Anda di halaman 1dari 26

PENILAIAN KINERJA BIDAN PADA PENYELENGGARAAN POS

KESEHATAN DESA (POSKESDES)

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Pelayanan Kebidanan Profesional

Dosen Pengampu:
Sheila Tania M., S.Keb.Bd., M.Kes

Disusun Oleh :

Finny Nasyita Arifani (P17312215029)


Rohana Mauludianah (P17312215030)
Desy Nurrista Ningrum (P17312215031)
Sukma Chairinnisa (P17312215032)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI PROFESI BIDAN MALANG
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “PENILAIAN KINERJA
BIDAN PADA PENYELENGGARAAN POS KESEHATAN DESA
(POSKESDES)” Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Manajemen Pelayanan Kebidanan Profesional
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang mendukung dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Kami selaku penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tanpa dukungan dari berbagai pihak maka makalah ini akan tidak
bermakna, oleh karena itu kami mempersembahkan ucapan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada :
1. Sheila Tania M., S.Keb.Bd., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
Promosi Kesehatan
2. Teman-teman kelompok yang saya sayangi dan saya banggakan

Malang, 19 Agustus 2021

Pe
nulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ii


DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….…1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………...3
1.3. Tujuan………………………………………………………………..3
BAB II TINJAUAN TEORI, KASUS, DAN ANALISIS………………….4
2.1. Tinjauan Teori .....................................................................................4
2.2. Kasus……………………………………................……………........13
2.3. Analisis ................................................................................................14
BAB III PENUTUP ......................................................................................17
3.1. Kesimpulan………………………………………………………..…17
3.2. Saran…………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………19
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidan merupakan tenaga kesehatan yang sangat berperan dalam
pelayanan kebidanan dan kurangnya keterampilan dan pengetahuan bidan
dan menyebabkan hal yang sangat fatal dalam oenyelamatan nyawa seorang
ibu karena bidan adalah tenagah kesehatan yang paling dekat denganm
masyarakat yang secara khusus memberi pelayanan kebidanan kepada ibu
dan sebagai pengambil keputusan terhadap seorang yang telah
memercayakan dirinya berada dalam asuhan dan penanganan bidan.
Kinerja bidan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan bidan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang
mempunyai kewenangan mandiri dalam melaksanakan asuhan pada ibu
hamil, perlu memiliki kemampuan propesional yang telah distandarisasi.
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator
Angka Kematian Ibu (AKI).
Pos Kesehatan Desa, selanjutnya disingkat dengan Poskesdes, adalah
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di
desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa. Poskesdes dibentuk sebagai upaya untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar setiap hari bagi masyarakat di desa
serta sebagai sarana untuk mempertemukan upaya masyarakat dan
dukungan Pemerintah. Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif,
preventif, dan kuratif sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader kesehatan.
Ruang lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan yang
mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader kesehatan.
Kegiatan Poskesdes, utamanya adalah pelayanan kesehatan dasar yaitu
layanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, kesehatan anak dan
pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi,
2

surveilans perilaku berisiko, surveilans lingkungan, dan masalah kesehatan


lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan, serta kesiapsiagaan
terhadap bencana. Sebagai bentuk pertanggungjawaban maka kegiatan di
Poskesdes didukung dengan pencatatan dan pelaporan.
Kenyataan di Indonesia tingkat kematian maternal dan neonatal masih
tinggi. Gambaran risiko kematian maternal dan neonatal telah lama menjadi
barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara. World Health
Organization memperkirakan sepanjang tahun 2008, sebanyak 358.000
kematian ibu di dunia terjadi akibat kehamilan dan melahirkan. Hal ini
berarti 29.833 ibu meninggal setiap bulan atau 981 ibu meninggal setiap
hari karena penyebab yang berpengaruh dengan kehamilan dan melahirkan.
Sebanyak 355.000 atau 99,16% dari total kematian tersebut terjadi di negara
berkembang, termasuk salahsatunya Indonesia yang menyumbang 10.000
Angka Kematian Ibu (Guspianto 2012).
Tingginya AKI dan AKB dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
tenaga kesehatan dan pemerintah. Menurut WHO, kasus kematian ibu
terjadi antara 33-50% yang berpengaruh erat dengan rendahnya tingkat
pelayanan kesehatan yang diperoleh ibu selama hamil (WHO, 2013).
Pelayanan kebidanan memberikan kontribusi dalam menerapkan
pelayanan antenatal berkualitas sesuai standar. Sehingga setiap upaya untuk
peningkatan kualitas harus juga disertai upaya untuk meningkatkan kinerja
setiap petugas terutama Bidan (Mulyono, 2013). Kinerja Bidan sangat
berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dalam memberikan pelayanan.
Seperti pelayanan kesehatan pada umumnya, kualitas layanan antenatal
merujuk pada kinerja Bidan dalam menerapkan standar asuhan ibu hamil.
Untuk menilai pelayanan antenatal berkualitas perlu dilakukan pengukuran
terhadap kinerja Bidan dalam penerapan standar antenatal. Semakin baik
kinerja Bidan, Semakin tinggi kualitas pelayanan kesehatan (WHO, 2013).
Melalui kinerja klinis Bidan, diharapkan dapat menunjukkan kontribusi
profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan secara umum
pada organisasi tempat bekerja dan dampak akhir bermuara pada kualitas
3

hidup dan kesejahterahan masyarakat sehingga dapat menurunkan Angka


Kematian Ibu diIndonesia (USAID, 2010).
Dalam Sistem Kesehatan Nasional 2009, khususnya dalam tujuan Sub
Sistem Pemberdayaan Masyarakat adalah meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam, setiap pembangunan
kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan
berwawasan kesehatan (Kemenkes RI, 2012).
Saat ini, dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat masih
diposisikan sebagai objek dan belum sebagai subjek. Selain itu, masih
banyak upaya kesehatan belum menyentuh masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil, tertinggal, kepulauan, dan perbatasan. Untuk itu, perlu
adanya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), agar upaya
kesehatan lebih mudah diakses (accessible), lebih terjangkau (affordable),
serta lebih berkualitas (quality) (Kemenkes RI, 2012).
Poskesdes merupakan pendorong dalam menumbuhkembangkan
terbentuknya UKBM lain di masyarakat serta meningkatkan partisipasi
masyarakat dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.
Melihat besarnya peranan kinerja bidan terhadap penyelenggaraan
Poskesdes, sehingga topik ini menjadi layak untuk diteliti lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana kinerja bidan pada penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes)?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui kinerja bidan pada penyelenggaraan Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes)?

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi kinerja bidan pada penyelenggaraan Poskesdes
2. Menganalisis pengaruh kinerja bidan pada penyelenggaraan
Poskesdes
4

BAB II
TINJAUAN TEORI, KASUS, DAN ANALISA

2.1. Tinjauan Teori


2.1.1 Kinerja Bidan
Menurut Nisa (2019) ada beberapa hal yang mempengaruhi kinerja bidan :
a. Usia
Hubungan kinerja bidan dengan umur adalah terletak pada masa
kerja dan jumlah pengalaman yang didapatkan. Pada umumnya bidan
mempunyai kompetensi dalam pemeriksaan ibu hamil. Bidan yang
berusia diatas 40 tahun rata-rata lebih senior dan sudah bekerja selama
lebih kurang 20 tahun. Hal ini memberikan banyak pengalaman dan
pembelajaran bagi bidan. Sebagian besar diantara mereka telah memiliki
keterampilan yang mahir dalam melakukan pemeriksaan fisik kepada
setiap ibu hamil. Begitu juga halnya dengan bidan yang berusia 30
sampai 40 tahun, mereka juga memiliki inovasi yang lebih beragam
dalam hal pemecahan masalah, sebagian besar bidan juga telah kompeten
dalam memberikan pelayanan. Hal ini karena didukung oleh kondisi
lingkungan yang memberikan kesempatan untuk bidan mengikuti
pelatihan dan belajar dari pengalaman bidan yang lebih senior.
b. Pendidikan Bidan
Pendidikan memberikan arahan bagaimana seseorang dengan
kekurangan keterampilannya harus diberikan bimbingan, pembinaan,
konseling dan mengarahkan seseorang menguasai bidang pekerjaannya.
Bidan yang memiliki riwayat pendidikan D1 belum melanjutkan ke
jenjang DIII karena alasan umur yang sebentar lagi akan pensiun.
Sedangkan bidan yang sudah berpendidikan DIII, rata-rata belum ingin
melanjutkan pendidikan karena rata-rata masih dalam usia produktif
ingin fokus membesarkan anak dan menambah keturunan. Disamping itu
tuntutan jenjang karir belum mengharuskan bidan DIII untuk
melanjutkan pendidikan, dimana untuk standar pendidikan bidan
5

Puskesmas yang sesuai dengan aturan akreditasi adalah setara DIII


Kebidanan.
c. Pelatihan Bidan
Salah satu hal yang berperan dalam pemberian pelayanan seorang
bidan adalah riwayat pelatihan yang pernah diikuti, tidak semua bidan
yang mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan,
Pelatihan untuk bidan cukup memadai namun hanya pelatihan KIA
secara umum dan belum ada pelatihan yang dikhususkan untuk sub
pelayanan. Pelatihan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan
sumber daya manusia, dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan kerja seseorang.
d. Motivasi
Bidan mempunyai dorongan dan semangat yang kuat untuk
menyelesaikan setiap tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Motivasi
adalah pendorong bagi bidan dalam melaksanakan asuhan. Dalam
penelitian ini dapat kita lihat bahwa bidan rata-rata memiliki motivasi
yang baik dalam memberikan pelayanan. Bidan yang memiliki motivasi
baik didorong oleh beberapa hal diantaranya dilihat dari kondisi
lingkungan yang mendukung, arahan dan bimbingan yang baik dari
pimpinan, adanya reward dan penghargaan untuk bidan. Motivasi yang
baik mendorong bidan untuk semangat dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. Selain bidan yang memiliki motivasi baik dalam bekerja,
Jika motivasi bidan menjadi kurang disebabkan beberapa hal seperti
beban kerja yang banyak. Beban kerja yang banyak disebabkan karena
puskesmas kekurangan tenaga kesehatan atau pegawai administrasi,
sehingga bidan diperbantukan. Hal tersebut menyebabkan bidan tidak
fokus memberikan pelayanan mengingat adanya penambahan tugas
diluar tupoksi.
e. Peresepsi terhadap Insentif
Saat ini tenaga kesehatan khususnya bidan diberikan penambahan
tunjangan yang berasal dari dana BOK. Selain pendanaan untuk kegiatan
pelayanan, insentif juga memegang peran penting dalam memotivasi
6

bidan dan upaya peningkatan kinerja bidan. Insentif digolongkan kepada


2 bentuk yaitu insentif berupa materil dan insentif berupa non materil.
Kompensasi dan tunjangan merupakan salah satu bentuk dari insentif
materil. Kompensasi yang memadai merupakan hal utama dalam bekerja
karena untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bidan akan lebih terdorong
untuk berkembang jika diimbangi dengan kompensasi berupa gaji yang
sesuai. Selain kompensasi, setiap individu juga butuh penghargaan atas
prestasi. Pemberian reward yang sesuai dapat meningkatkan motivasi
bidan dalam memberikan pelayanan yang baik.
f. Peresepsi terhadap Beban Kerja
Pekerjaan yang dilaksanakan bidan selama ini tidak banyak tuntutan,
selain itu rutinitas pekerjaan tidak memerlukan pemikiran yang berat.
Sebagian bidan juga merasa mampu menyelesaikan tugas-tugas pokok
sambil melakukan pekerjaan lain. Sementara itu, kurang dari separuh
bidan memiliki persepsi kurang baik terhadap beban kerja, beberapa
bidan desa ada yang beranggapan bahwa tanpa terasa waktu habis
tercurah untuk pekerjaan yang berhubungan dengan tugas puskesmas.
Hal ini dikarenakan tugas dan tuntutan bidan dirasa sangat banyak, tidak
hanya dikhususkan pada pelayanan antenatal saja, namun juga untuk
pelayanan umum di masyarakat. Selain itu target dan cakupan kunjungan
antenatal dirasa tinggi, tidak sesuai dengan data yang ada di lapangan.

2.1.2 Poskesdes
a. Pengertian
Pos Kesehatan Desa, selanjutnya disingkat dengan Poskesdes,
adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dibentuk sebagai
upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar setiap hari bagi
masyarakat di desa serta sebagai sarana untuk mempertemukan upaya
masyarakat dan dukungan Pemerintah.
7

b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat sehat yang peduli, tanggap, dan mampu
mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan
yang dihadapi.
2) Tujuan Khusus
a) Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam
rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong
dirinya di bidang kesehatan
b) Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan) dan kader
kesehatan.
c) Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan
dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular
dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB) serta faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi dan
ibu hamil yang berisiko)
c. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan
yang mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan
melibatkan kader kesehatan.
Kegiatan Poskesdes, utamanya adalah pelayanan kesehatan
dasar yaitu layanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui,
kesehatan anak dan pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans
penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko, surveilans
lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya), penanganan
kegawatdaruratan kesehatan, serta kesiapsiagaan terhadap bencana.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban maka kegiatan di Poskesdes
didukung dengan pencatatan dan pelaporan.
8

Poskesdes merupakan pendorong dalam menumbuhkembangkan


terbentuknya UKBM lain di masyarakat serta meningkatkan partisipasi
masyarakat dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan
terkait. Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau
kemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah dan mufakat oleh
forum desa siaga aktif atau forum kesehatan lainnya yang sudah ada,
yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi masyarakat setempat.
d. Penyelenggaraan Poskesdes
Penyelenggaraan Kegiatan Poskesdes secara rutin dilaksanakan oleh
kader kesehatan dan tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut
dengan bimbingan Puskesmas setempat dan sektor terkait. Pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan Poskesdes meliputi upaya promotif,
preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif (pengobatan) sesuai
dengan kompetensi petugas kesehatan yang ada di Poskesdes.
1) Kegiatan
Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa yang
dilaksanakan di Poskesdes adalah:
a) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas
(1) Pemeriksaan kehamilan, meliputi pemeriksaan tinggi
fundus uteri, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran
tinggi badan, penimbangan berat badan, pengukuran
tekanan darah serta pendeteksian dini tanda-tanda bahaya
pada kehamilan melalui Program Perencanaan Persalinan
dan Penanganan Komplikasi (P4K).
(2) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk
mencegah tetanus pada saat proses persalinan.
(3) Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah
timbulnya anemia/kurang darah.
(4) Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan serta
KB setelah persalinan.
(5) Penyelenggaraan kelas ibu hamil.
(6) Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
9

(7) Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi.


(8) Kunjungan ibu nifas.
(9) Rujukan ke Puskemas/rumah sakit untuk kasus kehamilan/
persalinan/nifas yang tidak dapat ditangani di Poskesdes.
b) Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui
(1) Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi
yang benar.
(2) Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah
persalinan.
(3) Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan
bayi dan anak balita.
c) Pelayanan kesehatan untuk anak
(1) Perawatan bayi baru lahir
(2) Pemeriksaan kesehatan anak
(3) Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita
(4) Pemberian lima imunisasi dasar lengkap
(5) Penyuluhan gizi pada anak.
(6) Penanganan permasalahan kesehatan pada anak
d) Penemuan dan penanganan penderita penyakit
(1) Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), serta penyakit
tidak menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi)
serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
(2) Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, penyakit
tidak menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk
kurang gizi)
(3) Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi.
10

2) Waktu Penyelenggaraan
Sesuai dengan fungsi Poskesdes sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan guna lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat maka pelayanan dilaksanakan setiap hari.
3) Tempat Penyelenggaraan
Poskesdes perlu memiliki tempat pelayanan kesehatan dasar.
Pelayanan kegiatan Poskesdes dapat dilaksanakan dengan
memanfaatkan:
a) Gedung Polindes yang ada, yang dikembangkan menjadi
Poskesdes.
b) Sarana gedung yang tersedia, seperti Balai Desa, Balai
Pertemuan Desa, dan lain-lain
4) Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana
a) Tenaga Poskesdes
(1) Bidan:
 Memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat
 Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar
biasa (KLB), penyakit tidak menular dan faktor
risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu
hamil yang berisiko.
 Melakukan penanggulangan penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, serta penyakit tidak menular dan
faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
 Melaksanakan kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana serta kegawatdaruratan kesehatan melalui
metode simulasi.
11

 Melakukan pencatatan pelaporan terkait pelayanan


kesehatan dasar yang diberikan
(2) Kader Kesehatan:
 Membantu Bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat.
 Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar
biasa (KLB), penyakit tidak menular dan faktor
risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu
hamil yang berisiko.
 Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
mengembangkan Poskesdes.
 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan.
b) Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Poskesdes minimum satu kali dalam sebulan. Peran petugas
Puskesmas sebagai berikut:
(1) Memberikan bimbingan dan pembinaan kader kesehatan
dan tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan Poskesdes.
(2) Menyelenggarakan pelatihan atau penyegaran atau orientasi
bagi kader kesehatan dan tenaga kesehatan Poskesdes.
(3) Melakukan analisis hasil kegiatan Poskesdes, menyusun
rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai
dengan kebutuhan Poskesdes bekerja sama dengan Forum
Desa.
(4) Menerima konsultasi/rujukan dalam menangani berbagai
kasus kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh
pelaksana Poskesdes.
(5) Mendukung pemenuhan/pengadaan alat dan obat-obatan
yang dibutuhkan Poskesdes (jika diperlukan).
12

(6) Melakukan konsultasi kepada Dinas Kesehatan setempat


mengenai permasalahan yang dihadapi di Poskesdes baik
dari segi tenaga, peralatan dan sarana lain serta dana.
e. Indikator Keberhasilan Poskesdes
1) Input
a) Jumlah kader aktif
b) Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia
c) Tersedianya sarana (alat dan obat)
d) Tersedianya tempat pelayanan
e) Tersedianya dana operasional Poskesdes
f) Tersedianya data (catatan jumlah bayi di imunisasi, jumlah
kematian)
2) Output
a) Cakupan ibu hamil yang dilayani (K4)
b) Cakupan persalinan yang dilayani (Linakes)
c) Cakupan kunjungan neonatus (KN2)
d) Cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
e) Cakupan BBLR yang dirujuk
f) Jumlah bayi dan anak Balita BB tidak naik (T) ditangani
g) Cakupan imunisasi
h) Cakupan pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24
jam
i) Cakupan keluarga yang dibina sadar gizi
j) Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
dan tidak menular tertentu yang menjadi masalah setempat.
13

2.1. Kasus
Kinerja adalah hasil kerja bidan desa yang didasari oleh pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan dalam penyelenggaraan Poskesdes yang diukur
berdasarkan indikator output keberhasilan Poskesdes. Salah satu faktor
berfungsinya Poskesdes secara optimal adalah kinerja bidan desa dalam
penyelenggaraan Poskesdes, hal ini dapat terlihat dari beberapa data yang
berkaitan dengan indikator output keberhasilan Poskesdes di Kabupaten
Tanah Bumbu. Indikator penilaian kinerja yang dapat digunakan adalah
tingkat pencapaian target. Pencapaian target Poskesdes di Kabupaten Tanah
Bumbu sendiri mayoritas sudah sangat baik, akan tetapi ada beberapa
cakupan yang belum atau kurang tercapai. Penjabaran berdasarkan pelayanan
yang mencapai target pada kriteria kinerja dapat dicermati pada tabel di
bawah ini
No. Kegiatan Poskesdes Cakupan
1. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 34%
2. Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan (Pn) 100%
3. Cakupan kunjungan neonatus (KN2) 93,75%
4. Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif 68,75%
5. Cakupan BBLR yang dirujuk 100%
6. Jumlah bayi dan Balita BB tidak naik (T) ditangani 0%
7. Cakupan imunisasi mengacu pada UCI desa 87,5%
Cakupan pelayanan gawat darurat dan KLB dalam
8. 100%
tempo 24 jam
9. Cakupan keluarga yang dibina sadar gizi 0%
10. Cakupan peserta KB aktif. 100%
Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit
11. menular dan tidak menular tertentu yang menjadi 64%
masalah.

Cakupan dapat dikategorikan dalam tiga bagian yaitu Baik > 60, Cukup
31 – 60, Kurang 0 – 30. Dapat disimpulkan cakupan yang sangat baik sudah
dilakukan pada persalinan ditolong tenaga kesehatan, kunjungan neonatus,
bayi yang mendapat ASI eksklusif, BBLR yang dirujuk, imunisasi, pelayanan
gawat darurat, peserta KB aktif, serta jumlah kasus kesakitan dan kematian
14

akibat penyakit menular dan tidak menular tertentu yang menjadi masalah.
Cakupan cukup pada kegiatan kunjungan ibu hamil. Dan cakupan kurang
pada jumlah bayi dan Balita BB tidak naik (T) ditangani dan cakupan
keluarga yang dibina sadar gizi.

3.2. Analisa
Pencapaian kinerja bidan dalam pelayanan kegiatan poskesdes dinilai dari
faktor job description yang berpengaruh terhadap pencapaian target pelayanan
poskesdes. Pada kasus di Kabupaten Tanah Bumbu memiliki 11 kegiatan di
Poskesdes, yaitu diantaranya 
1. Cakupan ibu hamil (K4) 
2. Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan (Pn) 
3. Cakupan kunjungan neonatus (KN2) 
4. Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif 
5. Cakupan BBLR yang dirujuk 
6. Jumlah bayi dan Balita BB tidak naik (T) ditangani 
7. Cakupan imunisasi mengacu pada UCI desa 
8. Cakupan pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam 
9. Cakupan keluarga yang dibina sadar gizi 
10. Cakupan peserta KB aktif. 
11. Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan
tidak menular tertentu yang menjadi masalah
Hal ini sesuai dengan teori Kemenkes (2012), yaitu kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat desa yang dilaksanakan di poskesdes adalah
pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas, pelayanan kesehatan
untuk ibu menyusui, pelayanan kesehatan untuk anak, penemuan dan
penanganan penderita penyakit.
Pada kasus terdapat rincian kegiatan yang mencapai target pada kriteria
kinerja baik, cukup dan kurang, dengan rincian Baik > 60, Cukup 31 – 60,
Kurang 0 – 30.
Pelayanan yang mencapai target pada kriteria kinerja baik sudah dimiliki
dalam semua aspek. Namun pada cakupan kunjungan ibu hamil (K4) hanya
15

terdapat 37,5% pelayanan yang mencapai target pada kriteria kinerja baik.
Cakupan pada ibu hamil (K4) ini lebih rendah dibandingkan pelayanan yang
lain, dimana rata-rata mencapai 50%-100%. Hal ini menandakan bahwa masih
kurangnya pemeriksaan kehamilan pada kunjungan ke 4. Untuk mendapatkan
pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar, minimal 4 kali kunjungan
selama kehamilan. Kontak 4 kali dilakukan 1 kali pada trimester pertama, 1
kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga, Dalam pelayanan
antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan
berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang
dialami ibu hamil dan melaksanakan rujukan dengan cepat dan tepat sesuai
dengan indikasi medis, dan dengan melakukan intervensi yang adekuat
diharapkan ibu hamil siap menjalani persalinan (Kemenkes RI, 2015). Hal ini
berati bidan belum mampu mencapai target dalam pelayanan antenatal.
Dimana seharusnya dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk
pelayanan antenatal yang berkualitas.
Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan
pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru
lahir. Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi
kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu
nifas. Kunjungan ibu hamil sangat penting dilakukan, karena bertujuan untuk
memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu
serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya serta mengetahui adanya
komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat kehamilan sejak dini. 
Kinerja bidan dalam penyelenggaraan poskesdes ini, dipengaruhi oleh
faktor job description bidan. Job description atau deskripsi pekerjaan
sendiri merupakan keterangan singkat mengenai tugas dan tanggung jawab
dari suatu jabatan. Deskripsi pekerjaan merupakan pedoman, petunjuk dan
arah tindakan bagi tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, dengan adanya deskripsi
pekerjaan diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik guna
menciptakan kinerja yang optimal (Habibi, Roni dan Karnovi, Riki. 2020).
16

Job description dalam masalah ini adalah uraian jabatan, wewenang, tugas
dan tanggung jawab bidan desa pada penyelenggaraan Poskesdes. Sehingga
dalam kasus yang terjadi, meskipun sudah melakukan kinerja dengan baik,
namun hal ini masih rendah dibandingakan dengan cakupan pelayanan yang
lainnya. Maka bidan belum sepenuhnya memenuhi uraian jabatan, wewenang,
tugas dan tanggung jawab bidan desa pada penyelenggaraan Poskesdes.
Hal ini sesuai dengan teori Nisa (2019) bahwa kurang dari separuh bidan
memiliki persepsi kurang baik terhadap beban kerja, beberapa bidan desa ada
yang beranggapan bahwa tanpa terasa waktu habis tercurah untuk pekerjaan
yang berhubungan dengan tugas poskesdes. Hal ini dikarenakan tugas dan
tuntutan bidan dirasa sangat banyak, tidak hanya dikhususkan pada pelayanan
antenatal saja, namun juga untuk pelayanan umum di masyarakat. Selain itu
target dan cakupan kunjungan dirasa tinggi, tidak sesuai dengan data yang ada
di lapangan.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
17

a. Hal yang memengaruhi kinerja bidan diantaranya yaitu usia karena


didukung oleh kondisi lingkungan yang memberikan kesempatan
untuk bidan mengikuti pelatihan dan belajar dari pengalaman bidan
yang lebih senior; pendidikan bidan di mana kekurangan
keterampilannya harus diberikan bimbingan, pembinaan, konseling
dan mengarahkan seseorang menguasai bidang pekerjaannya; pelatihan
bidan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan kerja seseorang, motivasi pendorong bagi bidan dalam
melaksanakan asuhan; persepsi terhadap insentif yang dapat
meningkatkan motivasi bidan dalam memberikan pelayanan yang baik;
dan persepsi terhadap beban kerja untuk meningkatkan produktivitas
bidan.
b. Kinerja seorang bidan yang bertugas sangat mempengaruhi
penyelenggaraan Poskesdes, dikarenakan bidan memiliki tanggung
jawab dalam memberi pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat,
melakukan pengamatan epidemiologis, penanggulangan penyakit,
pelaksanaan kesiapsiagaan dna penanggulangan bencana, dan
pencatatan serta pelaporan. Tanggung jawab seorang bidan sangatlah
esensial, maka dari itu kinerja bidan sangatlah mempengaruhi
kelancaran penyelenggaraan Poskesdes.

3.2. Saran
a. Mahasiswa
Memahami secara mendalam terkait dengan materi penilaian kinerja
bidan, serta dapat melakukan pencarian referensi yang lebih banyak
sebagai bahan belajar Mata Kuliah Manajemen Pelayanan Kebidanan
Profesional.
b. Bidan
Meningkatkan kinerja dalam penyelenggaraan Poskesdes sebagai
upaya meningkatkan pelayanan di fasilitas kesehatan terdekat dengan
masyarakat, serta berpartisipasi dalam program pemerintah terkait
dengan penyelenggaraan Poskesdes.
18

DAFTAR PUSTAKA

Nisa, Khairan. dkk. (2019) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja
Bidan dalam Memberikan Pelayanan Antenatal Berkualitas Diwilayah Kerja
19

Puskesmas Kota Bukittinggi Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Universitas


Batanghari Jambi. Volume 19, Nomor 1, (Halaman 53-60)

Kemenkes RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2012). Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos


Kesehatan Desa (POSKESDES). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

USAID. (2010). Standar Kinerja (SBMR) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di
Puskesmas/Puskesmas Poned. http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PA00JPZN.pdf

WHO. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Habibi, Roni dan Karnovi, Riki. (2020). Tutorial Membuat Aplikasi Sistem
Monitoring terhadap Job Desk Operational Human Capital – Google Book.
Bandung: Kreatif Industri Nusantara. (Diakses pada 20 Agustus 2021)
https://www.google.co.id/books/edition/Tutorial_membuat_aplikasi_sistem
_monitor/g5LuDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0

Lampiran
20

  SOP Pemantauan Kinerja Bidan di


Poskesdes

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Jawaban :
POSKESDES Tanda Kepala UPTD Puskesmas …
Desa … Tangan

…………………………… YA TIDAK

1. Pengertian Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang


dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa.
2. Tujuan 3) Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat sehat yang peduli, tanggap, dan
mampu mengenali, mencegah, dan mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi.
4) Tujuan Khusus
d) Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat
dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
e) Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan) dan kader
kesehatan.
Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan
dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB) serta faktor-faktor risikonya (termasuk
status gizi dan ibu hamil yang berisiko).
3. Kebijakan Surat Keputusa Kepala UPTD Puskesmas No : ….. Tentang
pemantauan kinerja bidan desa
4. Referensi Daftar Tilik Penyediaan Fasilitas Tahun 2021
5. Alat dan Bahan a. Daftar Tilik
b. Alat Tulis
6. Langkah- 1. Petugas memberitahukan kepada bidan
langkah desa yang akan dikunjungi
2, Petugas menggunakan daftar tilik untuk
memantau semua sarana dan prasarana yang
ada di Poskesdes
3. Petugas mencatat semua hasil yang
didapatkan pada daftar tilik
21

4. Petugs memberikan pengarahan dan


pembinaan
5. Petugas meminta penjelasan dari bidan
desa terhadap temuan dan mencatat hasil
dalam buku catatan petugas
6. Petugas membuat kesepakatan dengan
bidan desa kapan akan memperbaiki atau
melengkapi kekurangan yang didapat dari
temuan
7. Bagan Alur
Pemberitahuan Daftar Mencatat
Tilik

Kesepakatan Mencatat Pengarahan &


Pembinaan

8. Input 1. Apakah pelaksana KIA/KB mempunyai


SK dan surat tugas dari Kepala Puskesmas
2. Apakah Pelaksana KIA/KB mempunyai
pedoman (internal dan eksternal) yang
dijadikan acuan pelayanan program ?
3. Apkah pelaksana KIA/KB
berlatarbelakang pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan syarat kompetensi ?
4. Apakah pelaksana KIA?KB mengetahui
tupoksinya ?
5. Apakah pelaksana KIA/KB membut
pemetaan sasaran ?
6. Apakah pelaksana KIA/KB mengetahui :
a. Indikator Program
b. Sasaran Program
c. Target Korban ?
7. apakah sarana pelayanan memenuhi
standar ? Bila belum sebutkan
8. Apakah obat-obatan dan bahan untuk
pelayanan selalu tersedia cukup ? Jika tidak
ada, sebutkan
9. Apakah sarana R/R kegiatan program
selalu tersedia cukup ?
- Kohort (Ibu, bayi, balita, nifas, KB)
- Kartu ibu, pengkajian awal, catatan
perkembangan
- Kartu anak
- Kartu taksiran persalinan dan kantong
persalinan
22

- Penelusuran Data Kohort


- Laporan PWS KIA dan Analisisnya
- Register-register
- KMS
- Buku ekspedisi
Lengkap atau tidak lengkap, sebutkan …
10. Apakah pelaksana KIA/KB membuat
rencana kerja harian, bulanan, dan tahunan ?
Bila tidak apa alasannya ?
11. Apakah Kader di desa aktif membantu
dalam proses KIA/KB di Poskesdes ?
12. Apakah jumlah tenaga kesehatan yang
tersedia cukup dalam pelaksanaan KIA/KB
di Poskesdes ?
13. Apakah dana operasional Poskesdes
tersedia ?
9. Proses 1. Apakah sebelum kegiatan dilakukan
sosialisasi lintas program/sektor ke
sasran/masyarakat ?
2. Apakah pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan pedoman, kerangka acuan dan
SOP ?
3. Apakah pelaksana upaya melakukan
kerjasama dengan lintas program ?
4. Apakh petugas meminta umpan balik
kepada sasaran dalam pelaksana kegiatan ?
5. Apakah petugas melibatkan lintas
program dan lintas sektor dalam
pelaksanaan kegiatan ?
6. Apakah pelaksana upaya membuat
pencatatan dan pelaporan harian, bulanan
dan tahunan ?
10. Output 1. Apakah hasil cakupan program mencapai
target ?
k) Cakupan ibu hamil yang dilayani (K4)
l) Cakupan persalinan yang dilayani
(Linakes)
m) Cakupan kunjungan neonatus (KN2)
n) Cakupan bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif
o) Cakupan BBLR yang dirujuk
p) Jumlah bayi dan anak Balita BB tidak
naik (T) ditangani
q) Cakupan imunisasi
r) Cakupan pelayanan gawat darurat dan
KLB dalam tempo 24 jam
s) Cakupan keluarga yang dibina sadar
gizi
23

t) Jumlah kasus kesakitan dan kematian


akibat penyakit menular dan tidak
menular tertentu yang menjadi masalah
setempat.
2. Apakah KIA/KB menganalisa hasil
cakupan ? Bila tidak apa alasannya ?
3. Apakah pelaksana KIA/KB sudah
membuat PWS dan analisanya ? Bila tidak
apa alasannya ?
4. Apakah ada kematian ibu dan bayi ? Jika
ada, berapa ? sebutkan penyebabnya

Kesimpulan :
No Bagian pertanyaan Jumlah Jawaban YA Jawaban Tidak
Pertanyaan Jumlah % Jumlah %
1. Input
2. Proses
3. Output

Masalah Prioritas : ……………..


Alternatif Pemecahan Masalah Prioritas : …………
Rekomendasi : …………….

Anda mungkin juga menyukai