Anda di halaman 1dari 40

A.

Teori Ekonomi Mikro


1. TEORI DEMAND AND SUPPLY

A. Pengertian Demand

Demand adalah kesediaan (preference) pembeli untuk membeli sejumlah


barang tertentu pada suatu tingkat harga tertentu.

Kondisi permintaan konsumen dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:


 Keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa (willingness to consume)
 Kemampuan untuk mewujudkan keinginan mengkonsumsi tersebut
(ability to consume)
Ada dua pengertian permintaan menurut subjeknya:

a. Permintaan Individual

Permintaan individu adalah alternatif jumlah barang yang diminta oleh seorang
konsumen pada tinglat harga tertentu (Qdx).

b. Permintaan kolektif

Permintaan kolektif adalah alternatif jumlah barang yang diminta oleh pasar
(seluruh konsumen) pada tingkat harga tertentu (QDx).

B. Demand Schedule

Demand Schedule adalah suatu daftar (tabel) yang menunjukan


hubungan antara berbagai jumlah barang x yang diminta pada berbagai
tingkat harga x yang berlaku.
C. C.  Kurva Permintaan  (Demand Curve)

Dari Demand Schedule yang sudah dibahas sebelumnya, dapat


digambarkan bentuk kurva yang disebut Demand curve.
D.
E.
Demand Curve adalah alat yang digunakan berupa grafik yang
menggambarkan tempat kedudukan titik yang menghubungkan berbagai
jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.
F.
G. Bentuk demand curve adalah negative slope/slope downward atau
menurun dari kiri atas ke kanan bawah. hal tersebut dapat dibuktikan
dengan rasio penambahan harga dan jumlah barang yang diminta.
ΔPx = negatif
ΔQ
x

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN CURVE DEMAND AND SUPPLY CURVE


DEMAND
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Penentu) Permintaan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain:


1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang
tersebut (harga barang pengganti atau pelengkap/ komplementer)
(Py)
3. Pendapatan masyarakat (M)
4. Distribusi pendapatan masyarakat (Mb)
5. Selera masyarakat (T)
6. Jumlah penduduk (Po)
7. Ramalan dimasa yang akan datang (expectation) (E)

1. Pengaruh Faktor Harga (Px) terhadap Permintaan (ceteris paribus)

Sesuai dengan yang disinggung sebelumnya bahwa ada yang disebut dengan
Ceteris Paribus yang artinya jika dianggap yang mempengaruhi permintaan
hanyalah faktor harga maka faktor lain diluar harga dianggap konstan (tidak
berubah) → diabaikan.

Maka fungsinya :

QDx = f(Px) → ceteris paribus

Akibat perubahan faktor harga maka pengaruhnya terhadap permintaan (D)


hanya terjadi dalam satu garis kurva permintaan.

Ada dua kemungkinan yang mengakibatkan perubahan jumlah barang yang


diminta:

a. Kenaikan Kuantitas Permintaan

 Kesediaan pembeli bertambah untuk membeli barang lebih banyak.


 Turut sertanya pembeli-pembeli baru.
b. Penurunan Kuantitas Permintaan

 Kesediaan pembeli berkurang untuk membeli barang.


 Keluarnya pembeli-pembeli yang tidak mampu.
2. Pengaruh Faktor Diluar Harga Terhadap Permintaan

Jika yang mempengaruhi permintaan adalah faktor-faktor lain diluar harga,


maka faktor harga dianggap konstan (tidak berubah).

Maka fungsinya menjadi:

QDx = f (Py, M, Md, T, Po, E)


QDx = f (diluar harga barang x)
Misalkan: pendapatan atau selera konsumen berubah (meningkat / menurun)
maka permintaan akan berubah (meningkat / menurun) → terjadi pergeseran
kurva secara keseluruhan.

Ada dua kemungkinan yang akan terjadi akibat perubahan diluar harga
terhadap permintaan, antara lain:

1. Peningkatan Permintaan

 Dengan permintaan yang tetap permintaan meningkat.


 Meningkatnya permintaan mengakibatkan tingkat harga naik.
2. Penurunan Permintaan
 Dengan harga yang tetap (sama) permintaan menurun.
 Menurunnya permintaan mengakibatkan tingkat harga turun.

H. TEORI ELASTISITAS
I. TEORI BIAYA
J. TEORI PRODUKSI
K. TEORI PASAR
L. TEORI PERILAKU KONSUMEN
Teori Permintaan dan Penawaran (Demand and Supply
Theory)

Postingan ini membahas salah satu mata kuliah ekonomi, khususnya


dalam Ekonomi Mikro yang mempelajari tentang Teori Permintaan (Demand
Theory) dan Teori Penawaran (Supply Theory). Seseorang yang menguasai
materi ini akan dapat berfikir dengan sudut pandang ekonomi (pasar) dalam
menyikapi suatu peristiwa ekonomi. Dimana kegiatan ekonomi terjadi sesuai
dengan mekanisme pasar. (Baca: Bidang Studi Ilmu Ekonomi)

TEORI PERMINTAAN (DEMAND THEORY)


Untuk mempelajari teori permintaan (Demand) ada tiga pendekatan, yaitu:
1. Pengertian Demand: dalam bentuk definisi.
2.  Demand Schedule: dalam bentuk tabel.
3. Demand Curve: dalam bentuk grafik.

A. Pengertian Demand

Demand adalah kesediaan (preference) pembeli untuk membeli sejumlah


barang tertentu pada suatu tingkat harga tertentu.

Kondisi permintaan konsumen dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:


 Keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa (willingness to consume)
 Kemampuan untuk mewujudkan keinginan mengkonsumsi tersebut
(ability to consume)
Ada dua pengertian permintaan menurut subjeknya:
a. Permintaan Individual

Permintaan individu adalah alternatif jumlah barang yang diminta oleh seorang
konsumen pada tinglat harga tertentu (Qdx).
contoh: Harga barang X yang berlaku di pasar adalah Rp 1000. Permintaan
untuk barang adalah A=1, B=4, C=3, D=9, E= 8, F=15

b. Permintaan kolektif

Permintaan kolektif adalah alternatif jumlah barang yang diminta oleh pasar
(seluruh konsumen) pada tingkat harga tertentu (QDx).
contoh: A+B+C+D+E+F= 40

Dari contoh permintaan kolektif diatas dapat diketahui:

Px (harga barang) = 1000 → QDx = 40

Dan diasumsikan harga turun menjadi Rp 500, sehingga permintaan naik.

Px = 500 → QDx = 60

Sesungguhnya banyak faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan, namun


diasumsikan hanya harga (Px) yang di perhatikan mengingat memang harga
yang paling mempengaruhi permintaan dan penawaran. Sehingga diasumsikan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan diabaikan, itulah yang
disebut dengan Ceteris Paribus.

Dari pengertian diatas dapat diketahui hukum permintaan. Jika semua asumsi
diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau
pembeli akan semakin banyak dan jika harga naik maka permintaan atau
pembeli akan semakin sedikit/berkurang.

B. Demand Schedule

Demand Schedule adalah suatu daftar (tabel) yang menunjukan hubungan


antara berbagai jumlah barang x yang diminta pada berbagai tingkat harga x
yang berlaku.

Berdasarkan contoh sebelumnya sudah diketahui Demand Schedule sebagai


berikut:
Dari daftar tersebut dapat dibuat fungsi demand:

QDx = f(Px)
QDx = aPx + b

40 = a 1000 + b
60 = a 500 + b
-20 = a 500 +b (subtitusi)

maka

a = -20/500 = -1/25

b = 80 (a dimasukan kembali kedalam formula)

Sehingga ditemukan fungsi permintaan: QDx=80-1/25Px

C.  Kurva Permintaan  (Demand Curve)

Dari Demand Schedule yang sudah dibahas sebelumnya, dapat digambarkan


bentuk kurva yang disebut Demand curve.

Demand Curve adalah alat yang digunakan berupa grafik yang menggambarkan
tempat kedudukan titik yang menghubungkan berbagai jumlah barang yang
diminta pada berbagai tingkat harga.

Bentuk demand curve adalah negative slope/slope downward atau menurun dari
kiri atas ke kanan bawah. hal tersebut dapat dibuktikan dengan rasio
penambahan harga dan jumlah barang yang diminta.

ΔPx
ΔQ
x
   = negatif

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Penentu) Permintaan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain:


1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut
(harga barang pengganti atau pelengkap/ komplementer) (Py)
3. Pendapatan masyarakat (M)
4. Distribusi pendapatan masyarakat (Mb)
5. Selera masyarakat (T)
6. Jumlah penduduk (Po)
7. Ramalan dimasa yang akan datang (expectation) (E)

1. Pengaruh Faktor Harga (Px) terhadap Permintaan (ceteris paribus)

Sesuai dengan yang disinggung sebelumnya bahwa ada yang disebut dengan
Ceteris Paribus yang artinya jika dianggap yang mempengaruhi permintaan
hanyalah faktor harga maka faktor lain diluar harga dianggap konstan (tidak
berubah) → diabaikan.

Maka fungsinya :

QDx = f(Px) → ceteris paribus

Akibat perubahan faktor harga maka pengaruhnya terhadap permintaan (D)


hanya terjadi dalam satu garis kurva permintaan.

Ada dua kemungkinan yang mengakibatkan perubahan jumlah barang yang


diminta:
a. Kenaikan Kuantitas Permintaan
 Kesediaan pembeli bertambah untuk membeli barang lebih banyak.
 Turut sertanya pembeli-pembeli baru.
b. Penurunan Kuantitas Permintaan
 Kesediaan pembeli berkurang untuk membeli barang.
 Keluarnya pembeli-pembeli yang tidak mampu.
2. Pengaruh Faktor Diluar Harga Terhadap Permintaan

Jika yang mempengaruhi permintaan adalah faktor-faktor lain diluar harga,


maka faktor harga dianggap konstan (tidak berubah).

Maka fungsinya menjadi:

QDx = f (Py, M, Md, T, Po, E)


QDx = f (diluar harga barang x)

Misalkan: pendapatan atau selera konsumen berubah (meningkat / menurun)


maka permintaan akan berubah (meningkat / menurun) → terjadi pergeseran
kurva secara keseluruhan.

Ada dua kemungkinan yang akan terjadi akibat perubahan diluar harga
terhadap permintaan, antara lain:

1. Peningkatan Permintaan
 Dengan permintaan yang tetap permintaan meningkat.
 Meningkatnya permintaan mengakibatkan tingkat harga naik.
2. Penurunan Permintaan
 Dengan harga yang tetap (sama) permintaan menurun.
 Menurunnya permintaan mengakibatkan tingkat harga turun.
TEORI PENAWARAN (SUPPLY THEORY)
Untuk mempelajari teori penawaran digunakan tiga pendekatan:
1. Arti Supply: dalam bentuk definisi
2. Supply Schedule : dalam bentuk tabel
3. Supply Curve : dalam bentuk grafik

A. Definisi Supply

Supply adalah kesediaan (preferensi) penjual mengenai jumlah suatu barang


yang akan dijual pada suatu tingkat harga tertentu. Yang mempelajari mengnai
hubungan jumlah suatu barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.

Fungsi Penawaran:

QSx = f (Px)  → ceteris paribus

Tidak seperti dalam permintaan, hubungan penawaran searah yang artinya


berhubungan positif.  → Slope Positive.

Maka muncul hukum penawaran sebagai berikut:

Jika harga (Px) naik maka Penawaran (QSx) juga naik.


Jika harga (Px) turun maka Penawaran (QSx) juga turun.

Pengertian Penawaran / Supply dibagi dua:

1. Penawaran Individual → penawaran perorangan (firm) (QSx = f (Px))


2. Penawaran Kolektif/ Penawaran Pasar (Market Supply) → merupakan jumlah
individual firm yang menawarkan barang yang sama → disebut industri (pasar).

Market Supply → QS = QS1+QS2+QS3+...+QSn

B. Supply Schedule

Fungsi Penawaran bisa dinyaakan dalam bentuk tabel Supply Schedule berikiu
ini:
Supply Schedule adalah daftar yang menunjukan hubungan antara berbagai
jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga.

Fungsi dari penawaran dapat ditunjukan dari supply schedule:

QSx = aPx + b

50 = a1000 + b
100 = a1500 + b -
-50 = -500a
a = 0,1

b= -50

Dari rumus itu dapat diketahui fungsi penawaran:

QSx = -50 + 0,1 Px

C. Supply Curve

Dari Supply Schedule atau Supply Function sebelumnya dapat digambarkan


dalam bentuk kurva yang disebut kurva penawaran.

Supply Curve adalah tempat kedudukan titik-titik kemungkinan yang


menghubungkan antara berbagai jumlah suatu barang yang ditawarkan pada
berbagai tingkat harga.

Bentuk kurva penawaran adalah belereng positif (positive slope) atau naik dari
kiri bawah ke kanan atas.

Ini dapat dibuktikan dari rasio penambahan harga denga penambahann jumlah
barang yang ditawarkan adalah positif → 
ΔPx
ΔQ
x
   = positif

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Penawaran antara lain:


1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga barang lain yang mempunyai kaitan (saingan) dengan barang itu
sendiri (barang pengganti) (Py)
3. Sumber-sumber ekonomi (R)
4. Teknologi (T)
5. Ongkos Produksi (C)
6. dan faktor-faktor lainnya

QSx - f(Px, Py, R, C, ...)

1. Pengaruh harga barang itu sendiri terhadap penawaran

Jika yang diperhatikan hanya harga barang itu sendiri maka faktor lain
dianggap konstan (tetap) → ceteris Paribus

QSx = f (Px) →  ceteris paribus

Kemungkinan yang akan terjadi dari adanya perubahan harga barang itu sendiri
terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan:

1. Peningkatan jumlah kuantitas barang:


 Naiknya tingkat harga, maka kesediaan produsen untuk menjual
bertambah.
 Turut sertanya penjual baru di pasar.
2. Penurunan jumlah kuantitas barang:
 Turunnya tingkat harga maka kedediaan produsen untuk menjual
berkurang.
 Penjual yang stuktur biaya produksinya lebih besar dari pasar akan keluar
dari pasar.
2. Pengaruh faktor diluar harga barang itu sendiri terhadap penawaran

Jika yang dianalisis perubahan diluar harga barang itu sendiri maka faktor
harga dianggap konstan (tetap).

QSx = f (Py, R, Tc , C, ...)

Berarti akibat perubahan diluar harga akan terjadi pergeseran kurva penawaran
kekanan atau ke kiri (shift in supply).

Kemungkinan yang akan terjai akibat perubahan diluar harga terhadap


perrubahan penawaran (supply)

1. Peningkatan dalam Penawaran


 Dengan harga sama (P0) penawaran meningkat dari Q0 → Q1
 Meningkatnya S(S0 → S1) Menyebabkan tingkat harga turun dari  P0 → P1
2. Penurunan dalam Penawaran
 Dengan harga sama (P0) penawaran menurun dari Q0 → Q2
 Menurunya S(S0 → S2) Menyebabkan tingkat harga naik dari  P0 → P2
TEORI ELASTISITAS
By warta ilmu at 05.18    No comments

1. Pengertian Elastisitas
Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap
perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas dapat diartikan sebagai tingkat kepekaan
perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain. Ukuran
yang dipakai untuk mengukur derajat kepekaan digunakan rasio/perbandingan persentase perubahan
kuantitas barang yang diminta atau barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan faktor-faktor
yang menyebabkan kuantitas barang itu berubah. Penyebab kuantitas suatu barang yang
diminta/ditawarkan bisa berubah dapat dikelompokkan dalam tiga hal :
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga barang lain
c. Income atau pendapatan.
Jika dikaitkan dengan penyebab kuantitas suatu barang bisa berubah, maka kita mengenal 3 (tiga)
macam elastisitas, yaitu :
 Elastisitas Harga (Price Elasticity), membahas perbandingan/ratio persentase perubahan
kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga
barang itu sendiri.
 Elastisitas Silang (Cross Elasticity),membahas perbandingan/ratio persentase perubahan
kuantitas suatu barang (barang X) yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan
harga barang lain (barang Y).
 Elastisitas Pendapatan/Income, membahas perbandingan/ratio persentase perubahan
kuantitas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan dengan persentase perubahan
income/pendapatan.
Dari ketiga macam elastisitas di atas, kita hanya akan mempelajari secara mendalam pada elastisitas
harga saja. Elastisitas harga bisa dibedakan menjadi 2 (dua) macam :
 Elastisitas Harga dari Permintaan (Price Elasticity of Demand)atau yang lebih dikenal sebagai
Elastisitas Permintaan.
 Elastisitas Harga dari Penawaran (Price Elasticity of Supply)atau lebih dikenal dengan
Elastisitas Penawaran.
2. Elastisitas Permintaan
Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen peka/sensitive terhadap perubahan harga. Ketika
terjadi perubahan harga (baik harga naik atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan konsumen
dalam pembelian. Ukuran kepekaan konsumen inilah yang disebut dengan Elastisitas Harga dari
Permintaan atau sering disebut Elastisitas Permintaan disimbolkan Ed.

a. Pengertian Elastisitas Permintaan


Elastisitas permintaan (Ed) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang diminta
yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas permintaan
sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang diminta dengan
persentase perubahan harga barang itu sendiri. Besar kecilnya elastisitas permintaan diukur dengan
tingkat Koefisien Elastisitas.

b. Jenis-jenis Elastisitas Permintaan


Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas permintaannya, elastisitas permintaan dapat
dibedakan menjadi 5 (lima) macam:
 Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0),Permintaan Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada
perubahan jumlah yang diminta meskipun ada perubahan harga, atau ΔQd = 0, meskipun ΔP ada.
Secara matematis %ΔQd = 0, berapapun %ΔP. Dengan kata lain perubahan harga sebesar apapun
sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang diminta. Kasus permintaan inelastis sempurna
terjadi bila konsumen dalam membeli barang tidak lagi memperhatikan harganya, melainkan lebih
memperhatikan pada seberapa besar kebutuhannya. Contoh: Pembelian Garam dapur oleh suatu
keluarga atau pembelian Obat ketika sakit. Konsumen membeli garam atau obat lebih
mempertimbangkan berapa butuhnya, bukan pada berapa harganya.
 Permintaan Inelastis (Ed < 1) Permintaan Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu
berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain kalau persentase
perubahan jumlah yang diminta relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara
matematis %ΔQd < %ΔP. Permintaan Inelastis atau sering disebut Permintaan yang tidak peka
terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka perubahan permintaannya akan turun kurang
dari 10%. Elatisitas kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang kebutuhan pokok seperti
beras, gula, pupuk, bahan bakar dan lain-lain.
 Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1) Permintaan Elastis Uniter kalau perubahan harga
pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain
persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga. Jadi kalau
harga berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang diminta juga akan berubah dalam hal ini akan
naik sebesar 10%. Secara matematis %ΔQd = %ΔP. Permintaan yang elastis uniter atau yang elastis
proporsional atau yang Ed tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi
sebenarnya hanyalah secara kebetulan.
 Permintaan Elastis (Ed > 1), Permintaan Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup
besar terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain persentase perubahan
jumlah yang diminta relatif lebih besar dari persentase perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10%
maka kuantitasbarang yang diminta akan mengalami kenaikan lebih dari 10%. Secara matematis
%ΔQd > %ΔP. Permintaan yang elastis atau atau peka terhadap harga (Ed >1) dapat ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang-barang mewah, seperti mobil, alat-alat
elektronik, pakaian pesta dan lain-lain.
 Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ), Permintaan Elastis Sempurna terjadi jika ada
perubahan jumlah yang diminta meskipun tidak ada perubahan harga, atau ΔQd = Ada perubahan,
meskipunΔP = 0 (Tidak ada perubahan harga). Secara matematis %ΔQd = Ada, %ΔP = 0. Kasus
permintaan elastis sempurna terjadi pada bila permintaan suatu barang dapat berubah-ubah
meskipun harga barang tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas
kalau permintaan akan produk tersebut bisa berubah-uabah walaupun harga produk itu tetap. Grafik
berikut menggambarkan jenis-jenis elastisitas.
3. Elastisitas Penawaran
Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen sensitive terhadap perubahan harga, tetapi disisi
lain produsenpun sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga naik
atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan produsen dalam berproduksi. Ukuran kepekaan
produsen terhadap perubahan harga inilah yang disebut dengan Elastisitas Harga dari Penawaran atau
sering disebut Elastisitas Penawaran disimbolkan Es.

a. Pengertian Elastisitas Penawaran


Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang
ditawarkan yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas
penawaran sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang
ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri. Besar kecilnya elastisitas penawaran
diukur dengan tingkat Koefisien Elastisitas Penawaran.

b. Jenis-jenis Elastisitas Penawaran


Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas penawarannya, elastisitas penawaran dapat
dibedakan menjadi 5 (lima) macam :
 Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0), Penawaran Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada
perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun ada perubahan harga, atau ΔQs = 0, meskipun ΔP ada.
Secara matematis %ΔQs = 0, berapapun perubahan dalam %ΔP. Dengan kata lain perubahan harga
sebesar apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang ditawarkan. Kasus penawaran
inelastik dalam kenyataan agak sulit ditemui dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun ada biasanya
pada produk/barang-barang hasil pertanian misalnya jumlah produksinya sudah tidak mungkin
ditambah atau sulit ditambah walaupun harga terus-menerus menaik. Jumlah penawaran kelapa di
suatu daerah ketika musim kemarau sangat sedikit dan tergantung/dipengaruhi dari faktor alam,
walaupun harga tinggi maka jumlah yang ditawarkan tetap relatif terbatas.
 Penawaran Inelastis (Es < 1) Penawaran Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu
berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain kalau
persentase perubahan jumlah yang ditawarkan relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan
harga. Secara matematis %ΔQs < %ΔP. Penawaran Inelastis atau sering disebut Penawaran yang
tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka perubahan penawarannya akan naik
kurang dari 10%. Elatisitas penawaran kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang hasil
pertanian, karena barang-barang produk pertanian tidak mudah untuk menambah atau mengurangi
produksinya dalam jangka pendek.
 Penawaran Elastis Uniter (Es = 1) Penawaran Elastis Uniter kalau perubahan harga
pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain
persentase perubahan jumlah yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga. Jadi kalau
harga berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang ditawarkan juga akan berubah dalam hal ini
akan turun sebesar 10%. Demikian juga kalau harga naik 10% maka jumlah barang yang dtawarkan
akan naik sebesar 10%. Secara matematis %ΔQd = %ΔP. Penawaran yang elastis uniter atau elastis
proporsional atau Es tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi
sebenarnya hanyalah secara kebetulan.
 Penawaran Elastis (Es > 1), Penawaran Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup
besar terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain persentase
perubahan jumlah yang ditawarkan relatif lebih besar dari persentase perubahan harga. Jadi kalau
harga turun 10% maka kuantitas barang yang ditawarkan akan mengalami penurunan lebih dari 10%,
dan sebaliknya kalau harga naik 10% maka kuantitas barang yang ditawarkan akan mengalami
kenaikkan lebih dari 10%. Secara matematis %ΔQd > %ΔP. Penawaran yang elastis atau peka
terhadap harga (Es>1) dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang
hasil industri yang mudah ditambah atau dikurangi produksinya.
 Penawaran Elastis Sempurna (Ed = ), Penawaran Elastis Sempurna terjadi jika ada
perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga, atau ΔQs = Ada
perubahan, meskipun ΔP = 0. Secara matematis %ΔQs = Ada, %ΔP = 0. Kasus penawaran elastis
sempurna terjadi pada bila penawaran suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang
tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas kalau penawaran akan
produk tersebut bisa berubah-ubah walaupun harga produk itu tetap, sehingga kurva penawarannya
sejajar dengan sumbu X atau Q.
BAB 11
PEMBAHASAN

A.    Konsep Biaya Relevan

Teori biaya merupakan fundamental atau framework dari teori supply karena teori biaya


menentukan apakah suatu perusahaan akan berproduksi atau tidak dan berapa produksinya.
Istilah biaya dapat diartikan bermacam-macam dan pengertiannya berubah-ubah,
tergantung pada bagaimana biaya tersebut digunakan. Umumnya, biaya berkaitan dengan tingkat
harga suatu barang yang harus dibayar.
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan- bahan mentah yang akan di
gunakan untuk menciptakan barang-barang yang di produksi perusahaan tersebut. 
Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan
untuk memproduksi suatu barang. Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut
memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit
diidentifikasikan dan hitungannya.
BIAYA RELEVAN
Biaya relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing-masing alternatif.
Semua keputusan berhubungan dengan masa depan. Karena itu hanya biaya masa depan yang
dapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun untuk menjadi relevan biaya tidak hanya harus
merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif
lainnya. Apabila biaya masa depan terdapat lebih dari satu alternatif maka biaya tersebut tidak
relevan.
Penggunaan konsep biaya relevan untuk penhambilan keputusan penentuan tingkat
output dan harga secara tepat membutuhkan suatu pemahaman mengenai hubungan antara biaya
dengan output dari suatu perusahaan. Atau dengan kata lain, fungsi biayanya. Fungsi biaya ini
tergantung pada:
1)      Fungsi produksi dari perusahaan
2)      Fungsi penawaran pasar dari input-input yang digunakan perusahaan
tersebut.

Fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis antara kombinasi-kombinasi penggunaan


input dengan tingkat outputnya, dan hal tersebut jika dikombinasikan dengan harga-hara input
akan menghasilkan fungsi biaya.
B.     Biaya Eksplisit Dan Implisit

Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membeli atau menyewa input yang dipergunakan dalam proses produksi, termasuk gaji pegawai,
sewa tanah atau bangunan, pembelian bahan, dan lain-lain yang berbentuk kas.
Biaya implisit adalah biaya yang dicerminkan oleh nilai input yang dimiliki dan
digunakan sendiri oleh perusahaan di dalam proses produksinya dalam bentuk nonkas.
Biaya implisit harus ditambahkan ke biaya eksplisit untuk mendapatkan biaya total (total
cost).
Biaya Jangka Pendek
Jangka pendek adalah periode di mana input yang tersedia tidak dapat diubah (fixed).
Dalam jangka pendek untuk mengubah output, variabel input harus diubah. Dalam jangka
pendek, untuk mengubah output, pengusaha bisa mengubah variabel input (misal;jam kerja
tenaga kerja) tanpa mengubah fixed input (bangunan dan mesin). Untuk menambah output,
variabel input dinaikkan atau diturunkan.
Jadi dalam jangka pendek fungsi produksi= Q= f(K,L), di ana K=konstanta (fixed), dan
L=variable. Karena K=konstan, jadi dalam jangka pendek Q=f(L).
Secara umum biaya produksi jangka pendek dapat dibedakan sebagai berikut:
1)       Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan/diproduksi. Artinya, biaya yang dikeluarkan tidak berubah berapapun jumlah barang
yang dihasilkan oleh perusahaan itu. Produksinya sedikit atau banyak bahkan tidak berproduksi
sekalipun, biaya ini tetap harus dikeluarkan sama besarnya. Itu sebabnya bentuk kurva FC adalah
horizontal. Contoh biaya tetap adalah pembayaran gaji, sewa gedung/peralatan, membayar bunga
pinjaman dari  bank. Besarnya biaya tetap total (TFC), merupakan jumlah seluruh biaya total
yang dikeluarkan dalam suatu periode waktu tertentu. Contoh, suatu perusahaan menghasilkan
produksi 800 unit dengan biaya tetap total 250.000. Berapakah biaya tetap yang dikeluarkan jika
produksi kurang dari 800 unit.
Jawaban:
Besar biaya tetap total Rp. 250.000, karena berapapun produksi besar biaya tetap tidak berubah

2)        Biaya Tetap Rata-rata atau Average fixed Cost (AFC)


Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan per unit barang. AFC
berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah . Semakin banyak jumlah barang yang
dihasilkan, kurva AFC akan semakin mendekati sumbu horizontal, namun tidak sampai
menyinggung apalagi memotong sumbu horizontal. Hal ini menunjukkan bahwa biaya tetap per
unit semakin kecil sejalan dengan bertambah banyaknya jumlah barang yang diproduksi.

Rumus untuk mencari AFC sebagai berikut:

  AFC = TFC
                Q
Keterangan:
AFC =biaya tetap rata-rata
TFC =Biaya tetap total
Q      =Jumlah produk
3)       Biaya Variabel atau Varible Cost (VC)
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada juml;ah barang yang
dihasilkan. Jadi, biaya ini dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilakan. Semakin banyak
jumlah barang yang dihasilkan, maka akan semakin tinggi pula biaya variabelnya. Contoh biaya
variabel adalah pembayaran upah, pembelian barang-barang baku/input, bahan bakar, listrik dsb.
Biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Besarnya
biaya variabel total (TVC) jumlah seluruh biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk menghasilkan sejumlah produk. Untuk menghitung besar variabel total dapat
menggunakan rumus berikut :
   
 TVC = VC × Q
Keterangan :
TVC =biaya variable total
VC   =biaya variable per unit
Q      =jumlah produksi
Contoh :
Suatu produksi dihasilkan sebanyak 400 unit, biaya variabel per unit Rp. 2.000,00. Berapakah
biaya variabel total ?
Jawab :
Diketahui VC = 2.000,00 dan Q = 400 unit
TVC = VC x Q = 2.000 x 400 = 800.000
4)         Biaya Variabel Rata-rata atau Average Variable Cost ( AVC )
Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata. Biaya
berubah rata-rata dihitung dengan rumus:

   AVC = TVC
                  Q
Keterangan :
AVC =biaya variable rata-rata
TVC  =biaya variable total
Q       =jumlah produk
Contoh Perhitungan Biaya Variabel Rata-rata
Jumlah Produksi (Q) Biaya Variabel (TVC) Biaya Variabel Rata-rata
(Unit) (Rp) (AVC=TVC:Q) (Rp)
10 550 55
20 650 32,5
30 750 25
40 850 21,25
50 950 19
60 1055 17,5
70 1150 16,4
80 1250 15,6
90 1350 15
100 1450 14,5
5)       Biaya Total atau Total Cost ( TC )
Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu
barang atau jasa. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.

Rumus untuk mencari TC adalah sebagai berikut :

   TC = TFC + TVC

Contoh :
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp. 250.000 dan biaya variabel per unit Rp.
4000, maka besarnya biaya total ?
Jawab :
Diketahui TFC = 250.000
TVC = 800 x 4000 = 3.200.000
TC = TFC + TVC = 250.000 + 3.200.000 = 3.450.000
6)       Biaya Rata-rata atau Average Cost ( AC )
Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output.
Besar biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output. Karena dalam jangka pendek TC =
FC + VC, maka biaya rata-rata sama dengan biaya tetap rata-rata ditambah biaya variable rata-
rata.
Rumus untuk mencari AC sebagai berikut :

AC = TC
           Q
Keterangan :
AC =biaya rata-rata
TC  =biaya total
Q    =jumlah produk
7)       Biaya Marjinal atau Marginal Cost ( MC )
Biaya marjinal adalah berapa biaya total bertambah ( ∆ TC ) jika produksi dimabah
dengan satu unit ( ∆Q ). Munculnya MC diakibatkan adanya perluasan produksi yang dilakukan
perusahaan dalam rangka menambah jumlah produk yang dihasilkan. MC dapat dihitung dengan
cara tambahan TC (TC) dibagi tambahan produk (Q), jika dirumuskan:

  MC = ∆TC
             ∆Q
Keterangan :
Mc       = biaya marginal
∆TC     = Tambahan biaya total
∆Q       = Tambahan produk
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perhitungan biaya  marginal, yaitu:
1.      Biaya total setelah peningkatan produksi.
2.      Biaya total sebelum peningkatan produksi.
3.      Jumlah produksi sebelum peningkatan produksi.
4.      Jumlah produksi setelah peningkatan produksi

    

C.    Biaya Incremental dan Sunk Cost

Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan
output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga
merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari
berubahnya IC karena suatu keputusan. Oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed.
Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan
tenaga kerja dan bahan baku.
Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk
memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi biaya ini adalah
segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang dibuat untuk melapisi
pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada (keluar). Contoh, saya tertarik untuk
membeli motor sport seharga Rp.200 juta. Saya membayar uang tanda atau down payment
sebesar 2 juta kepada si penjual. Suatu ketika, saya tertarik untuk membeli motor low rider. Saya
harus membayar lunas sebesar Rp.56 juta untuk bisa mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari
kedua opsi tersebut, apakah saya membeli motor sport atau membeli motor low rider, itu tidak
akan berpengaruh kepada uang tanda sebesar Rp.2 juta tadi.
KARAKTERISTIK BIAYA (COST CHARACTERISTIC)
1.      Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya Tetap adalah biaya yang sampai
dengan jumlah output tertentu tidak akan berubah walaupun output
yang dihasilkan tersebut berubah jumlahnya. Jadi sifat Biaya Tetap : -
Untuk jangka pendek tidak akan berubah (tetap), asalkan dalam
kegiatan yang sama dan relevan. - Dalam jangka panjang cenderung
akan berubah, terutama apabila kapasitas produksinya (dalam hal ini
kapasitas mesinnya dirubah, karena harus meningkatkan kapasitas
mesin atau membeli mesin yang baru). Faktor-faktor yang harus
diperhatikan perusahaan di dalam merumuskan Biaya
Tetap : v Keterkendalian Biaya (Cost Controllability) Ada biaya-biaya
tetap yang dapat dikendalikan manajemen dalam jangka pendek, dan
setiap tahunnya ditentukan berdasarkan kebijakan
manajemen. v Hubungan dengan Kegiatan Perusahaan - Biaya tetap
timbul karena karena tersedianya kapasitas produksi. - Biaya tetap
bukan sebagai akibat dari melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

Biaya tetap dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (seprti : teknologi


permesinan, inovasi dan invensi dari perusahaan lain pembuat mesin-
mesin dan peralatan manufaktur). v Kebijakan Manajemen
Perusahaan (Company Policy) Sebagian besar biaya tetap tergantung
sepenuhnya pada keputusan- keputusan manajemen. v Tetap Secara
Total, Tetapi Variable Secara Unit Biaya tetap akan tetap jumlahnya
untuk suatu jumlah unit tertentu (Misal: kapasitas mesin tertentu),
tetapi akan bersifat variable bila dilihat dari tiap-tiap unit output yang
dihasilkan.
2.      Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya Variabel adalah biaya yang
cenderung berubah secara proporsional dengan berubahnya volume
produksi (Output). Biaya variabel ini merupakan Biaya Kegiatan
(Activity Cost), yang akan timbul hanya bila ada kegiatan usaha /
operasi yang dilakukan. Biaya ini tidak akan timbul seandainya tidak
ada sama sekali kegiatan usaha yang dilakukan (terutama kegiatan
produksi). Biaya variabel secara langsung akan meningkat atau
menurun dengan berubahnya unit output yang dihasilkan. Jika output
bertambah 50% maka biaya variabel juga akan meningkat sebesar
50%, begitu pula sebaliknya.
3.      Biaya Semi Variabel (Semi Variable Cost) Biaya semi variabel
merupakan pos-pos biaya yang meningkat atau menurun dengan
meningkat atau menurunnya output, tetapi tidak secara proporsional.
Biaya semi variabel ini memiliki sifat-sifat biaya tetap dan biaya
variabel.

Biasanya variabilitas dari biaya semi variabel ini dapat disebabkan


pengaruh gabungan dari : · Jangka waktu.
· Kegiatan Usaha atau Output.
· Kegiatan Manajemen.

D.Biaya Jangka Panjang

Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input
yang akan digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan dengan biaya
tetap dan biaya berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Karena itu biaya
yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya
marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel dan sama dengan
biaya marjinal.
Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas
produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan
meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan
kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis
kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan
memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi
yang akan dicapai serta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
a)            Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cos t/ LAC)
            Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.
LAC = LTC/Q

Keterangan :    LAC = Biaya rata-rata jangka panjang


            Q = Jumlah output

b)            Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)


Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Biaya
marginal jangka panjang dapat dihitung dengan rumus:

LMC = ∂LTC / ∂Q

Keterangan:     LMC   = Biaya marginal jangka panjang

            ∂LTC   = Perubahan biaya total jangka panjang

            ∂Q       = Perubahan output.

c)            Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)


   Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
seluruh output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total jagka panjang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
LTC = LVC

Keterangan:     LTC = Biaya total jangka panjang

                        LVC = Biaya Variabel jangka panjang

Kurva Biaya Jangka Panjang

E.     Analisa Pulang Pokok (Break Even Analysis)


Tujuan perusahaan secara keuangan adalah untuk memperoleh keuntungan (profit). Besar
kecilnya keuntungan yang dihasilkan umumnya merupakan indikator dan ukuran kesuksesan
manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh sebab itu, manajemen harus
mampu merencanakan keuntungan bagi perusahaan.
Pulang Pokok (Break Even) adalah Suatu keadaan operasi perusahaan dimana perusahaan tidak
memperoleh laba dan juga tidak menderita suatu kerugian (Tidak Laba dan Tidak Rugi - Impas).
Secara Matematis, Pulang Pokok dapat ditulis sebagai berikut :
1.      TP = TR – TC
2.      TP = (P x Q) – (TFC + TVC)
3.      TP = (P.Q) – (TFC + v x Q)
4.      TP = P.Q – TFC – v.Q
Dimana :
TP = Total Profit
TFC = Total Fixed Cost
TR = Total Revenue
TVC = Total Variable Cost
TC = Total Cost
v = Variable Cost Per-unit.
P = Harga jual
Q = Unit yang dijual Bila terjadi Pulang Pokok,
Jadi, Q =     TFC
       (P - v) (P – v)     Titik pulang pokok : break event point (BEP) (P-V) disebut juga sebagai
Kontribusi Margin (Margin Contribution).
MARJIN KONTRIBUSI (CONTRIBUTION MARGIN)
Yang dimaksud dengan Marjin Kontribusi adalah Harga jual per-unit
dikurangi dengan biaya variabel per-unit produk yang terjual tersebut.
Jadi secara matematis, Marjin Kontribusi adalah : (P – v) = CM. Marjin
kontribusi ini juga menunjukkan berapa sisihan (margin) yang terjadi
bila Harga jual per-unit produk tersebut dikurangkan dengan biaya
variabel per- unitnya. Hal ini juga menunjukkan berapa Sisihan/sisa
(Margin) yang ada bila dengan melakukan Variable Cost Coverage,
artinya yang diperhitungkan sebagai biaya di sini hanya yang sifatnya
biaya variable saja sedangkan biaya tetapnya dianggap tidak ada.
Sedangkan bila memperhitungkan juga seluruh biaya tetapnya,
dinamakan Total Cost Coverage. Variable Cost Coverage dipakai
biasanya untuk melakukan kompetisi dengan pesaing (competitor) lain
dari perusahaan yang sejenis, supaya harga jual yang diberikan
perusahaan dapat bersaing dengan para pesaing (competitors) nya.
Untuk itulah makanya yang diperhitungkan sebagai biaya produksi
hanya yang berupa biaya variabelnya saja dengan mengabaikan
sementara biaya tetap yang telah terjadi. Karena biaya tetap sifatnya
dalam jangka pendek dan selama kapasitas produksi mesin masih
memenuhi untuk memproduksi seluruh permintaan pasar.

TITIK PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT)


Titik Pulang Pokok (Break Even Point) adalah Penjualan (dalam unit)
yang menghasilkan keadaan pulang pokok (impas). Jadi analisa
pulang pokok dalam BEP ini adalah : Untuk menentukan berapa unit
yang harus diproduksi dan dijual yang dapat menghasilkan keadaan
impas. Atau dengan kata lain, Supaya terjadi setidak- tidaknya
(minimal) pulang pokok, berapa unit produk yang harus diproduksi
dan dijual. Dalam analisa ini Jumlah yang diproduksi = Jumlah yang
terjual, jadi asumsinya seluruh produk akan terserap di pasar (terjual)
berapapun yang diproduksi. Gunanya Menghitung BEP ini adalah :
Untuk mempelajari hubungan antara volume produksi / penjualan,
harga dan biaya. PENJUALAN PULANG POKOK (BREAK EVEN
SALES) Penjualan Pulang Pokok (Break Even Sales) adalah
Penjualan (dalam mata uang) yang menghasilkan keadaan pulang
pokok (impas).
Harga jual (selling price) diasumsikan tidak akan berubah berapapun jumlah yang terjual
(quantity sold). Pada kenyataannya hal ini tidaklah demikian, semakin banyak yang terjual maka
biasanya akan diberikan potongan harga (price discount) atau mungkin pula dilakukan praktek
diskriminasi harga (price discrimination). Asumsi yang terakhir dari BEA adalah bahwasannya
barang / produk yang diproduksi dan dijual adalah untuk satu macam jenis produk saja (single
product). Kenyataannya, banyak terjadi diversifikasi produk (product diversification). Sehingga
dengan demikian, Analisa Pulang Pokok hanya dapat dilakukan untuk masing-masing produk
secara terpisah (Separated Single Product).
https://www.slideshare.net/Shobrie/analisa-pulang-pokok
BAB III
                                                            PENUTUP
A.    Kesimpulan

 Teori biaya merupakan fundamental atau framework dari teori supply karena teori biaya


menentukan apakah suatu perusahaan akan berproduksi atau tidak dan berapa produksinya.
Istilah biaya dapat diartikan bermacam-macam dan pengertiannya berubah-ubah,
tergantung pada bagaimana biaya tersebut digunakan. Umumnya, biaya berkaitan dengan tingkat
harga suatu barang yang harus dibayar.
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan- bahan mentah yang akan di
gunakan untuk menciptakan barang-barang yang di produksi perusahaan tersebut.
B.     Saran

Semoga  makalah yang telah kami susun ini dapat bermaanfaat yang  kemudian dapat
diamalkan  dalam  kehidupan.  Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dengan kesempurnaan dan begitu banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu besar
harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-
makalah kami di lain waktu.
a. Pengertian Pasar
Menurut Mankiw (2007) pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari sebuah
barang atau jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok yang menentukan
permintaan terhadap produk dan para penjual sebagai kelompok yang menentukan
penawaran terhadap produk (Zayinul Fata, 2010).
Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen)
dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah
mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan
kuantitas tertentu yang mejadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual,
mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli hestanto.web.id
mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya
sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan
untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang.
Pasar dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat yaitu adanya penjual, adanya
pembeli, tersedianya barang yang tempat transaksi jual beli antara penjual (pedagang)
dan pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi penting dalam kegiatan ekonomi
masyarakat.
Adapun fungsi pasar ada tiga macam, yaitu (Sukirni, 2000 dalam Zayinul Fata, 2010):

1) Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan
produsen dalam melaksanakan transaksi. Pasar memiliki fungsi distribusi menyalurkan
barang-barang hasil produksi kepada konsumen. Melalui transaksi jual beli, produsen
dapat memasarkan barang hasil produksinya baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada konsumen atau kepada pedagang perantara lainnya. Melalui
transaksi jual beli itu pula, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya secara mudah dan cepat.

2) Fungsi Pembentukan Harga


Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar menawar, sehingga
diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Dalam proses tawar
menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembelidan penjual) digabungkan
untuk menentukan kesepakatan harga, atau disebut harga pasar.

3) Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar banyak
dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya memasang spanduk, membagikan brosur penawaran, membagikan sampel
atau contoh produk kepada calon pembeli, dan sebaginya.
 
b. Faktor-faktor Yang Menentukan Struktur Pasar
1) Jumlah penjual atau produsen
Jumlah produsen akan menentukan jumlah penjual dalamsuatu industri atau pasar.
Semakin banyak produsen yang memproduksi barang yang sama maka akan semakin
keras persaingan dalam pasar. Hal ini akan mendorong produsen bekerja secara
efisien, atau kualitas produknya semakin unggul. Meskipun produk yang dihasilkan
sama tetapi orang dapat membedakan karena merek, kualitas atau hestanto.web.id
kemasan. Struktur pasar yang demikian ini tetap dalam persaingan yang sering disebut
persaingan monopolistik. Jika dalam pasar hanya ada satu penjual merupakan pasar
monopoli. Disamping itu jika dalam pasar untuk barang tertentu terdapat cukup banyak
produsen disebut struktur pasar oligopoli.
2) Jenis atau sifat barang yang dihasilkan perusahaan akan menentukan pula struktur
sifat atau jenis barang yang mempengaruhi struktur pasar. Misalkan barang yang
dihasilkan sama dan homogin atau berbeda dan tidak dapat diganti dengan produk
yang dihasilkan oleh produsen lain.

Baca : Pengertian Pasar Modal Syariah Menurut Para Ahli


c. Jenis-jenis Struktur Pasar
Dalam perekonomian, bentuk-bentuk pasar dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu
pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan monopolistis, dan pasar
oligopoli (Sadono, 1994 dalam Dirlanudin, 2008).

1) Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna di dalam teori ekonomi mikro pada umumnya adalah suatu
pasar yang ditandai oleh tidak adanya sama sekali persaingan yang bersifat pribadi
diantara perusahaan-perusahaan individu yang ada didalamnya.
Berikut adalah ciri-ciri pasar persaingan sempurna:
 Jumlah penjual dan pembeli masing-masing banyak dan mereka masing-masing
bertindak sebagai penerimaharga.
 Jenis barang yang diperjualbelikan bersifat homogen (sama).
 Adanya kebebasan bagi penjual dan pembeli untuk keluar masuk pada bidang usaha
atau pasar barang yang bersangkutan.
 Setiap pembeli dan penjual memiliki pengetahuan yang sempurna tentang keadaan
pasar.
 Adanya mobilitas sumber daya yang ada secara sempurna, artinya pembeli mudah
untuk mendapatkan sumber daya produksi.
Pada pasar yang bersaing sempurna terdapat kebebasan keluar masuk dalam pasar
atau industri. Seorang produsen yang memandang bahwa dalam pasar suatu produk
menguntungkan, iya bebas memasuki pasar tanpa ada rintangan apapun. Tantangan
yang dihadapi adalah harus berani hestanto.web.id bersaing. Jika keuntungan yang
diperoleh merupakan keuntungan yang cukup baik menurut pandangan mereka, maka
mereka tetap dalam pasar.
Sebagai implikasi adanya kebebasan keluar masuk pasar atau industri, adalah adanya
kebebasan untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki (modal,
tenaga kerja, dan sebagainya). Dalam pasar persaingan sempurna tidak diperlukan
promosi, karena penjual dan pembeli relatif banyak.

2) Pasar Monopoli
Pengertian monopoli murni adalah suatu pasar hanya ada satu penjual atau produsen
yang tidak ada substitusinya. Struktur pasar yang demikian ini di mana hanya ada satu
penjual atau produsen tidak dipengaruhi harga dan produk dari produsen lain.
Pasar monopoli adalah suatu pasar yang mempunyai ciri-ciri yaitu hanya ada satu
penjual, tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat mengganti secara baik
(close subtitute) output yang dijual monopolis, ada halangan (baik alami maupun
buatan) bagi perusahaan lain untuk memasuki pasar.

3) Pasar Persaingan Monopolistik


Model pasar persaingan monopolistis dibandingkan dengan model pasar persaingan
sempurna atau monopoli relatif masih baru. Ciri-cirinya adalah di pasar terdapat cukup
banyak penjual dan juga pembeli, produk yang dihasilkan produsen heterogen, terdapat
kebebasan bagi perusahaan untuk masuk dan keluar dari pasar, dalam batas-batas
tertentu produsen dapat mempengaruhi harga (meskipun tidak sekuat monopoli), dan
diperlukan promosi untuk memperluas pasar .

4) Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli yaitu pasar yang terdiri dari beberapa produsen saja, namun ada
kalanya pasar oligopoli terdiridari dua perusahaan saja, yang dinamakan duopoli
(Sukirno, 2000).
Dalam pasar oligopoli tidak terdapat keseragaman dalam sifat-sifat berbagai industri.
Sebagian perusahaan menghasilkan barang yang sangat bersamaan, tetapi ada pula
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak. Biasanya struktur
industri dalam pasar oligopoli terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai
sebagian besar pasar oligopoli, antara 70% sampai 80% dari seluruh nilai penjualan.
Ciri-ciri pasar ologopoli yaitu jika dalam pasar hanya terdapat dua penjual disebut
duopoly, jika produk yang dijual homogen disebut pure poligopoly, jika produk yang
dijual hestanto.web.id adalah berbeda disebut differentiated oligopoly, kemungkinan
produsen baru dapat masuk dalam pasar atau industri, dan kemudian masuknya
produsen tersebut tidak sulit seperti monopoli dan tindakan seorang produsen dalam
pasar oligopoli akan mempengaruhi produsen lain.

5) Pasar Tradisional
Menurut Laksono yang dimaksud sebagai pasar tradisional adalah pasar yang
dibangun dan dikelola oleh pemerintah. Pemerintah daerah, Swasta, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk kerjasama dengan
swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola
pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skala
kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar
menawar.
Penjelasan tentang Teori Perilaku Konsumen

Individu yang berperan sebagai konsumen dalam proses perekonomian melakukan beragam hal, mulai dari
mencari, membeli, menggunakan, menilai, hingga melepas produk yang telah dikonsumsi olehnya dalam
rangka memenuhi kebutuhan.
Ada tahapan yang dikenal dalam perilaku konsumen. Tahap pertama adalah sebelum pembelian. Pada tahap
ini, konsumen mencari informasi tentang produk yang akan dibeli. Tahap kedua ialah saat pembelian. Pada
tahap ini, konsumen melakukan transaksi dengan penjual guna mendapatkan produk tersebut. Tahap ketiga
adalah setelah pembelian. Pada tahap ini, konsumen menggunakan atau menikmati produk yang telah ia beli,
menilainya, lalu melepas atau membuang produk tersebut pada saat kegunaan produk telah habis ataupun pada
saat konsumen telah merasa bosan.
Ada beberapa teori yang membahas perilaku konsumen, di antaranya teori ekonomi mikro dan teori psikologis.
Dalam teori ekonomi mikro, terdapat anggapan bahwa setiap konsumen selalu berusaha memperoleh kepuasan
maksimal dalam melakukan kegiatan konsumsi. Sehingga, konsumen akan terus-menerus melakukan
pembelian terhadap produk yang mampu memberikannya kepuasan tersebut.
Sementara, dalam teori psikologis, perilaku konsumen dilihat sebagai suatu hal yang dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan lingkungan di sekitarnya dan di dalam dirinya. Teori ini membahas perilaku konsumen
secara kompleks dengan melakukan pengamatan terhadap mental yang dimiliki masing-masing konsumen.
Apa Saja Jenis Perilaku Konsumen?

Secara garis besar, perilaku konsumen dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Perilaku konsumen rasional
Menurut KBBI, rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan yang logis. Dalam melakukan konsumsi,
konsumen dapat melakukannya secara rasional. Kegiatan konsumsi yang dilakukan tersebut dapat dikatakan
rasional apabila:
 Produk yang dikonsumsi dapat memberikan rasa puas dan memiliki nilai guna yang optimal.
 Produk tersebut betul-betul dibutuhkan konsumen, bukan keinginan semata.
 Konsumen mempertimbangkan kualitas produk yang terjamin.
 Konsumen mempertimbangkan kemampuan ekonominya sebelum melakukan transaksi.
2. Perilaku konsumen irasional
Kamu tentu tahu bahwa irasional adalah lawan kata dari rasional. Menurut KBBI, irasional berarti tidak
berdasarkan akal (penalaran) yang sehat. Ternyata, dalam melakukan kegiatan konsumsi, konsumen juga dapat
bertindak irasional. Sebuah kegiatan konsumsi dapat dikatakan irasional apabila:
 Konsumen membeli produk karena tertarik pada promosi dan iklan, bukan berdasarkan kebutuhan.
 Konsumen hanya mau menggunakan merek terkenal.
 Konsumen membeli produk demi gengsi semata.
Prinsip dalam Analisis Perilaku Konsumen

Pada saat melakukan analisis terhadap perilaku konsumen, terdapat sejumlah prinsip dasar yang harus kamu
pikirkan, di antaranya:
1. Pendapatan yang terbatas
Hal ini adalah masalah ekonomi bagi konsumen. Untuk menyiasatinya, ia harus berpikir bijak sebelum
melakukan kegiatan konsumsi agar tercipta keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Jika konsumen
butuh meningkatkan konsumsi suatu produk, ia tentu perlu mengurangi konsumsi produk lainnya.
2. Kemampuan konsumen dalam membedakan biaya dan manfaat
Biaya dan manfaat adalah hal penting yang selalu diperhatikan konsumen sebelum membeli suatu produk. Jika
ada dua macam produk dengan harga sama, konsumen akan memilih produk dengan manfaat yang lebih besar.
Begitupun jika ada dua macam produk dengan manfaat sama, konsumen akan memilih produk dengan harga
yang lebih rendah.
3. Adanya hukum berkurangnya tambahan kepuasan
Terdapat sebuah hukum ekonomi yang memaparkan bahwa semakin banyaknya jumlah produk yang
dikonsumsi seseorang, maka semakin kecil kepuasan atau manfaat yang dapat dihasilkan. Jika ada tambahan
biaya, konsumen cenderung akan beralih ke produk lain.
Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen

Tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, di antaranya:
1. Faktor sosial
Konsumen yang termasuk kelas sosial tinggi tentu tidak akan berpikir panjang sebelum membeli suatu produk.
Yang penting baginya adalah dapat terpenuhinya kebutuhannya. Hal ini berbeda dengan konsumen dalam
kelas sosial rendah yang harus mampu memperhitungkan setiap pengeluarannya sebaik-baiknya.
2. Faktor marketing strategy
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh produsen dapat pula mempengaruhi perilaku konsumen dengan
beberapa variabelnya, yaitu produk, harga, iklan, dan distribusi.
3. Faktor pribadi
Last but not least, seseorang tentu saja punya preferensi pribadi sebagai alasan di balik perilaku konsumen
yang dilakukannya.
So, what do you think,  Quipperian? Ternyata, saat kamu memenuhi kebutuhanmu sehari-hari, ada perilaku
yang diamati para ekonom, ya. Semoga artikel ini mengenai teori perilaku konsumen ini bisa bikin nilai
Ekonomi kamu semakin meningkat, ya. Jangan lupa subscribe Quipper Video biar makin hits belajarnya.
Sampai jumpa!

Anda mungkin juga menyukai