Anda di halaman 1dari 17

JOB SHEET IK.L-AFE.

003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

A. TEORI
1.1 Definisi Penerangan
Penerangan atau pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk
mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman serta berkaitan erat
dengan produktifitas manusia. Pencahayaan (iluminasi) adalah kepadatan dari
suatu berkas cahaya yang mengenai suatu permukaan (Wibiyanti, 2008).
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efektif (RI, 2002). Pencahayaan yang baik
memungkinkan orang dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakannya secara jelas
dan cepat. Penerangan memiliki dua aspek yang perlu mendapatkan perhatian
lebih. Kedua aspek tersebut antara lain :
a. Penerangan yang suram (intensitas rendah)
Penerangan suatu ruangan dapat dikatakan suram, jika intensitas cahaya pada
ruangan terlihat berada masih dibawah standar yang diijinkan. Faktor-faktor
yang dapat menyebabkan penerangan pada suatu ruangan dikatakan suram
adalah kurangnya lampu pada ruangan tersebut, lampu yang ada mengalami
kerusakan, lampu yang ada tidak memiliki jumlah lux yang cukup, atau lampu
ruangan kotor dikarenakan kurangnya perawatan dan pembersihan.
b. Penerangan yang silau (intensitas berlebihan)
Penerangan suatu ruangan dapat dikatakan intensitasnya berlebihan jika jumlaj
lux yang dipancarkan oleh lampu dalam ruangan melebihi standar yang ada.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan penerangan pada suatu ruangan antara
lain jumlah lampu terlalu banyak pada suatu ruangan, daya lampu terlalu besar,
atau banyak peralatan yang bersifat memantulkan cahaya.

1.2 Sumber Penerangan


Penerangan adalah salah satu faktor penentu nyaman tidaknya suatu
ruangan atau tempat kerja. Berdasarkan sumbernya pencahayaan dibagi menjadi 2
(Indriati, 2016) yaitu :
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruangan
diperlukan jendela-jendela yang besar atau dinding kaca minimal 1/6 kali luas
ruangan.
b. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah sumber pencahayaan yang bukan berasal dari sinar
matahari. Pencahayaan buatan dapat berupa lampu yang dipasang di ruangan.
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 1 of
01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

1.3 Jenis Lampu


Tujuan pencahayaan di industry yang terpenting adalah tersedianya
lingkungan kerja yang aman untuk melakukan prosedur kerja, melakukan control,
mengobservasi, dan memelihara berbagai jenis peralatan . Beberapa jenis lampu
yang dapat kita gunakan, antara lain :
a. Lampu Pijar
Lampu pijar bertindak sebagai “badan abu-abu” yang secara selektif
memancarkan radiasi dan hamper seluruhnya dapat terjadi pada daerah
Nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas yang dapat
mengentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten.

Gambar 1 Lampu Pijar


b. Lampu halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar
seperti lampu pijar biasa, namun terisi oleh gas halogen. Atom tungsten
menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola
lampu.

Gambar 2 Lampu Halogen


c. Lampu sodium
Berdasarkan tekanannya, lampu sodium dibagi menjadi 2 jenis, yaitu lampu
sodium tekanan tinggi dan lampu sodium tekanan rendah. Lampu sodium
tekanan tinggi digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan industry.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 2 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

Lampu sodium tekanan rendah sama dengan sistem neon, biasnaya digunakan
pada taman, jalanan, dan jalan umum dalam gedung karena penggunaan
wattnya rendah.

Gambar 3 Lampu Sodium


d. Lampu fluorescent
Beberapa jenis lampu fluorescent, antara lain :
a. Lampu Neon
b. Lampu Helium
c. Lampu Natrium
d. Lampu Xenon
e. Lampu Hg

Gambar 4 Lampu Fluorescent


e. Lampu LED
Lampu Light Emitting Diode (LED) adalah lampu yang sering digunakan,
karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain usia yang lebih panjang dan
lebih efisien .

Gambar 5 Lampu LED

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 3 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

1.4 Sistem Penerangan


Berdasarkan SNI 03-6575-2001 penerangan buatan dapat dibedakan
menjadi 3 maca, antara lain (BNSP, 2001) :
a. Sistem Pencahayaan Merata
Sistem ini memungkinakan seluruh ruangan memperoleh iluminasi cahaya
teratur secara merata di seluruh ruangan. Tingkat pencahayaan didapatkan
dengan memasang armature secara merata langsung maupun tidak langsung di
seluruh langit-langit.
b. Sistem Pencahayaan Setempat
Sistem ini mengkonsentrasikan penemapatan armature pada langit-langit di
atas tempat yang mememrlukan pencahayaan yang tinggi, contohnya tugas
visual.
c. Sistem Pencahayaan Gabungan
Sistem ini menambahkan sistem pencahayaan setempat pada sistem
pencahayaan merata dengan armature yang dipasang di dekat tugas visual.

1.5 Distribusi Penerangan


Pencahayaan dapat dibedakan menjadi 5 macam berdasarkan cara
distribusinya, antara lain (Wibiyanti, 2008) :
- Distribusi pencahayaan langsung
- Distribusi pencahayaan semi langsung
- Distribusi pencahayaan umum
- Distribusi pencahayaan semi tidak langsung
- Distribusi pencahayaan tidak langsung

1.6 Pengukuran Penerangan


Intensitas penerangan dapat diukur menggunakan 2 cara, yaitu pengukuran
penerangan umum dan penerangan local. Pengukuran penerangan umum dilakukan
dengan cara mengukur pada titik tertentu sesuai dengan luas lantai, digunakan pada
sistem pencahayaan merata. Pengukuran penerangan local dilakukan dengan cara
mengukur pada meja kerja, digunakan pada sistem pencahayaan setempat.
Pengukuran penerangan umum dilakukan dengan acuan luas lantai (BNSP,
2004), yaitu :
a. Luas ruangan kurang dari 10 m2
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak
setiap 1 m2. Contoh daerah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas
ruangan kurang dari 10 m2 ditunjukkan pada Gambar 6

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 4 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

Gambar 6 Penentuan Titik Pengukuran pada Luas Ruangan Kurang dari 10 m 2


b. Luas ruangan antara 10 m2 hingga 100 m2
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak
setiap 3 m2. Contoh daerah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas
ruangan kurang dari 10 m2 ditunjukkan pada Gambar 7

Gambar 7 Penentuan Titik Pengukuran pada Luas Ruangan Antara 10 - 100 m2


c. Luas ruangan lebih dari 100 m2
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak
setiap 6 m2. Contoh daerah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas
ruangan kurang dari 10 m2 ditunjukkan pada Gambar 8

Gambar 8 Penentuan Titik Pengukuran pada Luas Ruangan Lebih dari 100 m2

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 5 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

1.7 Standar-standar Penerangan


Standar penerangan untuk berbagai macam ruangan sesuai dengan
Permenaker No. 05 Tahun 2018, antara lain :

Tabel 1 Cuplikan Standar Pencahayaan berdasarkan Permenaker No. 05 Tahun 2018


No. Keterangan Intensitas (Lux)

1 Penerangan darurat 5

2 Halaman dan jalan 20

3 Pekerjaan membedakan barang kasar seperti : 50


a. Mengerjakan barang-barang kasar
b. Mengerjakan arang atau abu-abu
c. Menyisihkan barang-barang yang besar
d. Mengerjakan bahan tanah atau batu
e. Gang-gang, tangga di dalam gedung yang
selalu dipakai
4 Pekerjaan yang membedakan barang-barang 100
kecil secara sepintas lalu
5 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang 200
kecil yang agak teliti
6 Pekerjaan pembedaan yang teliti daripada 300
barang-barang kecil dan halus
7 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang 500 - 1000
halus dengan kontras yang sedang dan dalam
waktu yang lama
8 Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang 1000
yang sangat halus dengan kontras yang sangat
kurang untuk waktu yang lama

1.8 Perhitungan Jumlah Lampu


Untuk dapat menentukan suau kualitas dari penerangan diperlukan
perhitungan tingkat pencahayaan rata-rata :
Ftotal x kp x kd
Erata−rata = Sumber : IES, 2019
A

Keterangan :
F = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi benda kerja (lumen)
A = luas bidang kerja (m2)
kp = koefisien penggunaan
kd = koefisien depresiasi

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 6 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

Untuk mengetahui koefisien penggunaan maka dapat dilihat dari Gambar


10 atau Gambar 11 dengan mencari pertemuan garis antara rasio tinggi langit-
langit atau lantai.

Gambar 9 Tinggi Lantai, Langit-langit, dan Meja Kerja


Rasio tinggi langit-langit, lantai, dan meja kerja dapat dicari menggunakan
perhitungan di bawah ini :
5ℎ𝑅𝑐 (𝐿 + 𝑊)
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑒𝑗𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 =
(𝐿 + 𝑊)
5ℎ𝑐𝑐 (𝐿 + 𝑊)
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 − 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 =
(𝐿 + 𝑊)
5ℎ𝐹𝑐 (𝐿 + 𝑊)
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 =
(𝐿 + 𝑊)

Keterangan :
hRc = tinggi meja kerja ke armatur
hCc = tinggi armature ke langit-langit
hFc = tinggi lantai ke meja kerja
L = panjang ruangan
W = lebar ruangan

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 7 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

Gambar 10 Nilai Koefisien Penggunaan untuk Armatur Umum

Gambar 11 Nilai Koefisien Penggunaan untuk Armatur Isi 4 Lampu


Untuk mengetahui koefisien depresiasi maka dapat menggunakan rumus
berikut ini :
𝑀𝐹 = 𝐿𝐿𝑀𝐹 𝑥 𝐿𝑆𝐹 𝑥 𝐿𝑀𝐹 (x SMF)*
Keterangan :
LLMF = Lamp lumen maintenance factor
LSF = Lamp survival factor
LMF = Luminaire maintenance factor
SMF = Surface maintenance factor (digunakan jika penerangan dipasang di
outdoor, contohnya trotoar)

Data didapatkan dari tabel dengan menarik garis antara umur lampu dengan
jenis lampu. Tabel ditunjukkan pada Gambar 12, 13, 14, 15, dan 16.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 8 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

Gambar 12 Pilihan LLMF

Gambar 13 Pilihan LSF

Gambar 14 LMF untuk Armature Open Distribution

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 9 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

B. KATEGORI ALAT
1. Ukur
2. Peralatan kategori 1 (Peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya
mudah, risiko penggunaan rendah, akurasi kecermatan pengukurannya rendah,
serta sistem kerja sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan
panduan (SOP, manual))

C. PERALATAN DAN BAHAN HABIS


Tabel 1. Daftar Peralatan
No Nama Peralatan Kode Spesifikasi Jumlah Satuan
1 Digital Lux Meter 2 buah
2 Meteran 5 meter 2 buah

Tabel 2. Daftar Bahan


No Nama Bahan Jumlah Satuan
1 Spidol 1 Pack
2 Baterai 9V 6 buah

D. PERLENGKAPAN
Perlengkapan APD yang digunakan dalam praktikum, antara lain:
1. Helm Putih
2. Earplug
3. Safety Shoes
4. Wearpack
5. Masker
6. Wearpack

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 10 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

E. DESKRIPSI PERALATAN

Gambar 15 Lux Meter


(Smart tools by PC Mehanik)

F. LANGKAH KERJA PENGOPERASIAN/PENGERJAAN


Prosedur penggunaan lux meter pada aplikasi smart tools adalah sebagai
berikut :
1. Buka aplikasi smart tools pilih opsi pengukuran lux meter.
2. Letakkan smart phone pada posisi datar sesuai titik pengukuran.
3. Sebelum melakukan pengukuran, biarkan sensor terpapar cahaya selama 2
menit.
4. Perhatikan jangan sampai bayangan operator tertangkap oleh sensor.
5. Tandai jarak antar titik pengukuran sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6. Lakukan pengukuran pada titik pengukuran yang telah ditandai ( 1 titik
pengukuran dilakukan 3 kali pengukuran).
7. Catat aspek lain yang perlu diperhatikan sesuai dengan teori perhitungan tingkat
intensitas penerangan.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 11 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

G. ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Aspek keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diperhatikan sebelum
memulai praktikum penerangan:
1. Sebelum memulai praktikum ke lab/bengkel yang dituju, pastikan surat ijin
pengambilan data telah dibawa.
2. Pastikan dahulu APD yang disyaratkan telah digunakan.
3. Sebelum menggunakan peralatan, hendaknya periksa dahulu kelengkapan serta
kondisi alat.
4. Jika instrument tidak digunakan dalam waktu yang lama, keluarkan baterai dari
dalam instrument karena dapat menyebabkan korosi dan masalah teknis lainnya.
5. Hindari instrument dari benturan/cairan/listrik tekanan tinggi/medan magnet yang
dapat mempengaruhi instrument elektronik.
6. Hindari penggunaan instrument dalam suhu dan kondisi ekstrim.
7. Dilarang memodifikasi/membuka casing/melakukan reparasi tanpa ijin teknisi.

H. ASPEK LINGKUNGAN
Aspek lingkungan yang harus diperhatikan dalam praktikum ini antara lain :
- Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan
- Menghapus kembali penanda jarak pengukuran pada lokasi praktikum

I. LEMBAR KERJA
A. Tugas Pendahuluan
1. Sebutkan peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur tentang syarat
penerangan di tempat kerja, serta berikan contoh salah satu aturannya!
2. Suatu ruangan kerja dengan ukuran 10 x 20 m dengan tinggi 5 m diberi
penerangan dengan jenis lampu 2 x TL 40 W. Bila tiap armature memberikan
2 x 3000 lumen. Tentukan jumlah armature yang diperlukan dan gambarkan
denahnya!
Keterangan:
• Bidang kerja 0,85 m dari lantai
• Faktor refleksi adalah rp = 0,7 rw = 0,5 rm = 0,1
• Faktor depresiasi = 0,7
• Pekerjaan yang dilakukan adalah menjahit
• Rendemen/efisiensi armature adalah penerangan langsung

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 12 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

B. Pengambilan Data
SURVEI PENERANGAN
A. Gambaran Umum
Nama Ruang : …………………………………………………….
Tanggal : …………………………………………………….
Survei dilakukan pada : …………………………………………………….
Keadaan Cuaca : …………………………………………………….
Team Pengukur : …………………………………………………….
…………………………………………………….
…………………………………………………….
Alat yang dipakai : …………………………………………………….

B. Karakteristik Tempat Kerja


1. Identifikasi tempat/ruang kerja
Panjang : …………………………………………………….
Lebar : …………………………………………………….
Tinggi : …………………………………………………….

2. Gambaran dinding, langit-langit, dan lantai tempat kerja


Gambaran Bahan Warna Texture Keadaan Permukaan

Bersih Sedang Kotor

Dinding

Langit-
langit
Permukaan
kerja
Lantai

Jenis lampu : …………………………………………….


Jumlah lampu per armature : …………………………………………….
Jumlah armature : …………………………………………….
Keadaan armature : …………………………………………….
Gambar layout armature

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 13 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

Uraikan tentang kondisi ruangan :


……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 14 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

C. Informasi Penting Lainnya


1. Berapakah jumlah lampu yang telah rusak?
2. Apakah ditemukan sumber kesilauan pada tempat kerja?
3. Apakah penataan meja kerja sesuai dengan penerangan eksisting?
D. Tabel Data Hasil Pengukuran
No. Titik Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Rata-
Pengukuran (Lux) (Lux) (Lux) rata
(Lux)

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 15 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

E. Gambar Layout Ruangan

J. PEMBAHASAN HASIL KERJA


Laporan resmi yang dikumpulkan harus memuat tentang perhitungan serta analisis
dan pembahasan, tentang :
1. Menentukan titik pengukuran.
2. Menyimpulkan data pengukuran intensitas penerangan pada ruangan yang
dipilih.
3. Menganalisis apakah intensitas penerangan ruangan tersebut telah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan kualitas intensitas penerangan di
ruangan tersebut.

K. ASSESSMENT

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 16 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T
JOB SHEET IK.L-AFE.003

IK.L-AFE.003
PENERANGAN
(DARING)

L. UNIT KOMPETENSI YANG DIDUKUNG


Nama Skema: Ahli K3 Muda

Unit Kompetensi:
- Membantu Pemenuhan Perundangan K3 dan Persyaratan Lainnya
- Membantu penerapan prinsip higiene industri untuk mengendalikan risiko K3

Elemen Kompetensi:
1. Melaksanakan pemenuhan peraturan perundangan K3
2. Memantau pemenuhan peraturan perundangan K3 secara aktif
3. Melakukan Identifikasi bahaya kesehatan yang dapat timbul dari pekerjaan atau
lingkungan kerja
4. Membantu menganalisis risiko pekerja yang terpapar terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan kerja
5. Membantu merancang strategi pengendalian risiko dan saran dalam penerapannya
6. Memonitor dan mengevaluasi strategi pengendalian

M. REFERENSI

BNSP. (2001). SNI 03-6575-2001 tentang Tata cara perancangan sistem pencahayaan
buatan pada sistem gedung . Jakarta: BNSP.

BNSP. (2004). SNI 16-7062-2004 tentang pengukuran intensitas penerangan di tempat


kerja. Jakarta: BNSP.

Indriati, M. (2016). Pencahayaan (Lighting). Jakarta: Universitas Gunadarma.

RI, K. K. (2002). Kepmenkes No 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan


Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Santiasih, Indri & Handoko, Lukman. 2012. Modul Praktikum Pengukuran Lingkungan
Kerja. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Wibiyanti, P. I. (2008). Kajian Pencahayaan pada Industri Kecil Pakaian Jadi dan
Pembuatan Tas di Perkampungan Idnustri Kecil, Penggilingan Jakarta. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: Page: 17 of


01-11-2019 Arief Subekti, S.T., 03 17
Dr. Indri Santiasih,, S.KM., M.T
Wibowo Arninputranto, S.T., M.MT.
M.Kom
Aulia Nadia Rachmat, S.ST.,
M.T

Anda mungkin juga menyukai