Anda di halaman 1dari 6

A.

Bahan dan Alat Dalam Supervisi

Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi, supervisi merupakan  bagian dari
proses administrasi dan manajemen. Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi
administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir. Dengan supervisi, akan
memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan
jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik
daripada jika dikerjakan sendiri. supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung
jawab dari semua program. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci
dan akurat, maka kita dapat mengetahui apa yang diperlukan untuk  meningkatkan
kualitas organisasi yang bersangkutan.

1. Pengertian
a. Pengertian Bahan

Material atau bahan adalah zat atau benda dari sesuatu yang dapat dibuat
darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. menurut KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
atau diperlukan untuk tujuan tertentu, seperti untuk pedoman atau pegangan,
untuk mengajar, memberi ceramah atau sesuatu yang menjadi sebab (pangkal)
atau sikap (perbuatan).

b. Pengertian Alat

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), alat adalah benda yang
digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang fungsinya untuk  mempermudah
pekerjaan. lalu bagaimana dengan alat supervisi  pendidikan, Alat supervisi
pendidikan adalah alat-alat bantu yang dipergunakan dengan maksud untuk
memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan perkembangan penguasaan
pengetahuan oleh guru orang yang disupervisi sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya. Agar kegiatan
supervisi pendidikan berjalan dengan lancar1

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses 15 November 2020


2. Bahan Dalam Supervisi

Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa ada dua hal yang berkenaan dengan
bahan yang digunakan untuk kegiatan supervisi, yaitu sebagai berikut : 2

a. Informasi atau Data Supervisi

          Dalam kegiatan supervisi hendaknya berdasarkan data yang lengkap,


komprehensif, rinci dan aktual. Data harus disesuaikan dengan fakus perhatian
pengawas. Dalam supervisi akademik , perhatian supervisor tertuju pada proses
pembelajaran dikelas, tentu beda dengan supervisor yang fakus pada supervisi
administrasi. Inti pengertian supervisi adalah upaya meningkatkan kualitas
kegiatan sekolah berdasarkan data yang lengkap, komperhensif, rinci, dan actual.
Peningkatan kualitas tersebut dilakukan dengan memberikan pembinaan kepada
personel sekolah. Adapun macam-macam bentuk data, yaitu sebagai berikut :

1) Data tertulis yang terdapat di dalam berbagai arsip dan dokumen yang di
miliki oleh sekolah, baik yang di simpan di kantor tata usaha, oleh guru mata
pelajaran, oleh wali kelas, dn oleh siswa sendiri. Angket yang diisi oleh
responden juga sebagai data tertulis, seperti rapot, daftar nilai, absensi, angket
dan lain-lain
2) Data berbentuk suara dan makna bahasa yang di keluarkan oleh siapa saja
yang di sengaja oleh pelakunya dalam bentk pidato, pembicaraan santai,
pendapat atau usul, sanggahan atau bantahan, dan dapat juga berupa jawaban
ketikan orang yang bersngkutan di wawancarai oleh pewawancara.Data
berbentuk suara dan bahasa yang dikeluarkan, seperti hasil wawancara dgn
wali murid, guru, kepala sekolah dan lain-lain. Datanya berbentuk informasi,
penjelasan, uraian, pendapat, atau usul dan saran mengenai kegiatan
pembelajaran yang sudah atau sedang berlangsung
3) Data berbentuk gambara atau grafis yang di tangkap oleh indra penglihatan,
antara lain berupa gambar gerak orang ( misalnya gaya mengajar guru dan
prilaku siswa ketika ak bend rmengikuti pelajaran di kelas), gambar benda
mati ( misalnya suasana buku yang ada di perpusakaan dan alat-alat yang di
tatta di laboraturium). Data berbentuk gambaran atau grafis, seperti rekaman
vedio dan lain-lain
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, 2006, Jakarta : Renika Cipta. Hal. 44.
b. Sumber data Supervisi

          Yang di maksud dengan sumber data supervisi adalah sesuatu yang di tuju
oleh pelaku supervisi yang sedang mengumpulkan data, dalam rangkaian upaya
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh r karenanya sumber data
supervisi pernah juga di kenal dengan istilah sasaran supervisi. Istilah sumber data
menunjuk pada tempat di mana data dapat di ambil. Sumber data supervisi juga
dikenal dengan sasaran supervisi, yaitu sesuatu yang dituju oleh pelaku supervisi
yang sedang mengumpulkan data. Secara garis besar sasaran tetang sumber data
dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu sebagai berikut :

1) Person,

Data yang mungkin di ambil dari sumber yang berupa orang


adalah data yang berupa informasi, penjelasan, uaraian, pendapat, atau
usul dan saran mengenai kegiatan pembelajaran yang sudaha atauu sedang
berlangsung. Personel yang dapat di hubungi dalam pengumpulan data
supervise akademik antara lain kepala sekolah dan wakil-wakilnya, guru,
wali kelas, karyawan dan karyawati, dan yang paling utama adalah siswa
sendiri yang langsung merasakan dampak dari pembelajaran maupun
semua upaya yang di lakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas
sekolah.

Sumber data yang berupa orang dapat memberikan data berupa


keterangan, usul, uraian, tentang persepsi atau pendapat rangsangan dari
pihak lain. Selain karna di minta, seseorang juga dapat memberikan
keterangan berupa ide, gagasan, hasil pemikiran, yang keluar dari lubuk
hati dan mencerminkan kepribadian individu yang bersangkutan, keluhan
dan sebagainya berwujud tulisan atau lisan. Dalam hal ini orang yang
digali informasinya lewat angket atau waancara, seperti kepala sekolah,
guru, siswa dan lain-lainnya.

2) Paper
Yang di maksud dengan dokumen dlam pembicaraan tentang sasaran
atau sumber data ini bukan terbatas pada buku-buku pedoman atau arsip
saja tetapi semua hal yang menganndung tulisan, gambar, tbel, bahan atau
symbol-simbol grafis lain. Kadnag-kadang daklam hal ini tentu, data yang
berasl dari dokumen ini lebih dapat di percaya karena merupakan catatan
yang telah lama di buat. Sehubungan dengan supervise akademik yang
termasuk dalam kategiri dokumen yang berkenaan dengan komponen-
komponen pembelajaran antara lain :

a) Dokumen tentang komponen siswa, antara lain pengumuman dalam


rangka pendaftaran siswa baru, buku pendaftaran, buku induk, dsb.
b) Dokumen tentang siswa yang jarang terfikir untuk di cermati adalah
buku catatan siswa, pekerjaan rumah, pekerjaan tugas di kelas, dan
pekerjaan ulangan permata pelajaran. Dokumen yang sudah di
kerjakan dan di simpan oleh petugas Bimbingan dan Konseling
dengan rapi dapat di masukkan kedalam dokumen individu siswa
karena kegiatannya langsung pada siswa yang bersangkutan.
c) Dokumen tentang komponen ketenagaan, yaitu guru dan personel
yang lain antara lain buku induk pegawai, surat-surat lamaran,
kumpulan surat keputusan daftar gaji dan lain sebagainya.
3) Place,

Dua istlah yaitu “tempat atau “lokasi” dalam pembicaraan sasaran


atau sumber data dalam supervisi akademik ini sudah cukup jelas. Dalam
kunjungan kelas, sebagai sunber data adalah “tempat” bukan personel
guru karena pengawas mengumpulkan data tentang gerak-gerik atau
kinerja guru di depan kelas bukan mewawancarai guru. Demikian juga
tentang gaya kepala sekolah dalam memimpin rapat, data yang di
perlukan di ambil dari pengamatan waktu rapat berlangsung. Dapat
dikatakan dalam pengertian ini adalah tempat yang dapat digali
informasinya dengan pengamatan secara terprogram dan sistematis.
Seperti kelas, ruang rapat dal lain sebagainya.

3. Alat-alat Supervisi pendidikan


Agar kegiatan supervisi pendidikan berjalan dengan lancar, seorang supervisor
dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat bantu itu dipergunakan dengan
maksud untuk memungkinkan pertumbuhan kecakapan dan perkembangan
penguasaan pengetahuan oleh guru/ orang yang disupervisi sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan khususnya.
Alat-alat bantu supervisi antara lain:

a. Perpustakaan profesional dan perpustakaan sekolah


Dari perpustakaan baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan khusus
mengenai profesi guru (pendidikan dan pengetahuan), setiap guru dapat menambah
pengetahuan dan meningkatkan keterampilannya masing-masing. Supervisor harus
mendorong agar dilingkungan lembaga pendidikan/ sekolah diselenggarakan
perpustakaan. Supervisor harus selalu memberikan motivasi kepada guru-guru agar
selalu berminat untuk membaca di perpustakaan guna perkembangan ketrampilan dan
pengetahuannya.
b. Buku Kurikulum/ rencana pelajaran dan buku pegangan guru
Setiap guru yang bertugas pada sebuah lembaga pendidikan harus mengetahui
program yang akan dilaksankan baik secara mendetail tentang program yang
berkenaan dengan bidangnya. Program suatu lembaga pendidikan pada umumnya
telah tersusun di dalam buku yang disebut Kurikulum Pelajran yang berisi jenis
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah.
c. Bulletin pendidikan dan bulletin sekolah
Bulletin pendidikan termasuk brosur-brosur dan majalah-majalah tentang
pendidikan merupakan salah satu sarana tertulis yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan guru. Bulletin sekolah dapat juga
dipergunakan untuk menyalurkan kemampuan murid dan guru dalam membahas suatu
persoalan, menyusun suatu kerangka dan lain-lain agar diantara yang satu dengan
yang lain terdapat komunikasi yang sehat. Dalam bentuk yang lebih sempurna bulletin
atau majalah pendidikan dapat diterbitkan oleh suatu badan yang berusaha
menghimpun berbagai tulisan tentang perkembangan pendidikan/ ilmu pengetahuan.
d. Penasehat asli dan resource person
Pada sebuah sekolah atau kantor pendidikan perlu ada seorang atau sejumlah
orang yang tergabung dalam suatu cabang ilmu sebagai suatu staf ahli yang selalu
siap memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
sekolah atau guru. Seorang supervisor dapat meminta bantuannya bilamana dipandang
perlu, misalnya memberikan nasihat/ saran-saran penyelesaian masalah. Bilamana staf
ahli atau penasehat ahli itu tidak tersedia, supervisor dapat meminta bantuan dari
siapa pun di luar lembaga pendidikan yang dipandang mampu/ ahli, untuk membantu
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan guru.3

Telah jelas bahwa susunan bahan dalam supervisi merupakan hal yang komplek.
Tugas berat ini harus dikuasai oleh supervisor dalam mengatur keoptimalan kinerjanya
dan kinerja semua yang ada dalam ruang lingkup sekolah. Kemudian dengan
ditunjangnya alat-alat yang memadai supervisor bisa lebih optimal dalam mengaturnya
oleh karena itu perlu pengembangan dan riset melalui kerja bersama untuk saling
memudahkan demi cita-cita yang akan dicapai.

3 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, 2006, Jakarta: PT Gunung Agung.

Anda mungkin juga menyukai