Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM KONTEKS

KELAUTAN

RESUME

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS DALAM MATA KULIAH


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OLEH :

PUTRI YUWANDA

NIM: 7193141024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KELAS B

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
Oceans for Prosperity : Reforms For a Blue Economy In Indonesia

(Laut untuk Kesejahteraan : Reformasi untuk Ekonomi Biru di Indonesia)

Lautan sangat penting bagi perekonomian dan kesejahteraan Indonesia. Dengan lebih dari
17.500 pulau, 108.000 kilometer garis pantai, dan tiga perempat wilayahnya di laut, lautan
merupakan pusat kemakmuran Indonesia. Namun terdapat tantangan sejauh mana dan keutuhan
ekosistem laut dan pesisir Indonesia yang mengancam nilai ekonominya, mulai dari
penangkapan ikan berlebihan, degradasi mangrove dan terumbu karang, serta sampah laut.
Tantangan ini dapat diatasi melalui ekonomi biru, atau strategi ekonomi laut yang berkelanjutan.
Ekonomi biru menciptakan lautan yang sehat, mata pencaharian pesisir yang tangguh, dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Laporan Oceans for Prosperity memberikan
serangkaian rekomendasi kebijakan terperinci untuk mendukung transisi Indonesia menuju
ekonomi biru. Ini termasuk:

 Memastikan masa depan perikanan yang berkelanjutan;


 Mewujudkan potensi pariwisata Indonesia;
 Mengelola sumber daya pesisir dan laut secara berkelanjutan; dan
 Mengatasi plastik laut.

Laut memberi kita kehidupan, karena laut menopang perekonomian. Ekonomi laut yang
berkelanjutan bukan hanya jargon semata. 73% wilayah Indonesia terdiri atas lautan. Di dalam
lautan terdapat banyak sekali sumber daya (biota laut) yang tentunya akan bisa menopang
perekonomian di Indonesia. Ikan dan sumber daya laut lainnya merupakan salah satu contohnya.
Tentunya sumber daya kelautan haruslah kita jaga agar laut senantiasa memberi kita kehidupan.
Jika saja kita mencemari laut maka yang akan rugi adalah diri kita sendiri. Laut yang tercemar
membuat mahkluk yang ada di dalamnya juga ikut tercemar, termasuk ikan yang sering kita
konsumsi. Ikan yang tercemar jika kita konsomsi akan memberikan dampak buruk pada
kesehatan kita. Hal ini bagikan boomerang bagi kita.

Pengelolaan wilayah laut yang dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab terus
dikampanyekan Pemerintah Indonesia. Pengelolaan dengan cara seperti itu, diyakini akan tak
hanya akan mengubah cara pandang para nelayan dan pembudidaya ikan skala kecil dan
tradisional, namun juga akan meningkatkan nilai ekonomi di wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil. Salah satu contoh pengelolaan seperti itu, adalah Program Pengelolaan Akses Area
Perikanan (PAAP) yang dilaksanakan atas kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Rare
Indonesia, salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang fokus pada isu konservasi alam.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, PAAP merupakan program
memiliki harmonisasi yang jelas dengan apa yang sedang dilakukan Pemerintah saat ini.
Utamanya adalah upaya untuk memperbaiki komunikasi antara Pemerintah dengan nelayan yang
ada di Indonesia. Bentuk komitmen itu, juga bisa diperlihatkan dengan tampil sebagai pemimpin
di tingkat regional dan menunjukkan kepada negara lain bagaimana melakukan pengelolaan
sumber daya perikanan di lautan dengan baik. Termasuk, dalam kerja sama pengelolaan wilayah
segitiga karang dunia.

Pada forum regional tersebut, Agus menyebutkan kalau Indonesia merupakan negara
yang paling maju dan terdepan untuk pengelolaan sumber daya kelautan selama ini. Termasuk,
pengelolaan untuk bidang konservasi, perikanan berkelanjutan, dan perencanaan ruang laut.
Untuk keterlibatan dalam pengelolaan wilayah segitiga karang dunia, Indonesia diberikan target
untuk melaksanakan national plan of action (NPOA) hingga sebanyak 40 aksi. Dari jumlah
tersebut, 30 aksi diketahui sudah berhasil diselesaikan dengan baik sampai 2019 ini. “Sementara,
sepuluh aksi lain masih berjalan dan optimis pasti dapat selesai pada tahun 2020 mendatang,”
tuturnya. Pada kesempatan yang sama, Direktur Direktur Konservasi dan Keanekaragaman
Hayati Laut KKP Andi Rusandi menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia siap untuk bekerja
sama dengan negara berkembang lain di dunia. Kerja sama tersebut, bertujuan untuk
meningkatkan kapasitasn fisik dan kemanusiaan untuk mengeksplorasi laut. Komitmen untuk
mengelola laut dengan baik dan berkelanjutan, juga sudah disuarakan Indonesia kepada dunia
internasional dalam beberapa tahun terakhir. Terakhir, komitmen itu disuarakan pada perhelatan
Our Ocean Conference 2019 yang berlangsung di Oslo, Norwegia, 23-24 Oktober 2019. Di sana,
Indonesia mengumandangkan janjinya untuk mewujudkan empat komitmen baru yang dibacakan
langsung oleh Sesditjen PRL KKP Agus Dermawan. Diucapkan dia, pada 2020 Indonesia
berkomitmen untuk bisa mencadangkan kawasan konservasi perairan hingga 700 ribu hektare.
“Komitmen itu, menjadi penegas bahwa Indonesia sangat menjaga wilayah laut dengan segala
potensinya yang ada,” sebut dia.
Untuk bisa mewujudkan itu, Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana sebesar
USD6,68 juta yang akan digunakan untuk mendukung pembentukan kawasan baru dan sekaligus
meningkatkan efektitivitas pengelolaan kawasan konservasi yang sudah ada atau eksisting.
Komitmen kedua, melakukan penilaian stok atau stock assesment di kawasan perairan darat
dengan menggunakan metode yang telah diakui secara internasional. Metode tersebut, mencakup
standar ilmiah ataupun pendekatan secara praktis.

Selama lebih dari dua dekade, Proyek Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang
(COREMAP) telah mendukung Pemerintah Indonesia melindungi terumbu karangnya yang
bernilai ekologis dan ekonomis melalui investasi dalam penelitian terumbu karang, pemantauan
terumbu, dan konservasi laut. Sementara tahap awal COREMAP berfokus pada peningkatan
pengelolaan sumber daya pesisir oleh masyarakat, tahap ketiga sekarang bekerja untuk
memperkuat kapasitas penelitian dengan meningkatkan laboratorium, melatih ilmuwan, dan
melakukan pemantauan ekosistem secara nasional. COREMAP juga meningkatkan efektivitas
pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan di Raja Ampat, Papua Barat, Laut Sawu, dan Nusa
Tenggara Timur, melalui inisiatif ekowisata, pengawasan penangkapan ikan ilegal berbasis
masyarakat dan konservasi spesies terancam.
Indonesia Challenge Fund dari Bank Dunia memberikan bantuan teknis kepada sektor
swasta untuk mengurangi penangkapan ikan yang berlebihan dan degradasi ekosistem pesisir
melalui empat kegiatan yang saling terkait: mendukung hubungan antara komunitas nelayan dan
bisnis yang berpikiran keberlanjutan, mempromosikan pembelajaran dari keberhasilan
keberlanjutan yang ada, membantu dalam pengembangan yang berkelanjutan. rencana bisnis
perikanan, dan mempromosikan peluang investasi yang berkelanjutan. Indonesia Challenge Fund
adalah salah satu bagian dari Coastal Fisheries Initiative (CFI) yang lebih luas, sebuah upaya
global kolaboratif yang didanai oleh Global Environment Facility (GEF). Inisiatif ini
menyatukan badan-badan PBB, Bank Dunia, dan organisasi konservasi internasional untuk
meningkatkan pengelolaan perikanan dan melestarikan keanekaragaman hayati laut melalui tata
kelola dan pengelolaan rantai nilai makanan laut yang lebih kuat.
Dalam kehidupan bernegara, warga negara memiliki 4 peranan yang meliputi peranan
yang pasif, aktif, negatif dan positif. Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap
perundang- undangan yang berlaku di negara tempat mereka tinggal. Peran aktif merupakan
aktivitas warga negara untuk terlibat atau dalam kehidupan bernegara, terutama dalam
mempengaruhi keputusan publik. Peran positif merupakan permintaan dari warga negara atas
pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peran negatif merupakan permintaan
warga negara terhadap negaranya agar tidak turut andil dalam kehidupan pribadinya. Berkaitan
dengan sumber daya kelautan, Negara akan membuat peraturan-peraturan mengenai pengelolaan
sumber daya kelautan. Kita sebagai warga negara haruslah mematuhi peraturan yang dibuat oleh
negara. Hendaknya kita sebagai warga negara turut menajaga kelestarian laut agar dapat
terciptanya ekonomi laut yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai