Anda di halaman 1dari 3

Dalam Al-Qur’an sudah dijabarkan bahwa manusia itu sebagai makhluk biologis,

psikologis, dan social. Yang dimana terdiri dari beberapa unsur yang telah ada di dalam
diri manusia tersebut, antara lain :
1. Jasmani : Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh : Terbuat dari cahaya (nur). Ruh ini berasal dari Allah yang fungsinya hanya
untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa : Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan
pada saat dilahirkan ke dunia. Kelengkapan itu dikelompokkan kepada dua hal, yaitu
potensi fisik dan potensi rohaniah. Potensi fisik manusia yang disebut jasmani potensi
rohaniah adalah akal, kalbu dan nafsu.
 al’insan berasal dari kata nasiya yang berarti lupa, menunjukan adanya hubungn
dengan kesadaran diri, karena kecenderunganya akan sifat pelupa sehingga
memerlukan teguran dan peringatan. Kata al-insan digunakan Al’Quran untuk
menunjukan kepada manusia secara keseluruhan dari totalitas,jiwa, serta raganya.
 kata an-naas (terambil dari kata an-nawsyang berarti gerak, dan ada juga yang
berpendapat bahwa ia berasal dari kata unaas yang berarti nampak) digunakan untuk
menunjukkan sekelompok manusia baik dalam arti jenis manusia atau sekelompok
tertentu dari manusia
 al-basyar dipakai menyebut semua makhluk, baik pria maupun wanita. Sebagai
basyar (manusia) harus melalui proses sehingga mencapai tahapan kedewasaan
agar dapat memikul tanggung jawabnya sebagai khalifah di bumi.
 Manusia disebut al-basyar, karena dia cenderung perasa dan emosional sehingga
perlu disabarkan dan didamaikan.
 Manusia disebut sebagai banii Aadam karena dia menunjukkan pada asal-usul yang
bermula dari nabi Adam a.s sehingga dia bisa tahu dan sadar akan jati dirinya.
Misalnya, dari mana dia berasal, untuk apa dia hidup, dan ke mana ia akan kembali
Penggunaan istilah banii Aadam menunjukkan bahwa manusia bukanlah merupakan
hasil evolusi dari makhluk anthropus (sejenis kera). Hal ini diperkuat lagi dengan
panggilan kepada Adamdalam al-Qur'an oleh Allah dengan huruf nidaa (Yaa
Adam!).
Tujuan Penciptaan Manusia
 Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia itu mengabdi kepada
Allah artinya sebagai hamba Allah agar menuruti apa saja yang diperintahkan
oleh Allah swt.
Fungsi Penciptaan Manusia
Sedangkan fungsi dari penciptaan manusia ini secara global kami sebutkan tiga
kalsifikasi, yaitu:
1. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi
2. Manusia sebagai Warosatul Anbiya’
3. Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)

1. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi


 Khalifah disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan
segala isinya. Sebagai pedoman hidup manusia dalam melaksanakan tugas itu, Allah
menurunkan agama-Nya yang menjelaskan dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan
yang akan membahayakannya.
 Perbedaan tingkat yang akan diadakan oleh Allah di dalam masyarakat manusia,
bukanlah suatu kesempatan bagi si kuat untuk menganiaya si lemah atau si kaya tidak
memperdulikan si miskin, melainkan suatu penyusunan masyarakat ke arah kebaikan
hidup bersama melalui tolong menolong.
2. Manusia sebagai Warosatul Anbiya’
Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini mengemban misi sebagai
‘Rahmatal lil ‘Alamiin’ yakni suatu misi yang membawa dan mengajak manusia dan
seluruh alam untuk tunduk dan taat pada syari’at-syari’at dan hukum- hukum Allah swt.
guna kesejahteraan perdamaian, dan keselamatan dunia akhirat.
Misi tersebut berpijak pada trilogy hubungan manusia, yaitu: Hubungan manusia
dengan Tuhan, karena manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Hubungan manusia dengan masyarakat, karena manusia sebagai anggota masyarakat.
Hubungan manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia
selaku pengelola, pengatur, serta pemanfaatan kegunaan alam
3. Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)
 Fungsi ini mengacu pada tugas- tugas individual manusia sebagai hamba
Allah swt. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual kepada Allah swt.
Dengan penuh keikhlasan. Secara luas konsep ‘abd ini meliputi seluruh aktivitas
manusia dalam kehidupannya. Semua yang dilakukan oleh manusia dalam
kehidupannya dapat dinilai sebagai ibadah jika semua yang dilakukan (perbuatan
manusia) tersebut semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah ta’ala
. Kedudukan manusia sebagai makhuk Allah disebutkan dalam beberapa ayat ayat
Al’Quran berikut ini ,
Manusia merupakan makhluk yang mulia “ Makhluk termulia “
“ dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan” (Al- Israa : 70)
Manusia adalah mahkluk yang paling indah bentuk kejadiannya
“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. “
(QS. At-tiin/95:4)
Manusia juga makhluk yang diberikan kebebasan memilih dan bisa membedakan antara
yang baik dan yang buruk yang disebutkan dalam (QS asy syams/91:7-10) “ demi jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketaqwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya “

Manusia juga Makhluk yang telah diberi kemampuan untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan dan dibekali dengan alat-alat yang mendukungnya dalam meraih iptek itu, alat
alat tersebut yaitu Pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati yang diriwayatkan dalam
ayat “ dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. (QS. An – Nahl:78)

Anda mungkin juga menyukai