Asadscsc klunspkwd
zzZaaaaaswdxsdsdx
TUGAS
MAKALAH PENJASKES
“SEKSUALLY TRANSMITTED DESEASES (STDS)”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan penyertaannya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang
“SEKSUALLY TRANSMITTED DESEASES (STDS)” kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun makalah
ini.
Penyusunan makalah ini telah kami selesaikan dengan lancar,tetapi kami
menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna,jadi
kami mohon untuk memberikan masukan,kritik,dan saran yang membangun demi
perbaikan dalam penyusunan tugas makalah ini.
Akhir kata kami berharap tugas ini sangat berguna dan membantu
menyumbangkan pengetahuan tentang materi Memahami Pencegahan Perilaku
Terkait yang Menuju Sexually Transmitted Diseases (Stds), Aids, Dan Kehamilan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................................
1.4 Manfaat Makalah .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pegertian Sexually Transmitted Disease (STDS) ................................................ 3
2.2 Perilaku yang terkait dengan Sexually Transmitted Diseases ( STDS ) .............. 4
2.3 Gejala infeksi Sexually Transmitted Diseases ( STDS ) .................................... 5
2.4 Pencegahan Seksually Transmit........................ted Diseases (STDS) ........................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 10
3.2 Saran .................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di Indonesia penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan
yang cukup cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi
menular seksual adalah wanita tunasusila (WTS) yang dapat menyusup dalam
kehidupan rumah tangga. Perubahan perilaku seksual telah menyebabkan
timbunya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular seksual dan
kehamilan yang tidak dikehendaki. Bila penyakit infeksi menular seksual
sebagian besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak
menimbulkan penyulit selanjutnya, berbeda dengan kehamilan yang tidak
dikehendaki. Masalah terakhir ini mempunyai dampak yang lebih luas baik
biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.
Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut
(mendadak) yang memerlukan penanganan yang tepat karena akan dapat
menjalar ke alat genitalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang
panggul. Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan penyakit
menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir rusaknya fungsi alat genitalia
bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.
Dalam pertemuan di Atlanta USA tentang penyakit hubungan seksual,
menyatakan bahwa mata rantai yang ditularkan oleh WTS tidak dapat
dihilangkan tetapi hanya mungkin diperkecil peranannya. Dengan
diketemukannya penyakit AIDS yang disebabkan oleh virus dan sampai sejauh
ini belum ada pengobatannya, maka masyarakat akan lebih berhati-hati. Secara
kelakar disebut pula bahwa PID adalah pretty international diseases, oleh karena
disebar luaskan oleh wanita cantik yang berstatus sebagai wanita tunasusila
(WTS) atau wanita penghibur.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan
reproduksi, menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu
mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat
diperlukan remaja. Meskipun kepedulian pemerintah, masyarakat maupun LSM
dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi
sudah semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling
masih terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas
pelayanan konseling bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan
tenaga konselor dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat
pelayanan informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih
terbatas. Atas dasar itulah maka guna mendukung kemampuan SDM dalam
melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang
terlatih melalui workshop konseling kesehatan reproduksi remaja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Seksually Transmitted Diseases (STDS) ?
2. Apa saja perilaku yang terkait dengan Seksually Transmitted Diseases
(STDS)?
3. Bagaimana gejala Seksually Transmitted Diseases (STDS) ?
4. Bagaimana cara pencegahan Seksually Transmitted Diseases (STDS)?
1.2 Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Seksually Transmitted Diseases
(STDS).
2. Untuk mengetahui apa saja perilaku yang terkait dengan Seksually
Transmitted Diseases (STDS).
3. Untuk mengetahui bagaimana gejala Seksually Transmitted Diseases (STDS).
4. Untuk mengetahui bagaimanacara pencegahan Seksually Transmitted
Diseases (STDS).
1.3 Manfaat Makalah
1. Supaya dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Seksually Transmitted
Diseases (STDS).
2. Supaya dapat mengetahui apa saja perilaku yang terkait dengan Seksually
Transmitted Diseases (STDS).
3. Supaya dapat mengetahui bagaimana gejala Seksually Transmitted Diseases
(STDS).
4. Supaya dapat mengetahui bagaimana cara pencegahan Seksually Transmitted
Diseases (STDS).
BAB II
PEMBAHASAN
a. kemandulan
b. kecacatan
c. gangguan kehamilan
d. kanker
e. kematian
2.2 Perilaku yang terkait dengan Seksually Transmitted Disease ( STDS )
Penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan yang cukup
cepat. Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi menular
seksual adalah wanita tunasusila/pria tunasusila yang dapat masuk dalam
kehidupan rumah tangga.
Disamping itu perilaku seks tidak sehat dari sebagian kecil masyarakat juga
turut berperan dalam penyebaran penyakit ini. Perubahan perilaku seksual telah
menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi
menular seksual dan kehamilan yang tidak dikehendaki. Penyakit infeksi menular
seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat
sehingga tidak menimbulkan penyakit selanjutnya, berbeda dengan kehamilan
yang tidak dikehendaki yang mempunyai dampak yang lebih luas baik biologis,
psikologis, sosial, spiritual, dan etika.
Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak)
yang memerlukan penanganan yang t.epat karena akan dapat menjalar ke alat
genitalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul.
Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan penyakit menjadi
menahun (kronis) dengan akibat akhir [rusaknya fungsi alat genitalia bagian
dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan
reproduksi, menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu
mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat
diperlukan remaja. Meskipun kepedulian pemerintah, masyarakat maupun LSM
dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi
sudah semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling
masih terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas
pelayanan konseling bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan
tenaga konselor dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat
pelayanan informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih
terbatas. Atas dasar itulah maka guna mendukung kemampuan SDM dalam
melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang
terlatih melalui workshop konseling kesehatan reproduksi remaja.
Perubahan warna kulit Nyeri di paha atau bagian perut lebih rendah Terutama di bagian
telapak tangan atau kaki. Perubahan bisa menyebar ke
seluruh bagian tubuh
Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan dengan
menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi
Sakit pada bagian bawah
(infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam system
perut
reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium)
4) Chancroid, gejalanya:
a) Luka yang kotor dan nyeri disekitar alat kelamin yang muncul kira-kira 1
minggu setelah infeksi.
b. Jenis PMS disebabkan oleh Virus
1) Herpes genital atau herpes simplex, gejalanya:
a) Bintil-bintil berisi cairan yang menjadi luka kecil di sekitar alat kelamin dan
mulut. Luka-luka kecil ini bisa sakit sekali pada saat infeksi pertama kali
dan dapat kambuh secara berulang-ulang bila ada gangguan emosi/psikis
atau haid.
b) Sebelum munculnya bintil-bintil ini, biasanya ada gejala awal yang
mendahului antara lain: rasanya seperti sakit, flu, rasa tidak enak dpinggang,
kelenjar getah bening membengkak.
2) Hepatitis B dan C, gejalanya:
a) Badan lemas, kurang gairah dan kadang demam.
b) Pada kasus parah, tampak kulit dan selaput mata berwarna kuning.
3) Human papillomavirus (Kutil kelamin atau sering disebut jengger ayam),
gejalanya:
a) Benjolan-benjolan kecil di sekitar alat kelamin yang dapat bersatu seperti
jengger ayam dan menular.
b) Pada perempuan dapat mengenai kulit daerah kelamin sampai dubur, selaput
lendir bagian dalam, liang kemaluan sampai leher rahim.
c) Pada pria terdapat pada penis dan saluran kencing bagian dalam. Pada
wanita hamil kutil ini bisa tumbuh sampai besar.
4) HIV, gejalanya
a) Demam
b) Keringat malam
c) Sakit kepala
d) Kemerahan di ketiak, paha atau leher
e) Diare yang terus menerus
f) Penurunan berat badan secara cepat
g) Batuk, dengan atau tanpa darah
h) Bintik ungu kebiruan pada kulit
c. Jenis PMS Lainnya:
1) Protozoa: Trikomoniasis, gejalanya:
a) Gejala spesifik berupa keputihan yang banyak, kadang kadang berbusa,
kehijauan, berbau busuk, nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air
kecil.
b) Jamur: Candidiasis
c) Hama: Kutu kelamin, Scabies
3.1 Kesimpulan
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS)
atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDS), Sexually
Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Merupakan salah satu
penyakit yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas
adanya penyebab dan kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. IMS
sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh
dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.
Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS di antaranya Gonore
(kencing nanah) dan Kondiloma Akuminata (KA). Prilaku seksual berupa
bergonta-ganti pasangan seksual akan meningkatkan penularan penyakit,
Kelompok berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual yaitu PSK (Pekerja
Seks Komersial). Angka penyakit IMS di kalangan PSK (Pekerja Seks
Komersial) tiap tahunnya menunjukkan peningkatan. Saat ini diperkirakan 80%-
90% PSK terinfeksi IMS seperti : Neisseria gonorrhoeae, Herpes simplex vinio
tipe 2 dan clamidia. Pekerja seks memerlukan skrining secara rutin untuk IMS
seperti penggunaan kondom tidak sepenuhnya protektif.
3.2 Saran
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua
dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan IMS ( Infeksi Menular
Seksual ), dan dapat melakukan berbagai tindak pencegahan, karna ini
merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat kejadian pada
penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan
pengetahuan pada seluru remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral
tersebut karna dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalah
seumur hidup.
DAFTAR PUSTAKA
sta.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-seksual-transmitted-deseases.html
Kemendikbud. 2015. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas XII. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Diposting oleh Unknown di 21.25
Makalah Tentang
Pencegahan Sexually Transmited Disease (STSD)
Disusun oleh :