonial juga dapat dipikirkan sebagai suatu perlawanan terhadap dominasi

kolonialisme, suatu subjektivitas dari perlawanan terhadap wacana-wacana dan

praktik-praktik kolonialisasi.

Melalui novel Uncle Tom’s Cabin, perbedaan perlakukan terhadap budak

di Amerika selatan memiliki sebuah pola, dimana pola ini dapat menjelaskan

kenapa beberapa masyarakat di Amerika Selatan kejam terhadap budak mereka

dan beberapa masyarakat lainnya malah berlaku baik terhadap para budak yang

dimilikinya. Pola ini berhubungan dengan proksimitas atau jarak dari lokasi

penduduk Amerika Selatan terhadap Amerika Utara. Semakin dekat lokasi tempat

tinggal masyarakat Amerika Selatan dengan Amerika Utara, maka semakin baik

perlakukan mereka terhadap budak, hal ini dapat dipahami karena Amerika Utata

memiliki idiologi anti perbudakan, dan idiologi ini dapat diterima oleh penduduk

Amerika Selatan yang berada didekat Amerika Utara. Begitu pula sebaliknya

dengan penduduk Amerika Selatan yang lokasinya jauh dari Amerika Utara, maka

pengaruh idiologi Amerika Utara sangat sulit sekali sampai dan mempengaruhi

pemikiran masyarakat Amerika Selatan karena proksimitas yang jauh.

Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan perbedaan proksimitas

untuk menjelaskan perbedaan perlakukan terhadap budak, atau lebih dikenal

dengan teori Ripple Effect. Untuk mendukung teori Poskolonial, sub-teori Ripple

2
Effect digunakan untuk menganalisa pengaruh idiologi Amerika Utara terhadap

Amerika Selatan. Ripple Effect di analogikan dengan kegiatan ketika seseorang

berada ditepian sebuah kolam yang tenang, tiba-tiba orang tersebut melempar

kerikil ke tengah kolam dan memperhatikan apa yang terjadi. Kolam yang terkena

lemparan kerikil itu akan timbul gelombang dan percikan air. Padahal kerikilnya

kecil, tetapi terjadi percikan air dan gelombang yang melingkar. Hal ini terjadi

karena efek dari benda yang dilemparkan tersebut menyentuh air sehingga

menimbulkan gelombang kecil air atau percikan air disekitarnya. Keseluruhan

proses ini disebut Ripple Effect atau Efek Riak Air.

Gambar 1. Teori Ripple Effect

Semakin dekat maka semakin kuat, semakin jauh maka semakin lemah

Dalam teori Ripple Effect, ketika batu dilemparkan ke dalam air, semakin

dekat jarak batu, maka semakin besar riak air yang ditimbulkan. Sebaliknya,

semakin jauh jarak batu, maka semakin kecil riak yang ditimbulkan. Dalam

analisa perbudakan ini, semakin dekat jarak pemilik perkebunan dengan negara

Amerika Utara, maka semakin baik perlakukan mereka terhadap para budak

(contoh, perlakukan baik Tuan Shelby terhadap Paman Tom di negera Kentucky).

Sebaliknya, semakin jauh jarak pemilik perkebunan dengan Amerika Utara, maka

3
semakin buruk perlakukan mereka terhadap para budak (contoh, perlakukan buruk

Tuan Simon Legree terhadap Paman Tom di negara Louisiana). Perbedaan

perlakuan terhadap budak dapat dilihat pada ilustrasi dibawah ini:

Gambar 2 Teori Ripple Effect pada Perbudakan di Amerika Selatan

Proksimitas dari terdekat ke terjauh: Kentucky, Mississippi, dan Louisiana

Gambar diatas memperlihatkan tiga tingkat proksimitas lokasi Amerika

Selatan terhadap sumber pengaruh di Amerika Utara. Proksimitas terdekat

merupakan negara Kentucky, disini paman Tom merupakan budak tuan Shelby,

para budak diperlakukan dengan sangat baik, bahkan diakhir cerita anak tuan

Shelby bahkan berencana untuk membebaskan paman Tom dari status budaknya

menjadi orang yang bebas. Idiologi masyarakat Kentucky yang bersikap baik

terhadap dapat dipahami karena negara ini berbatasan langsung dengan Amerika

Utara yang memiliki idiologi anti perbudakan. Proksimitas kedua adalah negara

4
Mississippi, disini paman Tom juga diperlakukan dengan baik oleh tuan St Clare,

akan tetapi budak merupakan kepemilikan seumur hidup, mereka hanyalah objek

dan tidak akan pernah diberikan kebebasan. Pemahaman dan idiologi ini

dikarenakan lokasi Mississippi tidak sedekat dengan lokasi Kentucky, sehingga

mereka masih menganut paham bahwa budak merupakan milik mereka, berbeda

dengan idiologi anti perbudakan di Amerika Utara. Proksimitas terakhir yang juga

merupakan proksimitas terjauh adalah negara Louisiana, disini paman Tom

disiksa dan diperlakukan dengan kejam oleh tuan Legree, jauhnya lokasi negara

Louisiana dari Amerika Utara menyebabkan tidak sampainya idiologi anti

perbudakan pada tuan Legree, sehingga Simon menerapkan idiologi perbudakan

yang didapatnya secara turun temurun dan memperlakukan budak sesuka hatinya.

Teori Ripple Effect pertama kali dipergunakan dalam ilmu kependidikan

(seperti juga halnya teori psikologi yang awalnya digunakan pada bidang medis

untuk meneliti orang yang mengalami gangguan kejiwaan). Menurut Kounin

dalam Discipline and Group Management in Classrooms (1970), dalam

pengajaran di kelas, seorang guru akan memberikan riak besar terhadap perubahan

perilaku positif murid yang berada dengannya, yaitu murid yang duduk dibarisan

paling depan. Sedangkan guru tersebut hanya dapat memberikan riak kecil pada

perubahan perilaku positif murid yang jauh darinya, yaitu murid yang duduk

dibarisan paling belakang. Dapat disimpulkan bahwa semakin dekat jarak dengan

sesuatu hal/permasalahan maka akan semakin besar akibat yang ditimbulkan,

sebaliknya, semakin jauh jarak dengan sesuatu hal/permasalahan maka akan

semakin kecil akibat yang ditimbulkan.

5
II. Pembahasan

Sebelum membahas perbudakan di Amerika Selatan dalam novel Uncle

Tom’s Cabin, pendalaman terhadap subjek penelitian dilakukan dengan melihat

ontologi, epistimologi, dan aksiologi dari perbudakan itu sendiri.

A. Ontologi: Perbudakan di Amerika Selatan

Ontologi merupakan pendalaman terhadap sebuah substansi dari unsur-

unsur yang membentuknya, ditambah juga dengan pemahaman tentang ciri, sifat,

proses, dan fungsi dari substansi tersebut, dalam hal ini substansi tentang

perbudakan di Amerika Selatan.

6
SUBSTANSI WUJUD PROSES FUNGSI

UNSUR-UNSUR Warna kulit (Rasisme) dan Pada abad 18, pekerja dari Afrika Untuk memaksimalkan hasil
status sosial (Budak dan tuan) didatangkan sebagai pekerja di produksi dan meminimalkan biaya
perkebunan kapas dengan upah produksi. Akibatnya perdagangan
yang murah, tetapi karena rasisme budakpun dan penculikan orang
terhadap warna kulit, status pekerja Afrika untuk dijadikan budak pun
Afrika tersebut menjadi budak. menjadi marak.

CIRI UNSUR Bergantung pada alam (Negara Amerika Selatan merupakan negara Untuk memastikan bahwa para
agraris) dan hilangnya Hak Asasi agraris sehingga mereka sangat budak menjadi milik sang tuan
Manusia bergantung kepada alam. Akibatnya selamanya dan tidak berani untuk
para budak dipaksa bekerja keras melarikan diri.
setiap hari di perkebunan kapas
tanpa dibayar sepeserpun seumur
hidup mereka.

SIFAT UNSUR Dikuasai dan menguasai (adanya Para budak dikuasai oleh tuan Untuk mengintimidasi, menekan,
relasi kuasa), kejam dan tidak mereka yang merasa memiliki hak dan menakut-nakuti para budak
berperikemanusiaan untuk memperlakukan budak tersebut.
sesuka hati mereka tanpa
menghiraukan perikemanusiaan,.

7
8
B. Epistimologi

Dalam epistimologi, hipotesa akan dibuat untuk memberikan suatu

pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian dan juga

sekaligus untuk memberikan arah kepada penelitian. Hipotesa perbudakan dalam

novel Uncle Tom’s Cabin oleh Harriet Beecher Stowe adalah:

“Perbedaan perlakukan terhadap budak di Amerika Selatan sangat

dipengaruhi oleh Ripple Effect dari idiologi anti perbudakan di Amerika Utara.”

C. Aksiologi

Dalam aksiologi, pernyataan penelitian akan diuji dalam sepuluh

hubungan sebab akibat untuk memperkuat landasan dan pijakan dalam penelitian

yang akan dilakukan. Pernyataan penelitian tentang perbudakan di Amerika

Selatan dalam novel Uncle Tom’s Cabin dapat diterapkan dalam semua hubungan

sebab akibat, yaitu sebagai berikut:

1. Hubungan sebab akibat searah

 Jika idealisme Amerika selatan diterapkan maka perlakuan budak akan

kejam, tidak jika perlakuan budak kejam maka idealisme amerika

selatan diterapkan

 Jika idealisme Amerika utara diterapkan maka perlakuan budak akan

baik, tidak jika perlakuan budak baik maka idealisme amerika selatan

diterapkan

9
2. Hubungan sebab akibat dua arah

 Jika perlakuan budak kejam, maka idealisme amerika selatan diterapkan

 Jika perlakuan budak baik, maka idealisme amerika utara diterapkan

3. Hubungan sebab akibat yang menunjukan kepastian

 Jika idealisme amerika selatan dengan kurangnya pendidikan yang

didapat pasti perlakuan budak kejam

 Jika idealisme amerika utara dengan kurangnya pendidikan yang

didapat pasti perlakuan budak baik

4. Hubungan sebab akibat yang menunjukan ketidakpastian

 Jika idealisme amerika selatan diterapkan, maka mungkin cenderung

perlakuan budak kejam

 Jika idealisme amerika utara diterapkan, maka mungkin cenderung

perlakuan budak baik

5. Hubungan sebab akibat yang dinyatakan dengan sendirinya

 Jika idealisme amerika selatan diterapkan, maka dengan sendirinya

perlakuan budak kejam

 Jika idealisme amerika utara diterapkan, maka dengan sendirinya

perlakuan budak baik

6. Hubungan sebab akibat yang menyatakan terjadinya akibat dimasa

yang akan datang

 Jika dimasa kecil anak-anak memiliki idealisme amerika selatan, maka

nanti atau kelak mereka akan berlaku kejam terhadap budak

10
 Jika dimasa kecil anak-anak memiliki idealisme amerika utara, maka

nanti atau kelak mereka akan berlaku baik terhadap budak

7. Hubungan sebab akibat yang menunjukan kecukupan atau tanpa

syarat untuk terjadinya akibat

 Jika idealisme amerika selatan diterapkan (tanpa syarat apapun), maka

perlakuan budak kejam

 Jika idealisme amerika utara diterapkan (tanpa syarat apapun), maka

perlakuan budak baik

8. Hubungan sebab akibat yang menunjukan terjadinya akibat

memerlukan suatu syarat

 Jika idealisme amerika selatan diterapkan, maka perlakuan budak

kejam, jika tidak mendapatkan pendidikan yang cukup

 Jika idealisme amerika utara diterapkan, maka perlakuan budak baik,

jika tidak mendapatkan pendidikan yang cukup

9. Hubungan sebab akibat yang menyatakan akibat adalah seharusnya

 Jika idealisme amerika selatan diterapkan, seharusnya perlakuan budak

kejam

 Jika idealisme amerika utara diterapkan, seharusnya perlakuan budak

baik

10. Hubungan sebab akibat yang menunjukan akibat tetap tapi penyebab

dapat berganti-ganti

11
 Jika idealisme amerika selatan diterapkan / tidak mendapatkan

pendidikan cukup / hidup di era agraris / berlokasi jauh dari amerika

utara, maka perlakuan budak akan kejam.

 Jika idealisme amerika utara diterapkan / mendapatkan pendidikan

cukup / hidup di era industrialis / berlokasi dekat dari amerika utara,

maka perlakuan budak akan baik.

Perbudakan merupakan hal yang tidak manusiawi, tidak berperi

kemanusiaan, dan menginjak injak Hak Asasi Manusia. Akan tetapi tidak semua

pemilik budak memperlakukan budaknya dengan kejam, ada tiga perlakukan

berbeda yang dapat dilihat dalam novel Uncle Tom’s Cabin oleh Harriet Beeecher

Stowe: (1) pemilik budak di Kentucky yang baik terhadap budak mereka dan

memiliki keinginan untuk membebaskan budak yang dimilikinya, (2) pemilik

budak di Mississippi yang baik terhadap budak mereka tetapi mendukung

perbudakan sebagai hak mereka dan sama sekali tidak memiliki keinginan untuk

membebaskan budaknya, dan (3) pemilik budak di Lousiana yang kejam terhadap

budak mereka dan mempekerjakan budak seumur hidup mereka.

12
Gambar 3
Perlakuan Budak Tipe 1 oleh
Tuan Shelby di Kentucky

- Paman Tom diperlakukan


dengan baik.
- Diperlakukan sebagai
pelayan rumah, dan
berpakaian ala butler.
- Status sebagai budak, dan
bisa memperoleh kebebasan.

Gambar 4
Perlakuan Budak Tipe 2 oleh
Tuan St Clare di Mississippi

- Paman Tom diperlakukan


dengan baik.
- Diperlakukan sebagai
anggota keluarga, dan
berpakaian dengan layak.
- Status sebagai budak, tapi
tidak bisa memperoleh
kebebasan.

Gambar 5
Perlakuan Budak Tipe 3 oleh
Tuan Legree di Louisiana

- Paman Tom diperlakukan


dengan buruk.
- Diperlakukan sebagai budak
pekerja kasar, dan berpakaian
dengan sangat tidak layak.
- Status sebagai budak, seumur
hidup bekerja tanpa dibayar.

13
Perlakukan masyarakat di Amerika Serikat yang berbeda terhadap budak

disebabkan karena adanya idiologi yang berbeda dalam masyarakatnya. Hal ini

bida dilihat dari aspek, yaitu lokasi, pendidikan, dan pekerjaan. Pertama, pada

aspek lokasi, Amerika Serikat terbagi atas Amerika Selatan yang mendukung

perbudakan dan Amerika Utara yang menolak perbudakan. Pemilik budak di

Kentucky merupakan negara yang paling dekat dengan Amerika Utara, sehingga

pemilik budak tersebut mendapatkan pengaruh idiologi anti-perbudakan dari

Amerika Utara, sedangkan Louisiana yang merupakan negara paling jauh dari

Amerika Utara sama sekali tidak terpengaruh idiologi anti-perbudakan Amerika

Utara.

Kedua, pada aspek pendidikan, keluarga Shelby (Kentucky) dan keluarga

St. Clare (Mississippi) merupakan masyarakat dari kalangan berpendidikan

sehingga mereka memperlakukan budaknya dengan baik, sedangkan Legree

(Louisiana) bukan berasal dari kalangan berpendidikan sehingga dia sama sekali

tidak memperlakukan budaknya dengan baik, dia bahkan menjadikan beberapa

budaknya sebagai budak seks.

Ketiga, pada aspek pekerjaan, keluarga Shelby (Kentucky) dan keluarga

St. Clare (Mississippi) memiliki pekerjaan yang tidak terlalu bergantung kepada

budak, seperti bertani dan berdagang, sehingga mereka tidak perlu berlaku kejam

terhadap budak mereka tanpa alasan yang tidak jelas. Sedangkan Legree

(Louisiana) hanya mengandalkan perkebunan kapas sebagai satu satunya

pekerjaan, produktifitas perkebunannya sangat mengandalkan budak sebagai

pekerja pengambil kapas, sehingga dia harus berlaku kasar dan kejam agar

14
budaknya semakin keras bekerja dan semakin memaksimalkan keuntungan yang

diperoleh.

Kemudian, terdapat beberapa kelemahan dalam analisa ini, yaitu

penggunaan teori yang tepat untuk menganalisa, pada satu sisi teori poskolonial

dapat dipergunakan karena adanya relasi kuasa antara tuan dan budak, pada sisi

lain teori sosiologi dapat dipergunakan untuk membahas status sosial antara tuan

dan budak dalam masyarakat Amerika Selatan.

Kelemahan lainnya adalah penggunaan model Ripple Effect (efek riak air)

yang sebenarnya pada awalnya digunakan oleh Kounin dalam bukunya Discipline

and Group Management in Classrooms (1970) untuk masalah kependidikan

murid di dalam kelas, sehingga relevansinya terhadap penelitian sastra masih

perlu untuk digali dan diperkuat lagi.

III. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari analisa terhadap novel Uncle Tom’s Cabin karya Harriet

Beecher Stowe dari perbedaan perlakuan perbudakan di Amerika Selatan sebagai

Ripple Effect (efek riak air) dari idiologi Amerika Utara adalah ”tidak selamanya

perbudakan itu kejam.” Pada dasarnya perbudakan itu merampas hak asasi

manusia dan tidak berperikemanusiaan, tetapi masih ada pemilik perkebunan yang

memperlakukan budak dengan baik sebagai seorang manusia, semuanya itu

kembali kepada pribadi manusia itu masing-masing yang dapat dipengaruhi oleh

lingkungan tempat mereka berada.

15
B. Saran

Dalam perkuliahan Filsafat Ilmu, terdapat beberapa saran yang sangat

membangun dalam analisa dari perbudakan di Amerika Selatan dalam novel

Uncle Tom’s Cabin:

1. Masukan dan saran dari dosen pengampu mata kuliah Filsafat Sastra, Dr.

Sulasatri, M.Hum. tentang analisa awal yang terlalu luas, yaitu analisa pada: a)

idiologis, b) pendidikan, dan c) pekerjaan. Kemudian perubahan dilakukan

dengan hanya memfokuskan pada analisa idiologis dari masyarakat Amerika

Serikat.

2. Masukan dan saran dari dosen pengampu mata kuliah Filsafat Sastra pada

ontologi, yaitu tentang rasisme warna kulit pada ciri ciri wujud, negara agraris

yang tergantung pada alam sebagai ciri wujud, dan perkuliahan tentang relasi

kuasa (tugas Menggambar Ayah) sebagai sifat wujud.

3. Masukan dan saran dari dosen pengampu mata kuliah Filsafat Sastra pada

epistimologi, yaitu memasukkan Amerika Utara pada hipothesis “terdapat

hubungan idiologi Amerika Selatan dengan perlakuan terhadap budak” menjadi

“idealisme Amerika Selatan terhadap perbudakan sangat dipengaruhi oleh

ripple effect (efek riak air) dari Amerika Utara.”

4. Masukan dan saran berikutnya dari sesama mahasiswa Pascasarjana Program

Studi Sastra, Hadi Gustian, yang menyarankan untuk memasukkan sejarah

perbudakan mulai dari pekerja Afrika yang dibayar murah sampai kepada

penculikan orang Afrika untuk dijadikan budak dan diperjual belikan.

16
Referensi

Kounin, Jacob Sebatian. 1970. Discipline and Group Management in Classrooms.


New York: Holt, Rinehart and Winston.

Said, Edward W. 1979. Orientalism. London: Vintage Books.

Stowe, Harriet Beecher. 1852. Uncle Tom's Cabin; or, Life Among the Lowly.
Boston: John P. Jewitt & Company.

17
MAKALAH

FILSAFAT ILMU

Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi pada

Perbudakan dalam Novel Uncle Tom’s Cabin

Oleh:

Andy Amiruddin
1720732003

Fakultas Ilmu Budaya

Program Pascasarjana Prodi Sastra

Universitas Andalas

2017

18

Anda mungkin juga menyukai