PENDAHULUAN
1
yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan
sebagai fokus pelayanan. Perubahan paradigma ini menempatkan perawat pada
posisi kunci dalam peran dan fungsinya. Hampir semua pelayanan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan
pelayanan kesehatan yang lain dilakukan oleh perawat.
1.3 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nursing theorys dari model promosi
kesehatan dari Nola J. Pender dalam lingkup layanan keperawatan.
2
1.1.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui latar belakang teori,konsep,asumsi serta
penerimaan teori Nola J. Pender
- Untuk memenuhi tugas Falsafah dan Teori Keperawatan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
berkontribusi pada pembentukan program penelitian untuk anak-anak dan remaja,
"kata Pender. Dia menyelesaikan PhD dalam bidang psikologi dan pendidikan
pada tahun 1969 di Universitas Northwestern. Penelitian disertasi Pender (1970)
menyelidiki perubahan perkembangan dalam proses penyandian memori jangka
pendek pada anak-anak. Dia memuji Dr. James Hall, penasihat program doktoral,
dengan "memperkenalkan saya pada pertimbangan tentang bagaimana orang
berpikir dan bagaimana pikiran seseorang memotivasi perilaku." Beberapa tahun
kemudian, ia menyelesaikan pekerjaan tingkat master dalam keperawatan
kesehatan masyarakat di Universitas Rush (Pender, komunikasi pribadi, 6 Mei
2004).
5
Praktik Keperawatan bersama-sama diprogram oleh Pender, Carolyn L. Murdaugh
(PhD), dan Mary Ann Parsons (PhD) dan diterbitkan pada tahun 2002, dan edisi
kelima diterbitkan pada tahun 2006.
Menurut teori ini, perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi
bersifat rasional dan ekonomis. Secara rasional individu akan bertindak
sebagaimana mestinya dalam mencapai sebuah apa yang mereka inginkan, dan
6
juga mereka cenderung akan mempertahankannya ketika keinginan tersebut tellah
dicapai, yaitu dengan cara:
a) Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai personal
yang positif.
Teori ini lebih cenderung sebagai model interaksi antara individu dengan
lingkunan, individu lain yang melibatkan perilaku sebagai suatu hal yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam teori ini setiap individu harus
mampu mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam membina
hubungan dengan lingkungan sekitar untuk mendukung proses adaptif, sehingga
hal ini mampu menjadi pencegahan dan promosi kesehatan yang dapat dilakukan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya sakit.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
6. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat
menambah hasil positif.
7. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
8. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu
menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku
yang sudah ada.
9. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi
keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
10. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi
kesehatan.
11. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka
waktu yang lama.
12. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan
perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit
dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.Komitmen pada rencana
kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika tindakan-
tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang
diharapkan.
13. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan
lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan
9
Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman yang
dapat mempengaruhi tindakannya. Karakteristik individu atau aspek pengalaman
dahulu lebih fleksibel sebagai variable karena lebih relevan pada perilaku
kesehatan utama atau sasran populasi utama.
10
C) Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan pelaksanaan
yang sukses. Misalnya strategi dengan kontrak yang disetujui bersama-sama
di mana satu kelompok komit dengan pengertian bahwa kelompok lain
memberi nyata reward atau penguatan jika komitmen itu didukung.
Komitmen sendiri tanpa strategi yang berhubungan sering menghasilkan
tujuan baik tetapi gagal dalam membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.
D) Kebutuhan yang mendesak (pilihan menjadi perilaku alternative) yang
mendesak masuk ke dalam kesadaran sehingga tindakan yang mungkin
dilakukan segera sebelum kejadian terjadi (suatu rencana perilaku promosi
kesehatan). Perilaku alternatif ini menjadikan individu dalam kontrol rendah
karena lingkungan tak terduga seperti kerja atau tanggung jawab merawat
keluarga. Kegagalan merespon permintaan berakibat tidak menguntungkan
bagi diri atau orang lain. Pilihan permintaan sebagai perilaku alternative
dengan penguatan di mana individu mempunyai level control yang tinggi.
Misalnya memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena
pilihan rasa, bau/selera. Permintaan yang mendesak dibedakan dari hambatan
di mana individu seharusnya melaksanakan suatu alternatif perilaku
berdasarkan permintaan eksternal yang tidak disangka atau hasil yang tidak
sesuai.
3.4 Konteks Untuk Penggunaan dan Implikasi Keperawatan
1
3.5 Penjelasan Skema/ Bagan/ Model Konseptual
Gambar 1.1 Model konseptual menurut Nola J. Pender (Dikutip dari Tomey,
Alligood. 2006
1
konteks lingkungan. Dalam edisi ketiga bukunya, Promosi Kesehatan dalam
Praktik Keperawatan, Pender (1996) menyatakan asumsi utama HPM yang
membahas orang, lingkungan, dan kesehatan sebagai berikut
A. Perilaku sebelumnya
Frekuensi perilaku yang sama atau serupa di masa lalu. Efek langsung dan
tidak langsung pada kemungkinan terlibat dalam perilaku mempromosikan
kesehatan.
B. Faktor Personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan social budaya.
Faktor-faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk
secara alami oleh target perilaku.
a) Faktor Biologis Personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status pubertas,
status menopause, kapasitasa erobik, kekuatan, kecerdasan atau keseimbangan.
b) Faktor Psikologis Personal
Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri, motivasi,
kemampuan personal, status kesehatan,dan definisi sehat
c) Faktor sosial kultural
Faktor-faktor seperti ras, etnis, akulturasi, pendidikan, dan status sosial ekonomi
dimasukkan.
Berikut ini adalah kognisi dan pengaruh spesifik perilaku yang dianggap sebagai
signifikansi motivasi utama; variabel-variabel ini dapat dimodifikasi melalui
tindakan keperawatan (Pender, 1996).
Manfaat Tindakan Yang Dirasakan
Manfaat tindakan yang dirasakan adalah hasil positif yang diharapkan yang akan
dihasilkan dari perilaku kesehatan
Hambatan Yang Dirasakan Untuk Bertindak
2
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian
empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata
dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan perilaku
promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi maupun
nyata. Hambatan ini terdiri atas : persepsi mengenai ketidaktersediaan,
tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-
tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blok,
rintangan dan biaya personal dari perilaku yang diberikan. Hilangnya kepuasan
dalam menghindari atau menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak
kesehatan seperti merokok atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi
perilaku / gayahidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan.
Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk menghindari perilaku-
perilaku yang diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan
tinggi maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak
tinggi dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar.
Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi prornosi
kesehatan secara langsung dengan bertindak sebagai locks terhadap tindakan
seperti penurunan komitmen untuk merencanakan tindakan.
3
Pengetahuan individu tentang efikasi diri didasarkan pada 4 tipe informasi :
1. Pencapaian kinerja dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan
evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar pribadi
atau umpan balik yang diberikan
2. Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-ce orang lain dan
hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan orang lain.
3. Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan tindakan tertentu.
4. Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana seseorang
menyatakan kemampuannya.
Dalam HPM, efikasi diri yang diperoleh dipengaruhi oleh
aktivity related affect. Makin positif affeck, makin besar persepsi eficacynya,
sebaliknya self eficacy mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy yang
tinggi akan mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku
yang ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara
langsung dengan harapanefficacy dan secara tidak langsung dengan
mempengaruhi hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.
Activity-Related Affect (sikap yang berhubungan dengan Aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku,
didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan,
sedang atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan didalam memori dan
dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif
terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu : emosional yang muncul
terhadap tindakan itu sendiri (activity-related), menindak diri sendiri (self-
related), atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-related).
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah
individu akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku
lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai
determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang
berhubungan dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negatif
kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan
4
perasaan positif dan negatif. Dengan demikian, keseimbangan di antara
afek positif dan negative sebelum, saat dan setelah perilaku tersebut merupakan
hal yang penting untuk diketahui.
McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif saat latihan
merupakan predictor yang penting terhadap Efficacy setelah latihan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional dan pengaruhnya terhadap
keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan sebagai sumberi
informasi efficacy. Dengan demikian, activity-related.Affect dikatakan
mempengaruhi perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak langsung
melalui komitmen terhadap rencana tindakan.
Interpersonal Influencer
kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman, dan
petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal meliputi: norma (harapan
dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial dan modeling (pembelajaran
5
melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga proses interpersonal
ini pada sejumlah penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk
melaksanakan perilaku promosi kesehatan. Norma sosial mernbentuk standar
pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan social untuk
suatu perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang
lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnyadari perilaku kesehatan dan
merupakan strategi yang penting bagi perubahan perilaku dalam teori kognitif
social. Pengaruh interpersonal mernpengaruhi perilaku promosi kesehatan secara
langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social atau dorongan untuk
komitmen terhadap rencana tindakan.
6
diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai
contoh, sutau lingkungan yang di tulis dilarang merokok akan menciptakan
klarakteristik perilaku tidak merokok dilingkungan tersebut seperti yang diminta.
Kedua situasi ini mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh
situasional telah memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya
dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting
bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam
mengembangkan stategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi penerirnaan
dan pemelihaman perilaku kesehatan.
7
5. Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan
Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada
alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari
yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku
promosi kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang
sebagai perilaku alternatif dimana individu relatif memiliki level kontrol yang
rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau
tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu
kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri
atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai
alternatif perilaku dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana
individu relatif menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat
mengeluarkan perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku
kompetisi. Tingkat dimana individu mampu Melawan pilihan kompetensi
tergantung pada kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari “memberi”
pilihan kompetetisi adalah memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah
lemak karena rasa atau selera pilihan; mengemudi dengan melewati pusat
rekreasi; selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau
belanja daripada berolahraga). Kedua kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat
menggelincirkan suatu rencana tindakan yang salah satunya telah dilakukan.
Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang harus dibawa oleh
individu dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan
eksternal atau hasil yang tidak baik/thengtintungkan dapat terjadi. Pilihan
kompetisi dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena
pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan
yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif.
Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan
menghindari gangguan. Beberapa individu dapat mempengaruhi perkembangan
atau secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi selama tindakan
daripada yang lain. Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan dari
pengaturan diri sendiri. Komitmen yang kuat untuk trieteneanikati tindakan
8
dapat mendukung pengabdian untuk melengkapai suatu perilaku mengingat
kebutuhan akan kornpetisi atau pilihan. Didalarn HPM, kebutuhan kompetisi
dengan segera dan pilihan secara langsung mempengaruhi kemungkinan
terjadinya perilaku kesehatan sebagaimana penganth tanggung jawab modera.
6. Perilaku Promosi Kesehatan
Variabel pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku sehingga
disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi kesehatan
adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM. Bagaimanapun harus dicatat
bahwa perilaku promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan
untuk mencapai kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan,
khususnya ketika berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua
aspek kehidupan, menghasilkan pengalarnan kesehatan yang positif
disepanjang proses kehidupan.
9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Hendricks, C., Murdaugh, C., & Pender, N. (2006). Profil gaya hidup remaja:
Karakteristik perkembangan dan psikometrik. Jurnal Asosiasi Perawat
Kulit Hitam Nasional, 17 (1), 1-5