Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori keperawatan adalah sebagai usaha menguraikan dan


menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan
dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan
untuk menggambarkan, menjelaskan, meperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan
atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Model konseptual keperawatan
merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang
melibatkan perawat di dalamnya.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Salah satu tujuan pokok
pembangunan kesehatan adalah peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat dan mengatasi sendiri masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya
peningkatan, pencegahan dan penyembuhan. Hal ini sesuai dengan perilaku
masyarakat yang di harapkan dalam Indonesia sehat yaitu bersifat proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit
dan melindungi dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat.

Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan pemantapan


upaya kesehatan. Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin
meningkat, walaupun pada kenyataannya derajat kesehatan masyarakat Indonesia
masih belum sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah telah
mencanangkan Indonesia sehat, yang merupakan paradigma baru yaitu paradigma
sehat, yang salah satunya menekankan pendekatan promotif dan preventif dalam
mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat! Terjadinya pergeseran
paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medikal yang
menitik beratkan pada pelayanan diagnosis dan pengobatan ke paradigma sehat

1
yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan  bukan
sebagai fokus pelayanan. Perubahan paradigma ini menempatkan perawat pada
posisi kunci dalam peran dan fungsinya. Hampir semua pelayanan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan
pelayanan kesehatan yang lain dilakukan oleh perawat.

Perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan


preventif ini telah direspon oleh ahli teori keperawatan Nolla J. Pender dengan
menghasilkan sebuah karya fenomenal tentang “Health Promotion Model“ atau
model promosi kesehatan. Model ini menggabungkan teori yaitu teori nilai
harapan (expectancy value) dan teori kognitif sosial (social kognitive theory) yang
konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis (Alligood,
2014). Makalah ini akan mencoba membahas tentang model promosi kesehatan
dari Nolla J. Pender serta komponen paradigma keperawatan tentang model
promosi kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah latar belakang teori Nola J. Pender?


2. Apa saja konsep-konsep utama dari teori Nola J.Pender?
3. Apa saja asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J. Pender?
4. Apa saja penegasan-penegasan yang ada dalam teori Nola J. Pender?
5. Bagaimana penerimaan teori Nola J. Pender oleh komunitas keperawatan?

1.3 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nursing theorys dari model promosi
kesehatan dari Nola J. Pender dalam lingkup layanan keperawatan.

2
1.1.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui latar belakang teori,konsep,asumsi serta
penerimaan teori Nola J. Pender
- Untuk memenuhi tugas Falsafah dan Teori Keperawatan

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Sejarah Nolla J. Pender

Pertemuan pertama Nola J. Pender dengan perawatan profesional terjadi


pada usia 7 tahun, ketika ia mengamati perawatan yang diberikan kepada bibinya
yang dirawat di rumah sakit. "Pengalaman menonton perawat merawat bibiku
dalam penyakitnya membuat saya tertarik dengan pekerjaan keperawatan," kata
Pender (Pender, komunikasi pribadi, 6 Mei 2004). Pengalaman ini dan
pendidikannya selanjutnya menanamkan dalam dirinya keinginan untuk merawat
orang lain dan memengaruhi keyakinannya bahwa tujuan menyusui adalah untuk
membantu orang merawat diri mereka sendiri. Pender berkontribusi pada
pengetahuan keperawatan tentang promosi kesehatan melalui penelitian,
pengajaran, presentasi, dan tulisannya.

Pender lahir 16 Agustus 1941, di Lansing, Michigan. Dia adalah anak


tunggal dari orang tua yang menganjurkan pendidikan untuk wanita. Dorongan
keluarga untuk menjadi perawat terdaftar membawanya ke sekolah Keperawatan
di Rumah Sakit Suburban Barat di Oak Park, Illinois. Sekolah ini dipilih karena
hubungannya dengan Wheaton College dan yayasan Kristen yang kuat. Dia
menerima diploma keperawatan pada tahun 1962 dan mulai bekerja di unit medis-
bedah dan kemudian di unit pediatrik di rumah sakit Michigan (Pender,
komunikasi pribadi, 6 Mei 2004).

Pada tahun 1964, Pender menyelesaikan sarjana muda dalam keperawatan


di Michigan State University. Dia memuji Helen Penhale, asisten dekan, yang
merampingkan programnya untuk mengembangkan pilihannya untuk pendidikan
lebih lanjut. Seperti biasa di tahun 1960-an, Pender mengubah jurusannya dari
keperawatan saat ia mengejar gelar sarjana. Dia memperoleh gelar master dalam
pertumbuhan dan perkembangan manusia di Michigan State University pada
tahun 1965. "MA dalam pertumbuhan dan perkembangan memengaruhi minat
saya pada kesehatan selama rentang hidup manusia. Latar belakang ini

4
berkontribusi pada pembentukan program penelitian untuk anak-anak dan remaja,
"kata Pender. Dia menyelesaikan PhD dalam bidang psikologi dan pendidikan
pada tahun 1969 di Universitas Northwestern. Penelitian disertasi Pender (1970)
menyelidiki perubahan perkembangan dalam proses penyandian memori jangka
pendek pada anak-anak. Dia memuji Dr. James Hall, penasihat program doktoral,
dengan "memperkenalkan saya pada pertimbangan tentang bagaimana orang
berpikir dan bagaimana pikiran seseorang memotivasi perilaku." Beberapa tahun
kemudian, ia menyelesaikan pekerjaan tingkat master dalam keperawatan
kesehatan masyarakat di Universitas Rush (Pender, komunikasi pribadi, 6 Mei
2004).

Setelah mendapatkan gelar PhD-nya, Pender mencatat perubahan dalam


pemikirannya untuk mendefinisikan tujuan asuhan keperawatan sebagai kesehatan
optimal individu. Serangkaian percakapan dengan Dr. Beverly McElmurry di
Northern Illinois University dan membaca Tingkat Tinggi Wellness oleh Halpert
Dunn (1961) menginspirasi gagasan tentang kesehatan dan keperawatan yang
diperluas. Pernikahannya dengan Albert Pender, seorang Associate Professor
bidang bisnis dan ekonomi yang telah berkolaborasi dengan istrinya secara tertulis
tentang ekonomi perawatan kesehatan, dan kelahiran seorang putra dan putri
memberikan motivasi pribadi yang meningkat untuk mempelajari lebih lanjut
tentang cara mengoptimalkan kesehatan manusia.

Pada tahun 1975, Pender menerbitkan "Model Konseptual untuk Perilaku


Kesehatan Preventif," sebagai dasar untuk mempelajari bagaimana individu
membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks
keperawatan. Artikel ini mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam
penelitian sebelumnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dan tindakan
individu dalam mencegah penyakit. Model Promosi Kesehatan (HPM) asli Pender
disajikan dalam edisi pertama teksnya, Promosi Kesehatan dalam Praktik
Keperawatan, yang diterbitkan pada tahun 1982. Berdasarkan penelitian
selanjutnya, HPM direvisi dan disajikan dalam edisi kedua pada tahun 1987 dan
dalam edisi ketiga pada tahun 1996. Edisi keempat dari Promosi Kesehatan dalam

5
Praktik Keperawatan bersama-sama diprogram oleh Pender, Carolyn L. Murdaugh
(PhD), dan Mary Ann Parsons (PhD) dan diterbitkan pada tahun 2002, dan edisi
kelima diterbitkan pada tahun 2006.

2.2 Konsep Utama Teori Nola J. Pender


Teori model konseptual Nola J. Pender dilatar belakangi oleh adanya suatu
bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini etrjadi dalam
suatu bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada
paradigma kesehatan dan keperawatan yang lebih holistik dalam memandang
sebuah penyakit dan berbagai gejala penyebabnya, bukan sebagai focus pelayanan
kesehatan saja. Pada perubahan paradigma inilah yang menjadikan perawat
sebagai posisi kunci dalam berbagai peran dan fungsinya dalam melakukan
pelayanan kesehatan.hampir semua lapisan dibidang pelayanan kesehatan dalam
melakukan pelayanan promosi dan preventif ( pencegahan) kesehatan dilakukan
oleh para perawat. Oleh karena adanya promosi dan preventif kesehatan yang
cenderung dilakuakan dan diupayakan oleh perawat inilah lahir sebuah teori dan
model konseptual dari Nola J. Pender yang berjudul “ Health Promotion Model “
atau model promosi kesehatan.

Model promosi kesehatan ini merupakan sebuah teori yang menggabungkan


2 teori yaitu Teori Nilai Harapan ( Expectancy value ) dan Teori Kognitif Social
( Social Cognitive). Teori Pender tentang model promosi kesehatan ini konsisten
dan berfokus pada pentingnya promosi dan pencegahan kesehatan untuk
dilakukan guna peningkatan kesehatan klien atau masyarakat yang lebih baik dan
optimal. Berikut penjelasan mengenai 2 teori yang menjadi komponen
terbentuknya teori model promosi kesehatan :

1. Teori Nilai Harapan ( Expectancy value theory)

Menurut teori ini, perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi
bersifat rasional dan ekonomis.  Secara rasional individu akan bertindak
sebagaimana mestinya dalam mencapai sebuah apa yang mereka inginkan, dan

6
juga mereka cenderung akan mempertahankannya ketika keinginan tersebut tellah
dicapai, yaitu dengan cara:

a) Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai personal
yang positif.

b) Peningkatkan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil yang


diinginkan. Individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan yang tidak
berguna dan tidak bernilai bagi dirinya.   Individu tidak akan melakukan
kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya jika dirasakan tidak
mungkin kegiatan tersebut dicapainya.

2. Teori Kognitif Sosial

Teori ini lebih cenderung sebagai model interaksi antara individu dengan
lingkunan, individu lain yang melibatkan perilaku sebagai suatu hal yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam teori ini setiap individu harus
mampu mempunyai pengetahuan dan kemampuan  yang lebih dalam membina
hubungan dengan lingkungan sekitar untuk mendukung proses adaptif, sehingga
hal ini mampu menjadi pencegahan dan promosi kesehatan yang dapat dilakukan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya sakit.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Asumsi Dari Model Promosi Kesehatan (HPM)


1. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar mereka tetap hidup dan dapat
mengekspresikan keunikannya
2. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya,
termasuk penilaian terhadap kemampuannya.
3. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan
mencoba mencapai keseimbangan perubahan diri yang stabil.
4. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur prilakunya.
5. Individu dalam bipsokososial yang kompleks berinteraksi dengan
lingkungannya secra terus – menerus.
6. Profesional kesehtan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang
berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.
7. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting
untuk perilaku.
3.2 Proposisi Model Promosi Kesehatan
1. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
2. Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka mengharapkan
keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
3. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan
melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.
4. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk
melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku.
5. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada
perilaku kesehatan spesifik.

8
6. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat
menambah hasil positif.
7. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
8. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu
menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku
yang sudah ada.
9. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi
keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
10. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi
kesehatan.
11. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka
waktu yang lama.
12. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan
perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit
dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.Komitmen pada rencana 
kegiatan kurang menunjukkan  perilaku yang diharapkan ketika tindakan-
tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang
diharapkan.
13. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan
lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan

3.3 Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM)

Terdapat beberapa variabel HPM, yaitu: sikap yang berhubungan dengan


aktivitas,komitmen pada rencana tindakan dan adanya kebutuhan yang mendesak.

Penjelasan tentang variable dari HPM dapat diuraikan di bawah ini.

1) Sikap yang berhubungan dengan aktifitas

9
Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman yang
dapat mempengaruhi tindakannya. Karakteristik individu atau aspek pengalaman
dahulu lebih fleksibel sebagai variable karena lebih relevan pada perilaku
kesehatan utama atau sasran populasi utama.

2) Komitmen Rencana Tindakan

Proses kognitif yang mendasari adanya rencana tindakan diantaranya:

A) Komitmen untuk melaksanakan tindakan spesifik sesuai waktu dan tempat


dengan orang-orang tertentu atau sendiri dengan mengabaikan persaingan.
B) Identifikasi strategi tertentu untuk mendapatkan, malaksanakan atau
penguatan terhadap perilaku.

10
C) Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan pelaksanaan
yang sukses. Misalnya strategi dengan kontrak yang disetujui bersama-sama
di mana satu kelompok komit dengan pengertian bahwa kelompok lain
memberi nyata reward atau penguatan jika komitmen itu didukung.
Komitmen sendiri tanpa strategi yang berhubungan sering menghasilkan
tujuan baik tetapi gagal dalam membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.
D) Kebutuhan yang mendesak (pilihan menjadi perilaku alternative) yang
mendesak masuk ke dalam kesadaran sehingga tindakan yang mungkin
dilakukan segera sebelum kejadian terjadi (suatu rencana perilaku promosi
kesehatan). Perilaku alternatif ini menjadikan individu dalam kontrol rendah
karena lingkungan tak terduga seperti kerja atau tanggung jawab merawat
keluarga. Kegagalan merespon permintaan berakibat tidak menguntungkan
bagi diri atau orang lain. Pilihan permintaan sebagai perilaku alternative
dengan penguatan di mana individu mempunyai level control yang tinggi.
Misalnya memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena
pilihan rasa, bau/selera. Permintaan yang mendesak dibedakan dari hambatan
di mana individu seharusnya melaksanakan suatu alternatif perilaku
berdasarkan permintaan eksternal yang tidak disangka atau hasil yang tidak
sesuai.
3.4 Konteks Untuk Penggunaan dan Implikasi Keperawatan

Layanan promosi kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan


populasi di mana-mana. Perlu dicatat bahwa orang dari segala usia bisa
mendapatkan keuntungan dari promosi kesehatan, yang harus disampaikan di
mana orang menghabiskan banyak waktu mereka (misalnya sekolah dan tempat
kerja). Perawat dapat mengembangkan dan melaksanakan intervensi promosi
kesehatan kepada individu, kelompok, dan keluarga di sekolah, pusat perawatan,
pengaturan kesehatan kerja dan masyarakat pada umumnya. Perawat harus
bekerja ke arah pemberdayaan untuk perawatan diri dan meningkatkan kapasitas
klien untuk perawatan diri melalui pendidikan dan pengembangan. (Wills dan
McEwen, 2007)

1
3.5 Penjelasan Skema/ Bagan/ Model Konseptual

Model (Gambar 1.1) bergerak menuju pemahaman multifungsi dari sifat


alami seseorang yang berhubungan dengan hubungan interpersonal alami mereka
dan berinteraksi dengan lingkungan fisik saat mereka memiliki pengalaman
terhadap kesehatan. Karena model ini, perawat memiliki kemajuan dalam
pendekatan kesehatan kepada mereka, menangani tidak hanya sisi kuratif, tetapi
juga sebagai pencegahan penyakit dan promosi kesejahteraan. Aplikasi dari teori
ini adalah bervariasi dan substantif.

Gambar 1.1 Model konseptual menurut Nola J. Pender (Dikutip dari Tomey,
Alligood. 2006

Asumsi tersebut mencerminkan perspektif ilmu perilaku dan menekankan


peran aktif pasien dalam mengelola perilaku kesehatan dengan memodifikasi

1
konteks lingkungan. Dalam edisi ketiga bukunya, Promosi Kesehatan dalam
Praktik Keperawatan, Pender (1996) menyatakan asumsi utama HPM yang
membahas orang, lingkungan, dan kesehatan sebagai berikut

Karakteristik dan pengalaman individu:

A. Perilaku sebelumnya

Frekuensi perilaku yang sama atau serupa di masa lalu. Efek langsung dan
tidak langsung pada kemungkinan terlibat dalam perilaku mempromosikan
kesehatan.

B. Faktor Personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan social budaya.
Faktor-faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk
secara alami oleh target perilaku.
a) Faktor Biologis Personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status pubertas,
status menopause, kapasitasa erobik, kekuatan, kecerdasan atau keseimbangan.
b) Faktor Psikologis Personal
Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri, motivasi,
kemampuan personal, status kesehatan,dan definisi sehat
c) Faktor sosial kultural
Faktor-faktor seperti ras, etnis, akulturasi, pendidikan, dan status sosial ekonomi
dimasukkan.
Berikut ini adalah kognisi dan pengaruh spesifik perilaku yang dianggap sebagai
signifikansi motivasi utama; variabel-variabel ini dapat dimodifikasi melalui
tindakan keperawatan (Pender, 1996).
 Manfaat Tindakan Yang Dirasakan
Manfaat tindakan yang dirasakan adalah hasil positif yang diharapkan yang akan
dihasilkan dari perilaku kesehatan
 Hambatan Yang Dirasakan Untuk Bertindak

2
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian
empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata
dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan perilaku
promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi maupun
nyata. Hambatan ini terdiri atas : persepsi mengenai ketidaktersediaan,
tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-
tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blok,
rintangan dan biaya personal dari perilaku yang diberikan. Hilangnya kepuasan
dalam menghindari atau menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak
kesehatan seperti merokok atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi
perilaku / gayahidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan.
Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk menghindari perilaku-
perilaku yang diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan
tinggi maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak
tinggi dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar.
Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi prornosi
kesehatan secara langsung dengan bertindak sebagai locks terhadap tindakan
seperti penurunan komitmen untuk merencanakan tindakan.

 Efikasi Diri Yang Dirasakan  (Perceived Self Efficacy)


 seperti didefinisikan oleh Bandura adalah pertimbangan / keputusan dari
kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara
nyata. Pertimbangan dari personal efikasi dibedakan dari harapan yang ada dalarn
tujuan. Efikasi diri yang dirasakan adalah pertimbangan dari kemampuan untuk
menyelesaikan tingkat kinerja yang pasti, dimana tujuannya atau harapannya
adalah suatu pertimbangan dari suatu konsekuensi (contohnya manfaat dan biaya)
sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan
kompetensi dalam domain Motivasi individu untuk melibatkan perilaku-perilaku
yang mereka lalui. Perasaan kemanjuran dan ketrampilan dalam kinerja seseorang
sepertinya mendorong untuk melibatkan/ menjalankan perilaku yang lebih banyak
daripada perasaan ceroboh dan tidak terampil

3
Pengetahuan individu tentang efikasi diri didasarkan pada 4 tipe informasi :
1. Pencapaian kinerja dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan
evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar pribadi
atau umpan balik yang diberikan
2. Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-ce orang lain dan
hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan orang lain.
3. Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan tindakan tertentu.
4. Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana seseorang
menyatakan kemampuannya.
Dalam HPM,  efikasi diri  yang diperoleh dipengaruhi oleh
aktivity related affect. Makin positif affeck, makin besar persepsi eficacynya,
sebaliknya self eficacy mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy yang
tinggi akan mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku
yang ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara
langsung dengan harapanefficacy dan secara tidak langsung dengan
mempengaruhi hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.
 Activity-Related Affect (sikap yang berhubungan dengan Aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku,
didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan,
sedang atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan didalam memori dan
dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif
terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu : emosional yang muncul
terhadap tindakan itu sendiri (activity-related), menindak diri sendiri (self-
related), atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-related).
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah
individu akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku
lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai
determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang
berhubungan dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negatif
kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan

4
perasaan positif dan negatif. Dengan demikian, keseimbangan di antara
afek  positif dan negative sebelum, saat dan setelah perilaku tersebut merupakan
hal yang penting untuk diketahui.

Activity-related Affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap


yang dikemukakan olch Fishbein dan Ajzen. Dimensi evaluasi terhadap sikap
lebih mencerminkan evaluasi afektif pada hasil spesifik dari suatu perilaku dari
pada respon terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri. Untuk beberapa perilaku
yang diberikan, rentang penuh dari perasaan negatif dan positif harus diuraikan
sehingga keduanya dapat diukur secara akurat. Dalam beberapa instrument untuk
mengukur afek, perasaan negatif diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan
positif. Hal ini tidak rnengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi
telah diteliti lebih banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang. 
Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara  self-
efficacy dan activity related affect.

McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif saat latihan
merupakan predictor yang penting terhadap Efficacy setelah latihan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional dan pengaruhnya terhadap
keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan sebagai sumberi
informasi efficacy. Dengan demikian, activity-related.Affect dikatakan
mempengaruhi perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak langsung
melalui komitmen terhadap rencana tindakan.

 Interpersonal Influencer

Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai perilaku,


kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain. Kesadaran ini bisa atau
tidak  bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh interpersonal
pada perilaku promosi.

kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman, dan
petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal meliputi: norma (harapan
dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial dan modeling (pembelajaran

5
melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga proses interpersonal
ini pada sejumlah penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk
melaksanakan perilaku promosi kesehatan. Norma sosial mernbentuk standar
pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan social untuk
suatu perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang
lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnyadari perilaku kesehatan dan
merupakan strategi yang penting bagi perubahan perilaku dalam teori kognitif
social. Pengaruh interpersonal mernpengaruhi perilaku promosi kesehatan secara
langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social atau dorongan untuk
komitmen terhadap rencana tindakan.

Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan, contoh


pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang cukup untuk berperilaku
dalam cara yang konsisten dengan pengaruh interpersonal, individu mungkin akan
melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan pujian dan dukungan social
bagi mereka.

 Pengaruh Situasional (Situational Influences)

Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau keadaan


dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku. Pengaruh situasi
pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan yang ada,
kharakteristik permintaan, dan ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan
dimana perilaku tersebut dilakukan. Individu tertarik dan lebih kompeten dalam
perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan yang mereka rasa lebih
cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan yang berhubungan dari
pada yang asing, lingkungan yang aman dan meyakinkan dari pada lingkungan
yang tidak aman dan mengancarn. Lingkungan yang menarik  juga lebih
diinginkan untuk melaksanakan perilaku kesehatan

Dalarn HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai pengaruh


langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi dapat secara
langsung mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu lingkungan yang

6
diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai
contoh, sutau lingkungan yang di tulis dilarang merokok akan menciptakan
klarakteristik perilaku tidak merokok dilingkungan tersebut seperti yang diminta.
Kedua situasi ini mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh
situasional telah memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya
dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting
bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam
mengembangkan stategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi penerirnaan
dan pemelihaman perilaku kesehatan.

2.7.1.2 Hasil Perilaku

Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal dari


suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke
arah perilaku yang di harapkan

1. Tanggung Jawab Untuk Merencanakan Tindakan (POA)


Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada tidak.
Kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan berperilaku.
Tanggung dalam merencanakan tindakan pada HPM yang telah direvisi
menunjukkan pokok yang mendasari proses kognitif.
2. Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan
tempat yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara sendirian,
dengan mengabaikan pilihan berkompetensi.
3. Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk mendapatkan,
membawa dan memperkuat perilaku.
4. Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada tempat
yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan
kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut bahvva perencanaan
tindakan (POA) yang dikembangkan oleh perawat dan klien akan sukses di
implementasikan. Tanggung jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman
sejawat sering mengahasilkan tujuan yang baik” namun gagal membentuk
suatu nilai perilaku kesehatan.

7
5. Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan
Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada
alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari
yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku
promosi kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang
sebagai perilaku alternatif dimana individu relatif memiliki level kontrol yang
rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau
tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu
kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri
atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai
alternatif perilaku dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana
individu relatif menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat
mengeluarkan perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku
kompetisi. Tingkat dimana individu mampu Melawan pilihan kompetensi
tergantung pada kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari “memberi”
pilihan kompetetisi adalah memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah
lemak karena rasa atau selera pilihan; mengemudi dengan melewati pusat
rekreasi; selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau
belanja daripada berolahraga). Kedua kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat
menggelincirkan suatu rencana tindakan yang salah satunya telah dilakukan.
Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang harus dibawa oleh
individu dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan
eksternal atau hasil yang tidak baik/thengtintungkan dapat terjadi. Pilihan
kompetisi  dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena
pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan
yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif. 
Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan
menghindari gangguan. Beberapa individu dapat mempengaruhi perkembangan
atau secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi selama tindakan
daripada yang lain. Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan dari
pengaturan diri sendiri. Komitmen  yang kuat untuk trieteneanikati tindakan

8
dapat mendukung pengabdian untuk melengkapai suatu perilaku mengingat
kebutuhan akan kornpetisi atau pilihan. Didalarn HPM, kebutuhan kompetisi
dengan segera dan pilihan secara langsung mempengaruhi kemungkinan
terjadinya perilaku kesehatan sebagaimana penganth tanggung jawab modera.
6. Perilaku Promosi Kesehatan
Variabel pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku sehingga
disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi kesehatan
adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM. Bagaimanapun harus dicatat
bahwa perilaku promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan
untuk mencapai kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan,
khususnya ketika berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua
aspek kehidupan, menghasilkan pengalarnan kesehatan yang positif
disepanjang proses kehidupan.

9
BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Keperawatan memiliki peran untuk membantu klien termasuk memberi


pendidikan kesehatan, sehingga mereka memiliki perilaku baru yang dapat
memberikan dampak positif untuk kelangsungan hidupnya. Model promosi
kesehatan oleh Nola J. Pender dengan menggabungkan dua teori yaitu Nilai
Pengharapan (Expectancy Value) dan Teori pembelajaran social (social Cognitive
Theory) yang memandang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit sebagai
sesuatu yang logis dan ekonomis.

Model promosi kesehatan memandang klien sebagai manusia yang memiliki


fungsi yang holistic yang selalu berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu
lingkungan dapat mempengaruhi perilaku yang ditampilkan oleh klien.
Pengembangan perilaku baru yang diinginkan dapat dipelajari dari pengalaman
orang lain.

Model promosi kesehatan memiliki asumsi bahwa manusia selalu mencoba


menciptakan kondisi agar tetap hidup sehingga mereka dapat mengekspresikan
keunikannya. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan dilihat dengan
memperhatikan perilaku sebelumnya, karena perilaku tersebut memberikan efek
secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku promosi kesehatan yang
akan dipilih.

4.2 Saran

Semoga makalah ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa dan mahasiswi


keperawatan dalam mengetahui teori keperawatan Nola J. Pender dengan
menghasilkan karya tentang “Health Promotion Model” atau model promosi
kesehatan Nola J Penden dan kami berharap makalah ini mendapatkan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Menuju teori perubahan perilaku yang


menyatukan. Ulasan Psikologi, 84 (2), 191-215.

Becker, M. H. (1974). Model kepercayaan kesehatan dan perilaku pribadi.


Thorofare, (NJ): Charles B. Slack

Dunn, H. L. (1961). Kesehatan tingkat tinggi. Arlington, (VA): Beatty

Feather, N. T. (1982). Harapan dan tindakan: Model nilai-harapan dalam


psikologi. Hilssdale, (NJ): Lawrence Erlbaum Associates.

Hendricks, C., Murdaugh, C., & Pender, N. (2006). Profil gaya hidup remaja:
Karakteristik perkembangan dan psikometrik. Jurnal Asosiasi Perawat
Kulit Hitam Nasional, 17 (1), 1-5

Anda mungkin juga menyukai