Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

VITAMIN
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas individu
Mata Kuliah Ilmu Gizi II
Dosen Pengampu : IKA Muzdalia, S.Kep NS, M.Kes

Oleh :

NENCI PALALLUNG
B0218011

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan Judul”vitamin”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan dan sebagai umpan balik yang positif
demi perbaikan di masa mendatang. Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu Keperawatan.
Akhir kata,saya mengucapkan terima kasih dan kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Majene,13 Maret 2021

Nenci Palallung
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Vitamin..................................................................................................
B. Komposisi dan struktur vitamin..............................................................................
C. Fungsi vitamin.........................................................................................................
D. Pencernaan dn penyerapan vitamin.........................................................................
E. Metabolisme vitamin...............................................................................................
F. Kebutuhan dan sumber makanan.............................................................................
G. Evaluasi mutu vitamin.............................................................................................
H. Defesiensi vitamin...................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan
untukmetabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh
manusia, tetapidiperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin
adalah sebagai kofaktor(elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik (Stryer,1995).
Secara umum fungsi vitamin sangat berkaitan erat dengan fungsi enzim,
enzimmerupakan katalisator organik yang berperan mengatur dan menjalankan reaksi
biokimiadalam tubuh. Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi
metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh.
Vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit untuk memperlancar
prosesmetabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi.vitamin
diperoleh daris a y u r d a n b u a h - b u a h a n . t e t a p i j i k a k e b u t u h a n y a n g
s e d i k i t i t u d i a b a i k a n , a k a n mengakibatkan terganggunya metabolisme di
dalam tubuh kita karena fungsinya tidakdapat digantikan oleh senyawa lain.makhluk
hidup, baik tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-unit kecil yang di sebut
sel. Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses atau perubahan yang terjadi
dalam sel. Aktivitas yang terjadi dalam sel inilah yang menyunjang terlaksana fungsi
makhluk hidup itu sendiri.
Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang di perlukan dalam jumlah
kecil dalam diri seseorang tetapi esensi untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting
untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.kebanyakan
vitamin-vitamin ini tidak dapat di sentesis oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya
sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian vitamin?
2. Bagaimana komposisi dan struktur dari vitamin?
3. Apa saja fungsi dari vitamin?
4. Bagaimana proses pencernaan dan penyerapan dari vitamin?
5. Bagaimana metabolisme pada vitamin?
6. Apa saja kebutuhan dan sumber makanan vitamin?
7. bagaimana proses evaluasi mutu vitamin?
8. Bagaimana defesiensi vitamin?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian vitamin!
2. Untuk mengetahui bagaimana komposisi dan struktur vitamin!
3. Untuk mengetahui apa fungsi vitamin!
4. Untuk mengetahui bagaimana pencernaan dan penyerapan vitamin!
5. Untuk mengetahui bagaimana metabolisme vitamin!
6. Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan dan sumbermakanan!
7. Untuk mengetahui bagaimana evaluasimutu vitamin!
8. Untuk mengetahui bagaimana defesiensi vitamin !
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan
oleh tubuh” . vitamin di butuhkan dalam tubuh dalam jumlah yang sangat kecil untuk
mengatur proses metabolism. Vitamin dapat kita peroleh dari sayuran dan buah. Buah
adalah salah satu sumber vitamin yang sering kita makan tapi terkadang manusia tidak
memperhatikan akan dampak kelebihan dan kekurangan vitamin yang terkandung di
dalamnya.
Vitamin digolongkan dalam dua golongan menurut kelarutannya dalam medium,
yaitu vitamin larut-lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak adalah vitamin
A,D,E,dan K sedangkan vitamin larut-air adalah vitamin B kompleks dan C. belakangan
kolin dimasukkan ke dalam kelompok vitamin larut –air.
Untuk Menarik minat anak dalam gemar memakan buah maka diperlukan sebuah
aplikasi multimedia interaktif untuk mengenal vitamin yang terkandung di dalam buah.
Sehingga membuat anak-anak menjadi senang, tidak bosan saat belajar mengenal vitamin
yang terkandung di dalam buah serta dapat memudahkan anak-anak pada usia dini dalam
mengenal vitamin, manfaat setiap jenis vitamin dan sumber vitamin yang terkandung
dalam buah.

B. Komposisi Dan Struktur Vitamin


1. Vitamin A
Molekul vitamin A berisi atom karbon dan hidrogen yang berikatan dengan
gugus hidroksil (OH) menjadi struktur yang kompleks. Stuktur yang demikian ini
menyebabkan vitamin disebut sebagai retinol. Komposisi retinol haya tedapat dalam
bahan pangan hewani, sedangkan dalam pangan nabati terdaat zat warna karotenoid.
Senyawa karoten akan dirubah menjadi vitamin A dalam usus halus. Struktur kimiawi
beta karoten serupa dengan dua molekul retinol.

2. Vitamin D
Vitamin D bersifat larut dalam lemak dan tidak larut dalam air. Vitamin D
banyak ditemukan dalam minyak hati ikan. Ada dua macam vitamin D, yaitu vitamin
D3 atau kholekalsiferol, terdapat dalam minyak hati ikan, sangat cocok untuk anak
yang sedang dalam masa pertumbuhan. Vitamin D2 atau kalsiferol berasal dari
ergosterol yang telah mengalami radiasi oleh sinar ultraviolet.
3. Vitamin E
Vitamin E diketahui sebagai zat gizi esensiel yaitu setelah dilakukan
percobaan dengan tikus. Kekurangan vitamin E mengakibatkan kemandulan pada
tikus jantan sedangkan pada tikus betina terjadi keguguran pada saat bunting. Zat gizi
esensiel tersebut dikenal sebagai tokoferol atau vitamin E. Ada empat macam
tokoferol yaitu alpha, beta, gamma, dan delta tokoferol.

4. Vitamin K
Vitamin K disebut juga dengan phylloquinone, merupakan salah satu vitamin
larut dalam lemak yang diperlukan untuk penutupan luka dan sangat penting untuk
menghentikan darah terus keluar saat terluka. Vitamin K juga terlibat dalam
metabolisme protein tulang dan diperlukan untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak
dan remaja.

5. Vitamin B1
Vitamin B1 merupakan vitamin yang larut dalam air. Dengan demikian
vitamin ini banyak mengalami penurunan pada saat dilakukan persiapan pengolahan
seperti pencucian. Vitamin B1 disebut juga anti neuritis karena dapat menyembuhkan
radang saraf tertentu. Vitamin B1 atau tiamin banyak terdapat dalam kulit ari butir
beras ataupun gandum. Roti putih tidak banyak mengandung tiamin. Demikian pula
beras giling kurang mengandung tiamin. Tiamin merupakan komponen enzim Tiamin
Piro Fosfat (TPP) yang berperanan dalam metabolisme karbohidrat. Kekurangan
tiamin atau TPP akan mengakibatkan tertimbunnya asam piruvat dalarn sel.

6. Vitamin B2
Vitamin B2 disebut riboflavin, atau sering pula disebut laktoflavin atau
hepatoflavin, ovoflavin, dan renoflavin sesuai dengan sumber vitamin tersebut yaitu
berasal dari susu, hati, telur maupun ginjal. Riboflavin berasal dari kata latin flavus
yang berarti kuning. Riboflavin bersifat stabil terhadap pemanasan kecuali pada
kondisi alkalis. Riboflavin dapat menglami kerusakan karena sinar. Riboflavin
merupakan komponen Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Mono
Nukieotida (FMN). FAD dan FMN berperanan pada reaksi oksidasi reduksi pada
metabolisme karbohidrat dan protein.

7. Vitamin B3
Vitamin B3 atau sering disebut juga niacin juga merupakan salah satu vitamin
yang larut dalam air. Istilah niacin meliputi nicotinic acid dan nicotinamide, dimana
merupakan bagian reaktif dari co-enzim NAD dan NADP. Niacin sebenarnya bukan
vitamin murni karena dapat dibentuk di dalam tubuh dari asam amino tryptophan.
Namun demikian, suplai asupan tryptophan yang cukup diperlukan untuk menjamin
tersedianya niacin secara cukup guna fungsi esensial dalam metabolisme dan untuk
memperbaiki DNA.

8. Vitamin B5
Vitamin B5 dikenal juga sebagai asam pantotenat. Ditemukan pada semua
makhluk hidup dan memiliki peran esensial dalam metabolisme energy semua
jaringan tubuh. Pantothenic acid juga berperan penting dalam penyembuhan luka dan
diperlukan untuk menjaga kesehatan rambut dan kulit.

9. Vitamin B6
Vitamin B6 adalah vitamin larut air yang terdiri dari sebuah group dengan
enam komponen terkait: pyridoxal, pyridoxine, pyridoxamine, dan 5′-phasphates
(PLP, PNP, PMP: komponen komponen ini saling berubah dari satu menjadi lainnya
melalui reaksi metabolik). Seperti halnya vitamin B lainnya, vitamin B6 juga menjadi
faktor esensial pada berbagai reaksi biokimia metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak. Vitamin B6 juga penting dalam menurunkan level homosistein darah sehingga
membantu mencegah penyakit jantung dan penyakit Alzheimer’s.

1. Vitamin B12
Vitamin B12 (cobalamin) adalah vitamin larut air yang esensial untuk
kesehatan darah dan fungsi syaraf. Hanya mikroorganisme yang mampu
menghasilkan vitamin B12 termasuk diantaranya algae, bakteri dan jamur, sehingga
dengan demikian vitamin B12 hanya terdapat pada pangan hewani. Seperti halnya
vitamin B6, vitamin B12 juga dapat membantu menurunkan resiko penyakit jantung
dan penyakit Alzheimer’s. Beberapa kelompok yang beresiko terkena defisiensi
vitamin B12 antara lain vegetarian dan lanjut usia.

C. Fungsi Dari Vitamin

Ada banyak untukjenis-jenis vitamin yang memiliki fungsi-fungsi tersendiri,


untuk kali akan memberikan fungsi vitamin secaraumum. Untuk fungsi vitamin secara
umum antar lain sebagai berikut:
 Untuk mengatur zat dalam tubuh.
 mengatur proses metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
 Berfungsi menguatkan gigi dan tulang.
 Dapat mempercepa tpertumbuhan.
 Untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit.
 Untuk mempercepat proses dalam penyembuhan penyakit.
 Menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh.
 Dapat memperlambat dalam proses penuan.
 Untuk membangun pada sistem kekebalan tubuh atau sistemimun.
 Dapat menjaga tubuh tetap segar dan menghilangkan rasa capek.
 Vitamin juga diperkirakan berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi biokimia
tubuh.

D. Pencernaan Dan Penyerapan Vitamin

1. Vitamin larut lemak

Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu


dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain.
Absorsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke
hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai
jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.

1) Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara


luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan
prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas
bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan
kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A
meningkatkanresiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran
pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta
menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.

2) Vitamin D

Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol


(vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan
menyembuhkan riketsia, yaitu dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu
melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar
matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi makanan tidak
dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan
bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat
sinar matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.

Absorsi vitamin D

Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan


empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma
binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak,
tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua kurang
efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini
disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.

3) Vitamin E

Vitamin E dapat diisolasi dari minyak gandum dan dinamakan


tokoferol. Sekarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa
digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoerol yang aktif secara
biologik.Fungsi vitamin E: Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan
larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil dan melindungi asdama lemak
jennuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.

Absorsi

Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam


bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan
dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh ganda.

4) Vitamin K

Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat


sejumlah derivat yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk
induk dari vitamin K disebut Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh
IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap panastetapi tidak tahan terhadap alcali
dan cahaya.

Absorsi vitamin K

Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K


bagi tubuh berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus
yang menghasilkan menaquinone.Untuk penyerapan vitamin K diperlukan
garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak
dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier
bagi vitamin K tersebut.
2. Vitamin larut air

 Vitamin C

Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan denagn udara terutama bila terkena panas.

proses pencernaan dan adsorpsi

Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta.
Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C
kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan
adrenal, pituitari, dan retina.

 Vitamin B1 (Tiamin)

Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-


vitamin yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam
minyak dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam,
tetapi terurai pada suasana biasa atau netral.

proses pencernaan dan adsorpsi

Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap
kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan
dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati.
Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini parallel
terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini
tidak lagi berlaku.

 Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil
dalam pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh
oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh
sinar ultraviolet maupun oleh cahaya biasaVitamin ini diketemukan sebagai
pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam
susu.

proses pencernaan dan adsorpsi

Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air,
sehingga mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel
mukosa usus, riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP
dan sebagai FMN dialirkan melalui vena portale kehati.

 Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)

Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai


obat.Fungsi vitamin B6 yaitu sebagai koenzim terutama dalam
transaminasi,dekarboksilasi,reaksi lain yang berkaitan dengan metabolosme
protein, PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat
(gamma-amino-butiric-acid/GABA).

Kekurangan vitamin B6 jika tidak dipenuhi penyerapannya dalam tubuh


maka akan menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan
metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung dan sukar tidur.

 Vitamin B12 (Kobalamin)

Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat


secara syntetis total, tetapi selalu di ekstrasi dari media tempat tumbuh mikroba ,
sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin B12 adalah yang sangat kompleks dari
struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang

proses pencernaan dan adsorpsi


Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik.
Didalamsekresi gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik
(FI). Faktor Intrinsik mengikat vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan
terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga usus. Pada manusia, Fi
dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.

E. Metabolisme Vitamin

Pada tahun 1912, Funk adalah sarjana Biokimia bangsa Polandia yang bekerja di
London untuk pertama kali memperkenalkam istilah vitamin ( amine yang vital) yang
kemudian terkenal dengan nama vitamin (dari bahasa latin, vital yang artinya hidup),
untuk menandakan kelompok dari senyawa-senyawa organic tersebut. (Kamiensky, 2006)
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam
reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Terdapat 13 jenis vitamin
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin,
asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).Walau memiliki peranan
yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam
bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin
yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal
memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh,
asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan. (Lie, 2004).

F. kebutuhan dan sumber makanan Vitamin

1. Vitamin A

Anda membutuhkan vitamin A sekitar 0,5-0,6 mg per hari. Untuk memenuhinya, Anda
dapat mengonsumsi hati, wortel, minyak ikan kod, kentang, bayam, telur, dan keju.

2. Vitamin B
Beragam makanan yang dapat Anda konsumsi untuk memenuhi kebutuhan vitamin B
adalah:

 Biji-bijian, seperti kacang, gandum, dan sereal.


 Nasi merah.
 Susu dan yogurt.
 Sayuran, seperti okra, asparagus, dan brokoli.
 Daging, hati, dan telur.
 Ikan dan kerang.
 Buah kurma, alpukat, dan pisang.

3. Vitamin C

Kebutuhan vitamin C setiap harinya adalah 50-90 mg. Untuk memenuhinya, Anda dapat
memakan berbagai buah dan sayur sumber vitamin C, seperti jeruk, kentang, tomat, 
brokoli, bayam dan stroberi.

4. Vitamin D

Anda membutuhkan vitamin D sebanyak 15-20 mikrogram setiap harinya. Vitamin ini
dapat diproduksi oleh kulit ketika terpapar sinar matahari. Meski demikian, Anda tetap
disarankan untuk memperoleh asupan vitamin D dari makanan, dengan cara
mengonsumsi minyak ikan, telur, jamur, dan hati sapi.

5. Vitamin E

Vitamin E yang dibutuhkan oleh tubuh adalah 11-15 mikrogram per hari. Untuk
memenuhinya, Anda dapat mengonsumsi beragam makanan sumber vitamin E, seperti
buah kiwi, alpukat, telur, susu, dan kacang-kacangan.

6. Vitamin K

Anda membutuhkan vitamin K sebanyak 35-65 mikrogram setiap harinya. Vitamin ini
dihasilkan oleh bakteri Escherichia coli yang terdapat di dalam usus. Meski demikian,
Anda bisa memakan sayuran berdaun hijau, alpukat, dan kiwi untuk menjaga kecukupan
asupan vitamin K, terutama jika Anda sedang menggunakan obat pengencer darah.

G. Evaluasi Mutu Vitamin

1. Vitamin A

Vitamin A dan Provitamin A (Karotenoid) Metode standar untuk analisis kuantitatif


vitamin A (retinol) dan provitamin A (karotenoid) dalam pangan adalah
menggunakan prinsip kromatografi cair (HPLC) dan sampel harus disaponifikasi
terlebih dahulu. Baik sampel pangan maupun komponen standar, keduanya harus
disaponifikasi menggunakan larutan campuran etanol dan air yang bersifat basa.

2. Vitamin D

Metode standar yang digunakan untuk analisis vitamin D adalah uji biologis
berdasarkan derajat kalsifikasi tulang. Prinsip analisis ini melibatkan kondisi
kekurangan vitamin D sehingga terbatas hanya pada hewan uji. Meskipun telah
banyak kemajuan yang dicapai dalam pengembangan metode analisis vitamin D
secara kimiawi, namun metode-metode tersebut tetap memiliki kekurangan dalam hal
sensitivitas dan selektivitas apabila dibandingkan dengan uji biologis. Oleh karena
itu, metode kimiawi tidak dapat mendeteksi kandungan vitamin D yang rendah dalam
sampel. Sedangkan metode kimiawi memiliki keuntungan dari segi waktu pengerjaan
apabila dibandingkan dengan metode biologis, sehingga ia masih kerap digunakan
untuk sampel-sampel pangan yang diketahui memiliki kandungan vitamin D yang
cukup tinggi.

3. Vitamin E

Terdapat beberapa jenis vitamin E yang terdapat dalam sampel pangan, dengan
mayoritas berasal dari grup tokoferol seperti α, β, γ, δ-tokoferol, dan grup tokotrienol
seperti α-tokotrienol. Prinsip analisis vitamin E mirip dengan analisis vitamin A
(retinol), sampel harus disaponifikasi terlebih dahulu sebelum diekstrak dan dianalisis
dengan sistem kromatografi cair. Sampel pangan melalui tahapan saponifikasi
terlebih dahulu sebelum diekstrasi dengan heksana dan diinjeksi ke sistem KCKT
dengan fase normal yang dihubungkan dengan detektor fluoresensi. Vitamin E
dideteksi pada panjang gelombang eksitasi 290 nm dan panjang gelombang emisi 330
nm.

4. Vitamin K

Terdapat beberapa senyawa yang merupakan bagian dari keluarga vitamin K yang
secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu vitamin K1 (filokuinon) dan
vitamin K2 (menakuinon). Seperti vitamin-vitamin larut lemak lainnya, vitamin K
sesuai untuk dianalisis menggunakan prinsip kromatografi cair. Sebelum dapat
diekstraksi menggunakan heksana, sampel pangan yang mengandung vitamin K
seperti contohnya susu, dicerna secara enzimatis terlebih dahulu untuk mengurai
lemak dan memisahkan kandungan asam lemaknya.

5. Vitamin B1 (Thiamin)

Prinsip analisis thiamin yang digunakan oleh AOAC dan AACC adalah analisis
dengan kuantifikasi spektrometri atas senyawa dengan pendaran biru (tiokrom) yang
dihasilkan dari oksidasi ekstrak thiamin oleh kalium ferisianida pada kondisi alkali.
Sampel yang mengandung thiamin diekstraksi, kemudian dihidrolisis secara
enzimatis, dimurnikan (menggunakan prinsip pemisahan kromatografi apabila
diperlukan), dan dianalisis serta dibandingkan dengan larutan thiamin standar.

6. Vitamin B2 (Riboflavin)

Sampel yang mengandung riboflavin diekstraksi, dimurnikan, dan dianalisis secara


fluorometris. Analisis akan komponen individual dari total riboflavin dalam sampel
pangan, yaitu koenzim flavin mononukleotida dan flavin adenina dinukleotida dapat
dilakukan menggunakan prinsip kromatografi cair menggunakan detektor fluoresensi.
Vitamin B2 sangat sensitif terhadap radiasi UV 57 sehingga semua langkah analisis
dilakukan pada kondisi cahaya minimal.

7. Vitamin B3 (Niasin)
Niasin di sumber nabati berada dalam bentuk asam nikotinat. Sedangkan sumber
hewani mengandung niasin dalam bentuk koenzim nikotinamida adenina dinukleotida
(NAD) dan nikotinamida adenina dinukleotida fosfat (NADP). Jenis analisis yang
lebih tepat dalam menggambarkan jumlah niasin aktif dalam sampel adalah uji
mikrobiologi karena dapat merespon niasin baik dalam bentuk asam nikotinat,
nikotinamida, maupun bentuk-bentuk koenzim lain dari niasin. Namun, pelaksanaan
uji mikrobiologi membutuhkan waktu yang lama serta keahlian dan teknik yang
memadai agar hasilnya akurat. Metode analisis yang lebih praktis untuk digunakan
dalam menguji kandungan niasin dalam pangan adalah metode kolorimetri,
spektrofotometri, maupun KCKT.

8. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)

Analisis kandungan asam pantotenat dalam pangan dapat dilakukan dengan metode
mikrobiologi maupun menggunakan prinsip kromatografi cair. Metode klasik yang
dapat digunakan untuk menganalisis kandungan vitamin B5 dalam sampel pangan
adalah uji mikrobiologi dengan Lactobacillus casei. Namun, seperti uji mikrobiologi
lainnya, metode ini memerlukan waktu yang lama dan memerlukan keahlian yang
memadai. Alternatif lainnya yang dapat dipilih untuk analisis vitamin B5 yaitu
menggunakan prinsip kromatografi cair yaitu kromatografi cair (KC), KCKT,
maupun KCKU dengan menggunakan detektor UV, fluorometris, ataupun SM.

9. Vitamin B7 (Biotin)

Analisis biotin sering dilakukan dengan tiga jenis metode, yaitu bioasai, avidin-
binding assay, dan asai turunan fluoresensi. Bioasai menggunakan L. plantarum
merupakan metode klasik dalam analisis 60 kadar biotin, namun sering dinilai kurang
praktis. Hasil yang lebih cepat dapat diperoleh dengan menggunakan prinsip avidin-
binding assay dengan cara sampel diekstrak dan kemudian ekstrak dianalisis dengan
sistem kromatografi cair.

10. Vitamin B9 (Folat)


Folat merupakan grup dari beberapa senyawa seperti asam folat (pteroylglutamate)
dan poliglutamil konjugat yang semuanya memiliki aktivitas biologis sebagai asam
folat. Metode klasik yang digunakan untuk analisis folat adalah menggunakan
ekstraksi dengan tiga enzim (trienzyme) dan diikuti dengan analisis total folat secara
mikrobiologis menggunakan Lactobacillus casei (spp. rhamnosus). Namun, telah
dikembangkan metode analisis folat yang lebih praktis yaitu menggunakan metode
kromatografi cair.

11. Vitamin B12 (Kobalamin)

Vitamin B12 atau disebut juga kobalamin, merupakan suatu kumpulan senyawa
kobalamin yang terdiri dari sianokobalamin, hidroksilkobalamin, adenosilkobalamin,
dan metilkobalami. Metode klasik untuk menganalisis kandungan vitamin B12 dalam
pangan adalah dengan uji bioasai dan analisis mikrobiologi menggunakan
Lactobacillus leishmanii. Uji mikrobiologi sangat sensitif sehingga dapat mendeteksi
jumlah vitamin B12 yang kecil sekalipun, namun masih kurang spesifik akibat
beberapa komponen pangan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
yang digunakan. Oleh karena itu, beberapa metode analisis kimiawi yang lebih
praktis terus dikembangkan seperti uji radioisotop, metode protein-binding, dan
metode kromatografi cair dengan detektor UV yang sekarang lebih banyak digunakan

12. Vitamin C

Vitamin terdiri atas asam L-askorbat dan asam Ldehidroaskorbat. Metode standar
yang biasa digunakan untuk menganalisis vitamin C antara lain dengan metode titrasi
menggunakan 2,6-dikloroindofenol maupun uji mikrofluorometri. 62 Metode
kromatografi cair dengan KCKT dapat digunakan untuk mengidentifikasi setiap jenis
vitamin C yang lebih spesifik.

H. Defesiensi Vitamin

a. Vitamin A
Umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Tetapi mempunyai sifat yang
mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi
bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik. Sumber vitamin A adalah susu,
ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning
(cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain). Penyakit yang ditimbulkan akibat
kekurangan vitamin A adalah rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan,
menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.

b. Vitamin B1
Sumber vitamin B1 adalah gandum, beras, daging, telur,susu dan lainnya.
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 adlah kulit
kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.

c. Vitamin B12
Vitamin B12 adalah vitamin yang sangat kompleks molekulnya mengandung
sebuah atom cobalt. Vit B12 terjadi dalam beberapa bentuk dikenal sebagai
kobalamina, salah satu yang paling aktif adalah sianokobalamin. Sifat- sifatnya adalah
larut dlm air, tahan panas, inaktif oleh cahaya, asam keras atau larutan alkali. Sumber
makanan yang mengandung vitamin B12 adalah telur, daging, hati. Dan penyakit yang
ditimbulkan jika kekurangan vitamin ini adalah kurang darah, cepat lelah, lesu,lemas,
dan sebagainya.

d. Vitamin C
Dari semua vitamin yang ada, vit C merupakan vitamin yang paling mudah
rusak. Sangat larut dalam air, mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh
panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Oksidasi
akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu rendah.
Kelenjar adrenalin mengandung vitamin C yang sangat tinggi.
Sumber utama vitamin C adalah jambu klutuk, jeruk, tomat, nanas dan sayur segar.
Akibat yang ditimbukkan jika tubuh kekurangan vitamin C adalah mudah infeksi pada
luka, gusi berdarah, sariawan, dll.

e. Vitamin D
Sumber makanan yang mengandung vitamin D adalah minyak ikan, susu, telur
dan keju. Akibat yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin D adalah gigi mudah
rusak, otak kejang dan pertumbuhan tulang tidak baik.

f. Vitamin E
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat antioksidan,
Vitamin E mudah teroksidasi terutama bila pada lemak yang tengik, timah, garam
besi serta mudah rusak oleh sinar UV.
Sumber makanan yang mengandung vitamin E adalah ikan, ayam, kuning telur,
minyak tumbuhan, dll. Penyakit yang ditimbulkan jika kekurangan vitamin E adalah
bisa menyebabkan mandul pada pria dan wanita, kerusakan syaraf, dll.

g. Vitamin K
Vit K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam
dan alkali. Vit K sangat penting bagi pembentukan protrombin. Kadar protrombin
dalam darah yang tinggi baik untuk penggumpalan darah.
Sumber utama vitamin K adalah telur, susu, dan sayuran segarr. Akibat jika
kekurangan vitamin K adalah darah sulit membeku ketika luka atau pendarahan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh” . vitamin di butuhkan dalam tubuh dalam jumlah yang sangat
kecil untuk mengatur proses metabolism. Vitamin dapat kita peroleh dari sayuran dan
buah. Buah adalah salah satu sumber vitamin yang sering kita makan tapi terkadang
manusia tidak memperhatikan akan dampak kelebihan dan kekurangan vitamin yang
terkandung di dalamnya.

Untuk fungsi vitamin secara umum antar lain sebagai berikut:


 Untuk mengatur zat dalam tubuh.
 mengatur proses metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
 Berfungsi menguatkan gigi dan tulang.
 Dapat mempercepa tpertumbuhan.
 Untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit.
 Untuk mempercepat proses dalam penyembuhan penyakit.
 Menjaga dan meningkatkan kebugaran tubuh.
 Dapat memperlambat dalam proses penuan.
 Untuk membangun pada sistem kekebalan tubuh atau sistemimun.
 Dapat menjaga tubuh tetap segar dan menghilangkan rasa capek.
 Vitamin juga diperkirakan berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi biokimia
tubuh.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermamfaat untuk para pembaca khususnya untuk
mahasiswa jurusan keperawatan agar menjadi pedoman untuk memenuhi kebutuhan
vitamin.

DAFTAR PUSTAKA
Vilda Ana Veria setyawati,2018. Buku ajar dasar ilmu gizi kesehatan
masyarakat.jl.Rajawali.CV Budi Utama.
Atikah Rahayu dkk. 2019 . Buku Ajar Dasar-Dasar Gizi . Yogyakarta. CV Mine Kamaluddin,
Agus. 2013. Intisari Ipa Terpadu. Yogyakarta. CU Andi

Anda mungkin juga menyukai