Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM KIMIA
TERMOKIMIA

Nama Bajra Kavalerino Winarno

NRP 0520040089

Kelas K31C

Tanggal Percobaan 11 Desember 2020

Tanggal penyelesaian 11 Desember 2020

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

TAHUN 2020-2021
BAB I

Tujuan Percobaan

Tujuan :

1. Mahasiswa mampu memahami perubahan energi yang terjadi pada reaksi kimia

2. Mahasiswa mampu memahami perubahan energi pada pembentukan ikatan atau


pemutusan ikatan.

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis reaksi eksotermik atau endotermik


dengan percobaan sederhana.

4. Mahasiswa mampu menghitung perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi kimia
dengan pendekatan sederhana.
BAB II

Teori

Semua reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi. Termokimia


mempelajari perubahan energi yang terjadi selama reaksi kimia. Dalam termokimia,
istilah sistem artinya sekolompok zat yang dikaji sifat-sifatnya, sedangkan
lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem.
Menurut hukum I Termodinamika atau hukum kekekalan energi, jumlah
energi alam adalah konstan. Seperti halnya materi, energi juga tidak bisa diciptakan
atau dimusnahkan selama berlangsungnya reaksi kimia biasa. Materi, dalam bentuk
aom-atom dapat ditata ulang dengan pemutusan dan atau pembentukan ikatan
kimia. Pemutusan ikatan akan memerlukan energi, dan pembentukan ikatan akan
melepaskan energi. Energi yang menyertai reaksi kimia merupakan jumlah netto
dari pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan yang terjadi. Reaksi kimia yang
mana energi mengalir keluar dari sistem menuju lingkungan disebut reaksi
eksotermik. Reaksi kimia yang mana energi mengalir dari lingkungan menuju
sistem disebut reaksi endotermik.

Ada dua mekanisme transfer energi antara sistem dan lingkungannya, yaitu
panas (Q) dan kerja (W). Panas adalah transfer energi sebagai akibat perbedaan
temperatur antara sistem dan lingkungan. Panas mengalir dengan spontan dari
temperatur tinggi ke temperatur rendah. Kesetimbangan termal terjadi bila sistem
dan lingkungan memiliki temperatur yang sama, dan pada saat itu transfer panas
berhenti. Kerja disebabkan oleh gaya yang memindahkan materi sejauh jarak
tertentu.
Dalam konteks K3, bahaya dari bahan kimia dikelompokkan menjadi dua,
yaitu bahaya kesehatan dan bahaya fisis. Bahaya kesehatan menyebabkan efek
langsung terhadap kesehatan, misalnya racun yang terhirup. Bahaya fisis
menyebabkan dampak tak langsung terhadap kesehatan, contohnya bahan yang
mudah terbakar, bahan yang mudah meledak. Beberapa bahan kimia memiliki
bahaya fisis dan bahaya kesehatan sekaligus. Dalam percobaan ini akan diukur
dampak fisis berupa panas yang dihasilkan atau dilepas pada suatu reaksi kimia.
Beberapa reaksi kimia yang diamati pada percobaan ini dilakukan pada
tekanan konstan (tekanan atmosfer). Teknik yang digunakan untuk mengukur
perubahan panas dalam suatu reaksi kimia disebut kalorimeri. Alat yang digunakan
disebut kalorimeter. Pada kalorimeter, diukur perubahan temperatur air atau larutan
untuk menentukan panas dilepas atau dilepas dalam suatu reaksi kimia.
Untuk reaksi yang dilakukan di dalam kalorimeter, panas yang dilepas oleh
reaksi akan diserap oleh kalorimeter dan isinya.

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = −𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 × ∆𝑇

Untuk kalorimeter dengan tekanan konstan, 𝑄 = ∆𝐻

Dengan mengukur perubahan temperatur yang terjadi di dalam kalorimeter dan


menggunakan data specific heat serta massanya, panas yang dilepas atau diserap
pada suatu reaksi bisa ditentukan dan perubahan entalpi bisa dihitung.

1. Reaksi hidrasi asam sulfat


Efek panas yang hebat akan teramati bila asam sulfat pekat dicampur air.
Akan terjadi reaksi hidrasi asam sulfat terbentuk ikatan antara H2SO4
dengan air membentuk H2SO4.H2O dan H2SO4.2H2O yang mengakibatkan
pelepasan panas. Asam sulfat pekat biasanya mengandung 5% air sehingga
beberapa molekul asam sulfat sudah terhidrat.
2. Reaksi pelarutan amonium khlorida
Jika suatu garam dilarutkan, ada dua jenis efek panas yang terlibat.
Diperlukan sejumlah energi untuk memutuskan ikatan ion dari kisi-kisi
kristal, dan disebut energi kisi. Setelah ion-ion terlepas dengan kisi, maka
ion-ion tersebut menjadi terhidrat, melepaskan energi. Energi ini disebut
energi hidrasi. Jika energi kisi lebih besar daripada energi hidrasi, maka
reaksi yang terjadi bersifat endotermik. Jika energi hidrasi lebih besar
daripada energi kisi, maka reaksi yang terjadi bersifat eksotermik.
3. Reaksi netralisasi
Jika asam khlorida ditambahkan ke dalam larutan NaOH, panas dilepaskan.
Karena reaksi adalah reaksi netralisasi, maka panas yang terjadi disebut
panas netralisasi.

HCI(aq) + NaOH(aq) ---- H2O(l) + NaCl(aq) + Heat

Karena semua zat yang digunakan bisa larut dan semua zat, kecuali air
adalah elektrolit kuat, maka persamaan ionisasi total:

H+ + Cl- + Na+ + OH- ------ H2O + Na+ + Cl- + Heat

Sehingga reaksi ionisasi netto adalah:

H+(aq) + OH-(aq) ---- H2O(l) + Heat

Sesuai dengan reaksi ionisasi netto, reaksi netralisasi antara asam kuat dengan basa
kuat adalah reaksi ion hidrogen dan ion hidroksida membentuk air. Karena reaksi
ini merupakan reaksi umum untuk asam kuat dan basa kuat, dan karena sejumlah
tertentu panas selalu dibebaskan untuk setiap mole ion hidrogen dan ion hidroksida,
maka dimungkinkan untuk menggunakan asam kuat yang lain dengan sejumlah
tertentu basa dan mendapatkan sejumlah panas yang sama untuk setiap asam yang
dinetralisasi. Percobaan ini akan menguji hipotesis tersebut.
Jika sejumlah panas dihasilkan, maka kenaikan temperatur akan sama
untuk setiap netralisasi. Asumsi yang diambil adalah kapasitas panas semua larutan
sama, yang mana hal ini sebenarnya tidak demikian.
BAB III

Tinjauan K3

Bahaya Bahan yang digunakan dan cara pengendaliannya berdasarkan MSDS

1. NaOH

 Bahaya dari bahan ini yaitu bahan ini sangat korosif sehingga jika terkena
kulit bisa menyebabkan iritasi dan luka bakar parah, jika terkena mata bisa
menyebabkan kerusakan pada kornea, jika terhirup bisa menyebabkan iritasi
pada saluran pernafasan, jika tertelan menyebabkan kerusakan parah pada
saluran pencernaan, kerusakan mulut, tenggorokan dan perut.
 Cara pengendaliannya yaitu menggunakan APD yang terdiri dari safety
glasses, protective clothing (pakaian anti korosif), gloves, dust/aerosol
mask with filter type P3. Jika terkena kulit segera bilas dengan air selama
beberapa menit, jika terkena mata segera bilas dengan air mengalir, jika
tertelan jangan dimuntahkan dan minum air atau susu, jika terhirup segera
cari tempat terbuka dan hirup udara segar. Lalu bahan ini disimpan dalam
wadah kedap udara untuk menjaga kenormalannya karena akan menyerap
air dari atmosfer.

2. NH4Cl

 Bahaya dari bahan ini yaitu jika terhirup dapat menyebabkan gangguan
pernafasan seperti batuk dan nafas pendek, jika terkena kulit menyebabkan
iritasi, jika terkena mata akan menyebabkan katarak dan peningkatan
tekanan pada mata, jika tertelan dapat menyebabkan diare,muntah dan
peningkatan rasa haus.
 Cara pengendaliannya yaitu menggunakan APD yang terdiri dari safety
glasses, gloves, dan dust mask with filter type P2, lalu jika terhirup segera
cari dan hirup udara segar, jika terkena kulit segera cuci dengan air sabun
ringan selama 15-20 menit, jika terkena mata bilas dengan air mengalir, jika
tertelan bawa kerumah sakit dan beri obat perangsang muntah.
3. HCL

 Bahaya dari bahan ini yaitu korosif sehingga jika terkena kulit bisa membuat
kulit melepuh, terbakar dan nyeri, jika tertelan bisa menyebabkan nyeri
seperti terbakar yang parah, sakit perut hebat, muntah darah dan nyeri dada,
jika terhirup bisa menyebabkan kerusakan pada paru paru yang membuat
pernafasan terganggu sehingga menyebabkan dada sesak, batuk darah,
pusing, pingsan, tersedak, jika terkena mata dapat menyebabkan kerusakan
mata.
 Cara pengendaliannya yaitu menggunakan APD yang terdiri dari gloves,
safety glasses, synthetic apron dan face shield, jika terkena mata atau kulit
segera membilasnya dengan air selama 15 menit, jika tertelan jangan
memuntahkannya, segera minum air atau susu, jika terhirup pindah ke
tempat terbuka dan hirup udara segar.

4. H2SO4

 Bahaya dari bahan ini yaitu bersifat korosif sehingga jika terkena kulit
menyebabkan luka bakar dan melepuh, jika terhirup akan merusak paru paru
dan menyebabkan gangguan pernafasan, jika terkena mata akan
menyebabkan iritasi mata, jika tertelan menyebabkan pengikisan gigi.
 Cara pengendaliannya yaitu menggunakan APD yang terdiri dari gloves,
face shield, chemical resistant apron, safety glasses, protective goggles, gas
mask with filter type E. Jika tertelan segera bilas mulut dan jangan
dimuntahkan, jika terkena kulit segera lepas pakaian dan bilas kulit dengan
air selama beberapa menit, jika terhirup segera cari udara segar dan hirup
udara segar, jika terkena mata segera bilas mata dengan air mengalir.
BAB IV

Metodologi Percobaan

A. Alat

1. Gelas beker 600mL : 3 buah


2. Labu erlenmeyer
3. Labu ukur 100 mL : 1 buah
4. Pipet ukur 5 mL : 1 buah
5. Pipet tetes
6. Styrofoam cup : 3 buah
7. Termometer
8. pH meter

B. Bahan

1. NaOH
2. NH4Cl
3. Larutan HCl pekat
4. Larutan H2SO4 pekat
5. Aquadest

C. Prosedur Kerja

 Cara kerja hidrasi Asam Sulfat (H2SO4) pekat

Mulai

Tuang 50 mL aquadest dan ukur


temperatur
Campurkan dengan 5 mL H2SO4

Hitung perubahan temperatur

Ukur pH larutan dan hitung


konsentrasinya

Hitung perubahan energi

Selesai

 Cara kerja pelarutan Ammmonium Khloride (NH4Cl)

Mulai

Tuang 30 mL aquadest dan ukur


temperatur

Campurkan dengan 3 gram NH4Cl

Hitung dan catat perubahan temperatur

Ukur pH larutan dan hitung


konsentrasinya

Hitung perubahan energi

Selesai
 Cara kerja Reaksi Netralisasi

Mulai

Siapkan Larutan NaOH, HCl, dan H2SO4

Ukur pH masing masing larutan dan


hitung konsentrasinya

Lakukan netralisasi sebanyak 4 kali


sesuai komposisi

Tulis reaksi dan hitung jumlah mol

Hitung temperatur awal, akhir dan


perbedaan temperatur

Hitung perubahan energi

Selesai
Daftar Pustaka :

1. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC10972.pdf

2. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC23900.pdf

3. https://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC15320.pdf

4. http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC25550.pdf
Lampiran :

 Laporan Sementara
 MSDS NaOH
 MSDS NH4Cl
 MSDS HCL
 MSDS H2SO4

Anda mungkin juga menyukai