Anda di halaman 1dari 21
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERALPENGENDALIANDASDANHUTAN LINDUNG BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG BATANGHARI ‘Alamat: Jalan Arief Rahman Hakim No.10 B Telanaipura, Jambi. Kode Pos 36124 Telepon:(0741)60890,Faximilie:(0741)669681 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PAKET 2 PEKERJAAN PEMBUATAN TANAMAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN POLA REBOISASI INTENSIF SELUAS 495 HA DI KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT LIMAU KABUPATEN TEBO PENGADAAN JASA LAINNYA PROVINSI JAMBI TAHUN 2020 Kementerian Satuan Kerja Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana Tahun Lingkungan Hidup dan Kehutanan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2020 Paket 2 Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Pola Reboisasi Intensif Seluas 495 Ha Skema Tahun Jamak (2020-2022) di Kawasan Hutan Lindung Bukit Limau Kab. Tebo Prov. Jambi Tahun 2020 : IUPHKm Koperasi Masyarakat Adat VIT Koto Desa Balai Rajo, Kec. VII Koto Tlir, Kab. Tebo, Provinsi Jambi : DIPA 029 Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Batanghari 2020 SATUAN KERJA : BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG BATANGHARI TAHUN ANGGARAN 2020 A 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan Indonesia tiap tahunnya telah menyusut drastis (akibat terjadinya deforestasi dan degradasi lahan). Pada 2015, data Kementerian Linakungan Hidup dan Kehutanan menyajikan vas kawasan Indonesia kurang lebih sekitar 128 juta hektar. Dengan rincian, hutan konservasi seluas 27,4 juta hektar, hutan lindung seluas 29,7 juta hektar, hutan produksi terbatas 26,8 juta hektar, hutan produksi 29,3 juta hektar, dan hutan yang bisa dikonversi seluas 12,9 juta hektar. Pada 2017, luas kawasan hutan menyusut kembali menjadi sekitaran 125,9 juta hektar. Secara umum, kerusakan hutan Indonesia tiap tahunnya kurang febih sekitar 1 juta hektar. Jumlah penurunan hutan yang harus dikhawatirkan, terutama jika dipandang bahwa hutan memiliki nilai penting bagi hidup dan kehidupan manusia. Oleh kerena itu pemerintah terus berupaya melakukan Kegiatan pemulihan kondisi hutan melalui kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Di samping itu RHL juga menjadi salah satu upaya dalam menangani lahan kritis dilndonesia yang mencapai angka 14 juta hektar (tahun 2018), dan sedimentasi yang sangat tinggi di Indonesia yang mencapai angka 250 ton/km2/tahun. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan taban sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung system penyangga kehidupan tetap terjaga. RHLdihadapkan pada laju degradasi lahan yang cenderung terus meningkat dengan keterbatasan biaya penganggaran, oleh karena itu kegiatan RHL perlu disusun dalam —tahapan —_perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang efektif dan efisien guna mendukung tingkat keberhasilan kegiatan RHL. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) telah menyusun operasionalisasi corrective actions yang akan dilaksanakan pada kegiatan RHL tahun 2019, yang merupakan arahan Presiden dan Menteri LHK. Aksi ini bukan hanya untuk menanam, tetapi juga membangun hutan. Dua kebijakan utama dalam corrective actions dimaksud adalah, lokasi RHL harus berada di dalam kawasan hutan, dimana terdapat pengelola hutan atau pemangku hutan, serta tidek adanya pembatasan jenis tanaman RHL, yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan keinginan masyarakat. Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Batanghari selaku Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidupdan Kehutanan, melakukan upaya rehabilitasi hutan di berbagai wilayah untuk menanggulangi laju degradasi lahan dan mengurangi lvasan lahan kritis. Pelaksanaan kegiatan pembuatan tanaman rehabilitasi hutan dilakukan secara kontraktual dengan mengacu pada rancangan teknis yang telah disusun. Agar pelaksanaan kegiatan pembuatan tanaman rehabilitasi_ hutan maupun pemeliharaan tersebut dapat berjalan sesuai perencanaan yang teleh ditetapkan maka dalam pelaksanaannya diperlukan Kerangka Acuan Kerja sesuai dengan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.2/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/1/2020 tanggal 13 Januari 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.105/MENLHK/SETJEN/ KUM. 1/12/2018 tanggal 27 Desember 2018 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung, c Pemberian Insentif Serta Pembinaan dan Pengendatian Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan “Kegiatan Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Pola Reboisasi Intensif Skema Tahun Jamak (2020-2022) Blok 3 dan Blok 4 Seluas 495 Ha Tahun 2020 di Kawasan Hutan Lindung Bukit Limau adalah untuk memulihkan fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi dan memelihara kesuburan tanah yang realistis dan mudah dilaksanakan di lapangan dengan memperhatikan situasi dan kondisi setempat. Sedangkan tujuan Kegiatan Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Pola Reboisasi Intensif Skema Tahun Jamak (2020-2022) Blok 3 dan Blok 4 Seluas 495 Ha Tahun 2020 di Kawasan Hutan Lindung Bukit Limau adalah: 1, Terselenggaranya Rehabilitasi Hutan Pola Reboisasi Intensif seluas 495 Ha yang meliputi Penanaman pada tahun 2020, Pemeliharaan I pada tahun 2021 dan Pemeliharaan II pada tahun 2022. 2. Dukungan terhadap pelaksana dalam pelaksanaan oleh Penyedia Jasa Pembuatan Tanaman RHL. Sasaran Sasaran pekerjaan Pembuatan Tanaman rehabilitasi hutan di Kawasan Hutan Lindung Bukit Limau (2020-2022) Blok 3 dan Blok 4 Seluas 495 Hektar meliputi: = Tahun ke-1 : Penanaman dan Pemeliharaan tahun berjalan (PO). > Tahun ke-2 : Pemeliharaan I (P14). ~ Tahun ke-3 : Pemeliharaan II (P2). Dasar Hukum 1, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2010; 2. Undang-Undang No.37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan; 4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir melalui Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018; 5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.105/MenLHK/Setjen/Kum.1/12/2018 _Tentang Tata Cara Pelaksanaan, KegiatanPendukung, Pemberian Insentif, Serta Pembinaan dan Pengendalian Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan; 6. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Nomor P.4/PDASHL/SET/KUM. 1/7/2018 tanggal 20 Juli 2018 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rancangan Kegiatan Penanaman Rehabilitasi Hutan dan Lahan; G. 7. Peraturan Direktur_Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor .5/PDASHL/SET/KUM. 1/8/2019 tentang Harga Satuan Pokok Kegiatan Bidang Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Tahun 2020 Tanggal 28 Agustus 2019; 8 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Batanghari Nomor : 029.04.2.427134/2020 tanggal 12 Nopember 2019. Sumber Dana dan Perkiraan Biaya Sumber dana berasal dari DIPA BPDASHL Batanghari dengan skema kontrak tahun jamak (multiyears) dengan anggaran tahun jamak tahun 2020 — 2022 sebesar Rp. 6.286.421.130,- (enam milyar dua ratus delapan puluh enam juta empat ratus dua puluh satu ribu serratus tiga puluh rupiah) termasuk PPn 10%, dengan rincian sebagai berikut = - Penanaman / PO (2020) 1 Rp. 3.775.547.325,- ~ Pemelinaraan I / Pi (2021) Rp. 1.415.481.650,- - Pemelinaraan II / P2 (2022) Rp. 1.095.392.155,- Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Pola Reboisasi Intensif Skema Tahun Jamak Skema Tahun Jamak (2020-2022) Blok 3 dan Blok 4 Seluas 495 Ha Tahun 2020 terbagi dalam 2 (dua) Blok pada areal IUPHKm Koperasi Masyarakat ‘Adat VII Koto Ilir di kawasan Hutan Lindung Bukit Limau, secara terperind sebagai berikut: | _ vomst was el | (Ha) | Sather —|Provinsi| Kabupaten| Kecamatan | Desa I t 1 fous TOM TEDO Nass | \ikoto ir [aos ajo | 258 Blok 4 JUPTO KPH Tebo | samp |VII Koto Tlir | Balai Rajo 495, Nama Organisasi Pengadaan Barang/Jasa Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pekerjaan Jasa Lainnya Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Pola Reboisasi Intensif Skema Tahun Jamak Skema Tahun Jamak (2020-2022) Blok 3 dan Blok 4 Seluas 495 Ha Tahun 2020, itu : 1) Kementerian —:_ Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2) Satuan Kerja = Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Batanghari 3) Alamat Satker —: Ji, Arief Rahman Hakim No. 10B Kec.Telanaipura Kota Jambi Provinsi Jambi 4) PPK + Imas Aidaningsih, S.Hut,, M.Sc. II. RUANG LINGKUP Lingkup Pengadaan Pengadean Jasa Lainnya akan dilakukan melalui Tender/Lelang Umum, dengan rincian sebagai berikut : i. 2, gree 8 9. 10. lL. Pokja UKPB) : Pokja Pemillhan Barang/Jasa_ UKPB] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Provinsi Jambi Alamat Pokja UKPB) : 31, AR Hakim No, 10 Telanaipura Kota Jambi Website : vorow.menlhk.ao.id Website LPSE: \pse.menlhk.go.id Kode RUP : 25305570 Nama paket pekerjaan : Paket 1 Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan dan Lahan Pola Reboisasi Intensif Seluas 495 Ha Skema Tahun Jamak (2020-2022) Di Hutan Lindung Bukit Limau Kab. Tebo Prov. Jambi Tahun 2020. Uraian singkat pekerjaan : Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan dan Lahan Pola Reboisasi Intensif Di Hutan Lindung Bukit Limau UPTD KPH Tebo Barat seluuas 495 Ha Skema Tahun Jamak (multivears) 2020 ~ 2022, dengan rincian pekerjaan : a. Penanaman Tahun Berjalan (PO) Tahun 2020 (Mei ~ Desember) b. Pemeliharaan I (P1) Tahun 2021 (Januari ~ Desember) c. Pemeliharaan II (P2) Tahun 2022 (Januari - Desember) Jangka waktu penyelesaian pekerjaan : 800 (delapan ratus) hari kalender. Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : APBN Tahun Anggaran 2020, 2021 dan 2022. Peserta _memiliki Klasifikasi pada Bidang/Sub Bidang (KBLI) : Jasa Penunjang Kehutanan (0240), Kualifikasi Non Kecil. Tidak Diberikan Uang Muka, dan pembayaran dilakukan dengan cara Termijn, Lingkup Kegiatan i Lingkup Pekerjaan Pembuatan Tanaman meliputi: a. Lingkup Pelayanan Lingkup pelayanan adalah melaksanakan tugas dalam pekerjaan Penanaman di tahun 2020, Pemeliharaan I pada tahun 2021 dan Pemeliharaan II pada tahun 2022 dalam rangka Rehabilitasi Hutan Pola Reboisasi Intensif seluas 495 Ha di Hutan Lindung Bukit Limau Kabupaten Tebo Provinsi Jambi yang meliputi pengendalian waktu, teknis pelaksanaan pekerjaan dan tertib adminstra: Lingkup Pekerjaan Melakukan kegiatan Pembuatan Tanaman yang terdiri atas : 1) Penanaman, Pemeliharaan dan Pengamanan Hasil Penanamen pada ‘Tahun Pertama (PO / Tahun 2020) seluas 495 Ha; 2) Pemelinaraan I dan Pengamanan Hasil Penanaman pada Tahun Kedua (P1/ 2021) seluas 495 Ha; 3) Pemeliharaan II dan Pengamanan Hasil Penanaman pada Tahun Ketiga (P2 / 2022) seluas 495 Ha; Risalah Rancangan Kegiatan 1. Letak Administrasi = Fungsi Hutan : Hutan Lindung Bukit Limau ~ Peruntukan _: IUPHKm Koperasi Masyarakat Adat VII Koto + Desa > Kecamatan = Kabupaten + Provinsi 2. Letak Geografis Secara hidrologis lokasi terletak pada DAS Batanghari Sub DAS Batanghari Hulu. Secara geografis terletak pada : - Blok 3 1 102° 04’ 16,156” BT - 102° 05’ 20,784” BT dan 0° 54’ 23,186” LS - 0° 55” 41,715” LS. ~ Blok 4 +: 102° 05 20,767" BT - 102° 07’ 10,643” BT dan 0° 54” 41,181” LS - 0° 55’ 38,324" LS, 3, Penutupan Lahan Sesuai Rancangan Kegiatan, penutupan lahan pada lokasi seluas 495 Ha sebagian lahan sebesar 100 % adalah berupa lahan terbuka dan semak belukar. 4. Tipe Iklim dan Curah Hujan Dalam setahun, curah hujan rata-rata 300 mm. Suhu rata-rata tahunan adalah 25,8 - 28,7°C, 5. Ketinggian Tempat dan Topografi Lokasi kegiatan terletak pada ketinggian 90 - 175 meter dpl, secara umum memiliki topografi datar sempai bergelombang. 6. Aksesibilitas ‘Untuk mencapai lokasi dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan oda empat type 4WD dari Desa ke lokasi pekerjaan sedangkan jarak dari bu Kota Kabupaten sejauh + 80 Km dan jarak dari ibukota kecamatan sejauh sejauh + 2 Km, dengan kondisi jalan tanah. 7. Kependudukan Desa Balai Rajo terletak di Kecamatan VII Koto Tlir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Berdasarkan monografi desa jumlah penduduk sebanyak 4,504 jiwa terdiri dari 1.665 jiwa laki-laki dan 2.842 jiwa perempuan. 8. Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Desa Balai Rajo adalah petani yaitu sebanyak 465 jiwa. Kegiatan pertanian yang dilakukan masyarakat yaitu pertanian lahan kering. Tenaga kerja yang ada di desa sekitar blok tanam umumnya adalah laki-laki yang kesehariannya bermata pencaharian sebagai petani. 9. Tenaga Kerja Untuk pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan oleh Pihak ketiga harus melibatkan tenaga kerja dari masyarakat setempat dan diutamakan anggota IUPHKm Koperasi Masyarakat Adat VII Koto pada lokasi kegiatan yang dibimbing oleh mandor dan pelaksana lapangan serta pendamping/pengawas lain yang ditunjuk. 10. Sosial Budaya Masyarakat di sekitar lokasi adalah masyarakat agraris yang bersifat dinamis dan sebagian besar telah lama mendiami lokasi, sehingga telah cukup akrab dengan hal bercocok tanam serta memiliki kesadaran yang cukup tinggi akan arti pentingnya reboisasi. Dimana hal itu akan berdampak baik pada waktu sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan. 2. Komponen Pekerjaan Komponen pekerjaan adalah sebagai berikut: a. Persiapan Lapangan Persiapan lapangan dilakukan dengan pembuatan jalan pemeriksaan berupa batas petak dan pembersihan lapangan serta pemancangan patok arah larikan masing-masing petek. Pelaksanaan rehabilitasi hutan menggunakan sistem Reboisasi Pola Intensif dengan jumlah tanaman sebanyak 625 batang/Ha, dengan jarak tanam + 4 x 4 m. Dalam penataan areal ditentukan pula tata letak jalan angkut, jalan inspeksi, pengaturan tata letak gubuk kerja dan komponen-komponen lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan areal adalah aksesibilitas dalam pengangkutan bibit dan pengawasan tanaman, topografi, tipologi lahan, dan jenis-jenis dominan yang terdapat dalam lahan. Penentuan arah larikan ditentukan berdasarkan kondisi lahan seperti topografi dan garis kontur yang ada. Selain itu penetapan arah larikan juga harus disesuaikan dengan pola dan jarak tanam yang akan diterapkan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukan penentuan arah larikan dengan arah utara = selatan untuk — topografi yang relatif landai dan mengikuti kontur untuk topografi yang berbukit. Cara penentuan arah larikan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Sse, Gambar 2.1. Cara penentuan arab larikan Pembersihan lahan dilakukan pada waktu musim kemarau, sekurang- kurangnya 2 bulan sebelum tanam. Bersihkan lahan secara terbatas pada jalur tanaman atau secara cemplongan dengan cara menebas semua tumbuhan alang-alang, semak dan pakis dengan menggunakan parang. Tinggalkan anakan jenis-jenis lokal yang sudah tumbuh, Semua sampah hasit potongan rumput/semak dikumpulkan dan disimpan di sekitar lahan tanam untuk sumber mulsa. Cara pembersihan dengan sistim jalur. UII Gambar 2.2. Teknik pembersihan areal tanaman rehabilitasi hutan Jalan pemeriksaan dibuat selebar + 1 meter dan diupayakan dapat dilalui ‘oleh kendaraan roda dua untuk keperluan pemeriksaan, pengangkutan bibit dan jalan tenaga kerja menuju pondok/gubuk kerja. Jalan pemeriksaaan dibuat dengan membersihkan atau menebas semak/tanaman pada rencana Jalan. Jalan pemeriksaan dibuat di sekitar batas petak/blok, di tengah lokasi, Jalan menuju_pondok/gubuk kerja dan jalan yang menghubungkan antara desa terdekat ke lokasi tanaman. |. Penyediaan Bibit Pemilihan jenis tanaman rehabilitasi_hutan konservasi diarahkan jenis tanaman yang mempunyai nilai konservasi, perekaran dalam, menghasilkan nilai ekonomi dan sesuai dengan kondisi tempat tumbuh serta diminati oleh masyarakat. Komposisi tanaman dapat dilakukan pencampuran tanaman antara jenis kayu-kayuan dan jenis HHBK, Dalam hal ini, kualitas bibit dari hasil pembuatan/pengadaan bibit perlu diperhatikan, Kualitas bibit dibedakan dalam dua kriteria, yaitu kualitas secara genotif dan kualitas secara_fisik- fisiologis (fenotip). Genotif merupakan ciri-ciri penampakan atau kualitas genetikdi dalam tumbuhan, sedangkan fenotif merupakan penampakan fisik atau fisiologis dari suatu tumbuhan yang bisa diamati secara langsung. Kualitas fenotip ini bisa berupa besarnya ukuran pohon, banyaknya buah,banyaknya cabang,dan tipe perakaran. Penyediaan bibit dilakukan melalui "pengadaan bibit” dengan cara pembelian pada penangkar bibit atau sumber-sumber bibit lainnya yang tersedia baik dilokasi maupun ditempat lain yang telah memiliki penetapanya sebagai penangkar bibit baik bibit kehutanan maupun bibit HHBK. Bibit yang diadakan ini harus memenuhi kriteria: = Penampakan bibit sehat dan segar = Batang kokoh dan tumbuh tegak = Warna daun hijau segar Tinggi bibit lebih dari 40 cm * Akar bibit belum keluar dari polybag + Media tumbuh dalam polybag kompak dan tidak mudah terhambur. * Polybag belum sobek dan masin utuh. ‘= Bibit sudah dilakukan pemeriksaan mutu bibit oleh instansi terkait. Pelaksana wajib membuat persemaian pada lokasi penanaman dengan memperhatikan faktor-faktor persyaratan teknis meliputi ketersediaan lahan Genis/tipe tanah, kelerengan, pengaruh banjir dan longsoran), ketersediaan air (air tanah/sumur, sungai atau waduk/danau), dan aksesibilitas (jalan angkut). Lokasi persemaian/pembibitan ditempatkan pada areal yang berdekatan dengan lokasi penanaman. Rancangan tata letak persemaian sebagai berikut: Gambar 2.2. Rancangan Tata Letak Persemaian Kebutuhan bibit tanaman dalam rangka Penanaman dan Pemeliharaan ‘Tanaman Tahun Tahun Berjalan (PO) RHL seluas 495 Ha yang terdiri deri 25 (dua puluh lima) petak adalah sebagai berikut: Penanaman 2020 ae vo. | Yonge “pena Susman | amish be | err | Kaye =Kayuan) a [aT Ming 7426) 742 742 | 10.395 | (2. | Mahoni_ 4.950 495, 495 | 6.930 (53. | Kepayang 4.950 495, 495 | 6.930 Tr | HHBK | 4. Tkemirt 44550 4.455 | _ 4.455 | 62.370 | (5. Talpukat 14850) 1.485 1.405 20.790" 6._| Durian 37.125) 3.713 "3.713 51.976 7._| Jengkol 49.500) 4.950 | x 4.950 69.300 8. | Petal 49.500 4.950 55.450, 9.900 4.950 __ 69.300 9. | Aren 9.900 | 990, 10.890 | 1.980 990 13.860 10. | Nangka _ | 14.850 | 1.485 | 16.335, 2.970 1.485 20.790 | a 990 [10.890 | 1.980 | ~~ 990 13.860 1.733 19.058/ 3.465 | 1.733 | 24.256 2a7|___ 2.723495 247, 3.465 247 | _2.723) 495 [247 3.465, 495 [5.445 990 | 495| 6.930 ‘990 |" 10.800 | 4.980 [" 990 | 13.860 390 | 10.90; 1.980 |~990 | 13.860 3.485 16.335 _2.970| 1.485 | 20.790 340.313 | 61.875 | 30.937 | 433.125 Bibit yang diperlukan berasal dari milk sendiri apabila peserta memiliki penetapan sebagai pengada pengedar bibit kehutanan maupun supply dari penangkar/penyedia bibit yang telah terdaftar dan ditetapkan sebagai pengade dan pengedar bibit oleh instansi yang berwenang. Secara umum bibit jenis-jenis tanaman untuk Rehabiltasi Hutan (tanaman kehutenan kayu- kayuan dan HHBK memiliki kriteria/standar mutu SENE | krITERIA SPESIFIKASI TEKNIS é 1. Normal (Sehat, berbatang tunggal, berkayu) smu 2 Kompak kayu-kayuan fen 3. Tinggi minimal 40cm ,. | 4 Telah Memitiki Surat Jaminan Supply Bibit aeeraog dar pengada dan pengedar biit yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang apabla bibit bukan produls! sendii. Apabia | produksi sendiri telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, 1. Normal (Sehat, __berbatang _tunggal, berkayu) Pertumbuhan | 2. Kompak HHBK Media 3. Tinggi minimal 40cm. Tanaman | 4, Jika bibit sendiri dilampirkan penetapan Tinggi sebagai penyedia bibit dari instansi | berwenang. Apabila tidak memiliki —bibit | sencindiampikan "jaminan’ supply dar Penangkar bibit dengan melampirkan penetapan sebagai penyedia bibit dari instansi berwenang. Pembuatan Gubuk Kerja dan Papan Nama Gubuk Kerja adalah merupakan gubuk yang dibangun untuk beristrrahat sejenak bagi para petani yang bekerja di lahan. Dan gubuk kerja juga untuk ‘menyimpan bahan-bahan dan peralatan yang dipakai untuk bekerja agar tidak cepat rusak. Gubuk kerja dibuat dengan model semi permanen, menggunakan bahan tiang dari Kayu atau Bambu. Atap Gubuk dibuat menggunakan seng. Ukuran gubuk kerja adalah 3 m x 4m dengan jumtah 5 (lima) Unit. Gambar tipikal gubuk kerja disajikan dalam Lampiran 1. Papan nama dibuat sebanyak 12 (dua belas) unit untuk menunjukkan aktifitas pelaksanaan kegiatan reboisasi. Papan nama dibuat dari bahan yang tahan air (seng / alumunium), dibuat dengan ukuran 90 cm x 60 cm. Papan nama dicat wara dasar hijau, tulisan huruf menggunakan cat warna putih. Di pasang pada tiang kayu, diameter minimal 7 cm, setinggi 2,5 meter, dan di tancapkan ke dalam tanah atau adukan semen sedalam 50 cm. Informasi yang dicantumkan di papan nama adalah Institusi Pelaksana, Sumber Dana, Pelaksana, Lokasi, Luas, Tahun Pelaksanaan. Gambar papan nama disajikan pada Lampiran 2. Pelaksanaan Penanaman 1 Pemasangan Ajir ‘Aji tanaman dipergunakan sebagai tanda di lapangan dimana nantinya akan dibuat lubang tanam. Ajir yang harus dipersiapkan adalah ajir yang terbuat dari bambu dengan ukuran tinggi + 1,00 m lebar + 2 cm dan ujungnya dicat sepanjang + 10 cm. Ajir nantinya ditanam kedalam tanah sepanjang 20 cm sehingga yang nampak di permukaan tanah sepanjang £0,8m. Gambar 2.3. Tipikal Ajir 2 Pembuatan Lubang Tanam dan Piringan Pada posisi ajir, dibuat lobang tanam dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm dengan menggunakan cangkul. Semua isi tanahnya dikeluarkan dan ditempatkan dipinggir lobang. Pada areal sekitar lubang tanam dibersinkan dari tanaman penggangu dan rumput-rumputan/alang-alang Ukuran piringan diameter + 1 meter. Prosedur pembuatan lubang tanaman dan piringan disajikan pada Gambar 3.9. dan Gambar 3.10. Lapsan awa Topeot on ll Gambar 2.4. Tipikal Lubang Tanam dan Cara Penempatan galian Gamber 2.5. Bentuk dan ukuran piringan 3. Distribusi Bibit Distribusi bibit ke lobang tanam, dilakukan dengan menurunkan kotak- kotak atau kantung-kantung transportasi yang berisi bibit dan sebarkan/diletakkan dekat dengan lobang tanam. Kantong di cek agar posisi kantong plastic tidak terbalik. Semua tanaman yang diangkut harus ditanam pada hari yang sama, Untuk menghindari kerusakan, pengangkutan bibit dilakukan dengan menggunakan kotak bibit yang terbuat dari papan atau keranjang yang tidak mudah terlipat dan guna mempermudah transportasi digunakan kotak kayu yang disusun di atas rak. Alat angkut yang digunakan disesuaikan dengan aksesibilitas menuju lokasi penanaman. Waktu distribusi adalah pada pagi, sore atau malam hari dan sebelum diangkut bibit tanaman disiram terlebih dahulu. 4 Pemupukan dan Penanaman Lebih kurang 1 (satu) minggu sebelum penanaman, dilakukan pemberian pupuk dasar berupa pupuk majemuk dengan dosis + 0,15 Kg per lubang tanam yang dicampur dengan tanah. Bagian atas gumpalan media tanah bibit (earth bal) harus sejajar dengan permukaan tanah, Sebelum ditanam, kantung plastic harus dibuka dengan hati-hati dan ditempatkan pada ujung ajir. Tanamkan bibit pada lubang tanam dengan posisi earth bail rata dengan permukaan tanah. Tutup lubang tanam dengan tanah galian lubang sampai berbentuk cembung dan tekan bibit tanaman secera tegak Gangan miring) dan semua akar harus di dalam tanah. Pangkal batang 1- 2. cm di bawah permukaan tanah. Ukuran lobang tanam dan kegiatan penanaman disesuaikan dengan jenis tanaman yang dipilih. Mengingat penanaman adalah inti dari pekerjaan pembuatan tanaman rehabilitasihutan ini, maka sebelum dilakukan penanaman perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Media bibit kompak dan mudah dilepas dari polybag b) Kondisi lubang tanaman telah dipersiapkan dengan baik dan tidak tergenang air ©) Kondisi bibit dalam keadaan sehat dan memenuhi standar/kriteria yang telah ditetapkan untuk ditanam. Standar/kriteria bibit siap tanam yakni + sehat, berbatang tunggel lurus, tinggi rata-rata > 40 cm, jumiah helai daun minimal 5 lembar. d) Waktu penanaman harus disesuaikan dengan musim tanam yang tepat ) Polybag dilepas dari media tanaman dengan tidak merusak sistem perakaran tanaman kemudian polybag diletakkan diatas ajir f) Bibit dan media diletakkan pada lubang tanaman dengan posisi tegak 4) Lubang tanaman ditimbun dengan tanah yang telah dicampur pupuk dasar sampai lebih tinggi dari permukaan tanah h) Disamping itu perlu juga dibuat piringan tanaman yang bersih dari tonggak dan tanaman pengganggu. FAN saree Va Gambar 3.11.Cara Penanaman Bibit Tanaman Pelaksanaan Penyiangan, Pendangiran dan Pemupukan Pemeliharaan tanaman merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pemeliharaan tahun berjalan adalah merupakan rangkaian kegiatan Penanaman reboisasi yang dilakukan pada ‘tahun pertama setelah + 3 (tiga) minggu dari penanaman. Komponen kegiatan pemeliharaan tahun berjalan meliputi pemupukan, penyiangan dan pendangiran, dan pemberantasan hama dan penyakit. Pelaksanaan Penyulaman Penyulaman bertujuan untuk meningkatkan persen jadi tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu sehingga memenuhi jumlah tanamen per ha sesuai dengan jarak tanamnya. Penyulaman dilakukan pada saat musim hujan pada pagi atau sore hari. Sambil metakukan penyiangan dan Pendangiran,perlu dihitung berapa tanaman yang mati untuk segera disulam, Jumlah bibit penyulaman tahun pertama (PO) sebanyak 20%. e, Pelaksanaan Pemeliharaan I (P1) 1) Pembuatan / Pengadaan Bibit Sulaman Penyediaan bibit tanaman dilakukan dengan pembuatan bibit oleh pihak ketiga dengan syarat harus membuat persemaian dengan melibatkan masyarakat di desa dekat lokasi reboisasi. 2) Penyulaman Menyulam semua tanaman yang mati dengan bibit tanaman yang sama mengikuti SOP Penanaman. Jumiah bibit untuk penyulaman paling sedikit 20% dari jumlah yang di tanam. 3) Penyiangan, Pendangiran dan Pemupukan Penyiangan tanaman dilakukan setiap interval 3 bulan sampai areal tertutup tajuk. Penyiangan tidak dilakukan pada waktu musim hujan. Penyiangan tanaman dilakukan dengan cara menebas semua rumput dan guima yang tumbuh pada tempat tanam selebar diameter 1 meter dengan parang / sabit. Tanah disekitar piringan digemburkan dan secara manual cabut semua guima yang tumbuh. Gulma hasil penyiangan dapat dijadikan mulsa kecuali akar alang-alang. Sambil melakukan penyiangan dan pendangiran, dihitung dan dicatat berapa tanaman yang gagal tumbuh (mati, stagnan, merana, rontok daun, layu, dan atau kekuningan;coklat) hal ini untuk mengetahui kebutuhan bibit yang dipertukan penyulaman. Pemupukan dilakukan sebaiknya pada saat kondisi tana masih lembab (tidak tergenang). Pemupukan tidak dilaksanakan pada saat tanah kering (musim kemarau) dan kondisi tanah sangat basah (musim hujan). Pemberian pupuk dilakukan dengan membuat koakan (dalam + 10 cm, lebar + 5 cm) pada lingkaran proyeksi tajuk. Pemberian pupuk majemuk sebanyak + 50 or ditaburkan pada koakan tersebut mengellingi batang dan ditutupi lagi dengan tanah, Disarankan ditutup mulsa dengan ketebalan & 10 cm. f, Pemeliharaan It (P2) 1) Pembuatan / Pengadaan Bibit Sulaman Penyediaan bibit tanaman dilakukan dengan pembuatan bibit oleh pihak ketiga dengan syarat harus membuat persemaian dengan melibatkan masyarakat di desa dekat lokasi reboisasi. 2) Penyulaman Menyulam semua tanaman yang mati dengan bibit tanaman yang sama mengikuti SOP Penanaman. Jumlah bibit untuk penyulaman paling sedikit 10% dari jumlah yang di tanam. 3) Penyiangan, Pendangiran dan Pemupukan Penyiangan tanaman dilakukan setiap interval 3. bulan sampai areal tertutup tajuk. Penyiangen tidak dilakukan pada waktu musim hujan. Penyiangan tanaman dilakukan dengan cara menebas semua rumput dan guima yang tumbuh pada tempat tanam selebar diameter 1 meter dengan parang / sabit. Tenah disekitar piringan digemburkan dan secara manual cabut semua guima yang tumbuh. Gulma hasil penyiangan dapat dijadikan mulsa kecuali akar alang-alang. Sambil melakukan penyiangan dan pendangiran, dihitung dan 3. dicatat berapa tanaman yang gagal tumbuh (mati, stagnan, merana, rontok daun, layu, dan atau kekuningan;coklat) hal ini untuk mengetahui kebutuhan bibit yang diperlukan penyulaman. Pemupukan dilakukan sebaiknya pada saat kondisi tanah masih lembab (tidak tergenang). Pemupukan tidak dilaksanakan pada saat tanah kering (mus kemarau) dan kondisi tanah sangat basah (musim hujan). Pemberian pupuk dilakukan dengan membuat koakan (dalam + 10 cm, lebar + 5 cm) pada lingkaran proyeksi tajuk. Pemberian pupuk majemuk sebanyak + 50 gr ditaburkan pada koakan tersebut mengelilingi batang dan ditutupi lagi dengan tanah. Disarankan ditutup mulsa dengan ketebalan + 10 cm. Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan Kebutuhan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk kegiatan rehabilitasi hutan i Hutan Lindung Bukit Limau seluas 495 Ha sebagai berikut : - Kebutuhan Tenaga Kerja Penanaman (PO) No. Uraian Komponen Pekerjaan | Satuan | Volume | Keterangan 1 Persiapan lapangan HOK [1.732 2_| Pembuatan jalan pemenksaan HOK 990 Ha [3 | Penentuan arahiarken | ~HOK [990 [4 | Pemasangan ajirtanaman HOK | 1.485 [5 | Pembuatan piring dan lubang tanaman, HOK | 2.722 6 | Pembuatan_papan nama HOK 99 7_| Pembuatan gubuk Kerja HOK 435 '8 | Distribusi bibit ke lubang tanaman’ HOK 1.485 9. | Penanaman dan Pemupukan E HOK [2.475 10 | Penyulaman, penylangan dan pendangian | HOK | 5.940 Kebutuhan Tenaga Kerja Pemeliharaan I (P1) No. Uraian Komponen Pekerjaan Keterangan 1_| Distribus! bibit ke lubang tanaman Eee 2 | Penyulaman E 3_| Penyiangan, pendangiran dan pemupukan | HOK 6.682, Kebutuhan Tenaga Kerja Pemeliharaan II (P2) No. _Uraian Komponen Pekerjaan | Satuan Volume | Keterangan Ditribusibibit ke lubang tanaman dan | penyulaman eal i Penyiangan, pendangivan, pemupukan 2_ | pengendaian hama penyakt dan HOK | 5.692 onservasi tanah -__Kebutuhan Bahan dan Peralatan Pada Pembuatan Tanaman. | ‘Uraian Komponen Pelsksaniaan, Keterangan dan Wo | Uran sewn [Tahun | Tahue2 Fakvs] etree a (PO) {P1) {P2) { Reraatan keg _—| paket et | Pang, Cana ‘Bahan bambu bulat 2 | Pengadaan patok betang | 24.750 diameter + 5-10 cm jeune 1 _panjang 125 cm. Bahan Bamba bela 3.| pengadaen jr | batang | 308.75 : - | ttoran ¢ 2 cm } = panjang 100 cm [ karan 90 x 60 en, Pengadaon papan -| | etwerna nau 4 | Name ae ie | tulisan putih, bahan ce ese seagterennae eee Pengadaan gob : ~] thaten 3am, Bahan 5 | kena Up | kayu kaso atap seng I I Spesias Jens ! Pupuk NPK Tablet | Btau granu, ron Susi, dengan Pengadaan pupuk engsn «| Renadag ko | asses | 15945 | 15.345 | kandungan min. | | Seepacat it | pabrikan. t t Spesifkas: Jen's resbita site pura tumbuh ' berbentuk autan | dalam air (cairan) Pengadsan | HEH dengan bahan ako 7 | hesbisida Kalter 495) | min, Isipropil Amina | Gitosat 400/350 SL i (IFA Giifosat:400 g/l 1 dan 2,4 D-DMA:150 i il), Kemasan 1 It aaa i su Si - Daftar peralatan utama : ce ‘No. Uraian Komponen Perlatan Utama Satuan Volume | Keterangan 1 | Kendaraan Roda 4, Pick Up, 4d i eee 2 ls 3__| Kompas 4 Trone Pengawasan Pekerjaan dan Penilaian Tanaman Pengawasan pekerjaan pada Pembuatan Tanaman RHL tahun 2020 dilakukan oleh konsultan pengawas pada : = Setiap tahap pelaksanaan _pekerjaan penanaman (PO), Pemeliharaan I (P1) dan Pemeliharaan II (P2) sesuai kontrak telah mencapai 100%. - Tahap akhir penanaman (PO), untuk menentukan keberhasilan tumbuh tanaman. Penilaian keberhasilan tumbuh tanaman dilakukan setelah seluruh tahapan pekerjaan Pembuatan Tanaman RHL telah selesai dilaksanakan 100% oy berdasarkan laporan dari pelaksana pekerjaan pada tahap Penanaman (PO), Pemeliharaan I (P1) dan Pemeliharaan II (P2).. Metode penilaian dalam rangka menentukan keberhasilan tumbuh tanaman adalah sebagai berikut : A. Satuan Unit Evaluasi/Penilaian Satuan unit evaluasi/penilaian tanaman kegiatan rebosiasi adalah satuan petak tanaman yang ditetapkan dalam rancangan kegiatan penanaman. 8. Evaluasi/Penilaian Tanaman Evaluasi/penilaian tanaman meliputi: progress kemajuan_ pekerjaan pada setiap tahap pekerjaan sesuai dengan Kontrak, pengukuran luas tanaman; jumlah dan jenis tanaman; penghitungan persen tumbuh tanaman. Hasil penilaian keberhasilan tumbuh tanaman RHL tahun pertama dapat diterima apabila keberhasilan tumbuh tanaman paling sedikit mencapai 75% dari penanaman awal (PO). Jangka Waktu Pelaksanaan Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Tanaman pada dasarnya adalah sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sampai dengan diterbitkannya Berita Acara serah terima pekerjaan. Sebagai ancar-ancar jangka waktu pelaksanaan pekerjaan skema tahun jamak 2020 - 2022 adelah selama 800 (delapan ratus) hari kalender. ‘Tenaga Ahli dan Personil Seorang dengan pendidikan minimal lulusan $1 bidang Kehutanan (dengan melampirkan hasil pemindaian/scan ijazah) yang memilii pengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang pekerjaan penanaman (dengan melampirkan Curiculum Vitae). Sebagat ketua tim,tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir selurun kegiatan anggota tim kerja selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. u Tenaga Ahli Kehutanan, sebanyak 1 oreng Seorang dengan pendidikan minimal tulusan Si bidang Kehutanan dengan ‘melampirkan hasil pemindaian/scan jjazah) yang memiliki pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dibidang pekerjaan penanaman (dengan melampirkan Curiculum Vitae)). Ten as; 2) ‘Seorang dengan pendidikan minimat lulusan SLTA Sederajat (dengan _melampirkan hasil_pemindaian/scan ijazah) yang memiliki pengalaman minimal 2 (dua) tahun dibidang pekerjaan penanaman (dengan melampirkan Curiculum Vitae), dan surat pernyataan kesanggupan menetap di lokasi pekerjaan.) ‘Tenaga Administras, sebanyak 1 orang ‘Seorang dengan pendidikan minimal lulusan SLTA Sederajat (dengan _melampirkan hasil pemindaian/scan ijazah) yang memiliki pengalaman minimal 2 (dua) tahun dibidang administrasi (dengan melampirkan Curiculum Vitae)). Pelaporan Pelaporan yang diminta dari pelaksana berdasarkan KAK ini diantaranya : a. Buku / Laporan Harien, yang memuat semua kejadian yang terjadi di tingkat tapak lokasi_pekerjaan yang meliputi pekerjaan, keluar masuk bahan dan peralatan serta kondisi cuaca.. cc. Laporan mingguan, berisi keterangan tentang : ~ Tenaga kerja, ~ Bahan/material yang datang, diterima/ditolak, ~ Alat-alat/periengkapan, ~ Pekerjaan yang diselenggarakan, ~ Waktu pelaksanaan pekerjaan, ~ Kendala/permasalahan yang dinadapi,dan = Keterangan lain yang dianggap pertu. 4. Laporan bulanan, berisi realisasi kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan. fe. Laporan akhir (dijlid dalam bentuk buku dan rangkap 2) yang memuat laporan detail pekerjaan Pembuatan Tanaman RHL yang disertai foto/dokumentasi. J. Dokumen lainnya yang diperiukan. Hubungan Kerja Hubungan kerja antara Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen, dan Penyedia Jasa Pembuatan Tanaman RHL harus tegas, yaitu garis instruksi dari Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen kepada Penyedia jasa. Dalam menjalankan pelaksanaan pekerjaan fisik dilapangan, penyedia Jasa juga harus dapat membina kerjasama yang baik dengan instansi terkalt serta masyerakat di di dalam dan disekitar lokasi pekerjaan. Alih Pengetahuan Sika diperlukan, Penyedia Jasa dapat menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka sosialisai dan alih pengetahuan kepada masyarakat sekitar pekerjaan. Penutup Waktu pelaksanaan kontrak ini akan disesuaikan kemudian sehubungan dengan adanya wabah covid 19 secara nasional. Ditetapkan di: Jambi Pada Tanggal : Maret 2020 Pembuat Komitmen, Gubuk Kerja Lampiran 1. Lampiran 2, Papan Nama Kegiatan 80 cm KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BALAI PENGELOLAAN DAS DAN HUTAN LINDUNG BATANGHAR! Nama Pekeriaan Lokasi Blok Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Lins Jenis Tanaman Kayu Jarak Tanam {= wars dasar ent jaw tua {= tulisan war put

Anda mungkin juga menyukai