Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERENCANAAN KEGIATAN
Dosen pembimbing :

Daris Yolanda Sari S.ST.,M.Keb

Di susun oleh kelompok 1:

Cici Delima Niki Febriyanti

Desri Hasan Nuraeni Rizka Mutiara

Eva Nurmalasari Shetya Meita

Gita Sriwahyuni Tia Nurlatifah

Hasna Haifa Tiara Mustika sari

Herawati Vira Siva Ardiyani

Lilis Suminar

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA

DIII KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2020-2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu/Bapak Dosen selaku Dosen pembimbing dalam tugas ini karena telah membantu kelancaran dalam
pembuatan karya tulis ini. Kepada orang tua yang telah membantu dan bemberi pengertian dalam
melaksanakan tugas ini dan kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat.

Dalam rangka memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan Komunitas, maka karya tulis ini dibuat
dengan judul “perencanaan kegiatan”. penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat
meningkatkan budaya membaca bagi masyarakat.

Purwakarta, 08 Maret 2021

Penlis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang……………………………………………………………………………………. i
Rumusan masalah…………………………………………………………………………….. ii
Tujuan……………………………………………………………………………………………..ii
BAB II PEMBAHASAN

Deskripsi metode perencanaan kebidanan komunitas……………………………. 1


Aplikasi metode perencanaan…………………………………………………………….. 2
Menentukan strategi…………………………………………………………………………. 2
Implementasi perencanaan ………………………………………………………………… 3
Evaluasi dan monitoring……………………………………………………………………. 3
BAB III PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………………… 5
Saran ………………………………………………………………………………………… 7
Daftar pustaka………………………………………………………………………………… 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Kebidanan komunitas adalah sebagian upaya yang dilakukan oleh bidan dikomunitas. Kegiatan
akan terlaksana dengan baik dan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan jika
berdsarkan perencanaan.

Sebab itu program berdaya guna perlu dirancang dengan pendekatan partisipatif, yakni
pendekatan yang menekan pentingnya keterlibatan warga secara sukarela dalam upaya
pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri mereka sendiri (mikkelsen, 2005 : 4) dalam
konteks ini masyarakat bukan dipandang sebagai objek pembangunan, tetapi lebih di anggap
sebagai subjek, aktif pada semua tahapan siklus proyek pembangunan mulai dari penilaian
kebutuhan,perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan demikian yang partisipasif dan juga
responsive gender perlu menerapkan prinsip-prinsip:

1. Mengutagamakan masyarakat
2. berbasis pengetahuan masyarakat
3. Melibatkan dan memberdayakan perempuan
Melalui perencanaan program yang partisipatif, maka masyarakat didorong bukan hanya mampu
menyuara kepentingannya. Tetapi juga mampu mengorganisie diri secara kolektif untuk terlibat
mulai dari melakukan perencanaan dan merancang kesehatannya sendiri.

Upaya kegiatan komunitas di Indonesia merupakan bagian pembangunan kesehatan. Oleh karena
itu perencanaan kebidanan komunitas mengikuti pada perencanaan pembangunan tersebut 2 
Perencanaan berdasarkan wilayah.

1. Rencana pembangunan nasional (pusat)


2. Rencana pembangunan daerah, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana metode perencanaan kebidanan komunitas?
2. Bagaimana aplikasi metode perencanaan kebidanan komunitas ?
3. Apa trategi dan langkah perencanaan dengan memberdayakan masyarakat?
4. Bagaimana implementasi kebidanan komunitas?
5. Bagaimana monitoring evaluasi kebidanan komunitas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode perencanan kebidanan komunitas
2. Untuk mengetahui aplikasi metode perencanaan kebidanan komunitas
3. Untuk mengkaji strategi dan langkah perencanaan dengan memberdayakan masyarakat
4. Untuk mengetahui implementasi kebidanan komunitas
5. Untuk mengetahui bagaimana monitoring evaluasi kebidanan komunitas
BAB II

PEMBAHASAN
1. Deskripsi metode perencanaan kebidanan komunitas
Kebidanan komunitas adalah sebagian upaya yang dilakukan oleh bidan dikomunitas. Kegiatan
akan terlaksana dengan baik dan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan jika
berdsarkan perencanaan.

Rencana adalah pola pikir yang sistematis untuk mewujudkan tujuan dengan
mengorganisasaikan dan mendaya gunakan sumber yang tersedia . perencenaan yang akan
disusun harus berdasarkan kegiatan yang sebelumnya. Berbagai program kesehatan yang sudah
dikembangkan dan dijalankan di masyarakat, mulai dari program KIA termasuk imunisasi,
reproduksi remaja, program pencegahan infeksi termasuk HIV/AIDS dll belum menjawab
kebutuhan masyarakat bahkan cendrung belum tanggap gender karena mengabaikan
kecendrungan di mungkinkan adanya perbedaan kondisi kesehatan antara laki-laki dan
perempuan. Misalnya remaja perempuan cendrung lebih anemia dari remaja laki-laki hal ini
dilatar belakangi prafktik budaya yang mentabuhkan makanan tertentu di konsumsi perempuan,
misalnya: telur,ikan tidak boleh dikonsumsi oleh perempuan.

Sebab itu program berdaya guna perlu dirancang dengan pendekatan partisipatif, yakni
pendekatan yang menekan pentingnya keterlibatan warga secara sukarela dalam upaya
pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri mereka sendiri (mikkelsen, 2005 : 4) dalam
konteks ini masyarakat bukan dipandang sebagai objek pembangunan, tetapi lebih di anggap
sebagai subjek, aktif pada semua tahapan siklus proyek pembangunan mulai dari penilaian
kebutuhan,perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan demikian yang partisipasif dan juga
responsive gender perlu menerapkan prinsip-prinsip:

1. Mengutgamakan masyarakat
2. berbasis pengetahuan masyarakat
3. Melibatkan dan memberdayakan perempuan
Perencanan partisipatif
Melalui perencanaan program yang partisipatif, maka masyarakat didorong bukan hanya mampu
menyuara kepentingannya. Tetapi juga mampu mengorganisie diri secara kolektif untuk terlibat
mulai dari melakukan perencanaan dan merancang kesehatannya sendiri.

1. Aplikasi metode perencanaan

Ada beberapa dari bentuk perencanaan, yaitu:

1. Perencanaan berdasarkan kurun waktu pelaksanaan


2. Jangka panjang: alokasi waktu 25 tahun.
3. Jangka menegah: alokasi waktu 5 tahun.
4. Jangka pendek: disusun untuk kegiatan tahunan.
Upaya kegiatan komunitas di Indonesia merupakan bagian pembangunan kesehatan. Oleh karena
itu perencanaan kebidanan komunitas mengikuti pada perencanaan pembangunan tersebut.

1. Perencanaan berdasarkan wilayah


2. Rencana pembangunan nasional (pusat)
3. Rencana pembangunan daerah, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.
4. Perencanaan berdasarkan program
5. Rencana pembangunan kesehatan keluarga
6. Rencana penyuluhan kesehatan
7. Rencana pembangunan puskesmas
 Adanya proses penyusunan rencana yaitu:

1. Menentukan tujuan
Menentukan tujuan berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi. Bila masalah yang ditemukan
tersebut banyak, maka bentuk-bentuk dari prioritasnya masalahnya berdasarkan:

 Berdasarkan besar nya masalah


 Berdasarkan luasnya masalah
 Berdasarkan dampak masalah
 Berdasarkan besarnya akibat masalah
 Brdasarkan tingkat kemudahan dalam mengatasinya
1. Menentukan strategi
Strategi pelaksanaan rencana biasanya diungkapkan dalam kebijaksanaan dan
langkah-langkah pelaksanaan kebijaksanaan merupakan dasar dari pelaksanaan
kegiatan. Contohnya dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan ibu dan
anak di desa A, kebijaksanaan yang ditetapkan adalah pelayanan kesehatan ibu
dan anak diarahkan pada upaya peningkatan sumber daya manusia, hal ini
dituangkan dalam undang-undang no. 23 th 1992, hal tersebut disusun dalam
langkah-langkah pelaksanaannya.
1. Implementasi perencanaan

.Menentukan kegiatan

Berdasarkan kegiatan pokok disusun program lebih rinci yang mencakup aktifitas-aktifitas,
dilakukan dengan target yang akan dicapai. Rencana kegiatan secara rinci mencakup latar
belakang disusunnya rencana. Tujuan yang akan dicapai:

1. Kegiatan yang akan dilakukan


2. Tempat pelaksanaan
3. Waktu dan penjadwalan pelaksanaan
4. Pelaksana yang bertanggung jawab
 Menentukan sumber daya
Menentukan sumber daya yang dimaksud adalah tenaga, sarana, fasilitas, dana, manajemen serta
informasi.
1. Evaluasi dan monitoring
2. Pengertian evaluasi dan monitoring
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yg
ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program/proyek sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/proyek itu selanjutnya.
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja
program/proyek untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja
program/proyek.
Beberapa pertanyaan yang muncul untuk evaluasi

Masalah—masalah apa yang timbul ?

 Apakah proyek berjalan sesuai jadwal ?


 Apakah proyek menghasilkan Output yang     direncanakan ?
 Apakah anggarannya sesuai dengan rencana ?
 Apakah strateginya berjalan sesuai dengan rencana?
 Apakah kelompok sasaran (target group) terlibat dalam aktivitas proyek ?
Tujuan monitoring :

1. mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang


dilaksanakan telah sesuai dengan rencana

2. mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi


3. melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat
untuk mencapai tujuan proyek.
4. mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran   kemajuan,
5. menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari tujuan.
Manfaaat monitoring :

Bagi pihak Penanggung Jawab Program :

1. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.


2. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja
3. Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan
4. Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan proyek
selanjutnya.
5. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya.

Bagi pihak Pengelola Proyek, yaitu :

1. Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat


2. Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang
sudah baik.
3. Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.
2. Tipe dan Jenis Monitoring
  Aspek masukan (input) proyek antara lain mencakup : tenaga manusia, dana, bahan,
peralatan, jam kerja, data, kebijakan, manajemen dsb. yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan proyek.
Aspek proses / aktivitas yaitu aspek dari proyek yang mencerminkan suatu proses
kegiatan, seperti penelitian, pelatihan, proses produksi, pemberian bantuan dsb.
Aspek keluaran (output), yaitu aspek proyek yang mencakup hasil dari proses yang
terutama berkaitan dengan kuantitas (jumlah)
3. Tujuan evaluasi
untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari pengalaman mengenai
pengelolaan proyek, keluaran, manfaat, dan dampak dari proyek pembangunan yang baru
selesai dilaksanakan, maupun yang sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi
pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
pengendalian proyek selanjutnya.
4. Manfaat evaluai
5. Evaluasi awal kegiatan, yaitu penilaian terhadap kesiapan proyek atau mendeteksi
kelayakan proyek.
6. Evaluasi formatif, yaitu penilaian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai selama proses
kegiatan proyek dilaksanakan. Waktu pelaksanaan dilaksanakan secara rutin (per bulan,
triwulan, semester dan atau tahunan) sesuai dengan kebutuhan informasi hasil penilaian.
7. Evaluasi sumatif, yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan dari
awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan pada saat akhir proyek sesuai
dengan jangka waktu proyek dilaksanakan. Untuk proyek yang memiliki jangka waktu
enam bulan, maka evaluasi sumatif dilaksanakan menjelang akhir bulan keenam. Untuk
evaluasi yang menilai dampak proyek, dapat dilaksanakan setelah proyek berakhir dan
diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata. 

5. Indikator program berbasis masyarakat


6. Goals
 Kualitas hidup
 Keberdayaan masyarakat (aktualisasi diri dan koaktualisasi eksistensi komunitas)
 Kemandirian masyarakat
 Ketahanan masyarakat
2. Outcomes
–   Apresiasi (kesadaran, tanggung jawab & peran aktif)

–   Pemanfaatan sumber sosial berkelanjutan

–  Mekanisme penanganan & pencegahan oleh masyarakat

3. Outputs
– Pengendalian (bobot dan pertumbuhan) masalah sosial

–  Peningkatan cakupan pelayanan (coverage rate)


–  Derajat penggunaan potensi dan sumber masyarakat

–  Peran aktif masyarakat


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bidan sebagai pelaksana utama yang memberikan pelayanan kebidanan, diharapkan mampu
memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan kebidanan
adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah
terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.

Upaya kegiatan komunitas di Indonesia merupakan bagian pembangunan kesehatan. Oleh karena
itu perencanaan kebidanan komunitas mengikuti pada perencanaan pembangunan tersebut.
Kebidanan komunitas merupakan bagian kesehatan komunitas. Setiap kegiatan pokok yang
diarahkan kepada ibu dan anak dalam kaitan dengan kehamilan dan persalinan, keluarga
berencana, serta anak balita merupakan kegiatan terpadu di dalam kebidanan komunitas.

Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yg


ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program/proyek sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/proyek itu selanjutnya.

Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja


program/proyek untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja
program/proyek.
Saran
Setelah mempelajari komunitas ini bidan mampu memberikan asuhan dan pelayanan yang
seseuai dengan standar kepada masyarakat.
 
DAFTAR PUSTAKA
https://ruangkebidanan.wordpress.com/2015/12/20/makalah-kebidanan-komunitas-perencanaan-
pelayanan-kebidanan-yang-tanggap-gender-dan-partisipatif/

Anda mungkin juga menyukai