Anda di halaman 1dari 8

BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-1

BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

III.1.Hasil Perhitungan
Tabel III.1.1 Tabel Perhitungan Power Aktual Pompa (W)
Bukaan Flow Rate Suction Discharge Waktu Power gelembung
Valve Rotameter Pressure Pressure Putaran Pompa
Suction (liter/menit) rata-rata rata-rata rata-rata (Watt)
(Pa) (Pa) (detik)
2 -6000 280000 12 333.333 -

5 -10000 225000 13 307.692 -

40º 8 -17000 205000 14 285.714 -

11 --22000 180000 15 266.666 +

14 -29000 130000 16.5 235.294 ++

2 -4000 270000 13 307.692 -

5 -8000 240000 14 285.714 -

50º 8 -12000 205000 15 266.666 +

11 -18000 170000 16 250 +

14 -22000 140000 17 235.294 +

2 -4000 260000 12 333.333 -

5 -8000 220000 13 307.692 -

60º 8 -9500 200000 14.5 275.862 -

11 -15000 180000 15.5 258.064 -

14 -18000 140000 16.5 242.424 -

2 -3000 260000 13 307.692 -

5 -7000 215000 13.5 296.296 -

80º 8 -10000 200000 14.5 275.862 -

11 -12000 170000 15.5 258.064 -

14 -15000 140000 17 235.294 -

90 º 2 -3000 260000 13 307.692 -

5 -6000 220000 14 285.714 -

8 -10000 200000 15 266.666 -

11 -11500 170000 16 250 -

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-2

14 -15500 140000 17 235.294 -

Tabel III.1.2 Tabel Perhitungan Kecepatan Aliran Suction (vs), Kecepatan Aliran Discharge
(vd), Suction head (hs), Discharge head (hd), Total head, Efisiensi Pompa (η), NPSHA dan
NPSHR
Perhitungan
Bukaan Flow rate
Total
Valve Rotameter vs vd NPSHA NPSHR
hs (m) hd (m) head η (%)
Suction (liter/menit) (m/s) (m/s) (m) (m)
(m)
40º 2 0.117 0.0658 -0.614 28.688 29.302 2.86 9.29 1.022

5 0.293 0.1645 -1.02 23.054 24.074 6.3638 8.883 1.432

8 0.468 0.2633 -1.731 21.007 22.737 10.357 8.173 2.149

11 0.644 0.362 -2.233 18.449 20.681 13.878 7.671 2.662

14 0.819 0.4607 -2.937 13.33 16.267 15.745 6.967 3.379

50º 2 0.117 0.0658 -0.409 27.663 28.072 2.9683 9.494 0.817

5 0.293 0.1645 -0.815 24.591 25.406 7.2325 9.088 1.227

8 0.468 0.2633 -1.218 21.007 22.225 10.846 8.685 1.637

11 0.644 0.362 -1.823 17.424 19.247 13.776 8.081 2.252

14 0.819 0.4607 -2.22 14.354 16.574 16.042 7.684 2.662

60º 2 0.117 0.0658 -0.409 26.638 27.048 2.64 9.494 0.817

5 0.293 0.1645 -0.815 22.541 23.357 6.1742 9.088 1.227

8 0.468 0.2633 -0.962 20.494 21.457 10.122 8.941 1.381

11 0.644 0.362 -1.516 18.449 19.964 13.843 8.388 1.944

14 0.819 0.4607 -1.81 14.354 16.164 15.186 8.094 2.252

80º 2 0.117 0.0658 -0.307 26.638 26.945 2.8491 9.597 0.715

5 0.293 0.1645 -0.713 22.029 22.742 6.2429 9.191 1.125

8 0.468 0.2633 -1.013 20.494 21.508 10.146 8.89 1.432

11 0.644 0.362 -1.208 17.424 18.632 12.92 8.695 1.637

14 0.819 0.4607 -1.503 14.354 15.857 15.348 8.401 1.944

90º 2 0.117 0.0658 -0.307 26.638 26.945 2.8491 9.597 0.715

5 0.293 0.1645 -0.61 22.541 23.152 6.5908 9.293 1.022

8 0.468 0.2633 -1.013 20.494 21.508 10.496 8.89 1.432

11 0.644 0.362 -1.157 17.424 18.581 13.3 8.746 1.586

14 0.819 0.4607 -1.554 14.354 15.908 15.398 8.35 1.996

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-3

III.2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur mengukur discharge performance (kurva
discharge head vs flow rate) pompa sentrifugal, mengukur pengaruh NPSHavailable
(NPSHA), serta mengamati kondisi terjadinya kavitasi.
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan yaitu menancapkan steker pada
stop kontak dan menghidupkan rangkaian alat percobaan seperti menekan saklar untuk
menyalakan lampu pada sight glass dan menekan tombol on untuk menyalakan pompa.
Tujuan menggunakan dan menyalakan lampu pada sight glass adalah untuk memudahkan
dalam pengamatan ada tidaknya gelembung pada aliran air di dalam pipa. Sight glass adalah
tabung kaca transparan yang dapat dipasang pada sambungan pipa dari sebuah tangki atau
boiler. Kaca dari sight glass ini mempunyai ketahanan mekanik 5 kali lebih besar dari kaca
biasa dengan ketebalan dan ukuran yang sama. Alat utama dalam percobaan ini adalah
pompa. Pompa merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan fluida incompressible dari
satu tempat ke tempat yang lain dari yang bertekanan rendah ke yang bertekanan tinggi.
Prinsip kerja pompa adalah mengubah energi mekanik pada torak/impeller menjadi energi
isap dan tekan pada masing-masing pipa sebelum dan sesudah pompa. Pada saat pompa
dinyalakan, valve suction dan valve discharge harus berada pada bukaan penuh untuk
mencegah kerusakan pada pompa. Dalam percobaan, pompa yang digunakan adalah
centrifugal pump .
Kedua, mengukur suhu air yang digunakan. Pengukuran suhu air bertujuan untuk
mendapatkan nilai-nilai properti air sesuai dengan suhu operasi, seperti nilai densitas () dan
tekanan uap (Pv) air. Melalui appendiks A.2.4 buku Geankoplis 4th Ed., didapatkan nilai
densitas air sebesar 996,24 kg/m3 dan nilai tekanan uap air adalah sebesar 3,752 kPa untuk
suhu 28oC.
(Geankoplis, 2003)
Ketiga, membuka bukaan valve suction sesuai variabel yang telah ditentukan dengan
bantuan busur dan mengatur flowrate yang terbaca oleh rotameter melalui bukaan valve
discharge sesuai variabel yang telah ditentukan. Semakin besar bukaan valve discharge,
semakin besar pula laju alir dari liquid yang dipompa. Variabel bukaan valve suction yang
digunakan adalah bukaan 45o, 60o, 75o dan 90º. Sedangkan, flowrate yang digunakan adalah 2,
5, 10, 15 dan 18 liter/menit.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-4

Keempat, mencatat tekanan suction dan tekanan discharge pada manometer untuk
setiap variabel. Kelima, mencatat konstanta meter (U) dan menghitung waktu untuk satu kali
putaran (Ts) pada kWh meter. Konstanta meter yang terdapat pada kWh meter yang
digunakan dalam percobaan adalah sebesar 900 putaran/kWh. Pengukuran waktu putaran
dilakukan dengan bantuan stopwatch. Satu kali putaran pada kWh meter ditunjukkan dengan
kembalinya tanda hitam pada piringan ke tempat semula (awal pengukuran). Keenam,
mengamati terjadinya fenomena fisik pada sight glass, seperti terjadinya gelembung (bubble),
getaran, ataupun suara bising (desis) pada pompa. Langkah kedua hingga keenam dilakukan
kembali untuk variabel suhu yang lebih panas. Dari data percobaan untuk variable bukaan
valve suction 45º dan 60º terlihat bahwa semakin besar flowrate, maka gelembung yang
terlihat pada sight glass juga akan semakin banyak di buktikan dengan adanya gelembung di
percobaan saat flowrate 15 dan 18 liter/menit.
Dari percobaan yang telah dilakukan, deperoleh data-data seperti nilai tekanan suction
dalam satuan kPa, nilai tekanan discharge dalam satuan MPa dan waktu putaran dalam satuan
putaran/detik. Dari data-data tersebut, dapat dihitung nilai dari power pompa (W), kecepatan
aliran suction (vs), kecepatan aliran discharge (vd), suction head (hs), discharge head (hd),
efisensi pompa (η), NPSHA dan NPSHR. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat
dibuat grafik hubungan antara head (suction head, discharge head dan total head) dengan
flowrate, power pompa dengan flowrate , dan efisiensi pompa dengan flowrate.
Berikut ini adalah grafik hubungan antara head dengan flowrate:

Grafik Flowrate vs Head (Bukaan 45º)


30

20
Head (m)

10

0
3,33333E-058,33333E-050,000166667 0,00025 0,0003
-10
Flowrate (m3/s)

Suction Head DischargeHead Total Head

Gambar III.2.1 Grafik Hubungan Flowrate terhadap Head (suction head, discharge head
dan total head) pada Bukaan Valve Suction 45°

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-5

Grafik Flowrate vs Head (Bukaan 60º)


30

20

Head (m)
10

0
3,33333E-058,33333E-050,000166667 0,00025 0,0003
-10
Flowrate (m3/s)

Suction Head DischargeHead Total Head

Gambar III.2.2 Grafik Hubungan Flowrate terhadap Head (suction head, discharge head
dan total head) pada Bukaan Valve Suction 60°

Grafik Flowrate vs Head (Bukaan 75º)


30

20
Head (m)

10

0
3,33333E-058,33333E-050,000166667 0,00025 0,0003
-10
Flowrate (m3/s)

Suction Head DischargeHead Total Head

Gambar III.2.3 Grafik Hubungan Flowrate terhadap Head (suction head, discharge head
dan total head) pada Bukaan Valve Suction 75°

Grafik Flowrate vs Head (Bukaan 90º)


30

20
Head (m)

10

0
3,33333E-058,33333E-050,000166667 0,00025 0,0003
-10
Flowrate (m3/s)

Suction Head DischargeHead Total Head

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-6

Gambar III.2.4 Grafik Hubungan Flowrate terhadap Head (suction head, discharge head
dan total head) pada Bukaan Valve Suction 90°
Dari semua grafik diatas dapat dilihat bahwa makin tinggi nilai flowrate maka
semakin rendah suction head, discharge head dan total head-nya. Hal ini membuktikan
bahwa flowrate berbanding terbalik dengan suction head, discharge head dan total head. Dari
grafik dapat diketahui bahwa head pada bagian suction memilki nilai yang jauh lebih kecil
dibanding pada bagian discharge. Hal ini disebabkan karena tekanan pada aliran fluida yang
masuk pompa akan menjadi lebih kecil (kurang dari tekanan atmosfer) sebelum masuk ke
pompa. Sedangkan tekanan discharge akan menjadi besar untuk dapat mengalirkan fluida
karena fungsi dari pompa adalah memperbesar tekanan pada bagian discharge dan
mengurangi tekanan pada bagian suction.
(Geankoplis, 2003)

Berikut ini merupakan grafik hubungan antara power dengan flowrate untuk setiap
bukaan valve suction:

Grafik Flowrate vs Power


350

300

250
Power (W)

200

150

100

50

0
3,33333E-05 8,33333E-05 0,000166667 0,00025 0,0003
Flowrate (m3/s)

Bukaan 45º Bukaan 60º Bukaan 75º Bukaan 90º

Gambar III.2.5 Grafik Hubungan Flowrate terhadap Power Pompa


Grafik diatas menunjukkan bahwa nilai power pompa semakin menurun jika flowrate
semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai flowrate discharge yang
dialirkan, maka semakin kecil power yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan saat flowrate
tinggi, hambatan pada discharge lebih kecil daripada saat flowrate rendah.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-7

Dari grafik dan perhitungan yang ada diketahui pula bahwa yang lebih berpengaruh
pada power pompa adalah discharge head. Semakin besar nilai discharge head maka
dibutuhkan power yang lebih besar meski suction head-nya nilainya tidak terlalu besar. Pada
bagian discharge, nilai discharge head dipengaruhi oleh tekanan pada bagian discharge,
semakin kecil tekanan discharge, maka semakin kecil kerja pompa yang digunakan untuk
mendorong fluida agar mengalir.
Berikut ini merupakan grafik hubungan antara efisiensi pompa dengan flowrate untuk
setiap bukaan valve suction:

Grafik Flowrate vs Efisiensi


18
16
14
12
Efisiensi (% )

10
8
6
4
2
0
3,33333E-05 8,33333E-05 0,000166667 0,00025 0,0003
Flowrate (m3/s)

Bukaan 45º Bukaan 60º Bukaan 75º Bukaan 90º

Gambar III.2.6 Grafik Hubungan Flowrate terhadap Efisiensi Pompa


Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai flowrate maka
akan semakin tinggi nilai effsiensi yang dihasilkan. Menurut literatur, semakin besar
discharge flowrate maka nilai efisiensi pompa juga akan semakin besar sampai pada
discharge flowrate tertentu efisiensi mencapai maksimum dan efiseinsi akan turun jika
flowrate discharge semakin besar . Hal ini sesuai dangan yang dihasilkan dari percobaan yang

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB III HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN III-8

ditunjukkan oleh grafik diatas. Dari grafik di atas, nilai efisiensi maksimum terjadi pada
bukaan valve suction 45º dan flowrate 18 liter/menit yaitu sebesar 16,66%.
(Mc Cabe, 1993)
Dari data percobaan, juga akan dihitung nilai NPSHA, yaitu ketinggian maksimal
pompa dimana pompa masih dapat bekerja tanpa menghasilkan kavitasi, Nilai NPSH A yang
didapat dari percobaan ini akan semakin kecil ketika tekanan suction semakin kecil. Semakin
besar NPSHA, semakin besar total head yang dihasilkan.
Peristiwa kavitasi ditunjukkan dengan munculnya gelembung udara pada sight glass
pada ataupun suara bising pada pompa. Peristiwa kavitasi sebernarnya juga terjadi di dalam
pompa. Selain melakukan pengamatan melalui slight glass, terjadinya kavitasi juga dapat
diketahui melalui perhitungan nilai NPSHA. Kavitasi tidak akan terjadi jika total kecepatan
dan head di wilayah suction pompa cukup besar dari tekanan uap liquid. Selisih dari total
head ini disebut juga net positive suction head (NPSH). NPSHA adalah perbedaan ketinggian
maksimal pompa dengan suction tank dimana pompa masih dapat bekerja tanpa menghasilkan
kavitasi. Nilai NPSHA yang didapat dari percobaan nilainya semakin kecil pada bukaan
suction yang lebih kecil. Berdasarkan literatur, untuk mencegah terjadinya kavitasi maka nilai
NPSHA harus lebih besar daripada NPSH R (NPSH required). Terjadinya kavitasi juga
dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya flowrate, tekanan pada bagian suction, dan suhu
liquid. Semakin kecil tekanan suction atau semakin besar flowrate atau semakin tinggi suhu
liquid yang digunakan, kemungkinan terjadinya peristiwa kavitasi juga akan semakin besar.
Akibat yang terjadi oleh kavitasi yaitu korosi pada impeller pompa, menurunkan efisiensi
pompa, menimbulkan suara bising, dan discharge flowrate tidak konstan. Selain itu, kavitasi
dapat mempengaruhi operasi normal pompa dan menyebabkan erosi, serta kerusakan
mekanis. Dalam percobaan, kavitasi terjadi pada flowrate 15 liter/menit dan 18 liter/menit
pada bukaan valve suction 45º dan 18 liter/menit pada bukaan valve suction 60º yang ditandai
dengan terlihatnya gelembung pada sight glass.
.

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS

Anda mungkin juga menyukai