Pengembangan Hukum Lingkungan Berdasarkan Teori Pendekatan Ekonomi
Pengembangan Hukum Lingkungan Berdasarkan Teori Pendekatan Ekonomi
Posner (2001), salah seorang sarjana penganjur terkemuka dari teori pendekatan
ekonomi terhadap hukum, berpandangan bahwa teori pendekatan ekonomi terhadap
hukum seharusnya menjadi landasan dan acuan bagi pengembangan dan analisis
terhadap hukum pada umumnya. Dalam konteks penerapannya ke dalam hukum
lingkungan, teori pendekatan ekonomi sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi dasar ilmu
ekonomi yang memandang masalah-masalah lingkungan bersumber dari dua hal, yaitu
kelangkaan (scarcity) sumber daya alam dan kegagalan pasar (market failure).
1) Asumsi pertama adalah bahwa semua barang termasuk sumberdaya alam baik
hayati atau non hayati merupakan komoditas yang dapat diukur secara kuantitatif
2) Asumsi kedua adalah nilai atau harga dari semua komoditas dengan nilai mata
uang yang mencerminkan seberapa besar orang perorang mau membayar untuk
memperoleh berbagai barang atau komoditas.
Sumber : Rahmadi, Takdir. 2013. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Perkasa
https://repository.ung.ac.id/get/simlit_res/1/315/Kebijakan-Hukum-
Pengelolaan-Lingkungan-Hidup-di-Indonesia.pdf
http://repository.ubharajaya.ac.id/1937/2/201620252012_Mia%20Arti
%20Melati_BAB%20I.pdf
Ketiga, terjadi perubahan melalui Pasal 94 ayat (6) UUPPLH yang menyatakan: ”hasil
penyidikan yang telah dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil disampaikan kepada
penuntut umum.” Dengan demikian, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) lingkungan
hidup dapat dan berwenang untuk menyerahkan berkas hasil penyidikan secara langsung
kepada penuntut umum tanpa melalui Polri lagi. Pemberian kewenangan ini memang
masih harus dibuktikan secara empiris pada masa depan apakah akan membawa
perkembangan positif bagi upaya penegakan hukum lingkungan pidana atau tidak
membawa perubahan apapun.
Sumber : http://pn-ponorogo.go.id/joomla/index.php/artikel-umum/49-perkembangan-
hukum-lingkungan-di-indonesia