PRAKTIKUM KIMIA
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU REAKSI
NRP 0520040089
Kelas K31C
TAHUN 2020-2021
I. Tujuan Percobaan
Tujuan :
II. Teori
Pada reaksi kimia, ikatan-ikatan putus dan ikatan baru terbentuk. Agar molekul-
molekul bereaksi, maka molekul-molekul tersebut harus saling bertumbukan.
Tumbukan yang terjadi bisa efektif atau tidak efektif, tergantung pada orientasi/arah
molekul. Tumbukan-tumbukan tersebut harus mampu mempunyai energi yang
cukup untuk mengatasi perintang energi, atau disebut energi aktivasi. Energi
aktivasi dibutuhkan untuk merenggangkan dan membentuk kembali ikatan-ikatan
di antara pereaksi agar dapat mencapai keadaan transisi. Keadaan transisi
merupakan keadaan molekul-molekul berenergi tinggi, tidak dapat diisolasi dan
tidak stabil.
k = Ae–Ea/RT …………………………………………………………….(1.1)
Jika terdapat data yang cukup, maka Ea dan A dapat ditentukan secara grafis dengan
cara menyusun kembali persamaan Arrhenius:
𝐸𝑎
𝑘 = 𝐴𝑒 −𝑅𝑇
𝐸
ln 𝐾 = ln 𝐴 − 𝑅𝑇𝑎 ………………………………………………………………(1.2)
𝐸 1
ln 𝐾 = (− 𝑅𝑇𝑎 ) (𝑇) + ln 𝐴………………………..……………………………(1.3)
Persamaan tersebut menunjukan pola persamaan linear:
y = m.x + b
𝐸𝑎
𝑚=− → 𝐸𝑎 = −𝑚. 𝑅
𝑅𝑇
Dari persamaan di atas, plot ln k versus 1/T akan menghasilkan gradien–Ea/R dan
intersep -ln A.
III. Tinjauan K3
Na2S2O3
Bahaya dari bahan ini yaitu jika terhirup menyebabkan iritasi hidung,
tenggorokan, dan sistem pernafasan seperti nafas pendek dan batuk
pada paparan jangka pendek dan menyebabkan perubahan fungsi paru
paru pada jangka panjang, jika tertelan menyebabkan gejala keracunan
seperti mual, muntah dan diare serta gejala keracunan seperti alkohol,
jika terkena kulit akan mengiritasi kulit dan sensitisasi pada individu
tertentu pada paparan jangka pendek dan menyebabkan iritasi dan
dermatitis pada jangka panjang, jika terkena mata menyebabkan iritasi
pada mata, konjungtivitas, fotopobia, nyeri, menyebabkan mata berair
serta terasa panas, kornea melepuh dan pandangan buram.
Cara pengendaliannya yaitu menggunakan APD yang terdiri dari safety
glasses, protective gloves, dan pelindung pernafasan jika diperlukan,
lalu pertolongan pertamanya yaitu jika terhirup segera cari udara segar,
jika korban mengalami kesulitan bernafas beri oksigen atau nafas
buatan dan segera bawa ke rumah sakit, jika terkena kulit segera cuci
bagian yang terkena menggunakan sabun dan air selama 15-20 menit
dan lepas perhiasan, sepatu, pakaian yang terkontaminasi, jika iritasi
segera beri emollient pada kulit yang iritasi dan segera bawa ke dokter,
jika terkena mata segera cuci mata dengan air yang banyak selama 15-
20 menit, jika tertelan jangan dimuntahkan, segera cuci mulut dengan
air dan berikan susu 2-4 cangkir.
3. Salah satu bahaya reaksi kimia yang terjadi di dalam reactor kimia adalah
Run – away Reaction, yaitu reaksi dengan laju tak terkendali. Pada
umumnya, reaksi kimia yang dilaksanakan di dalam reaktor kimia diatur
pada tekanan dan temperature tertentu. Pada reaksi yang bersifat
eksotermik, biasanya reaktor dilengkapi dengan pendinginan. Jika
pendinginan gagal, maka temperature akan naik terus, sehingga laju reaksi
akan berlangsung sangat cepat. Akibat kenaikan temperatur selalu kenaikan
tekanan. Jika tekanan melebihi batas kekuatan dinding Cara reaktor, maka
reaktor tersebut akan meledak.
A. Alat
1. Erlenmeyer 250 mL
2. Pipet ukur 5 mL
3. Karet penghisap
4. Labu ukur 100 mL
5. Gelas beker 600 mL
6. Gelas beker 100 mL
7. Gelas ukur 100 mL
8. Pengaduk
9. Timbangan elektrik
10. Stopwatch
11. Pemanas listrik
12. Termometer
B. Bahan
C. Proedur Kerja
Mulai
5.1 Hasil
1. Na2S2O3
Sebelum pengenceran
gr = 3 gram n = gr/Mr = 3 / 158 = 0,019 mol
mr = 158 M=n/V
v = 200 mL= 0,2 L M = 0,019 / 0,2
M = 0,095 M
Sesudah pengenceran
M1 = 0,095 M M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 0,2 L M2 = (M1 x V1) / V2
V2 = 50 mL = 0,05 L M2 = (0,095 x 0,2) / 0,05
M2 = 0,38 M
2. HCl
Sesudah pengenceran
pH = 2 [H+] = a x M
pH = -log 10-2 0,01 = 1 x M
[H+] = 0,01 M = 0,01 M
Sebelum pengenceran
M2 = 0,01 M M1 x V1 = M2 x V2
V2 = 30 mL = 0,03 L M1 = (M2 x V2) / V1
V1 = 100 mL = 0,1 L M1 = (0,01 x 0,03) / 0,1
M1 = 0,003 M
[H+] = a x M1 pH = -log 3x10-3
[H+] = 1 x 0,003 pH = 3 - log 3
[H+] = 3 x 10-3 pH = 2,52
Persamaan reaksi
Na2S2O3 (aq) + 2HCl (aq) 2NaCl (aq) + S (s) + SO2 (g) + H2O (l)
Zat yang menyebabkan larutan menjadi keruh yaitu zat Na2S2O3 karena
komponen zat ini lebih banyak dari HCl dan air
𝑘 = 5,38
𝑘 = 6,95
Pada suhu 300C
t = 32,89 s
laju = 1/t = 1/32,89
𝑘 = 8,001
2.5
1.5
ln k
1
y = -3427.7x + 12.053
R² = 0.9978
0.5
0
0.00285 0.0029 0.00295 0.003 0.00305 0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335
1/T
𝐸𝑎
𝑘 = 𝐴𝑒 −𝑅𝑇
𝐸𝑎
ln 𝑘 = ln 𝐴 −
𝑅𝑇
𝐸𝑎 1
ln 𝑘 = (− ) ( ) + ln 𝐴
𝑅 𝑇
y=m.x+b
𝐸𝑎
𝑚=− → 𝐸𝑎 = −𝑚. 𝑅
𝑅𝑇
m = -3427,7
= 28.497,8978 J/mol
Menghitung nilai faktor frekuensi (A)
𝐸𝑎 1
ln 𝑘 = (− ) ( ) + ln 𝐴
𝑅 𝑇
y=m.x+b
b = ln A
b = 12,053
sehingga ln A = 12,053
A = e12,053
A = 171.613,47696
5.2 Pembahasan
2.5
1.5
1
y = -3427.7x + 12.053
R² = 0.9978
0.5
0
0.00285 0.0029 0.00295 0.003 0.00305 0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335
Dan untuk menentukan nilai energi aktivasi reaksi natrium thiosulfate dengan asam
chloride pada percobaan ini menggunakan rumus
𝐸𝑎
𝑘 = 𝐴𝑒 −𝑅𝑇
𝐸𝑎
ln 𝑘 = ln 𝐴 −
𝑅𝑇
𝐸𝑎 1
ln 𝑘 = (− ) ( ) + ln 𝐴
𝑅 𝑇
y=m.x+b
𝐸𝑎
𝑚=− → 𝐸𝑎 = −𝑚. 𝑅
𝑅𝑇
m = -3427,7
= 28.497,8978 J/mol
Sehingga didapatkan nilai energi aktivasi pada reaksi natrium thiosulfat dengan
asam chloride yaitu sebesar 28.497,8978 J/mol
Daftar Pustaka :
1. MSDS Na2S2O3
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC24990.pdf
2. Pratiwi, Wiwik Dwi, Endah W dan Agung N. 2014. Modul Praktikum Kimia.
Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
3. MSDS HCl
https://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC15320.pdf
Lampiran :
Laporan Sementara
MSDS Na2S2O3
MSDS HCl