ANALISIS TANAH
B. Langkah kerja
a) Pengambilan contoh tanah utuh / tak terusik
1. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil, bila tanah kering siram
dulu permukaan tanah dengan air dan tunggu hingga sekitar kapasitas lapang.
2. Pasang ring sample dengan bagian yang tajam menghadap kebawah kemudian
tekan ring sample tegak lurus dengan permukaan tanah (vertikal) hingga ke
dalaman tertentu (top soil).
3. Keluarkan ring sample yang berisi tanah secara hati-hati agar tanah dalam ring
sample tidak rusak. Ratakan kedua sisi vertikal secara hati-hati dengan pisau,
hindari semaksimal mungkin melakukan tekanan terhadap tanah dalam ring.
4. Tutup ring sample dengan tutupnya dan beri label/kode, simpan dalam kotak ring
sample.
5. Untuk pengambilan selanjutnya (pada ke dalaman berikutnya), perlebar bekas
lubang pengambilan yang pertama secara horizontal, kemudian ulang perlakuan no.
2 – 4, demikian seterusnya sampai ke dalaman yang dikehendaki.
C. Daftar Pustaka
Waluyaningsih, S., R. 2008. Studi Analisis Kualitas Tanah Pada Beberapa Penggunaan
Lahan Dan Hubungannya Dengan Tingkat Erosi Di Sub Das Keduang Kecamatan
Jatisrono Wonogiri. Universitas Sebelas Maret
4.3.1 KADAR LENGAS TANAH
A. Dasar Teori
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori tanah dan
teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas tanah juga dapat diartikan sebagai air yang
terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik, osmosis, dan
kapiler.
C. Prosedur Kerja
1. Tentukan berat cawan aluminium kosong (a) gr
2. Ambil contoh tanah kering angin dan masukkan dalam cawan aluminium, timbang
beratnya (b) gr
3. Masukkan cawan aluminium yang berisi tanah (no.2) ke dalam oven dengan suhu (103-
105)oC selama 4 jam
4. Keluarkan dari oven dan masukkan ke dalam desikator selama 15 menit, kemudian
timbang (c) gr
5. Hitung berat zat tersuspensi dengan persamaan berikut:
% KL =
D. Daftar Pustaka
Eviati dan Sulaeman. 2009. Analissis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor: Balai
Penelitian Tanah.
Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
A. Dasar Teori
Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu partikel
tanah yang diameter efektifnya ≤ 2 mm. Bagian butir tanah yang berukuran lebih dari 2 mm
disebut bahan kasar tanah seperti kerikil, koral sampai batu. Bagian butir tanah yang
berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan halus tanah. Tanah dengan berbagai perbandingan
pasir, debu dan liat. Bahan halus tanah dibedakan menjadi:
1. Pasir (sand), yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
2. Debu (silt), yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050mm.
3. Liat (clay), yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
- Pisau
- Botol semprot
Bahan:
- Sampel tanah
- Air
C. Prosedur Kerja
Prosedur analisis tekstur tanah secara kualitatif di lapang disajikan pada bagan
sebagai berikut:
Tanah dibuat pasta
N
bentuk bola 2 cm sand
N
bentuk pita 7 cm loamy sand
didorong
sampai
patah
sandy loam silty loam loam sandy clay silty clay clay loam silty clay clay
loam loam
D. Daftar Pustaka
Hanafiah dan Kemas Ali. 2005. Dasar –Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
4.3.3 STRUKTUR TANAH DI LAPANG
A. Dasar Teori
Struktur tanah merupakan kenampakan bentuk partikel-partikel primer tanah hingga
partikel-partikel sekunder yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkah).
Struktur tanah berperan sebagai regulator yang mengontrol pertumbuhan akar dan
perkembangannya.
Derajat struktur : merupakan kuat lemah nya agregat tanah terhadap gaya dari luar dan
diberi criteria angka 0 – 3
VF, sgt halus < 10 <5 <1 VF, sgt tipis <1
VC, sgt kasar >100 > 50 > 10 VC, sgt tipis > 10
D. Data Pengamatan
Tabel 1. Data pengamatan derajat struktur tanah
Sampel Kriteria Derajat Struktur
Tabel 2. Data pengamatan bentuk agregat tanah
E. Daftar Pustaka
Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
A. Dasar Teori
Berat volume (BV) tanah merupakan rasio antara berat dan volume total contoh tanah
termasuk volume ruang pori yang ada di dalamnya. Berat jenis (BJ) tanah adalah rasio antara
berat total partikel-partikel padat tanah dengan volume total partikel-partikel padat tanah
dengan volume ruang pori yang ada diantara partikel.
C. Langkah kerja
1. Timbang berat ring sample yang berisi tanah (b) gr
2. Masukkan ring tersebut ke dalam oven dengan suhu 105oC selama 24 jam dan timbang
(c) gr
3. Bersihkan tanah dalam ring, kemudian timbang ring kosong (a) gr
4. Ukur volume ring sample dan ini menyatakan volume tanah (d) cm3
D. Perhitungan
A. Dasar Teori
Berat jenis partikel, ρs, adalah perbandingan antara massa total fase padat tanah Ms dan
volume fase padat Vs. Massa bahan organik dan anorganik diperhitungkan sebagai massa
padatan tanah dalam penentuan berat jenis partikel tanah. Berat jenis partikel mempunyai
satuan Mg m-3 atau g cm-3.
C. Langkah kerja
1. Siapkan dan timbang picnometer yang bersih dan kering (Wa) gr
2. Isikan ± 10 gr tanah kering angin, bersihkan bagian luar dan leher picnometer,
kemudian tutup dan timbang (Wb) gr
3. Isikan aquadest ± setengah sambil membilas tanah yang menempel pada leher
picnometer
4. Untuk mengeluarkan udara yang terjerap di dalam tanah, didihkan picnometer
perlahan-lahan selama beberapa menit sambil sekali-kali digoyang dengan hati-hati
untuk mencegah hilangnya tanah
5. Dinginkan picnometer beserta isinya sampai mencapai suhu ruangan, kemudian
tambahkan aquadest sampai batas volume, tutup dan bersihkan bagian luar picnometer
dengan lap kering/tissue, kemudian timbang (Wsw) gr
6. Keluarkan isi picnometer, kemudian cuci dan isi dengan aquades dingin yang telah
dididihkan (temperature harus sama) sampai batas volume. Tutup dan bersihkan bagian
luar picnometer dengan lap kering kemudian timbang (Ww gram).
7. Dari sampel yang sama, tentukan kadar airnya.
D. Perhitungan
Ruang pori total tanah merupakan perbandingan antara volume pori dengan total tanah,
yang dinyatakan dalam %.
4.3.5 INFILTRASI
A. Dasar Teori
Infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah secara
vertikal. Jumlah infiltrasi atau akumulasi infiltrasi adalah jumlah air atau tebal air yang
masuk ke dalam tanah. Sedangkan laju infiltrasi adalah kecepatan masuknya air secara
maksimum dalam satuan tebal atau jumlah air yang masuk tiap satuan waktu. Dengan tanah
semakin jenuh maka laju infiltrasi semakin kecil, laju infiltrasi setiap saat tersebut disebut
dengan kecepatan infiltrasi, suatu saat nilainya relatif tetap. Pada saat itu di katakan tanah
mempunyai kemampuan menyerap air tiap satuan waktu yang disebut kapasitas infiltrasi.
Pola jumlah infiltrasi dan laju infiltrasi dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
F (cm)
fp (cm/jam)
Laju infiltrasi
Akumulasi
df (jumlah) infiltrasi
dt (F)
Kecepatan
infiltrasi
t (menit)
Bentuk hubungan akumulasi infiltrasi dengan waktu dapat di gambarkan dengan suatu
persamaan-persamaan sebagai berikut :
F = a t atau F = a t + b
dF
= . A t -1
dt
Gambar grafik persamaan infiltrasi dalam kertas double kog adalah sebagai berikut :
F
Kertas double log
F1
F2 Persamaan infiltrasi
F = at + b
t1 t2 t
C. Prosedur Pengamatan
D. Daftar pustaka
Michael, M. 1978. Irrigation Theory and Practice. India: Vicas Publishing House PVT
LTD.
A. Dasar Teori
Kelembaban tanah optimum merupakan jumlah air didalam tanah (water content) untuk
proses evapotranspirasi maupun metabolisme yang lain. Kelembaban tanah diklasifikasikan
menjadi tiga level berdasarkan kurva retensi air, yaitu basah (wet), agak basah (medium) dan
kering (dry).
B. Alat dan Bahan
1. 4 plot 4x4
2. Padi Sintanur
3. Pupuk kompos
4. Air
C. Prosedur Pengamatan
4 plot yang digunakan dengan ukuran 4 x 4 m2 padi Sintanur dengan beberapa
komponen SRI, diantaranya: tanam tunggal dengan benih muda umur 7 hari, jarak tanam
30 cm x 30 cm, menggunakan pupuk organik (kompos) dengan dosis 1 kg/m2 pada
persiapan lahan. Penyiangan dilakukan setiap 10 hari selama 4 kali sampai tanaman
berumur 40 hari setelah tanam (HST) bersamaan dengan penggunaan mikro organisme
lokal (MOL) untuk meningkatkan aktifitas biologi didalam tanah.
D. Langkah kerja
1) Masing-masing plot diberikan pengairan yang berbeda-beda tanpa penggenangan
2) Untuk plot 1, ketinggian air dijaga pada permukaan tanah untuk seluruh fase
pertumbuhan sampai seminggu sebelum panen.
3) Untuk plot 2, ketinggian air dijaga pada permukaan tanah sampai 20 HST. kemudian
diturunkan sebesar 5 cm dibawah permukaan tanah sampai seminggu sebelum panen.
4) Untuk plot 3 dan 4, ketinggian air dijaga sama seperti plot 2 sampai 20 HST,
kemudian diturunkan sebesar 10 cm dibawah permukaan tanah untuk plot 3 dan 20
cm untuk plot 4 sampai seminggu sebelum panen.
5) Pada waktu seminggu sebelum panen, seluruh plot dikeringkan.
E. Pembuktian rumus
Kelembaban tanah diukur menggunakan sensor 5-TE yang diproduksi oleh Decagon
Devices, Inc., USA. Sedangkan hujan, radiasi matahari, suhu udara dan parameter cuaca
lainnya diukur menggunakan stasiun cuaca Davis Vantage Pro2. Parameter cuaca tersebut
digunakan untuk menghitung evapotranspirasi acuan.
Setelah panen, pada masing-masing plot, produktifitas lahan dicatat untuk menentukan
produktifitas air yang didefinisikan sebagai total produksi per jumlah evapotranspirasi dalam
satu musim tanam sesuai dengan persamaan berikut:
Selain produktifitas air, nilai manfaat air (NIMA) juga ditentukan pada masing-masing plot
dengan persamaan berikut:
dimana NIMA adalah nilai manfaat air (kg gabah/m3 air masuk), I adalah total irigasi per plot
(mm) dan R adalah hujan (mm)
F. Daftar pustaka
Arif, C., dkk. 2014. Penentuan Kelembaban Tanah Optimum Untuk Budidaya Padi Sawah
Sri (System Of Rice Intensification) Menggunakan Algoritma Genetika. Institut
Pertanian Bogor.
A. Dasar Teori
Konduktivitas hidrolik atau yang biasa disebut sebagai permeabilitas tanah adalah sifat
fisika tanah atau ukuran yang dapat menggambarkan kemampuan tanah dalam meloloskan
air. Pemreabilitas tanah merupakan pergerakan air di dalam tanah merupakan hal yang
penting untuk di ketahui dalam kaitannya dengan bidang pertanian. Beberapa hal yang
penting dalam pergerakan air di dalam tanah diantaranya pergerakan air ke zona perakaran,
keluarnya air yang berlebihan (excess water) atau disebut juga drainase, aliran permukaan
(run off), dan evaporasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan tanah dalam meloloskan air.
Alat:
1. Sebuah rak dari kayu atau metal
2. Siphon
3. Pompa
4. Wadah
C. Langkah Kerja
1. Tutup ujung contoh tanah bagian bawah dengan kain kasa untuk menahan tanah sehingga
tidak lolos ring. Bila tanah bertekstur halus, maka pilihlah penutup dari saringan yang
relatif rapat
2. Rendam ring sampel hingga ¾ bagiannya terendam, lalu diamkan selama 12 jam atau
sampai contoh tanah nampak basah.
3. Setelah jenuh, bagian atas ring dihubungkan dengan ring kosong dengan selotip. Selama
proses penyambungan contoh tanah tetap berada dalam air
4. Pindahkan ke alat pengukuran, kemudia air dialirkan ke alat tersebut. Jaga agar tinggi air
konstan
5. Lakukan pengukuran volume air yang keluar melalui masa tanah. Pengukuran pertama
dilakukan 6 jam setelah contoh tanah dialiri air
6. Pengukuran selanjutnya dilakukan keesokan harinya pada jam dimulainya proses
pengaliran air. Pengukuran dilakukan minimal sampai hari keempat pada jam yang sama
selama 1 jam. ambil nilai rata-ratanya.
D. Perumusan
Pengukuran permeabilitas tanah di laboratorium dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan berikut:
keterangan:
Ks = konduktivitas hidrolik dalam keadaan jenuh
V = volume air yang mengalir melalui masa (contoh) tanah dengan luas penampang A dalam
jangka waktu t; dan (H2-H1) adalah perbedaan tinggi permukaan air (hydraulic head
diference) yang mengalir melewati contoh (kolom) tanah sepanjang L. H1 = tinggi hidrolik
pada titik masuknya air
H2 = tinggi hidrolik pada tempat keluarnya air.
E. Daftar Pustaka
Foth, D. H. 1998. Dasar – dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.