Anda di halaman 1dari 9

Garuda Indonesia adalah perusahaan penerbangan nasional yang dimiliki oleh indonesia

serta maskapai pertama dan terbesar yang ada di Indonesia, Dengan tujuan serta pendekatan

yang berorientasi untuk “melayani” serta Garuda Indonesia juga mempunyai slogan yaitu “The

Airline Of Indonesia”. Garuda ini sendiri diambil dari nama burung, yaitu burung dari dewa

Wisnu dalam legenda pewayangan. Sejarah perkembangan penerbangan dilakukan sejak dulu

pada saat Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaanya. Penerbangan komersial pertama

yang dilakukan oleh Indonesia menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari

Calcutta ke Rangoon dan diberi nama “Indonesian Airways” dilakukan pada 26 Januari 1949

yang sekaligus juga menjadi hari jadi dari Garuda Indonesia. Serta di tahun yang sama yaitu pada

tanggal 28 Desember 1949 pertama kalinya pesawat Garuda di cat dengan logo “Garuda

Indonesian Airways” pesawat tipe Douglas DC3 dengan nomor registrasi PK-DPD, yang pada

saat itu terbang dari Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput presiden pertama yaitu

Presiden Soekarno. Dan itulah penerbangan Garuda yang pertama dengan logo “Garuda

Indonesian Airways” serta nama tersebut di berikan oleh Presiden Soekarno dan nama itu di

perolehnya dari penyair terkenal “Noto Soeroto”. "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn

vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, “Saya Garuda, burung Vishnu yang

melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.

Sepanjang tahun 80an, Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasional mengalami

restrukturisasi besar-besaran yang menuntut perusahaan merancang pelatihan yang menyeluruh

bagi karyawannya dan mendorong perusahaan mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, “Garuda

Training Centre” yang sekarang di kenal sebagai “Garuda Indonesia Training Center – GITC”

yang terletak di Jakarta Barat. Selain itu Pusat Pelatihan, Garuda Indonesia juga membangun
Pusat Perawatan Pesawat “Garuda Maintenance Facility (GMF)” di bandara internasional

SoekarnaHatta di masa itu.

Di masa awal 90an, Strategi dengan jangka panjang Garuda Indonesia disusun hingga

melampaui tahun 2000. Armada juga terus ditingkatkan sehingga pada saat itu, Garuda Indonesia

masuk kedalam daftar 30 maskapai terbesar di dunia.

Sejak awal tahun 2005, Tim manajemen yang baru mulai membuat perencanaan bagi

masa depan Garuda Indonesia. Di bawah kendali manajemen baru, Garuda Indonesia

melaksanakan evaluasi ulang dan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan

meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan,

memahami pelanggan, dan yang terpenting adalah memperbaharui dan membangkitkan semangat

Garuda Indonesia.

Untuk menyokong segala bentuk kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 5 (lima)

Entitas Anak yang fokus pada produk atau jasa pendukung bisnis Perusahaan induk, yaitu PT

Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Aero Wisata, PT Garuda Maintenance Facility Aero

Asia, PT Aero Systems Indonesia, dan PT Citilink Indonesia.

a) PT. Abacus Distribution System Indonesia

Abacus Indonesia atau yang sekarang lebih di kenal dengan nama Sabre Travel

Network Indonesia yaitu merupakan perusahaan peyedia sistem perjalanan terbesar

yang ada di Indonesia dan juga perusahaan ini telah menguasai lebih dari 67%

Market Share GDS di Indonesia. PT Abacus Distribution System Indonesia Didirikin

pada tanggal 1 Maret 1995 yang berlokasi di Wisma Kyoei Prince, Lt. 20 Jl. Jend

sudirman, kav. 3-4, Jakarta 10220.1

1 Sabre Indonesia, Tentang Sabre Indonesia, http://www.sabretn.co.id/tentang-sabre-indonesia/, di akses tanggal 24


Februari 17, Pukul 17:43 WIB
b) PT. Aero Wisata

Aerowisata adalah perusahaan yang menyiadakan pelayanan di bidang Hospitality

dan juga perusahaan yang selalu mempunyai komitmen dan semangat memberikan

pelayanan dan kualitas yang sempurna bagi pengguna jasa. Perusahaan Aerowisata

ini didirikam 1973 dibawah naungan atau anak perusahaan Garuda Indonesia, serta

Garuda indonesia juga menjadi salah satu pendukung dari perusahaan tersebut. PT.

Aerowisata bertempat di Aerowisata Building Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun

No.32 Jakarta Pusat.2

c) PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia

Garuda Maintenance Facility Aero Asia adalah merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang perawatan pesawat baik pesawat yang dimiliki oleh Garuda

Indonesia sendiri maupun pesawat-pesawat yang dimiliki oleh perushaan-perusahaan

penerbangan lainnya. Perusahaan ini lahir ataupun berdiri pada tahun 1949 bertempat

di bandar Udara Halim Perdana Kusuma dengan atau sebagai Divisi Teknis Garuda

Indonesia Airlines di Kemayoran kala itu, akan tetapi pada tahun 1984 perusahaan ini

berpindah tempat ke Cengkareng tepatnya di Bandar udara Internasional Soekarno-

Hatta dengan atas nama Divisi Maintence and Engineering , yang akhirnya

berkembang menjadi unit usaha mandiri.

Akan tetapi pada tahun 1988 GMF Aeroasia telah berubah menjadi Strategic

Business Unit yang pada saat itu bertugas untuk menangani masalah perawatan

pesawat oleh semua armada Garuda Indonesia. Dan akhirnya pada tahun 2002 SBU

2 Aerowisata, Our History, http://www.aerowisata.com/profile/history/?lang=id, di akses tanggal 25 Februari 2017,


Pukul 14:53 WIB
resmi di pisahkan dari Garuda Indonesia dan berdiri sendiri dengan nama baru yaitu

PT Garuda Maintence Aero

Asia serta tetap dibawah naungan Garuda Indonesia Group. 3

d) PT. Aero System Indonesia

Aero System Indonesia adalah yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama PT.

Lutfthansa System Indonesia didirikan pada tahun 2005. Pada awal berdirinya

perusahaan tersebut dalam kepemilikan perusahaan PT.

Garuda Indonesia memiliki 51% Saham sedangkan PT. Lufthansa System Indonesia

memiliki 49% Saham, yang terpaut hanya 2% dari saham yang dimilki oleh Garuda

Indonesia. Akan tetapi pada tahun 2009 tepatnya pada tanggal 29 Januari 2009 telah

terjadi perpindahan ataupun pengalihan saham dari LSG kepada PT.Aerowisata.

Perusahaan ini memiliki ruang lingkup yakni di bidang jasa konsultasi dan rekayasa

sistem teknologi informasi serta jasa pemeliharaan terhadap perusahaanperusahaan

penerbangan dan industri-industri lainnya.4 Perusahaan bertempat di Gedung Garuda

1st Floor JL. Gunung Sahari Raya No.52 Kemayoran, Central Jakarta. Serta juga

mempunyai kantor manajemen yang terletak di Support Management Building, 2nd

floor, Garuda City,

Soekarno-hatta International Airport Office Area, Cengkareng,

Tangerang.5

e) PT. Citilink Indonesia

3 GMF Aero asia, GMF Journey, Over Decades of/ Experince, http://www.gmf-aeroasia.co.id/aboutgmf/, di akses
tanggal 25 Februari 2017, Pukul 15:18 WIB
4 Garuda Indonesia, Aero System Indonesia, http://garuda.lima-city.de/menu-garuda/anak/anakhtml/anak-asys-
indo.html, di akses tanggal 25 Februari 2017, Pukul 15:47 WIB
5 PT. Aero System Indonesia, https://www.asyst.co.id/, di akses tanggal 25 Februari 17, Pukul 15:50
WIB
Citilink Indonesia adalah adalah perusahaan penerbangan dengan biaya murah

yang dimiliki oleh Indonesia, perusahaan yang berdiri pada tahun 2001 ini merupakan

anak perusahaan dari maskapai terbesar yang ada di Indonesia yaitu Garuda

Indonesia. Selain itu di tahun yang sama juga Citilink telah diberikan izin untuk

terbang secara mandiri dan sejak itu pula Citilink juga beroperasi sebagai anak

perusahaan dalam Garuda Indonesia Group. Dari tahun ke tahun jumlah penumpang

dari penerbangan Cilitink selalu mengalami peningkatan serta Citilink juga sudah

mempunyai banyak rute tujuan penerbangan yang tersebar di seluruh penjuru

Nusantara bahkan Mancanegera. 6

Dalam menjalakankan operasional kegiatan tentunya tentunya banyak faktor-faktor yang

mendukung terlebih pada suatu perusahaan penerbangan contohnya Garuda Indonesia yang

selalu didukung dengan armada-armada yang malang melintang menerbangi pelosok negeri

hingga mancanegera. Garuda Indonesia mengoperasikan 134 pesawat yang di dalam terdiri dari

pesawat tipe yang berukuran kecil dan berukuran besar dengan kapasitas penumpang yang

banyak pula, dengan jarak tempuh dekat, menengah dan jauh

Pada 26 Januari 2021 Garuda Indonesia (GA) memasuki 72 tahun berkiprah


sebagai ‘flag carrier’ atau maskapai resmi pembawa bendera negara Republik
6 Garuda Indonesia, Garuda Citilink, http://garuda.lima-city.de/menu-garuda/citilink/citilinkhtml/citilink-indo.html,
di akses tanggal 25 Februari 201, Pukul 16:17 WIB
Indonesia. Dalam perjalanan sebagai transportasi udara dalam penerbangan domestik
dan internasional, puluhan prestasi dan penghargaan sudah diraih. Selain itu, dalam
perjalanan kiprahnya Garuda Indonesia melakukan revitalisasi perusahaan, perbaikan
layanan, perombakan manajemen, dan logo perusahaan dalam upaya meningkatkan
kinerja dan performa.

Upaya meningkatkan performa Garuda Indonesia telah dilakukan sejak 1970-1980.


Dirut Garuda Wiweko Soepono melakukan program revitalisasi perusahaan yang
mencakup perbaikan layanan, mengganti sistem manajemen, anti-KKN, memperbarui
dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan Internasional. Wiweko
yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi
maskapai terbesar kedua se-Asia setelah Japan Airlines serta menjadi maskapai
terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.

Pada tahun 1985, Garuda Indonesia dipimpin R.A.J Lumenta yang melakukan re-
branding terhadap maskapai dengan mengubah nama dari Garuda Indonesian Airways
menjadi Garuda Indonesia. Selanjutnya memindahkan pangkalan utama yang
sebelumnya berada di Bandara Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma
dipindahkan ke Soekarno Hatta dan melakukan perbaikan sistem manajemen dan
penambahan rute.

Sebagai maskapai yang mencerminkan karakter budaya bangsa, pada 2009 di bawah
kepemimpinan Emirsyah Satar kembali melakukan restrukturisasi dan revitalisasi
layanan maskapai Garuda Indonesia. Upaya tersebut dilakukan menyeluruh terhadap
seluruh aspek maskapai. Upaya awal yang dilakukan yakni program transformasi bisnis
dan pengembangan pembangunan korporasi Quantum Leap, melakukan berbagai
penyegaran ulang kembali maskapai lewat seragam dan logo baru.

Budaya kerja yang sebelumnya sangat birokratis dan lamban eksekusinya membuat
sistem yang ada menjadi tidak ramah dengan ide dan kreativitas yang berakibat pada
terhambatnya performa kompetitivitas Garuda Indonesia dengan maskapai
penerbangan lain. Oleh karena itu Garuda Indonesia mengubah budaya kerja yang
mendukung munculnya ide kreatif dan professional dari karyawan agar dapat
berkompetisi dengan maskapai lain.

Selanjutnya, pada 11 Februari 2011, Garuda Indonesia secara resmi menjadi


perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten saham
GIAA. Upaya ini sekaligus untuk meningkatkan modal bagi pengembangan bisnis
perusahaan.

Sebagai langkah penting untuk mempersiapkan kehadirannya di kancah Internasional


sekaligus fondasi dasar agar memiliki konektivitas yang luas dan menjangkau seluruh
bagian didunia, pada 5 Maret 2014 Garuda Indonesia bergabung dengan Skyteam,
salah satu aliansi penerbangan di dunia. Tiga aliansi maskapai penerbangan
penumpang terbesar adalah SkyTeam, Star Alliance and Oneworld.
Pada 2013 – 2018, Garuda Indonesia GA terpilih sebagai Top 10 Global Airlines (10
Besar Maskapai Top Dunia) versi Skytrax. Pada periode yang bersamaan yakni 2014 –
2018 Garuda Indonesia menerima penghargaan ‘The World’s Best Cabin Crew (Awak
Kabin Terbaik di Dunia)’ dari Skytrax selama lima tahun berturut-turut.

Salah satu tolok ukur kinerja perusahaan penerbangan adalah ketepatan waktu
penerbangan. Maskapai Nasional Garuda Indonesia berhasil memperoleh pengakuan
internasional sebagai “The Most Punctual Airline in the World” pada Punctuality League
2020 oleh lembaga pemeringkatan On Time Performance independen asal Inggris,
OAG Flightview yang menilai kinerja tingkat ketepatan waktu maskapai dunia.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Punctuality League 2020, Garuda Indonesia
berhasil mencatatkan capaian tingkat ketepatan waktu tertinggi sebesar 95,01% dari
57,5 juta flight record penerbangan dunia selama tahun 2019 sekaligus menjadi
maskapai dengan tingkat ketepatan waktu terbaik di Asia Pasifik.

Keunikan, ciri khas, dan keunggulan yang melegenda dari maskapai Garuda Indonesia
adalah selalu membawa Indonesia ke dalam setiap penerbangan melalui
berbagai touch points dalam konsep ‘Garuda Indonesia Experience’ yang didasarkan
pada panca indra atau “5 senses” (sight, sound, scent, taste, dan touch), antara lain:

 Menggunakan corak atau motif batik Indonesia di seragam awak kabin dan
petugas lini depan, lounge atau ruang tunggu penumpang, dan kantor penjualan
Garuda Indonesia
 Mengaransemen lagu-lagu Indonesia dengan nama ‘The Sound of Indonesia’
dan memasangnya tidak hanya di pesawat sebagai pengantar sebelum terbang
tetapi juga di kantor penjualan Garuda Indonesia
 Menyiapkan secara khusus berbagai menu khas Indonesia untuk disajikan di
atas pesawat
 Mengutamakan ‘Indonesian Hospitality’ atau keramahtamahan Indonesia dalam
setiap pelayanan

Kontrak Bombardier CRJ1000


Pada Februari 2021, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memutuskan melakukan
pemutusan kontrak sewa Bombardier CRJ1000 secara sepihak. Perusahaan BUMN ini
siap menanggung risiko bisnis akibat penghentian sewa kontrak pesawat Bomardier
CRJ1000.

Setelah berulang kali mencoba negosiasi tanpa hasil, PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk menghentikan kontrak sewa Bombardier CRJ1000 dari Nordic Aviation Capital.
Penghentian sepihak yang didukung Pemerintah RI itu diharapkan bisa menekan
kerugian akibat penggunaan pesawat yang tidak sesuai kebutuhan pasar Indonesia itu.
Kontrak pengadaan pesawat itu merugikan Garuda lebih dari 30 juta dollar AS atau Rp
419,67 miliar per tahun.

Dari 18 pesawat tipe Bombardier CRJ1000 yang dioperasikan Garuda, 12 pesawat


dikontrak dari perusahaan penyewa pesawat Nordic Aviation Capital (NAC) di Denmark
dengan skema sewa murni. Adapun enam pesawat dikontrak dari perusahaan asal
Kanada, Export Development Canada EDC, dengan skema tersedia opsi membeli.

Pemutusan kontrak mulai 1 Februari 2021 tersebut enam tahun lebih cepat dari masa
kontrak yang seharusnya jatuh tempo pada 2027. Pesawat yang dikontrak sejak 2011
itu diparkir di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, dengan status tidak
digunakan lagi.

Dari tahun ke tahun biaya menyewa pesawat tersebut senilai 27 juta dollar AS.
Penyewaan pesawat itu merugikan Garuda karena tidak sesuai dengan kebutuhan
pasar Indonesia. (Kompas, 11 Februari 2021, “Rugikan Garuda, Kontrak Diputus”)

Dengan pemutusan kontak lebih awal pada dari Februari 2021, Garuda Indonesia bisa
menyelamatkan lebih dari 220 juta dollar AS. Hal ini sebagai upaya untuk
menghilangkan atau minimal mengurangi kerugian penggunaan pesawat ini di Garuda.
Ditambah kondisi pandemi yang belum diketahui kapan berakhir, Garuda Indonesia
tidak punya pilihan, selain secara profesional menghentikan kontrak ini.

Pemerintah melalui Kementerian BUMN mendukung langkah Garuda untuk


menghentikan kontrak. Langkah sepihak itu dinilai paling tepat untuk menyelamatkan
uang perseroan dan negara dari kerugian terus-menerus.

Untuk memastikan konektivitas penerbangan tetap berlangsung, Garuda akan


mengganti armada di rute penerbangan yang selama ini menggunakan 12 Bombardier
CRJ1000 dengan armada Boeing 737-800 yang dimiliki Garuda.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dengan mobilitas tinggi,


Garuda Indonesia merespon Pandemi Covid-19 dengan sejumlah kebijakan. Tujuannya
untuk menjaga stabilitas perusahaan sekaligus tetap memperhatikan keamanan dan
kenyamanan konsumen.

Kebijakan-kebijakan Garuda Indonesia yaitu menyesuaikan kapasitas dan frekuensi


atau menunda rute penerbangan, memberikan diskon untuk rute penerbangan tertentu,
mengoptimalkan potensi layanan kargo dan charter, berkoordinasi dengan pemerintah,
serta efisiensi biaya dan melakukan negosiasi ulang dengan vendor Garuda Indonesia
Grup.
Penerbangan di masa awal pandemi tahun 2020 lalu frekuensi dan intensitasnya
sangat sedikit. Bahkan, Garuda Indonesia pada 25 April 2020 – 31 Mei 2020 atau
selama sebulan memutuskan penundaan penerbangan hampir ke semua rute domestik
dan internasional. Hal tersebut dilakukan membatasi kemungkinan penyebaran Covid-
19.

Anda mungkin juga menyukai