TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etanol
Etanol adalah alkohol biasa dan merupakan alkohol terpenting. Pada suhu
kamar etanol berupa zat cair bening, mudah menguap, dan berbau khas. Dalam
kehidupan, alkohol dapat kita temukan dalam spiritus, dalam alkohol rumah
tangga (alkohol 70% yang digunakan sebagai pembersih luka), dalam minuman
beralkohol atau dalam air tape, dan lain-lain (Fessenden dan Fessenden, 1986).
Etanol adalah alkohol yang digunakan dalam minuman seperti bir, anggur,
dan berbagai jenis minuman keras lainnya. Etanol dapat dihasilkan dari proses
ragi (yeast). Proses peragian berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
dikatalisis oleh enzim amilase. Tahap kedua adalah pengubahan glukosa menjadi
alkohol yang dikatalisis oleh enzim zimase. Glukosa yang digunakan untuk proses
fermentasi ini dapat berasal dari singkong, beras, ketan, anggur, pati gandum, dan
2.2 Bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari pati melalui dua tahapan
reaksi yaitu sakarifikasi dan fermentasi dan membutuhkan bantuan mikroba pada
tahapan fermentasi. Bioetanol dapat diperoleh dari bahan alam yang mengandung
komponen pati mengandung gula, bioetanol yang diperoleh dari fermentasi kulit
ubi jalar merah menggunakan ragi tape menghasilkan bioetanol dengan kadar
67,00 % (Khaidir dkk, 2016). Bioetanol dapat dijadikan bahan bakar alternatif
menggunakan larutan asam anorganik atau enzim pada suhu, pH dan waktu reaksi
pangan berupa perdu dengan nama lain ketela pohon, singkong, atau cassava.
Ubi kayu berasal dari negara amerika latin, atau tepatnya dari Brazil.
serta China. Ketela pohon/ ubi kayu diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun
Kingdom : Plantae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Singkong (Manihot utilissima) sering juga disebut sebagai ubi kayu atau
kandungan pati dalam singkong yang tinggi sekitar 25-30% sangat cocok untuk
umbian daerah tropis yang merupakan sumber energi paling murah sedunia.
hampir diseluruh wilayah Indonesia. Tanaman ini berasal dari daerah Amerika
selatan dan telah ditanam di daerah tropis dan subtropics. Singkong atau
sebagai makanan. Selain itu, singkong dapat juga diproses dengan cara
rumput, berbagai bahan dalam sampah padat perkotaan, dan hasil pertanian serta
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang
fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati
sebagai sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat,
ditemukan karena menjadi satu dari dua senyawa penyusun pati, bersama-sama
Semuanya berupa polimer dari α-D-glukosa yang terdiri dari ikatan dan .
ikatan rantai ini sehingga terbentuk monomer glukosa. Cara mengetahui bahwa
proses ini telah sempurna yaitu dengan mencicipi bahan singkong, singkong yang
Secara kimia pati terdiri dari amilosa dan amilopektin yang cenderung
lebih mudah diputus rantainya dibandingkan ubi kayu, karena ubi kayu masih
sukrosa, seperti pada reaksi (1) dan (2) (Maryana dan Wahono, 2008).
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6 ................................(1)
menggunakan cara hidrolisa. Hidrolisa adalah suatu proses antara reaktan dengan
air agar suatu senyawa pecah atau terurai. Tetapi reaksi antara pati dan air
hidrolisis secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan asam, yaitu asam
kuat konsentrasi rendah maupun asam lemah konsentrasi tinggi. Asam yang
digunakan dalam proses hidrolisis pati antara lain asam sulfat, asam klorida, asam
fosfat, asam nitrat dan asam trifluoroasetat (TFA). Pemilihan asam dan
konsentrasi yang akan digunakan tergantung pada jenis sampel yang akan
asam kuat encer pada temperatur dan tekanan tinggi, dan dapat dilakukan dengan
menggunakan asam pekat pada temperatur dan tekanan rendah. Proses hidrolisis
pada suhu tinggi dilakukan pada kisaran suhu 160-240 0C, sedangkan proses
hidrolisis pada suhu rendah dilakukan pada suhu 80-1400C Hidrolisis bahan –
bahan berpati akan menghasilkan senyawa gula sederhana, seperti glukosa, xilosa,
Aryani, D., Purwoko, T., dan Setyaningsih, R., 2004, Fermentasi Etanol dari Ubi
Jalar Ungu (Ipomoea Batatas) Oleh Kultur Campuran Rhizopus Oryzae
dan Saccharomyces Cerevisiae, Bioteknologi, 1, (1); 13-18.
Bustan, D., Royen, H., dan Enri W.M., 2013, Pembuatan Etanol dari Tepung Ubi
Kayu dengan Menggunakan Metode Hidrolisa, Jurnal Teknik Kimia, 3,
(19); 9-14.
Coniwanti, P., Siagian, F., dan Prasetyo, Y., 2016, Pengaruh Konsentrasi Asam
Sulfat dan Variasi Masa Ragi Terhadap Pembuatan Bioetanol dari Biji
Durian. Jurnal Teknik Kimia, 22, (4); 45-53.
Erna, Said, I., dan Abram, P.H., 2016, Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong
(Manihot Esculenta Crantz) Melalui Proses Fermentasi, Jurnal
Akademika Kimia, 5, (3); 121-126.
Fessenden, R.J., dan J.S. Fessenden., 1986, Kimia Organik Dasar Edisi Ketiga
Jilid 2, Terjemahan Oleh A.H. Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.
Khaidir, Ismadi dan Zulfikar, 2016, Proses Produksi Bioetenol dari Ubi Jalar
Merah (Ipomoea Batatas) Menggunakan Ragi Tape. Jurnal Agrium. 13,
(1); 8-14.
Mastuti, E., Amanda, A.K., dan Purwanti, 2013, Hidrolisa Pati dari Kulit
Singkong (Variabel Ratio Bahan dan Konsentrasi Asam, Jurnal
Ekuilibrium, 12, (1); 5-10.
Rikana, H., dan Riski, A., 2014, Pembuatan Bioethanol dari Singkong Secara
Fermentasi Menggunakan Ragi Tape, Jurnal Teknik Kimia, 1, (2); 12-17.