Anda di halaman 1dari 6

Pengairan / Penyiraman

Macam-macam sumber air

Macam-macam sumber air yang dapat digunakan untuk mengairi atau

menyiram tanaman seperti : air sungai, air waduk, mata air dan air hujan.

Sumber air dalam irigasi dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :

Mata Air, yaitu air yang terdapat di dalam tanah, seperti sumur, dan air tanah.

Contoh mata air

Air Sungai, yaitu air yang terdapat di atas permukaan tanah. Air tersebut

banyak mengandung lumpur yang mengandung mineral sebagai bahan makan

tanaman, sehingga sangat baik untuk pemupukan dan juga suhunya lebih rendah

daripada suhu atmosfer

air sungai
Air Waduk, yaitu air yang terdapat di permukaan tanah, seperti pada sungai.

Tetapi air waduk sedikit mengandung lumpur, sedangkan zat terlarutnya sama

banyaknya dengan air sungai. Air waduk di sisni dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu waduk alami dan waduk buatan manusia. Air waduk juga

dibedakan menjadi dua macam menurut keuntungan yang diperoleh, yaitu

waduk multi purpose atau waduk dengan keuntungan yang diperoleh lebih dari

satu. Misalnya air waduk selain untuk pertanian juga untuk perikanan,

penanggulangan banjir, pembangkit listrik dan pariwisata. Tetapi ada juga

waduk yang hanya digunakan untuk pertanian saja.

Air waduk/ bendungan

Tujuan penyiraman / pengairan

Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah sumber air dalam

tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam

tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu

kehidupan tanaman.
Macam-Macam Teknik Penyiraman

Salah satu faktor keberhasilan produksi pada tanaman pangan dan palawija

adalah teknik penyiraman. Teknik penyiraman yang dilakukan tergantung

keadaan tempat budidaya dan jenis tanaman pangan dan palawija yang

dibudidayakan. Secara garis besar, ada tiga cara pemberian air dalam sistem

pengairan/penyiraman yaitu : pemberian air melalui permukaan, pemberian air

melalui bawah permukaan atau resapan dan pemberian air dengan penyiraman.

Cara pengairan / penyiraman

Salah satu faktor keberhasilan dalam teknik penyiraman adalah cara penyiraman

/ pengairan yang dilakukan. Cara pengairan/penyiraman yang dilakukan

tergantung keadaan tempat budidaya dan jenis tanaman pangan dan palawija

yang dibudidayakan.

Pengairan pada tanaman dapat dilakukan dengan cara: (1) Pengairan di atas

tanah; (2) Pengairan di dalam tanah (sub irrigation); (3) Pengairan denagn

penyemprotan (sprinkler irrigation); dan (4) Pengairan tetes (drip irrigation).

Pengairan permukaan menggunakan selokan dengan aliran lambat agar tidak

terjadi erosi berat. Penggenangan kontur dilakukan bila tanah cukup

kemiringannya, sehingga terjadi genangan yang bertingkat tingginya karena

dibatasi dengan galengan yang bertahap dan teratur. Laju pemberian air

hendaknya berkesinambungan dengan bagian tanah yang dapat menyerapnya,


oleh karenanya frekuensi pengairan akan efektif bila diberikan sebelum

kelembaban tanah menjadi penghambat pertumbuhan tanaman. Dalam keadaan

tanah kering maka pemberian air dapat berjumlah lebih banyak dibanding pada

tanah basah. Tanah yang memperoleh air pengairan, maka air dapat masuk ke

dalam tanah (inflitrasi) dan air dapat lalu lewat tanah itu (perkolasi).

Dalam air pengairan dikenal istilah air bebas yaitu air yang tidak diikat dan lalu

dengan bebas kebawah karena gaya gravitasi. Bila sebagian air tetap didalam

pori-pori tanah maka disebut air kapiler yang terikat dalam pori tersebut oleh

tekanan permukaan dan daya adesinya. Air kapiler dan air bebas ini keduanya

dapat dipergunakan oleh tanaman. Penggunaan air tersebut juga tergantung dari

banyaknya akar, dan laju pengambilan air meningkat dengan makin

meningkatnya kekeringan. Mengingat makin terbatasnya sumber air, maka

langkah-langkah penghematan (peningkatan keefisienan) penggunaan air dalam

budidaya tanaman, perlu dilakukan secara simultan dan terus menerus.

Langkah-langkah tersebut antara lain melalui pergiliran tanaman (padi dan

palawija/sayuran di lahan sawah), pemanfaatan mulsa (diutamakan mulsa

organik) di laahn kering pada musim kemarau, sistem tanpa olah tanah (TOT) di

akhir musim hujan, pemanfaatan air tanah, penerapan pengairan tetes, dll.

Dengan langkah-langkah tersebut kelestarian sunber daya alam air akan lebih

terjamin.
Macam-macam cara pengairan / penyiraman adalah

Disiram; menyiram langsung tanaman dengan gembor, gayung, ember dsb

Sistem leb; penggenangan parit sekeliling bedengan, penggenangan lahan

padi

Drip; penggunaan pipa-pipa dan selang yang diberi lobang-lobang yang dapat

meneteskan air ke arah tanaman

Disemprot; penggunaan alat penyemprot/sprayer untuk mengairi pertanaman

Sprinkler , penggunaan sprinkler untuk mengairi

Sistem leb sistem springkle

Sistem drip

Anda mungkin juga menyukai