Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam menyusun makalah ini kami  mendapat dari berbagai sumber 
buku.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami ibu Sri Rahayu,
S.Kep.Ns, M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan juga arahan kepada kami dalam
pembuatan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah yang kami buat ini dapat berguna bagi semua orang dan
dapat dijadikan sebagai penambah ilmu pengetahuan kita, baik anda yang membacanya maupun
kami yang membuatnya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum sempurna
dan masih perlu ditingkatkan lagi.Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………….. i
Daftar isi …………………………………………………………………………………….. ii
BAB I  Pendahuluan………………………………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….... 2
1.3. Tujuan …………………………………………………………………………….. 2
BAB II Pembahasan………………………………………………………………………… 3
2.1. Stressor Internal dan Stressor Eksternal pada psikologi ibu hamil ……………... 3
2.2 Peran support keluarga pada psikologi ibu hamil ………………………………... 4
2.3. Pengaruh substance abuse terhadap psikologi ibu hamil ……………………….. 6
2.4 Dampak dari partner abuse terhadap psikologi ibu hamil ……………………….. 8
2.5 Penyesuaian psikologis ibu hamil pada setiap trimester…………………………. 9
2.6 Peran Bidan Dalam Persiapan Psikologis Ibu Hamil ……………………………. 11
BAB III Kesimpulan Dan Saran…………………………………………………………… 12
3.1. Kesimpulan ………………………………………………………………………. 12
3.2. Saran ………………………………………………………………………………. 13
Daftar pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki
anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir .
perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu
untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan
dan mengalami uncaknya padasaat saat bayi lahir.
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia dapat memiliki
reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap dirubah dengan cepat. Reaksi emosional dan
persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Ia merenungkan mimpi tidurnya,
angan-angannya, fantasinya, dan arti kata katanya, objek, peristiwa konsep abstrak, seperti
kematian , kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat mengidentifkasikan bentuk-
bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa usia subur atau mencukupkan diri dengan
kehidupan atau makanan.
Wanita hamil memiliki kondisi yang sangat rapuh, mereka sangat takut akan kematian baik
pada dirinya sendiri maupun ada bayinya. Mereka cemas akan hal-hal yang tidak dipaami karean
mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang
dalam suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. Hal ini membuat sebagian besar wanita
menjadi tergantung dan beberapa lainnya menjadi lebih menurut. Saat ini merupakan saat yang
tepat untuk memberi saran selaras dengan usaha mereka mencari sumber pendukung baru dan
arahan dalam membayangkan hal-hal yang dibutuhkan untuk menjalani peran baru, perubahan
dalam kehidupan yang tidak jelasan tidak dipahami, dan makna dari semua hal ini.
Selama kehamilan berlangsung, terdapat ragkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang
terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi. Peristiwa dan
proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada trimester ke tiga dan pembagian trimester ini akan
digunakan pada diskusi berikut. Respons psikologis umum terhadap keamilan yang baru saja
dibahs dan proses maupun peristiwa psikologis khusus lain dapat teruang lagi pada kehamilan
berikutnya pada setiap wanita.

1
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Stressor Internal dan Stressor Eksternal pada psikologi ibu hamil
2. Bagaimana peran support keluarga pada psikologi ibu hamil
3. Bagaimana pengaruh substance abuse terhadap psikologi ibu hamil
4. Bagaimana dampak dari partner abuse terhadap psikologi ibu hamil
5. Bagaimana penyesuaian psikologis ibu hamil pada setiap trimester
6. Bagaimana Peran Bidan Dalam Persiapan Psikologis Ibu Hamil

3. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan umum untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Stressor Internal dan Stressor Eksternal pada psikologi ibu hamil
2. Peran support keluarga pada psikologi ibu hamil
3. Pengaruh substance abuse terhadap psikologi ibu hamil
4. Dampak dari partner abuse terhadap psikologi ibu hamil
5. Penyesuaian psikologis ibu hamil pada setiap trimester
6. Peran Bidan Dalam Persiapan Psikologis Ibu Hamil

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Stressor Internal Dan Stressor Eksternal Pada Psikologi Ibu Hamil
Selain faktor fisik, hal-hal yang dapat berpengaruh pada wanita selama kehamilan adalah
faktor psikologis, karena adanya perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada wanita selama
masa hamil. Beberapa faktor psikologis yang dapat berpengaruh dalam kehamilan akan diuraikan
di bawah ini:
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat
mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada
ibu tidak tertangani dengan baik.
Stress merupakan reaksi individu terhadap situasi yang menimbulkan tekanan atau ancaman.
Respon non spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang harus dilakukan tubuh. Pengertian
stressor sendiri adalah semua faktor yang menimbulkan stress yang mengganggu keseimbangan
tubuh.
Stressor ini terbagi menjadi stressor internal dan stressor eksternal
1. Stressor Internal
 Faktor Fisiologis saat Kehamilan
Ketidakmampuan dalam beradaptasi pada perubahan-perubahan fisiknya dapat
mengakibatkan stress, misalnya dalam hal perubahan postur tubuh, mual dan
muntah.
Pada awal masa kehamilan, morning sickness seringkali merupakan hal yang
menakutkan bagi ibu hamil. Hal itu sering menyebabkan kurangnya asupan
makanan yang sehat, padahal masa tersebut merupakan masa penting bagi
perkembangan janin dan gejalan morning sickness juga merupakan suatu
perlindungan tubuh untuk melawan makanan yang tidak sehat yang masuk ke
dalam tubuh.
 Faktor Psikologis saat Kehamilan

3
Faktor psikologis ini seperti, ketakutan dan emosi yang kurang stabil. Seringkali
ketakutan ini timbul dan membayangi pikiran ibu, seperti; ketakutan meninggal
pada saat melahirkan, bayi lahir mati, rumah sakit, dokter, kesakitan ibu setelah
melahirkan. Salah satu tanda dari kehamilan, adanya kenaikan emosional. Mood
yang turun naik merupakan hal yang biasa, seringkali sensitive dan sangat peka.
Pada multipara stress dapat berasal dari rasa khawatir tidak dapat memberikan
rasa sayang dan perhatian secara adil kepada bayi dan anak lainnya, juga khawatir
akan riwayat komplikasi persalinan dan kehamilan yang lalu akan terulang
kembali.
2. Stressor Eksternal
Berasal dari orang lain. Sikap penerimaan atau penolakan orang lain terhadap
individu. Penyebab lain dari stress dapat berasal dari eksternal dimana terjadinya
keretakan dalam rumah tangga, pengangguran atau adanya kematian anggota keluarga.
Stress kronis dapat disebabkan dari keadaan rumah yang tidak tenang, KDRT, pekerjaan
yang disertai stress atau perjalanan yang lama.
Terdapat tingkatan stress, yaitu stress yang ringan dimana orang tersebut tidak
merasakan adanya perubahan atau rangsangan yang berarti sedangkan pada stress yang
berat sebaliknya sehingga dapat menyebabkan gangguan perkembangan fisik seseorang
seperti penyakit jantung, peptic ulaer, migraine dan infeksi. Dampak lain, yaitu gangguan
psikologi seperti kecemasan, kemarahan, depresi atau bahkan kematian.
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin
dapat mengalami hambatan gangguan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir
nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.

B. Peran Support Keluarga Pada Psikologi Ibu Hamil


Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang dapat diikuti dengan stres dan
kecemasan. Perubahan dan adaptasi selama kehamilan, tiak hanya dirasakan oleh ibu tetapi oleh
seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga harus
terlibat terutama suami. Dukungan dan kasih sayang dari anggota keluarga dapat memberikan
perasaan nyaman dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya

1. Dukungan Suami

4
Dukungan dan peran suami selama kehamilan meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam
mengahadapi kehamilan dan persalian bahkan dapat memicu produksi ASI. Tugas suami
yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap masalah yang dialaminya selama kehamilan. Penelitian yang
dimuat dalam artikal “What Your PartnerMight Need From You During Pregnancy”
terbitan Allina Hospital dan Clinics (2001), Amerika Serikat, mengatakan keberhasilan
seorangg istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk bayinya kelak sangat ditentukan
oleh seberapa besar dan keterlibatan suami dalam masa kehamilan. Contoh dukungan
suami selama kehamilan antara lain: mengajak istri jalan-jalan ringan, menemani istri
memeriksakan kehamilannya, tidak membuat masalah dalam berkomunikasi. Hasil
penelitian Indonesia mengatakan bahwa dukungan suami yang diharapkan istri antara
lain: Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungann istri, suami senang mendapat
keturunan, suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini, suami memperhatikan
kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri/janin yang dikandung, suami tidak
menyakiti istri, suami menghibur/menenangkann ketika ada masalah yang dihadapi istri,
suami menasehati stri agar tiak terlalu capek bekerja, suami membantu tugas istri, suami
berdoa untuk kesehatan dan keselamatan istrinya, suami menunggu ketika istrinya
melahirkan, suami menunggu ketika istri dioperasi.

Diperoleh atau tiak diperoleh dukungan suami tergantung pada: keintiman hubungan,
adanya komunikasi yang bermakna, adanya masalahatau kekhawatiran akan bayinya.

Hasil penelitian menunjukkan: wanita yang tidak mengalami depresi selama hamil dapat
mengalami depresi pada paska persalinan jika tidak mengalami kepuasan dalam
perkwinannya, sebaliknya wanita mengalami depresi selama hamil dapat membaik pasca
persalinan apabila dalam perkawinan ia mengalami kepusan.

2. Dukungan Orang Tua


Ayah ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini, ayah ibu kandung
maupun mertua sering berkunjung dalam periode itu, seluruh keluarga berdoa untuk
keselamatan ibu dan bayi, ayah ibu kandung dan mertua ada di daerah lain, sangat

5
didambakan dukungan melalui telephon, surat ataupun doa dari jauh, selain ritual adat
istiadat dalam acara ini seperti tujuh bulanan pada beberapa orang mempunyai arti sendiri
yang tidak boleh diabaikan. Seluruh keluarga mendoakan keselamatan ibu dan bayi,
menyelenggarakan ritual adat istiadat.

C. . Pengaruh Substance Abuse Terhadap Psikologi Ibu Hamil


Tidak ada teknik khusus pengkajian untuk mengevaluasi penyalahgunaan zat.
Kompleksitas motivasi individu dan berbagai reaksi fisik terhadap obat dan interaksinya,
juga kecenderungan penyebaran yang luas terhadap polifarmasi, semua berperan dalam
masalah ini.

Akan tetapi, metode evaluasi terbaik yang ada adalah riwayat umum yang baik. saat
mencari riwayat awal atau tahunan seorang wanita, penggunaan alkohol, rokok, kafein, dan
semua obat harus digali. Karena individu pengguna zat juga cenderung memiliki insiden
infeksi menular seksual yang tinggi atau kekerasan rumah tangga, akan mendiskusikan
penggunaan zat jika terjadi kondisi tersebut sangat bermanfaat. Tanda atau gejala depresi,
disfungsi keluarga, gangguan tidur, dan masalah gastrointestinal, semua ini dapat
mengindikasikan komordibitas dengan penyalahgunaan obat dan harus membuat bidan
waspada terhadap adanya kemungkinan penyalahgunaan suatu zat, seperti rokok,
ditemukan, maka harus dilakukan usaha untuk menentukan apakah ada atau tidak zat lain
yang disalahgunakan.

Riwayat pasien yang menyeluruh dengan pertanyaan secara spesifik bertujuan untuk
mendeteksi penyalahgunaan zat sangat penting untuk diperoleh. Bidan harus menyadari
bahwa wanita sering kali menggunakan lebih dari satu zat. Contohnya, penggunaan kafein
dan rokok, korelasinya sangat tinggi; wanita yang menyalahgunakan sedatif mungkin juga
menyalahgunakan stimulan. Penggunaan banyak obat biasanya terjadi pada wanita yang
menggunakan obat terlarang seperti kokain, heroin, atau mariyuana. Bidan harus
menanyakan tentang informasi seluruh zat yang digunakan, termasuk obat-obatan bebas,
obat resep, obat terlarang, tembakau, dan alkohol. Metode konsumsi, jumlah, dan
kombinasi obat yang digunakan wanita penting untuk diketahui. Obat kombinasi dapat
meningkatkan efek masing-masing zat.

6
Setelah identifikasi, penatalaksanaan ditujukan untuk pengurangan atau
menghilangkan zat dan risiko yang menyertai. Strategi khusus untuk intervensi situasi
penyalahgunaan zat bergantung pada zat dan pola penggunaannya.

Ketika terjadi penyalahgunaan zat selama kehamilan, penatalaksanaan harus


memperhitungkan risiko ibu, janin, dan neonatus terkait dengan penggunaan zat-zat. Pada
obat resep atau obat bebas yang direkomendasikan, perawatan harus diberikan untuk
menghindari preparat dengan kandungan alkohol tinggi. Bagi wanita yang
menyalahgunakan alkohol dan/atau obat, produk-produk yang mengandung alkohol dapat
meningkatkan efek obat lain yang digunakan. Meresepkan obat yang mengandung alkohol
akan merusak usaha wanita tersebut dalam berpantang untuk menggunakan alkohol.

Jika wanita diduga secara aktif menyalahgunakan alkohol atau obat atau diketahui
melakukannya, perawatan harus dilakukan dalam menangani nyeri akut seperti
pengalaman selama persalinan dan melahirkan. Wanita perlu mendapatkan dukungan
penuh analgesik dan analgestik. Pengkajian riwayat yang cermat dan pemantauan reaksi
wanita terhadap obat akan memungkinkan pemulihan nyeri yang tepat tanpa resiko
kelebihan obat. Tidak memberikan obat karena penyalahgunaan zat masa lalu atau
sekarang adalah tindakan yang kejam dan tidak perlu. Penatalaksanaan nyeri yang tepat
tidak akan mempresipitasi kekambuhan atau mendorong kebiasaan mengonsumsi obat.

Dampak penyalahgunaan zat-zat dan obat-obatan terlarang pada psikologi ibu hamil:

1. Kafein
Selama kehamilan, waktu paruh kafein meningkat dua hingga empat kali lipat.
Wanita yang mengalami “ketagihan” kafein, jika terbiasa minum enam cangkir
kopi mungkin mendapatkan dirinya mudah marah, cemas, dan takikardia setelah
hanya minum dua cangkir kopi.
2. Tembakau
Merokok dapat mempengaruhi kesehatan mental, perubahan perilaku, depresi,
dan membuat gelisah jika keinginan merokok tidak tersampaikan.
3. Mariyuana
Kerja mariyuana adalah menstimulasi rasa sejahtera atau euforia ringan, biasa
disebut dengan “melayang”. Mariyuana menyebabkan kerusakan memori,

7
koordinasi, dan berpikir kritis. Oleh karena itu, berbahaya bagi wanita hamil atau
ibu bari untuk berusaha melakukan tugasnya yang memerlukan komponen
mental kompleks.
4. Alkohol
Konsumsi rutin alkohol sedang (lebih dari dua minuman campuran, dua gelas
anggur, atau dua bir sehari) hingga berat selama tahap apapun dalam kehamilan
telah dikaitkan dengan abnormalitas sistem saraf pusat dan abnormalitas
perilaku.
5. Kokain
Efek dari mengonsumsi kokasi yaitu menjadi lebih agresif, mengalami mimpi
buruk, berhalusinasi, dan merasa takut tanpa alasan.
6. Amfetamin
Mengonsumsi amfetamim dapat dapat menyebabkan penurunan keletihan,
iritabilitas, dan banyak bicara yang dapat berkembang menjadi kekhawatiran,
ketakutan, paranoia, halusinasi, dan psikosis.
7. Narkotik
Dampak psikologi mengonsumsi narkotika yaitu kehilangan percaya diri,
menjadi lebih agresif, cenderung menyakiti diri sendiri, dan kerusakan mental.

D. Dampak Dari Partner Abuse Terhadap Psikologi Ibu Hamil


Pengertian : merupakan kekerasan atau penyiksaan yang dilakukan oleh pasangan ibu hamil
dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan.

Pengaruh :partner abuse merupakan kekerasan penyiksa yang dilakukan oleh pasangan ibu
hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan. Kekerasan tersebut dapat berupa :

1. Kekerasan emosional, tindakan pencemoohan, pengucilan, tindak diberi nafkah serta


tindakan lain yang bertujuan untuk merendahkan martabat ibu hamil dan melantarkan
atau mengabdikan kepentingannya yang dilakukan pasangan ibu hamil. Contohnya saja
ibu hamil diluar nikah karena suatu sebab makavkeberadaannya tidak diinginkan sering
dicemooh ataupun dikucilkan pasangan ibu hamil.

8
2. Kekerasan psikologis, seperti tidak diperhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab
yang pasti membuat ibu hamil selalu bersalah, memojokkan posisinya dari rumah tangga,
ibu hamil menanggung beban keluarga.
3. Kekerasan seksual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma.
4. Kekerasan fisik berupa tindakan Seperti pemukulan, penyiksaan, dibebani kerja berat.
Kekerasan yang terjadi sekitar 7-11 % dari wanita yang hamil.

E. Penyesuaian Psikologis Ibu Hamil Pada Setiap Trimester


 Trimester Pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh,
maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secera fisiologis pada ibu misalnya
mual muntah, keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan
psikologis seperti berikut ini.
A. Ibu yang menbeci kehamilan, merasakan kekecewaan, penolakan kecemasan, dan
kesedihan.
B. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan memperhatikan
perubahan pada tubuhnya dan sering kali memberitahukan orang lain apa yang
dirahasiakannya.
C. Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang meningkat
libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang mengalami
penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara
terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita hamil yang merasakan kebutuhan
untuk dicintai dan mencinta, tetapi bukan dengan seks. Sedangkan, libido yang sangat
besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan, dan
kekuatiran. Sedangkan, bagi suami sering kali membatasi hubungan suami istri
karena takut mencederai istri dan calon bayinya. Hal ini perlu komunikasi lebih lanjut
jika dihadapkan dengan istri yang mempunyai libido yang tinggi atau meningkat.
D. Sedangkan bagi suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggaan, tetapi bercampur
dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi keluarga

9
 Trimester Kedua

Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai
berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan ibu sebagai
beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggukan energy dan
pikirannya secara lebih kontruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan
gerakan janinnya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di
luar dirinya dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan
dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan
merasakan meningkatnya libido.

 Trimester Ketiga

Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada
saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu
merasakan khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan
pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali dan banyak ibu yang
merasa dirinya aneh dan jelek. Selain itu, ibu juga merasa sedih karena akan berpisah
dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterimanya selama hamil.
Pada trimester ini, ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga,
dan bidan. Trimester ini juga saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi
orang tua. Keluarga mulai menduga-duga apakah bayi mereka laki-laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama untuk bayi.

10
E. Peran Bidan Dalam Persiapan Psikologis Ibu Hamil
1. Mempelajari keaddaan lingkungan hamil
Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuangan, perumahan dan
pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi ddan perlu penanggulan. Untuk itu bidan
harus melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga
mempermudah dalam melakukan asuhan kebiddanan.
2. Informasi dan pendidikan kesehatan:
a. Mengurangi pengaruh yang negatif
Kecemasan dan ketakutan sering ditimbulkan oleh cerita-cerita yanng menakutkan
mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman persalianan yang lampau atau
kurangnya pengetahuan mengenai proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut
perlu diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisiologi kehamilan dan
persalinan kepada ibu hamil
b. Memperkuat pengaruh yang positif
Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan tentang kebahagiaan
akan mempunyai anak yang diinginkan dan dinantikan
c. Menganjurkan latihan fisik seperti senam hamil untuk memperkuat otot-otot dasar
panggul, melatih pernafasan, teknik mengejan yang baik dan latihan-latihan relaksasi
3. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi: memperkenalkan ruang bersalin, alat-alat
kebidanan dan tenaga kesehatan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Stress merupakan reaksi individu terhadap situasi yang menimbulkan tekanan atau ancaman.
Respon non spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang harus dilakukan tubuh. Pengertian
stressor sendiri adalah semua faktor yang menimbulkan stress yang mengganggu
keseimbangan tubuh. Stressor ini terbagi menjadi stressor internal dan stressor eksternal
2. Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang dapat diikuti dengan stres dan
kecemasan. Perubahan dan adaptasi selama kehamilan, tiak hanya dirasakan oleh ibu tetapi
oleh seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga
harus terlibat terutama suami. Dukungan dan kasih sayang dari anggota keluarga dapat
memberikan perasaan nyaman dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan
kehamilannya
3. Tidak ada teknik khusus pengkajian untuk mengevaluasi penyalahgunaan zat. Kompleksitas
motivasi individu dan berbagai reaksi fisik terhadap obat dan interaksinya, juga
kecenderungan penyebaran yang luas terhadap polifarmasi, semua berperan dalam masalah
ini.
4. Pengaruh :partner abuse merupakan kekerasan penyiksa yang dilakukan oleh pasangan ibu
hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan
5. Penyesuaian Psikologis Ibu Hamil Pada Setiap Trimester
 Trimester Pertama
Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan memperhatikan
perubahan pada tubuhnya dan sering kali memberitahukan orang lain apa yang
dirahasiakannya.
 Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar hormon yang
tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang.
 Trimester Ketiga

12
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali dan banyak ibu yang merasa dirinya
aneh dan jelek. Selain itu, ibu juga merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterimanya selama hamil.
6. Peran Bidan Dalam Persiapan Psikologis Ibu Hamil
 Mempelajari keaddaan lingkungan hamil
 Informasi dan pendidikan kesehatan
Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
B. Saran
Penting bagi bidan untuk mengetahui perubahan psikologis pada ibu hamil karena perbuhan-
perubahan ini dapat menjelaskan sejumlah ketidaknyamanan pada kehamilan yang juga
merupakan data dasar untuk menintrepetasi temuan fisik dan labolatorium yang mungkin
abnormal pada kondisi tidak mengandung, tetapi dianggap normal pada kondisi kehamilan.
Maka dari itu bidan diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya, termasuk memahami dan
dapat membantu perubahan psikologis pada ibu hamil.

13
Daftar Pustaka
Varney,Helen dkk. 2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
Rukiyah, Ai Yeyeh.2009.Asuhan Kebidanan I(Kehamilan).Jakarta:Trans Info Media
Irianti, Indah.2010.Buku ajar Psikologi untuk Mahasiswa Kebidanan.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG
Hani, Ummy.2011.Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Psikologis.Jakarta : Salemba Medika
Indrayani.2011,Buku Ajar asuhan Kehamilan.Jakarta : Trans Info Media

14

Anda mungkin juga menyukai