Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP MOTIVASI WIRAUSAHA

Dosen Pembimbing :

Ns. Suhaela A’rofah M. Kep.

Ns.Citra Indah Fitriwati . M. Kep

Disusun Oleh :

Budi Kurniawan

Miranti Yuliadi

Nila Serli Anjarwati

Umar Husin

Rts. Dwi Nanda Putri

AKADEMI KEPRAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kegawat daruratan ini yang
berjudul “KONSEP MOTIVASI KEWIRAUSAHAN” dengan tepat waktu.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah membantu
kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini.

Muara Bungo 11 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................iv

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Tujuan.......................................................................................................................5
C. Rumusan Masalah....................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................vii

A. konsep motivasi........................................................................................................7
B. Teori motivasi...........................................................................................................8
C. Motivasi dalam kaitannya dengan kepuasan kerja..............................................11
D. Motivasi dalam peningkatan...................................................................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

A. Kesimpulan...............................................................................................................15
B. Saran ........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang


perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan
datang, sangatlah ditentukan dari peran yang maksimal dari para wirausahawannya.
Para wirausahawan yang mempunyai banyak ide baru, berani berkreasi dengan
produk yang dibuat, dan mampu berinovasi secara maksimal akan lebih mempercepat
perkembangan ekonomi negara tersebut serta mampu memberikan sumbangsih yang
besar, nyata, dan bermanfaat dalam pembangunan dan perkembangan perekonomian
negara tersebut. Suatu negara bisa disebut menjadi makmur dibutuhkan minimum 2%
jumlah wirausaha dari total jumlah penduduknya. Sebagai contoh, Amerika Serikat
pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah wirausaha, Singapura telah memiliki
7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005 sementara Indonesia diperkirakan hanya
memiliki 0,18% wirausaha. Menurut Inpres No. 4 tahun 1995 tentang gerakan
nasional memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahawaan bahwa:
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.
Jelaslah bahwa kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang
yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk
melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat
melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan atau lebih
dikenal dengan sebutan wirausaha. Peran motivasi dalam berwirausaha sangatlah
penting, terutama motivasi untuk berhasil. Motivasi menurut Robbins adalah
“Kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan
individual”. Motivasi mempunyai beberapa motif yang akan menjadi pendorong
untuk tercapainya suatu tujuan atau keberhasilan. Apalagi yang berkaitan dengan
motivasi berwirausaha, diperlukan dorongan yang besar dalam berwirausaha, mau
belajar dari keberhasilan orang lain, dan tidak mengenal kata menyerah untuk menuju

4
suatu keberhasilan karena keberhasilan dalam berwirausaha tidak dengan seketika
akan mudah diperoleh namun sangatlah diperlukan perjuangan yang keras untuk
sukses.
Banyaknya pengangguran terdidik yang ada di Indonesia, haruslah disikapi
oleh para mahasiswa yang masih mengenyam dunia perkuliahan karena setelah lulus
dari Perguruan Tinggi, mahasiswa dihadapkan pada kondisi di mana mereka bersaing
dengan para mahasiswa yang lebih dahulu lulus tetapi belum memperoleh pekerjaan.
Dengan 3 demikian, mahasiswa diharapkan untuk mampu mengubah pola pikir
mereka sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru yang mana dari
kegiatan usaha yang mereka jalani mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga
juga berperan aktif mengurangi angka pengangguran dan turut serta memberikan
sumbangan terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Gencarnya keinginan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan mengenai
kewirausahaan, diharapkan mampu untuk meningkatkan dan membangkitkan
dorongan kepada para wisudawan atau mahasiswa agar berperan aktif serta
menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan cara menciptakan sebuah usaha,
sehingga tidak menjadikan mereka hanya sebagai pencari kerja. Dengan dilandasi
semangat nasionalisme yang besar dan berkeinginan bahwa Indonesia mampu
bersaing dengan negara lain dalam bidang perekonomian, maka hal itu dapat
menjadikan wisudawan atau mahasiswa untuk termotivasi lebih untuk meningkatkan
kualitas yang ada dalam dirinya dan menciptakan ide-ide yang kreatif serta inovatif
dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana konsep
motivasi kewirausahaan dalam segala hal.
Tujuan khusus
1. Mengetahui konsep motivasi
2. Mengetahui teori motivasi
3. Mengetahui Motivasi dalam kaitannya dengan kepuasan kerja
4. Mengetahui motivasi dalam peningkatan

C. Rumusan Masalah
5
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana konsep motivasi?
2. Bagaimana teori motivasi?
3. Bagaimana motivasi dapat berkaitan dengan kepuasan kerja?
4. Bagaimana motivasi dalam peningkatan?

BAB II
PEMBAHASAN

6
A. Konsep Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata Latin yaitu movere, yang artinya bergerak
atau berpindah. Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
mencapai suatu tujuan atau kebutuhan. Djaali(2007). Mendefinisikan motivasi
sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke
arah suatu tujuan tertentu. Mulyasa (2003). Mengemukakan bahwa motivasi
merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Sardiman (2006). Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri
individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin
tercapainya suatu tujuan. Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan dorongan atau alasan untuk berbuat. Wiratmo (2001)
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan
(Kasmir, 2009).
Menurut Suryana dan Bayu (2010) wirausahawan merupakan seseorang yang
memiliki kreativitas suatu bisnis baru dengan berani menanggung resiko dan
ketidakpastian yang bertujuan untuk mencapai laba dan pertumbuhan 11 usaha
berdasarkan identifikasi peluang dan mampu mendayagunakan sumbersumber
serta memodali peluang ini. Menurut pandangan psikolog, wirausahawan adalah
orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh
suatu tujuan, suka menguji coba atau bereksperimen untuk menampilkan
kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain (Suryana, 2013).
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan
usaha (Kasmir, 2009). Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk mengelola
sesuatu untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (Hendro, 2011).
Berkewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang berkaitan dengan
penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauan sendiri
(Saiman, 2009). Menurut Suryana (2013) berwirausaha merupakan suatu
pekerjaan atau karier yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu
merencanakan, mengambil resiko, keputusan, dan tindakan untuk mencapai
tujuan. Syarat berwirausaha adalah untuk menemukan dan mengevaluasi peluang,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan, dan bertindak untuk
7
memperoleh keuntungan dari peluangpeluang tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
berkewirausahaan merupakan suatu kegiatan menciptakan kegiatan usaha dengan
fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, keputusan, dan
tindakan untuk mencapai tujuan.
Motivasi berwirausaha merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
seorang entrepreneur yang menimbulkan kegiatan entrepreneur yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan entrepreneur dan yang memberi arah pada kegiatan
entrepreneur tersebut sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai (Venesaar,
2006). Motivasi berwirausaha adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas berwirausaha demi mencapai tujuan wirausaha (Koranti,
2013). Menurut Ratnawati & Kuswardani (2010) motivasi berwirausaha adalah
keadaan yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan keinginan individu
untuk melakukan kegiatan kewirausahaan, dengan cara mandiri, percaya pada diri
sendiri, berorientasi ke masa depan, berani mengambil resiko, kreatif dan menilai
tinggi hasrat inovasi. Entrepreneurial Motivation atau motivasi berwirausaha
melibatkan motivasi yang diarahkan pada tujuan kewirausahaan (tujuan yang
melibatkan kesadaran dan eksploitasi peluang bisnis) (Wibowo dan Ardianti,
2014). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
berwirausaha adalah keadaan yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan
keinginan individu untuk melakukan kegiatan wirausaha, dengan cara mandiri,
percaya pada diri sendiri, berorientasi ke masa depan, mengambil resiko, kreatif
dan menilai tinggi hasrat inovasi, serta berorientasi laba dan keuntungan.

B. Teori Motivasi
Motivasi sebagai konsep manjemen banyak menarik perhatian para ahli. Hal
ini dapat dimengerti mengingat betapa pentingnya motivasi dalam kehidupan
organisasi. Berikut ini akan dikemukakan beberapa teori motivasi, diantaranya:
1. Teori McCllelland
2. Teori Pengharapan
3. Teori Keadilan
a. Teori McClellend David McClelland dalam Robbins (2001)
Teori Mc.Clelland’s Achievment Motivation Theory atau teori
motivasi prestasi McClelland juga digunakan untuk mendukung hipotesa
yang akan dikemukakan dalam penelitian ini. Dalam teorinya McClelland
8
mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan 66 energi potensial,
bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada
kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang
tersedia. Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan
prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan
afiliasi. Model motivasi ini ditemukan diberbagai lini organisasi, baik staf
maupun manajer. Beberapa karyawan memiliki karakter yang merupakan
perpaduan dari model motivasi tersebut yaitu:
1) Kebutuhan akan prestasi (n-ACH) Kebutuhan akan prestasi
merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan
dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada
hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan
kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan
orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi,
keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka,
keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah. n-ACH
adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha
mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat
realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan
perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk
pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
2) Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow) Kebutuhan akan kekuasaan adalah
kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara
dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian
atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan
Universitas Sumatera Utara 67 dan mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan
bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan
kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan. n-pow adalah
motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk
berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk

9
memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi
untuk peningkatan status dan prestise pribadi.
3) Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil) Kebutuhan akan
afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan
akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan
yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain.
Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya
berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi
karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku
karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.

b. Teori Pengharapan (Expectacy Theory)


Teori ini mengatakan bahwa perilaku kerja karyawan dapat dijelaskan
dengan kenyataan yaitu para karyawan menentukan lebih dahulu apa
prilaku mereka yang dijelaskan dan nilai yang diperkirakan sebagai hasil-
hasil alternatif dari prilaku mereka, misalnya seorang karyawan
mengharapkan bahwa menyelesaikan pekerjaaan 68 tepat pada waktunya
akan memperoleh penghargaan, maka dia akan memotivasi dirinya untuk
memenuhi sasaran tersebut.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Vroom, yang lebih lanjut
mengatakan, bahwa keinginan seseorang untuk menghasilkan
(berproduksi) sangat tergantung atas tujuan khusus yang ingin dicapainya
dan persepsinya atas tindakantindakan yang ingin dicapainya dan
persepsinya atas tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh
karena itu, bila ingin memotivasi seseorang, mereka perlu diberikan
pengertian tentang tujuan pribadi, hubungan antara usaha dan tindakan,
antara tindakan dan hasil akhirnya antara hasil dan kepuasan karena
tercapainya tujuan pribadi.

c. Teori Keadilan (Equity Theory)


Teori ini diterapkan oleh Hebert Heneman dan Donald P. Schawab,
yang mengemukakan bahwa karyawan cenderung membandingkan usaha
atau input yang diterima oleh orang lain dalam situasi kerja yang sama
10
dalam suatu perusahaan.Jadi pada dasarnya dapat dikatakan bahwa teori
ini memandang bagaimana individu dalam suatu unit kerja menilai
besarnya imbalan/jasa yang diterima oleh perusaha Dari ketiga teori
motivasi yang dijelaskan teori kebutuhan merupakan teori motivasi yang
banyak dianut orang, karena teori ini beranggapan bahwa manusia pada
hakekatnya adalah memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, apabila
pimpinan ini memotivasi bawahannya, harus mengetahui apa
kebutuhankebutuhan bawahannya agar produktivitas kerja yang
diharapkan dapat tercapai.

C. Motivasi dalam kaitannya dengan kepuasan kerja


1. Hubungan motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi didefisisikan sebagai suatu kondisi rohaniah yang
menyenangkan mendalam pada diri karyawan untuk bekerja dengan giat dan
konsekuen dalam mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan.
Motivasi identik dengan kepuasan kerja, akan tercapai pada sikap dan
perasaan seorang karyawan terhadap pekerjaannya, jika seorang merasa puas
terhdap pekerjaaannya mereka ini akan bersemangat untuk melaksanakan
pekerjaannya yang di berikan pada karyawan tersebut. Seperti yang telah
ditemukan oleh bekerja ahli, ada beberapa hubungan antara motivasi dan
kepuasan kerja.
Kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaanya,
jadi kepuasan kerja bisa didorong oleh aspek-aspek seperti gaji, penghargaan
dan rekan kerja. Donnely dkk(2002)
Hubungan motivasi dan kepuasan kerja dapat di lihat dari teori kepuasan
herzbeg yang mengemukakan dua factor yang membuat orang merasa tidak
puas.
a. Faktor yang membuat orang merasa puas
Adanya kondisi instrinsik yang mampu menggerakan motivasi yang kuat,
yang dapat menghasilkan presentasi kerja yang baik, factor instrinsik
meliputi: prestasi(achievement), pengakuan (advancement), tanggung
jawab (responsibility),kemajuan(advancement),pekerjaan itu sendiri(the
work it self), kemungkinan berkembang(the possibility growth)
a. Faktor yang memuat orang merasa tidak puas
11
Ada beberapa kondisi pekerjaan (kondisi ekstrinsik) yang dapat
menimbulkan ketidak puasan jika kondisi pekerjaan ini tidak ada . factor
ekstrinsik meliputi: gaji, jaminan kerja, status, prosedur perusahaan,
kualitas hubungan antara pribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan

2. Kaitan antara Kepuasan kerja dan motivasi


Kepuasan kerja dan motivasi sering digunakan secara bersamaan.
Motivasi dan kepuasan kerja sebenarnya dapat dibedakan. Pengertian
kepuasan kerja dapat di jelaskan secara ringkas bahwa kepuasan kerja
merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan pekerjanya dan terhdap
pekerjaanya. Kepuasan kerja akan tampak dalam sikap positif pekerja atas
segala sesuatu yang di hadapi lingkungan kerjanya dan terhadap
pekerjaannya.
Kepuasan kerja dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda yang
dipaparkan secra beriringan atau bergantian. Kepuasan kerja atau pada
seseorang pegawai mungkin mempengaruhi kehadirannya dalam pekerjaan,
kesediaaan untuk bekerja juga sering kali di pengaruhi oleh keinginannya
untuk menganti pekerjaan. Di sisi lain, pegawai yang termotivasi adalah
pegawai yang prilakunya senantiasa bersesuai dengan sasaran dan tjuan-
tujuan organisasi. Dalam kondisi ini hambatan dan kesulitan-kesulitan yang
tidak mudah menganggu aktivitas pekerjaaanya.
Menurut Umar (2004) kepuasan kerja perlu di pantau dampaknya
dengan mengatkannya pada output yang dihasilkan misalnya:
a. Kepuasan kerja dengan produktivitas
b. Kepuasan kerja dengan turnover
c. Kepuasan kerja dengan absensi
d. Kepuasan kerja dengan efek lainya seperti dengan kesehatan fisik-
mental, kemampuan mempelajari pekerja baru dan kecelakaan kerja

3. Metode-metode pengukuran kepuasan kerja


Lima metode untuk melihat dan mengukur kepuasan pada karyawan yakni:
a. Metode pemenuhan kebutuhan
b. Metode ketidak cocokan
12
c. Metode pencapaian nilai
d. Metode pemasaran
e. Metode komponen watak/genetic
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Menurut hasibuan (2008) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu:
a. Kompensasi finansial yang adil dan layak
b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian
c. Berat ringan pekerjaan dalam kepemimpinan
d. Suasana dan lingkungan pekerjaan
e. Sikap pekerjaan monoton atau tidak
f. Hubungan dengan rekan kerja
Secara toritis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja banyak
jumlahnya. Veithzal Rivai (2005)
a. Produktivitas kerja
b. Prilaku
c. Locus of control
d. Pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja
e. Gaya kepemimpinan.

D. Motivasi dalam peningkatan


Cara dan upaya untuk melakukan kerja hebat adalah dengan menumbuhkan
rasa cinta terhadap pekerjaan kita akan menjadi termotivasi dan tentang untuk
melakukan yang lebih baik lagi. Rasa cinta pekerjaan pekerjaaan akan membuat
kita berusaha untuk menggali potensi diri dan meningkatkan kompetensi diri agar
bisa melakukan yang terbaik.
Peran motivasi dalam meningkatkan kinerja
1. Mutasi jabatan dapat meningkatkan kinerja karyawan

13
2. Memberikan pengakuan atas prestasi kerja karyawan dapat meningkatkan
kinerja karyawan
3. Komunikasi efektif ataan kepada karyawan
4. Peluang karyawan untuk ikut dalam proses putusabn dapat meningkatkan
kinerja karyawan
5. Job describsi yang jelas dapat meningkatkan kinerja karyiawan

Faktor-faktor untuk meningkatkan kinerja


1. Mengidentifikasi kinerja
2. Mengukur kinerja
3. Memberikan umpan balik kinerja

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep dasar kewirauasahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif


dalam menciptakan suatu yang baru dan berbeda yang di jadikan dasar, kiat dalam

14
usaha atau perbaikan hidup. Hakikat dasar dari kewirausahaan adalah kterativitas
dan keinovasian.
Kesimpulan yang dapat dirangkum yaitu bahwa dengan berwirausaha
seseorang akan termotivasi untuk mmperoleh imbalan minimal dalam bentuk laba,
kebebasan, impian personal yang mungkin menjadi kenyataan, kemandirian,
disamping memiliki peluang-peluang pengembangan usaha, memiliki peluang untuk
mengendalikan nasibnya sendiri, seseorang wirausaha tidak menunggu hari gajian
atau tanggal gajian tetapi setiap hari di harapkan memperoleh pendapatan rutin serta
membuat lingkungan kerja yang nyaman dan hangat untuk mempertahankan dan
meningkatkan motivasi kerja.

B. SARAN

Penulis mengharapkan pada ibu/bapak, teman-teman atau siapapun yang


membaca makalah ini, semoga dapat mengetahui tentang konsep motivasi
kwirausahaan dalam kehidupan berwirausaha.

DAFTAR PUSTAKA

Hendro.( 2011). Dasar - dasar Kewirausahaan. Jakarta: penerbit Erlangga.


Swastha, Basu & Sukatjo,ibnu (2007). Pengantar Bisnis Modren, Liberty.
Yogyakarta:
Wibowo, Agus, (2011). Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta : PUSTAKA
PELAJAR

15
Triton, PB, (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia, Perspektif Partnership dan
Kolektivitas. Yogjakarta: EGC
Kasmir. (2009). Motivasi entrepreneur.jakarta: EGC

16

Anda mungkin juga menyukai