Anda di halaman 1dari 14

Nama : Novi Susilawati

NIM : K3119062

Kelas/ Prodi : 3B/Bimbingan dan Konseling

Mata Kuliah : Teknologi Pembelajaran

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Asrowi,M.Pd

TUGAS

1. Identifikasilah jenis metode-metode pembelajaran yang Saudara ketahui, meliputi


konsep, cara melakukan dan kelebihan dari masing2 jenis yang sudara sebutkan.!
2. Menurut saudara metode apa yang sekiranya cocok untuk mendukung pembelajaran
daring di masa pandemi seperti saat ini.? uraikan argumen saudara dan alasannya.

Jenis Metode – Metode Pembelajaran beserta Cara Melakukan, dan Kelebihannya

1. Metode Karya Wisata (Out Door)


a. Konsep
Pembelajaran karya wisata merupakan aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas. Muslish
M (2009:239) mendefinisikan pembelajaran luar kelas atau out door adalah guru mengajak
siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan
mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. melalui pembelajaran luar kelas peran guru
adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif,
kreatif, dan akrab dengan lingkungan. Menurut Anitah (2008:5.29) mengungkapkan
karakteristik dari pembelajaran outdoor yaitu menemukan sumber bahan pelajaran sesuai
dengan perkembangan masyarakat, dilaksanakan di luar kelas/sekolahan, memiliki
perencanaan, aktivitas siswa lebih muncul dari pada guru, aspek pembelajaran merupakan
salah satu implementasi dari pembelajaran berbasis kontekstual. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran karya wisata merupakan sebuah metode pembelajaran
dengan mengajak siswa mempelajari, memahami, mecari informasi diluar ruang kelas
seperti berkenjung ke suatu tempat yang sesuai dengan topik pembelajaran guna
menumbuhkan pengetahuan dan wawasan sesuai fakta di lapangan.

b. Cara Melakukan
Menurut Sudjana (2007:215) ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam
menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar yaitu:

1) Langkah persiapan
a) Guru dan siswa menetukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa
berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar.
b) Menentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi.
c) Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan. Misalnya mencatat yang
terjadi, mengamati suatu proses, bertanya atau wawancara. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi LKS dalam kegiatan belajar.
d) Guru dan siswa mempersiapkan perijinan jika diperlukan.
e) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar seperti tata tertib di perjalanan,
di tempat tujuan, perlengkapan belajar yang harus dibawa dan menyusun pertanyaan
yang akan diajukan.
2) Langkah pelaksanaan Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan
sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan yaitu:
a) Kegiatan belajar diawali dengan penjelasan guru mengenai objek yang dikunjungi.
b) Siswa harus bisa mengajukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masing-
masing.
c) Siswa mencatat semua informasi yang diperoleh dari penjelasan guru.
d) Guru memberikan LKS pada setiap kelompok.
e) Selanjutnya siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasilhasil belajarnya untuk lebih
melengkapi dan memahami materi yang dipelajari.
3) Tindak lanjut
a) Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk
membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan.
b) Setiap kelompok melaporkan hasil-hasil belajarnya untuk dibahas bersama.
c) Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut,
disamping menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan
pengajaran bidang studinya.
d) Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa dan dikerjakan secara individu.
e) Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil- hasil yang telah
dicapai

c. Kelebihan
Kelebihan dari belajar di luar kelas menurut (sudjana, 2007: 208)
1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-
jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alamiah.
3) Bahan- bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya
lebih akurat.
4) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau
mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain- lain.
5) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka
ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain- lain.
6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan
di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.

2. Discovery Learning
a. Konsep
Metode pembelajaran dengan memfokuskan peran siswa dalam keatifannya menemukan,
menyelidiki, memproses dan menyimpulkan sendiri dalam pembelajaran. Menurut
Djamarah (2008: 22) Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri.
Dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak berbentuk
final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan
menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.

b. Cara Melakukan
Secara garis besar prosedurnya adalah sebagai berikut:
1) Simulation. Guru bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh peserta didik
untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
2) Problem statement. Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan.
3) Data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis
ini, anak didik diberi kesenpatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan.
4) Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semua diolah, diacak, diklasifikasikan ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu,
5) Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasih pemngolahan dan pembuktian, hipotesis
yang telah dirumuskan terdahulu kemudian dicek.
6) Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar
menarik kesimpulan.

Langkah – Langkah dalam melakukan metode pembelajaran discovery learning yakni


sebagai berikut:
1) Identifikasi kebutuhan siswa;
2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan;
3) Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4) Membantu dan memperjelas (tugas/ problema yang akan dipelajari, peranan masing-
masing siswa).
5) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
6) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas–tugas
siswa.
7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
8) Membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan oleh siswa.
9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses.
10) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
11) Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan.
12) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.

c. Kelebihan
1) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus
dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk
menemukan; jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu.
2) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan
suatu pengetahuan yang sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari pengertian; retensi,
dan transfer.
3) Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih
payah penyelidikannya, menemuk an keberhasilan dan kadang–kadang kegagalan.
4) Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri.
5) Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih
merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit dapa suatu proyek
penemuan khusus.
6) Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melalui proses– proses penemuan. Dapat memungkinkan
siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan.
7) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada mereka dan
guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar,
terutama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui sebelumnya.
8) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan
kebenaran akhir dan mutlak.

3. Brainstorming
a. Konsep
Brainstorming merupakan proses belajar berbentuk diskusi melalui pengungkapan
pendapat dari siswa berdasarka informasi, pengetahuan dan pengalamannya. Brainstorming
bertujuan untuk mengumpulkan pendapat dari siswa yang kemudian dijadikan peta
informasi atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran bersama. Menurut Danajaya
(2010: 79), brainstorming adalah dirancang untuk mendorong kelompok mengekspresikan
berbagai macam ide dan menunda penilaian-penilaian kritis. Setiap orang menawarkan ide
yang dicatat, kemudian dikombinasikan dengan berbagai macam ide yang lainnya.
Sedangkan metode brainstorming menurut Parera (1991: 190), ialah aktivitas dari
sekelompok kecil yang telah berkumpul untuk memproduksi atau menciptakan gagasan
yang baru, original, praktis sebanyak-banyaknya

b. Cara Melakukannya
1) Langkah Persiapan
a) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
b) Tiap kelompok menentukkan ketua kelompok
c) Guru menerangkan materi pembelajara
d) Guru memberikan tema yang berbeda kepada tiap-tiap kelompok

2) Pelaksanaan
a) menentukan batasan waktu yang digunakan,
b) menentukan aturan main yang digunakan dalam Brainstorming,
c) memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan ide-idenya,
d) ketua kelompok menulis setiap ide yang dikemukakan oleh anggota kelompok,
e) setiap kelompok melakukan pengelompokan ide yang sejenis,
f) melakukan pembahasan ide-ide dan
g) menyimpulkan pembicaraan.

3) Tahap Akhir
a) Penilaian kembali ide satu persatu.
b) Ide yang hampir sama kemungkinan dapat disatukan, ide yang belum jelas perlu
ditanyakan kepada peserta yang bersangkutan.
c) Mana ide yang akan dipilih, bisa dilakukan pengambilan keputusan dengan
permufakatan atau suara terbanyak (voting).
d) Penyempurnakan ide yang telah disepakati.
e) Pengambil kesimpulan dan alternatif tindak lanjut.

c. Kelebihan
Menurut Roestiyah (2008: 75) metode brainstorming digunakan karena memiliki banyak
keunggulan seperti:
1) Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.
2) Melatih siswa berfikir dengan cepat dan tersusun logis
3) Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah
yang diberikan guru
4) Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
5) Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru
6) Terjadi persaingan yang sehat
7) Siswa merasa bebas dan gembira
8) Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan
4. Diskusi
a. Konsep
Diskusi merupakan proses belajar yang sering dijumpai di sekolah. Diskusi memberikan
kesempatan bagi siswa untung mengemukakan pendapat dan mnganalisis berbagai
permasalahan untuk mendapatkan solusi atas kesepahaman bersama. Diskusi menurut
Suryosubroto (2009:167) adalah percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam
satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama
mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Menurut
Wahab (2008:100) diskusi adalah suatu tugas yang benarbenar memerlukan keahlian
sedangkan menurut Sagala (2011:208) Diskusi adalah percakapan ilmiah yang reponsif
berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis
pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang
yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan
masalahnya dan untuk mencari kebenaran.

b. Cara Melakukannya
Menurut Zain (2010:86) menyebutkan langkah-langkah umum pelaksanaan diskusi sebagai
berikut:
1) Merumuskan masalah secara jelas
2) Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompokkelompok diskusi memilih
pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana,
dan sebagainya sesuai dengan tujuan diskusi.
3) Siswa diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru dalam melakukan diskusi.
4) Guru memberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
5) Materi diskusi harus dikerjakan oleh seluruh anggota kelompok tidak menyuruh salah
satu siswa untuk mengerjakan.
6) Seluruh siswa mencatat hasil diskusi dengan baik dan sistematik dan menyampaikan di
depan kelas

c. Kelebihan
Ada beberapa keuntungan metode dikusi menurut Suryosubroto (2009:172) yaitu:
1) Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar.
2) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya
masing-masing.
3) Metode dikusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah.
4) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para
siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
5) Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokrasi para siswa.

5. Talking Stick
a. Konsep
Metode talking stick merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan alat sebagai
media pembantu dalam hal ini tongkat. Metode ini menggugah siswa agar mamppu
mengemukakan pendapatnya dalam pembelajaran. Guru akan memberikan tongat secara
bergiliran kepada peserta didik, lalu peserta didik akan mengemukakan pendapatnya
mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

b. Cara Melakukan
Menurut Suyatno (2009:124) Langkah-langkah Metode pembelajaran talking stick adalah
sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
3) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru mempersilahakan siswa
untuk menutup bukunya.
4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
5) Guru memberikan kesimpulan.
6) Evaluasi.
7) Penutup.

c. Kelebihan
1) Menguji kesiapan siswa.
2) Melatih membaca dan memahami dengan cepat
3) Agar lebih giat belajar

6. Simulasi
a. Konsep
Metode simulasi merupakan pembelajaran dengan menirukan atau melakukan perbuatan
yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Sselaras dengan pernyataan dari Hamalik
dalam Taniredja, dkk (2011: 40) simulasi adalah suatu teknik yang digunakan dalam semua
sistem pengajaran, terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan-
tujuan tingkah laku. Simulasi dilakukan dengan mencerminkan kegiatan – kegiatan nyata
yang mengandung ciri – ciri situasi kehidupan sehari-hari.

b. Cara Melakukannya
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27-28) ada beberapa langkah - langkah dalam
penggunaan metode simulasi, yaitu :
1) Penentuan topik dan tujuan simulasi;
2) Guru memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan disimulasikan;
3) Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan-peranan yang akan dimainkan,
pengaturan ruangan, pengaturan alat, dan sebagainya.
4) Pemilihan pemegang peranan;
5) Guru memberikan keterangan tentang peranan yang akan dilakukan;
6) Guru memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada kelompok dan
pemegang peranan;
7) Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi;
8) Pelaksanaan simulasi;
9) Evaluasi dan pemberian balikan;
10) Latihan ulang.

c. Kelebihan
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 28) dalam pembelajaran metode simulasi memiki
kelebihan sebagai berikut:
1) Menyenangkan, sehingga siswa secara wajar terdorong untuk berpartisipasi;
2) Menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas simulasi;
3) Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang
sebenarnya;
4) Memvisualkan hal-hal yang abstrak;
5) Tidak memerlukan ketrampilan komunikasi yang pelik;
6) Memungkinkan terjadinya interaksi antarsiswa;
7) Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban, kurang cakap dan kurang
motivasi;
8) Melatih berpikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses, kemajuan simulasi.

7. Problem Based Learning


a. Konsep
Pembelajaran problem based learning merupakan pendekatan pembelajaran dengan
membangun pengetahuan baru melalui penyelesaian masalah. Menurut Hudojo (1988:5)
adalah problem based learning adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah
baginya. Pengertian PBL menurut Dutch (dalam Amir, 2009:27) adalah “metode
intruksional yang menantang peserta didik agar belajar untuk belajar bekerjasama dalam
kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata”. Masalah digunakan untuk
mengaitkan rasa keingintahuan, kemampuan analisis, dan inisiatif siswa terhadap materi
pelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis, dan
menggunakan sumber belajar yang sesuai.

b. Cara Melakukan
Amir (2009:24) menyatakan, terdapat 7 langkah pelaksanaan Problem Based Learning ,
yaitu sebagai berikut:
1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Memastikan setiap siswa
memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah.
2) Merumuskan masalah. Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan
hubungan-hubungan apa yang terjadi antara fenomena itu.
3) Menganalisis Masalah. Siswa mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah
dimiliki tentang masalah.
4) Menata gagasan siswa dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam. Bagian
yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan mana yang
saling menunjang, mana yang bertentangan dan sebagainnya.
5) Memformulasikan tujuan pembelajaran. Kelompok dapat merumuskan tujuan
pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang dan
mana yang masih belum jelas.
6) Mencari Informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi kelompok)
7) Mensintesa (Menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk
kelas. Dari laporan individu/sub kelompok, yang dipresentasikan dihadapan siswa
kelompok lain, kelompok mendapatkan informasi-informasi yang baru. Siswa yang
mendengarkan laporan harus kritis tentang laporan yang disajikan (laporan diketik, dan
dibagikan kepada setiap anggota siswa).

c. Kelebihan
1) Siswa menjadi lebih aktif dalam mencari materi atau informasi terkait kasus.
2) Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dan berdiskusi.
3) Suasana kelas tidak membosankan dan menyita fokus siswa.
4) Meningkatkan kecakapan siswa dalam pemecahan masalah.
5) Lebih mudah mengingat materi pembelajaran yang telah dipelajari
6) Membangun kemampuan kepemimpinan dan kerja sama.
7) Kecakapan belajar dan memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi.

8. Inquiry Learning
a. Konsep
Inquiry learning merupakan metode pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi
untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis dan mencari dan
menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Menurut Maab dan Artigue
(2013) bahwa inquiry based learning merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada
siswa dimana siswa meningkatkan pertanyaan, menyelidiki situasi dan mengembangkan
kemampuannya untuk mencapai solusi. Pendapat lain disampaikan oleh Coffman (2009)
bahwa pembelajaran inquiry menerapkan pendekatan konstruktivis sehingga siswa
berinteraksi dengan konten untuk meningkatkan pemahamannya, dimana siswa membuat
dan menguji hipotesis.

b. Cara Melakukan
Strategi pelaksanaan metode inquiry ini yaitu:
1) Guru memberikan penjelasan materi yang diajarkan,
2) Siswa terlebih dahulu dibagi menjadi beberap kelompok, dan masing-masing
kelompok mendapat tugas untuk menyelesaikan tugas tertentu.
3) Kemudian memberikan tugas pada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
guru sebagai evaluasi pemahaman siswa.
4) Guru membantu memberikan jawaban yang mungkin sulit dan membingungkan bagi
siswa.
5) Resitasi dilakukan pada akhir untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang apa
yang sudah dipelajari.
6) Kemudian siswa merangkum apa saja yang sudah dipelajari sebagai kesimpulan yang
dapat dipertanggunjawabkan

c. Kelebihan
1) Mendorong siswa untuk berpikir ilmiah dan sistematis dalam menyelesaikan
permasalahan,
2) Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan intuitif, dan bekerja atas dasar inisiatif
sendiri,
3) Menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka,
4) Proses belajar mengajar menjadi hidup dan dinamis.

9. Project Based Learning


a. Konsep
project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran
dalam menciptakan interaksi dan hubungan positif antara siswa serta menggali
pengetahuan melalui produk yang akan dihasilkan. Menurut Rais (2010,p.4)
mengungkapkan bahwa Pembeajaran berbasis proyek adalah suatu pendekatan
pendidikan yang efektftif yang berfokus pada jreatifitas berpikir, pemecahan masalah,
dan interakksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan
menggunakan pengetahuan baru.Khususnya ini dilakukan Dalam konteks
pembelajaran ktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif sebagai peneliti (Asan,
2005 dalam Jagantara, Adnyana, dan Widiyanti, 2014). Project-based learning (PBL)
seperti ditulis Jonassen (1997) dalam Jagantara, Adnyana, dan Widiyanti (2014)
merupakan pendekatan konstruktif yang memberikan instruksi dengan fokus pada
dunia nyata yang kurang terstruktur.
b. Cara Melakukan
The George Lucas Educational Foundation (2003) menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran project based learning (PBL)
sebagai berikut:
1) Pertanyaan pada Awal Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
memberikan pertanyaan menantang kepada siswa. Pertanyaan yang akan menggiring
siswa pada konteks pembelajaran berbasis proyek dan memberikan tugas kepada siswa
untuk melakukan sebuah aktifitas yang terkontrol.Pertanyaan yang disampaikan adalah
pertanyaan yang berkaitan dengan dunia nyata dan dimulai dengan penyelidikan
mendalam.
2) Perencanaan Proyek. Siiswa dengan bimbingan guru, menyusun perencanaan proyek
yang akan dikerjakan. Penetapan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam
proyek dari tahap awal hingga akhir proyek. Kegiatan yang dilakukan dalam
perencanaan di antaranya:
- menentukan ukuran proyek;
menentukan aturan main;
pemilihan aktifitas-aktifitas yang akan dilakukan sebagai jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan esensial;
menentukan pelaksana-pelaksana proyek dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing; dan
menentukan bahan dan alat yang diperlukan.
3) Penjadwalan Tahap Kegiatan Proyek. Siswa dengan bimbingan guru diminta membuat
sebuah jadwal kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan perencanaan aktifitas-
aktifitas yang akan dilakukan.
4) Pengawasan Proyek Berjalan. Pengawasan ini berfungsi bukan hanya sebagai sebuah
kontrol kerja namun juga sebenarnya merupakan sebuah proses pembimbingan.
Monitoring dilakukan dengan memberikan fasilitas penuh kepada siswa untuk
melakukan aktifitasnya dengan sempurna.
5) Penilaian. Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja siswa dalam proyeknya. Penilaian
dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa.
6) Evaluasi Proyek. Guru dan siswa melakukan refleksi pelaksanaan proyek. Siswa diminta
mengungkapkan apa saja yang telah mereka pahami dan lakukan selama proyek
berlangsung. Selain itu, siswa juga diminta mengungkapkan perasaannya dan
pengalaman baru yang mereka peroleh.

c. Kelebihan
Metode project based learning memiliki kelebihan seperti yang dikemukakan oleh
Husaman (2013) yaitu sebagai berikut :
1) Siswa memperoleh pengetahuan dasar (basic science) yang berguna untuk memecahkan
masalah bidang keteknikan yang dijumpainya
2) Siswa belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan
dengan kenyataan sebenarnya
3) Siswa mampu berpikir kritis dan mengembangkan insiatif
4) Siswa mampu menumbukan sikap kreativitas dari suatu proyek sehingga dapat
membantu perkembangan pertubuhan individu.

10. Blended Learning


a. Konsep
Blended learning merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan kegiatan tatap
muka dengan kegiatan pembelajaran daring(online ). Blended learning adalah istilah dari
pencampuran antara model pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan secara face
to face dengan model pembelajaran berbasis internet yang biasa dikenal dengan istilah e-
learning (Uno, 2011).

b. Cara Melakukan
1) Merencanakan pembelajaran dengan metoe blended learning
2) Pendidik perlu mempersiapkan terlebih dulu segala hal yg dibutuhkan, seperti materi-
materi yang akan disampaikan atau dibahas, platform yang akan digunakan dalam
pembelajaran dengan Blended Learning, tutorial penggunaan platform yang digunakan
dalam pembelajaran dengan menerapkan Blended Learning dan lain sebagainya
3) Beberapa platform yang dapat digunakan dalam pembelajaran dengan Blended Learning
seperti Group Miling List (Milis, seperti Yahoo groups, Google+, dan lain-lain), Web
Blog Guru, Social Media (Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan lain-lain), Aplikasi-
aplikasi Learning Management Systems atau LMS (seperti Moodle, Edmodo, Quipper,
Kelase, dll) dan sebagainya.
4) Guru memberikan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi pelajaran dan
menjawab beberapa pertanyaan awal yang ada
5) Siswa mengakses platform, selanjutnya membaca dan mengerjakan beberapa pertanyaan
guru.
6) Guru memberikan kesempatan dalam melakukan diskusi
7) Siswa mempresentasikan hasil diskusi sebelumnya
8) Melakukan sesi tanya jawab dengan teman sekelas dan guru
9) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan bersama

c. Kelebihan
Kelebihan Blended Learning yaitu sebagai berikut :
1) Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki
kelebihan yang dapat saling melengkapi.
2) Pembelajaran lebih efektif dan efisien
3) Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya Blended Learning maka peserta belajar
semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
Metode yang Sekiranya Cocok untuk Mendukung Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Masa pandemi yang sedang dirasakan oleh masyarakat didunia memberikan dampak yang
sangat siginifikan terhadap seluruh aspk kehidupan. Tak terkecuali bidang pendidikan yang
sangat terkena imbasnya. Kegiatan pembelajaran saat pandemi memberlakukan
pembelajaran jarak jauh yang artinya tidak ada yang pergi ke sekolah untuk menimba ilmu.
Maka melaraskan dengan kondisi pandemi, dibutuhkan metode pembelajaran yang efektif
dan sesuai dengan suasana. Menurut saya metode pembelajaran yang cocok dalam
pembelajaran di masa pandemi yakni metode blended learning. Blendeng learning sendiri
merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran konvensional dengan
pembelajaran daring atau online. Hal ini karena pembelajaran jarak jauh sangat tidak
memungkinkan untuk melakukan berbagai kegiatan yang menimbulkan keramaian dan
berhubungan sosial. Pembelajaran blended learning juga perlu dimodifikasi dengan
menekankan pada pengaplikasian metode online dengan menggunakan berbagai media dan
platfrom. Sehingga baik guru maupun peserta didik tidak perlu harus bertemu.

Di era digital yang kian modern banyak media dan platfrom yang dapat digunakan dalam
menunjang pembelajaran. Beberapa platform yang dapat digunakan dalam pembelajaran
dengan Blended Learning seperti Group Miling List (Milis, seperti Yahoo groups, Google+,
dan lain-lain), Web Blog Guru, Social Media (Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan lain-
lain), Aplikasi-aplikasi Learning Management Systems atau LMS (seperti Moodle, Edmodo,
Quipper, Kelase, dll) dan sebagainya. Namun juga dalam penerapan metode blended
learning perlu adanya perhatian khusus terhadap apakah semua siswa dapat mengakses dan
terfasilitasi baik media, cara penggunaan dan moral dukungan dari orangtua. Karna dalam
kenyataanya masih banyak peserta didik yang belum mendapatkan akses yang memadai
dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Metode blended learning sangat efektif dalam mendukung pembelajaran di masa pandemi
saat ini. Keberhasilan suatu metode juga perlu adanya dukungan baik dari guru dan peserta
didik. Tak hanya itu peran pemerintah juga dibutuhkan agar kemungkingan - kemungkinan
permasalahan yang dapat muncul bisa teratasi. Seperti kendala jaringan atau sinyal,
ketidaksetiadaan perangkat, dan materi pembelajaran.

Tak dapat dipungkiri juga, bahwa generasi milenial dan generasi z hingga generasi alpha
sudah terbiasa dengan teknologi yang canggih. Sehingga mereka mudah mengerti dan
memahami penggunaan media dalam teknologi pembelajaran. Bahkan seringkali mereka
lebih kreatif dan inovatif sera cakap dalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan
gurunya. Terlebih keseharian mereka yang tidak dapat terlepas dari gadget. Sehingga
metode blended learning diharapkan bisa sesuai dengan karakteristik generasi zaman
sekarang dan beradaptasi dengan kondisi pandemi serta terpenting yakni mencapai tujuan
pendidikan.
Referensi
Afandi, M., Chamalah, E., Wardani, O. P., & Gunarto, H. (2013). Model dan metode
pembelajaran. Semarang: UNISSULA.

Gunantara, G., Suarjana, I. M., & Riastini, P. N. (2014). Penerapan model pembelajaran
problem based learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa kelas V. MIMBAR PGSD Undiksha, 2(1).

Fikri, M. (2017). Konsep Pendidikan Islam; Pendekatan Metode Pengajaran. Jurnal Ilmiah


Islam Futura, 11(1), 116-128.

Wajdi, F. (2017). Implementasi project based learning (PBL) dan penilaian autentik dalam
pembelajaran drama indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI, 17(1), 86-101.

Lestari, D. P., Fatchan, A., & Ruja, I. N. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Project
Based Learning Berbasis Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa
SMA. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(3), 475-479.

Prayitno, W. (2015). Implementasi Blended Learning Dalam Pembelajaran Pada


Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnal Pendidikan, 6(01).

Sutisna, A. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning pada


Pendidikan Kesetaraan Program Paket C dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar. JTP-
Jurnal Teknologi Pendidikan, 18(3), 156-168.

Anda mungkin juga menyukai