Anda di halaman 1dari 43

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (2 SKS / 1-1)

Oleh : Tim Penyusun

PROGRAM DIPLOMA III BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA 2020
PRAKATA

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan Buku Panduan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman. Buku ini
diharapkan dapat menjadi panduan untuk mahasiswa Politeknik LPP untuk
mendalami ilmu Dasar-dasar Perlindungan Tanaman serta untuk mempermudah
dalam melaksanakan praktikum Dasar Perlindungan Tanaman. Kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan buku panduan praktikum
ini. Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi penggunanya. Terima
kasih.

Yogyakarta, November 2020

Tim Penyusun

Dasar Perlindungan Tanaman | ii


DAFTAR ISI

Halaman

Buku Petunjuk Praktikum.........................................................................................i


Prakataii ................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Tata Tertib Praktikum.............................................................................................iv
Susunan Acara Praktikum........................................................................................v
Format Penyusunan Laporan..................................................................................vi
Acara I. Pengenalan Morfologi dan Determinasi Gulma.........................................1
Acara II. Analisa Vegetasi.......................................................................................4
Acara III.Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Vertebrata dan Invertebrata...8
Acara IV.Pengenalan Jenis - Jenis Metamorfosis dan Tipe Alat Mulut Serangga
11 Acara V.Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Kelas Insecta.....................18
Acara VI. Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Ordo Coleoptera dan Ordo
Orthoptera...........................................................................................................20
Acara VII. Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Ordo Hemiptera, Ordo
Homoptera dan Ordo Diptera.....................................................................23
Acara VIII.Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Ordo Lepidoptera, Ordo
Thysanoptera dan Ordo Isoptera..........................................................................26
Acara IX. Pengenalan Jenis-Jenis Musuh Alami................................................... 28
Acara X. Pengenalan Jenis-Jenis Pathogen Penyebab Penyakit........................................31
Acara XI. Pengenalan Jenis-Jenis APH..............................................................................33
Daftar Pustaka..................................................................................................................35
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktkan wajib datang tepat waktu dengan toleransi keterlambatan 15 menit.


Jika berhalangan hadir, wajib ijin secara tertulis
2. Praktikan diwajibkan mengikuti seluruh acara kegiataan praktikum (kehadiran
100%)
3. Praktikan wajib membaca panduan praktikum sebelum praktikum dimulai dan
diadakan pre-test
4. Laporan hasil praktikum diserahkn kepada Asisten Praktikum paling lambat 1
minggu setelah praktikum selesai
5. Mengembalikan alat-alat praktikum dalam keadaan baik dan bersih. Pada
kegiatan praktikum kelompok, kerusakan alat ditanggung oleh kelompok dan
wajib mengganti kerusakan alat yang digunakan
6. Praktikan wajib menjaga ruang paktikum tetap bersih dan rapi
7. Responsi diadakan di akhir dari rangkaian kegitan paktikum, dengan syarat:
a. Telah selesai mengikuti seluruh mata acara praktikum
b. Telah melengkapi laporan kegiatan praktikum
c. Bebas tanggungan alat dan kewajiban administrasi lainnya
8. Komposisi nilai praktikum terdiri dari nilai keaktifan dan perilaku (15%),
praktikum (pre-test, laporan, praktek) (50%), responsi (35%)
9. Hal-hal yang perlu dan belum tercantunm disini akan diatur kemudian
SUSUNAN ACARA PRAKTIKUM
Pertemu
Acara Praktikum
an
1 Asistensi Umum dan Kontrak Praktikum
2 Pengenalan Morfologi dan Determinasi Gulma
3
Analisa Vegetasi
4
5 Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Vertebrata dan Invertebrata
6 Pengenalan Jenis - Jenis Metamorfosis dan Tipe Alat Mulut Serangga
7 Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Kelas Insecta
Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Ordo Coleoptera dan
8
Orthoptera
Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Ordo Hemiptera, Homoptera
9
dan Diptera
Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Ordo Lepidoptera,
10
Thysanoptera dan Isoptera
11 Pengenalan Morfologi dan Biologi Musuh Alami
12 Pengenalan Jenis - Jenis Patogen Penyebab Penyakit
13 Pengenalan Jenis - Jenis APH
14 Responsi
FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN
1. Laporan ditulus tangan
a. Tinta Warna Biru
b. Menggunakan kertas A4 dengan garis tepi (contoh dihalaman vii)
c. Margin Left (4 cm), Right (3 cm), Top (3 cm), Bottom (4 cm)
2. Cover sampul depan warna hijau (contoh dihalaman vi)
3. Format Laporan :
I. JUDUL
II. TUJUAN
III. METODOLOGI
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
Note :
1. Laporan tidak boleh sama, apabila laporan sama maka nilai akan dibagi
dengan jumlah yang sama.
2. Tinjauan Pustaka minimal 3 paragraf, maksimal 5 paragraf dan ditulis di
pembahasan sebagai dasar teori yang nanti dihubungkan dengan pembahasan
hasil praktikum.
3. Tinjauan Pustaka minimal 3 sumber pustaka.
4. Daftar Pustaka/sumber pustaka WAJIB dari : buku, jurnal penelitian, karya
ilmiah, BUKAN dari Wikipedia, blogspot, wordpress (artikel dari internet
yang tidak jelas asal-usulnya)
Contoh Format Cover

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


(TAN 116)

Acara Praktikum :…………………………………………………

Nama :………………………….
NIM/Kelas :………………………….

PROGRAM DIPLOMA III BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA 2020
Budidaya Tanaman Perkebunan
DIII Praktikum Dasar Perlidungan
Tanaman
Politeknik LPP Yogyakarta

Nama/NIM/Kelas
ACARA I

JUDUL : Pengenalan Morfologi dan Determinasi Gulma


TUJUAN : Memahami ciri – ciri morfologi gulma (akar, batang, daun dan bunga),
memahami cara perkembangbiakan serta mampu mengklasifikasi atau
mengelompokkan jenis-jenis gulma.

PENDAHULUAN
Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu pertumbuhan tanaman
budidaya atau merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk
mengendalikannya (Sembodo 2010; Kilkoda, et al. 2015). Keberadaan gulma pada
tanaman budidaya mengakibatkan adanya kompetisi dalam hal pengambilan air,
unsur hara, ruang tumbuh serta cahaya matahari yang dapat merugikan tanaman
budidaya.
Penggolongan gulma diperlukan untuk memudahkan dalam mengenali
atau mengidentifikasi gulma. Dasar pengelompokan suatu jenis gulma ditentukan
menurut kebutuhan tertentu (Sembodo, 2010).
1. Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat dikelompokkan menjadi : Gulma
setahun (annual weeds), Gulma dua tahun (biannual weeds), dan Gulma tahunan
atau musiman (perennial weeds).
2. Berdasarkan sifat morfologinya, gulma dibedakan menjadi lima bagian yaitu :
Gulma berdaun sempit (Grasses), Gulma teki-tekian (Sedges), Gulma berdaun
lebar (Broad leves).
3. Berdasarkan habitatnya, gulma dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu : Gulma
air (aquatic weeds), Gulma darat (terrestrial weeds), dan Gulma menumpang pada
tumbuhan lain (aerial weeds).

Dasar Perlindungan Tanaman | 1


4. Berdasarkan sifat botani, gulma dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu : gulma
dicotyledoneae (berkeping dua), gulma monocotyledoneae (berkeping satu) dan
gulma pteridophyta (pakis-pakisan).
5. Berdasarkan Keberadaannya di perkebunan, gulma ini dibedakan menjadi
duayaitu: gulma lunak dan gulma berbahaya.
BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan pada acara ini adalah berbagai jenis gulma yang
secara morfologis dapat digolongkan dalam gulma rumputan, tekian, daun lebar, dan
daun sempit. Alat yang digunakan adalah kertas gambar / kertas format ukuran A4,
pensil 2B, penghapus, bolpoint, dan penggaris.

METODE
1. Mengamati dan mendiskripsikan bagian-bagian morfologi dan biologi gulma
misalnya :
a. Perakaran (tunggang / serabut)
b. Batang (berongga / pejal / berbuku-buku &lunak / berkayu)
c. Daun (garis,pita,jarum / bulat, oval, hati, dll)
d. Bunga (ada tidaknya bunga)
e. Cara perkembangbiakan (generative (bunga) atau vegetatif
(geragih/stolon/rhizome) atau gabungan)
f. Titik tumbuh (terlihat / tidak terlihat)
2. Beri keterangan nama latin dan nama daerah / Indonesia
3. Golongkan gulma berdasarkan :
a. Siklus hidupnya
b. Sifat morfologinya
c. Habitat
d. Sifat botaninya
e. Keberadaannya di perkebunan
4. Menggambar gulma lengkap dari akar,batang, daun dan bunga (jika memiliki
bunga) dan keterangan bagian-bagian morfologi dan biologi gulma serta
penggolongan gulmanya.
5. Buat laporan sementara sesuai dengan format.
ACARA II
JUDUL : Analisa Vegetasi
TUJUAN : 1. Mengenal dan mengidentifikasi spesies gulma yang bersaing dan
mengganggu tanaman budidaya, serta mengidentifikasi populasi gulma
secara kuantitatif.
2. Memahami cara melakukan analisis vegetasi dengan menggunakan
metode kuadrat.
3.Menentukan komposisi jenis atau spesies gulma dan dominansinya
untuk pengambilan keputusan pengendalian gulma secara tepat sesuai
prinsip PHT.

PENDAHULUAN
Gulma sering menimbulkan berbagai masalah dalam lahan pertanian.
Kerusakan tanaman atau penurunan produksi pertanian akibat gulma, pada umumnya,
memiliki korelasi yang searah dengan populasi gulma itu sendiri. Dalam hal ini,
faktor yang paling tampak adalah perebutan penguasaan sarana tumbuh, ruang gerak
dan nutrisi antara tanaman dan gulma. Posisi gulma sebagai tumbuhan yang tidak
diinginkan menyebabkan pengendalian gulma mendapat perhatian lebih. Salah satu
cara untuk mengetahui cara tepat dalam pengendalian gulma adalah dengan analisis
vegetasi.
Vegetasi dapat diartikan sebagai komunitas tumbuhan yang menempati
suatu ekosistem. Komposisi vegetasi sering kali berubah seiring dengan berjalannya
waktu, perubahan iklim, dan aktivitas manusia. Perubahan vegetasi ini mendorong
perlu dilakukannya analisis vegetasi. Analisis vegetasi merupakan suatu cara untuk
menemukan komposisi jenis vegetasi dari yang paling dominan hingga tidak
dominan. Keadaan vegetasi yang diamati berupa bentuk vegetasi seperti rumput,
semak rendah, tumbuhan menjalar, herba, maupun tumbuhan dalam hamparan yang
luas.
Dalam kaitannya dengan gulma, analisis vegetasi digunakan untuk
mengetahui gulma- gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan
sarana tumbuh dan ruang hidup. Penguasaan sarana tumbuh pada umumnya
menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Populasi gulma yang bersifat dominan
ini nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
pengendalian gulma.
Metode analisis vegetasi yang lazim digunakan ada 4 macam yaitu
estimasi visual, metode kuadrat, metode garis dan metode titik (Tjitrosoediro dkk.
1984), sebagai berikut:

1. Metode estimasi visual,


Pengamatan dilakukan pada titik tertentu yang selalu tetap letaknya, misalnya
selalu di tengah atau di salah satu sudut yang tetap pada petak contoh yang telah
terbatas. Besaran yang dihitung berupa dominansi yang dinyatakan dalam
persentase penyebaran. Estimasi visual dilakukan berdasarkan pengamatan visual
atau dengan cara melihat dan menduga parameter gulma yang akan diamati.
Metode estimasi visual memiliki kelemahan yaitu hanya layak dilakukan oleh
orang yang berpengalaman.
2. Metode kuadrat
Kuadrat adalah suatu ukuran luas yang dinyatakan dalam satuan kuadrat
(misalnya m2, cm2 dan sebagainya) tetapi bentuk petak contoh dapat berupa segi
empat (kuadrat), segi panjang, atau sebuah lingkaran. Dalam pelaksanaan di
lapangan sering digunakan bujur sangkar.
3. Metode garis
Metode garis atau rintisan, adalah petak contoh memanjang, diletakkan di atas
sebuah komunitas vegetasi
4. Metode titik
Metode titik merupakan suatu variasi metode kuadrat. Jika sebuah kuadrat
diperkecil sampai titik tidak terhingga, akan menjadi titik.
Data yang diperoleh dari analis vegetasi dapat digolongkan menjadi, data
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif menunjukkan bagaimana suatu jenis tersebar
dan berkelompok, stratifikasinya, periodisitas dan sebagainya. Data kualitatif
diperoleh dari pengamatan lapangan berdasarkan pengamalan yang luas. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil penjabaran dan pengamatan tiap petak contoh di
lapangan.

BAHAN DAN ALAT


Bahan dan alat yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis, kertas
label, meteran, tali raffia, patok dari bambu, plastik, kawat, dan alat hitung
(kalkulator).

METODE
1. Membuat alat analisa vegetasi (kawat kuadrat/persegi) menggunakan kawat
dengan ukuran 1 m x 1 m
2. Membuat petak contoh/blog dengan ukuran 2 m x 4 m dengan menggunakan tali
raffia dan patok bambu.
3. Melempar kawat kuadrat/persegi kedalam petak contoh yang telah dibuat.
4. Setelah kawat kuadrat/persegi dilempar, semua gulma yang ada di dalam kawat
kuadrat/persegi selanjutnya di cabut dan di masukkan kedalam kantong plastik
sebagai lemparan 1 atau petak 1.
5. Ulangi pelemparan kawat kuadrat/persegi sebanyak 3 x lemparan dan setiap
ulangan pelemparan kawat kuadrat/persegi harus pada sisi yang berbeda, sehingga
didapat sebanyak 3 petak.
6. Gulma yang sudah didapat dari 3 petak tersebut kemudian dikelompokkan
masing-masing petaknya sesuai dengan jenis spesiesnya dan dihitung berapa
jumlah gulma masing-masing spesies tiap petaknya.
7. Catat hasil perhitungan dalam bentuk tabel.
8. Hitung nilai KN, FN, dan SDR nya kemudian simpulkan gulma yang paling
dominannya.
9. Buat laporan sementara sesuai dengan format.
ACARA III

JUDUL : Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Vertebrata dan Invertebrata


TUJUAN : Mengetahui klasifikasi hama dan deskripsi morfologi dan biologi hama
kelompok vertebrata dan invertebrata khususnya yang termasuk dalam
filum Nemathelmintes kelas Nematoda, filum Molusca kelas
Gastropoda, dan filum Arthropoda kelas Arachnida.

PENDAHULUAN
Salah satu kelompok hewan yang berperan sebagai hama adalah hewan
Vertebrata, yang termasuk dalam hewan vertebrata yang menjadi hama adalah dari
filum Chordata. Filum Chordata yang terdiri dari kelas Mamalia dan kelas
Aves.Hama tanaman dari golongan mamalia yaitu tikus ( Rattus argentiventer ),
bajing/tupai ( Callosciurus notatus ), musang ( Paradoxurus hermaphroditus ), babi
hutan, kera, dan gajah ( Elephas maximus ).
Veterbrata berasal dari kata vertebrae yang berarti tulang belakang. Jadi
semua anggota tubuhnya sudah mempunyai tulang belakang yang nyata. Adapun ciri-
ciri umum dari kelas vertebrata antara lain:
1. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut-rambuh yang halus.
2. Sudah dilengkapi dengan kelenjar air susu (glandulla mammae )
3. Semua anggota mamalia umumnya melahirkan, kecuali pada binatang yang
berparuh bebek, hewan tersebut bertelor.
4. Anak-anak yang masih kecil disusui oleh induknya, sehingga mammalia sering
disebut hewan menyusui.
5. Bergerak menggunakan pasangan tungkai depan dan tungkai belakang, yang
masing-masing berkuku, tetapi ada juga yang berjalan hanya dengan
menggunakan tungkai belakang.
Kelas Aves sebenarnya tidak pernah merugikan secara berarti dalam
bidang pertanian, tetapi sebagian ada pula yang merusak tanaman padi, jagung,
kacang-kacangan dan buah-buahan. Hama tanaman yang termasuk kelas aves yaitu
burung gereja ( Passer montanus, malaccensis ), burung manyar ( Ploceus, manyar ),
burung gelantik ( Padda oryzivora ), burung pipt ( Lonchura punctulata ), dll.
Susunan tubuh dari burung adalah kepala (caput), leher (cervix), badan ( trunchus ),
dan anggota badan bebas ( extremitas ).
Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang punggung atau
kolom vertebral. Hewan tanpa notochord adalah invertebrata. Istilah invertebrate
adalah bentuk awal “Vertebra” yang berasal dari kata latin. Vertebrata pada umumnya
berarti sendi, arti khususnya adalah sendi tulang belakang dari vertebrata. Kata ini
ditambah awalan “in” berarti tidak atau tanpa, yang mengandung arti “mereka yang
bukan veterbrae. Inverterbrata adalah kelompok yang paling beragam yang memiliki
sekitar 12 juta spesies hidup. Sebagian besar hewan di bumi adalah invertebrate.
Mereka adalah hewan yang berdarah dingin, suhu tubuh mereka tergantung dengan
suhu atmosfer.
Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang atau seperti
benang. Nematoda juga berupa hewan tripoplastik dan pseudoselomat (beronnga
tubuh semu). Bentuk tubuh nematoda parasite tanaman adalah silindris memanjang
atau vermiform, meruncing pada bagian kepala dan ekor, mikroskopis dengan ukuran
sangat kecil.
Arachnida adalah kelas hewan invertebrata Arthropoda dalam sub filum
Chelicerata. Istilah arachnid berasal dari bahasa Yunani arachne, berarti laba-laba
dan juga merujuk pada figur mitologi Yunani, Arachne. Di dalamnya termasuk hewan
seperti laba-laba, kalajengking, serta ketonggeng. Anggotanya meliputi kalajengking,
laba-laba, dan tungau. Sebagian tungau merupakan perusak tanaman, berkaki 8, alat
mulutnya celicera yang berfungsi sebagai penusuk-penghisap.
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak yang merupakan hama penting
tanaman sayuran, tanaman hias, tembakau, karet, pisang, ubi kayu, bawang, cabai,
padi. Siput, keong atau sering disebut bekicot makan daun tanaman dengan kecepatan
yang cukup tinggi.

BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis dan kertas HVS, alat
yang digunakan adalah gambar kelompok vertebrata : tikus ( Rattus argentiventer ),
bajing/tupai ( Callosciurus notatus ), babi hutan, gajah ( Elephas maximus ), burung
pipit ( Lonchura punctulata ) sedangkan untuk kelompok invertebrata : gambar
nematoda akar ( Heterodera radiacola ), tungau merah ( Tarsonemus translucens ),
siput tembakau Deli ( Filicaulis bleekeri ) dan siput (bekicot) raksasa ( Achatina
fulica ).

METODE
1. Menggambar hewan vertebrata yang berperan sebagai hama tanaman.
2. Mengamati dan mendiskripsikan morfologi dan biologi hamanya
a. Keterangan gambar
b. Taksonominya
c. Ciri-ciri
1. Bentuk
2. Ukuran
3. Tipe alat mulut
4. Habitat
5. Contoh tanaman inang
6. Bagian tanaman yang diserang
7. Gejala serangan
8. Reproduksi dan siklus hidup
d. Mendiskusikan dari hasil diskripsi morfologi dan biologi masing-masing jenis
hamanya.
ACARA IV

JUDUL : Pengenalan Macam-macam Jenis Metamorfosis Serangga dan Tipe


Mulut Serangga
TUJUAN : Mengetahui macam-macam bentuk mertamorfosis dan tipe mulut pada
serangga yang berpotensi sebagai hama tanaman.

PENDAHULUAN
Pada serangga ada suatu kejadian bahwa perkembangan individu mulai
dari telur menunjukkan perbedaan bentuk, sampai menjadi individu dewasa. Kejadian
ini disebut dengan metamorphosis. Ada empatjenis metamorphosis yaitu tanpa
metamorphosis (Ametabola), metamorphosis beringkat (Paurometabola),
metamorphosis tidak sempurna / tidak lengkap (Hemimetabola) dan metamorphosis
sempurna / lengkap (Holometabola)
Tanpa metamorphosis (Ametabola)
Golongan serangga yang bermetamorfosis Ametabola sejak menetas (instar
pertama) bentuknya sudah menyerupai serangga dewasa (tidak bermetamorfosis),
hanya ukurannya saja yang bertambah besar.serangga muda dan serangga dewasa
hidup dengan jenis makanannya sama. Contoh serangga yang tidak bermetamorfosis,
antara lain ordo Thysanura (kutu buku atau rengget atau ngenget) dan ordo
Collembola misalnya Ekor Gunting (serangga perusak tanaman hias).
Metamorfosis bertingkat (Paurometabola)
Serangga yang tergolong paurometabola mengalami perubahan secara
bertahap. Setiap pergantian kulit (ecdysis), ukuran tubuhnya bertambah besar. Bakal
sayap tumbuh secara bertahap, makin lama makin besar, dan akhirnya menyerupai
sayap serangga dewasa. Serangga muda disebut “nimfa” dan serangga dewasa disebut
“imago”. Baik nimfa maupun imago hidup dalam habitat yang sama dengan jenis
makanannya pun juga sama. Adapun fase dari metamorphosis paurometabola yaitu
:Telur  nimfa  imago (dewasa), contoh serangga yang bermetamorfosis
bertingkat antara lain ordo Orthoptera (belalang, anjing tanah, jangkrik, kecoak, dan
lain-lain), ordo Thyasanoptera (thrips), ordo Homoptera ( kutu daun, wereng dan lain-
lain) dan ordo Hemiptera (kepik, walang sangit, dan lain-lain).
Metamorfosis Tidak Lengkap (Hemimetabola)
Serangga yang mengalami metamorphosis hemimetabola yaitu nimfa
golongan serangga ini mengalami beberapa modifikasi, seperti adanya insang,
trachea, tungkai untuk merangkak dan menggali, tubuh dapat bernang, alat mulut
harus dapat mengambil makanan di dalam air, dan lain-lain. Habitat nimfa berbeda
dengan habitat imagonya. Nimfa tergolong serangga akuatik (hidup di dalam air),
sedangkan imagonya adalah serangga aerial. Contoh serangga golongan
hemimetabola adalah ordo Odonata (capung).
Metamorphosis sempurna/ lengkap (Holometabola)
Serangga muda yang mengalami perkembangan holometabola disebut
“larva”. Bentuk larva sangat berbeda dengan imago. Sebelum menjadi imago, larva
akan berkepompong terlebih dahulu. Perubahan bentuk luar dan dalam terjadi dalam
tingkat pupa (kepompong). Sayap berkembang secara internal. Tahapan / fase
metamorphosis holometabola dimulai dari : Telur  larva  kepompong / pupa
imago (dewasa), contohnya adalah ordo lepidotera (ulat penggulung pucuk dan
ngengat), ordo coleoptera (kumbang badak, kepik beras, kumbang gudang, dan
kunang-kunang), ordo Diptera (lalat buah).

LARVA
Larva cenderung berbentuk cacing. Larva berganti kulit melalui beberapa
instar, tubuh memanjang, memiliki kaki pelengkap diketahui sebagai proleg,
mempunyai mata sederhana. Pada tingkat larva banyak membuat kerusakan.
Beberapa tipe larva, diantaranya:
1. Polipoda, tipe larva ini memiliki ciri antara lain tubuh berbentuk silindris, kepala
berkembang baik serta dilengkapi dengan kaki abdominal dan kaki thorakal. Tipe
larva ini dijumpai pada larva ngengat/kupu (Lepidoptera).
2. Oligopoda, tipe larva ini dapat dikelompokkan menjadi : Campodeiform,
Scarabaeiform, Carabiform, Erusiform, Elateriform, Platiform, Vermiform.
Scarabaeiform yakni memiliki badan memanjang dan kadang-kadang
dorsovntral pipih. Kaki thorakal panjang dan berkembang baik dengan gerakan
aktif. Contohnya adalah predator Scarabaciform, yakni badan umumnya
berbentuk melengkung menyerupai huruf C, kepala berkembang baik, memiliki
tungkai pada thorax, namun tidak memiliki tungkai palsu pada abdomen. Kaki
thorakal pendek dan tidak aktif bergerak. Tipe larva oligopoda ini dimiliki oleh
larva dari bangsa kumbang (Coleoptera), contohnya larva kumbang badak (uret).
Campodeiform memiliki tubuh pipih memanjang dengan tungkai panjang
biasanya memiliki sersi. Larva ini biasanya aktif dan sebagai predator, biasanya
terdapat pada ordo Coleoptera, Neuroptera, dan Odonata. Carabiform hampir
menyerupai larva Campodeiform, tetapi larva ini memiliki tungkai yang lebih
pendek dan tidak memiliki filamen kaudal. Tipe ini terdapat pada larva ordo
Carabidae dan Melyridae. Erusiform memiliki bentuk seperti ulat dengan tubuh
silinder dan kepala berkembang dengan sempurna tetapi antena yang dimiliki
sangaat pendek. Pada bagian thorax, tungkai berkembang sempurna. Tipe ini
terdapat pada ordo Lepidoptera dan beberapa Hymenoptera. Elateriform
berbentuk seperti cacing dengaan tubuh memanjang dan silinder, dinding tubuh
yang tebaal dan keras, serta rambut-rambut duri tereduksi. Tipe ini terdapat pada
famili Euripogonidae dan Elateridae. Vermiform berbentuk seperti belatung,
tubuh memanjang seperti cacing dan biasanya kapsul kepala tidak berkembang.
Larva tipe ini terdapat pada ordo Lepidotera (caterpillar), Diptera (magot), dan
Coleoptera (grub). Larva platiform memiliki tubuh pipih, pendek, dan lebar,
tungkai yang pendek. Larva ini terdapat pada golongan serangga Limacodidae dan
Psephanidae.
3. Apodus (Apodous), tipe larva ini memiliki badan yang memanjang dan tidak
memiliki kaki. Kepala ada yang berkembang baik ada yang tidak. Tipe larva ini
dijumpai pada anggota ordo Diptera dan familia Curculionidae (Coleoptera)
(Natawigena,1993)

PUPA
Perbedaan bentuk pupa didasarkan pada kedudukan alat tambahan
(appendages), seperti calon sayap, calon kaki, antene dan lainnya. Tipe pupa
dikelompokkan menjadi tiga tipe :
1. Tipe obtecta, yakni pupa yang memiliki alat tambahan (calon) melekat pada tubuh
pupa. Kadang-kadang pupa terbungkus cocon yang dibentuk dari liur dan bulu dari
larva. Tipe pupa ini dijumpai pada anggota ordo Lepidoptera. Tipe ini dilengkapi
dengan embelan-embelan yang melekat pada tubuh, umumnya terlindung pada di
dalam cocon.
2. Tipe eksarat, yakni pupa yang memiliki alat tambahan bebas (tidak melekat pada
tubuh pupa ) dan tidak terbungkus oleh cocon. Tipe pupa ini terdapat pada serangga
dengan metamorfosis sempurna (Holometabola), kecuali Diptera dan Lepidoptera.
Tipe pupa ini biasa dijumpai pada ordo Hymenoptera dan Coleoptera. Tipe Eksarat
dibagi menjadi 2, yaitu dektisus dan adektisus. Pada dektisus, mandibel (rahang)
dapat digerakkan untuk membantu merobek cocon. Tipe ini terdapat pada ordo
Neuroptera, Mecoptera, dan beberapa Lepidoptera. Pada adektisus, mandibel tidak
digerakkan dan menempel pada kepala.
3. Tipe coartacta, yakni pupa yang mirip dengan tipe eksarat, tetapi terbungkus pada
eksuvium larva instar terakhir yang mengeras, tidak mengelupas (membungkus tubuh
pupa). Eksuvium mengeras dan membentuk rongga untuk membungkus tubuh pupa
dan disebut puparium. Tipe pupa ini biasa dijumpai pada ordo Diptera.
Cara serangga makan dan apa yang dimakan dapat menentukan tipe
perlakuan pengendalian yang efektif terhadap serangga tersebut, oleh karena itu agar
kita tahu cara serangga makan maka kita harus mengetahui berbagai tipe mulut
serangga tersebut. Adapun beberapa tipe mulut pada serangga antara lain :
Alat mulut tipe mengigit - mengunyah. Jenis dasar dari alat mulut tipe
mengunyah yang mengijinkan serangga untuk menggit dan mengunyah bagian luar
dari tanaman atau membuat terowongan ke dalam bagian tanaman. Alat mulut tipe
menggit – mengunyah terdiri dari labrum, mandibula, maksila, labium, cuping, dan
sungut maksila.
Alat mulut tipe menusuk – menghisap. Alat mulut tipe menusuk –
menghisap diperkirakan terjadi dari tipe mengunyah dengan sebagai berikut : Labium
secara perlahan-lahan memanjang dengan menggulung memanjang membentuk
tabung berongga dengan lubang pembuka secara longitudinal bergerak ke bawah
dengan permukaan yang panjang seperti ata, Labrum juga memanjang, tetapi menjadi
bentik langsing, struktur alat berbentuk v menutup lubang yang longitudinal pada
labium. Dua mandibular dan dua maksila memanjang akan tetapi menjadi ekstrem
seperti rambut dan berakhir pada ujung untuk dihisap. Hal ini disebut stilet dan
terdapat didalam paruh yang terbentuk dari labium dan labrum.
Alat mulut tipe menghisap. Alat mulut tipe penghisap yang sederhana
atau tipe sifon, tidak lain adalah saluran yang panjang yang terdapat dalam alat mulut
dari kupu-kupu. Bila diperhatikan sebenarnya dapat dilihat pada kegiatan larva
dengan kitin yang transparan. Saluran ini disebut dengan lidah, yang bentuknya
seperti per jam yang melingkar di sisi vertikal kepala dan dapat memanjang bila
serangga sedang makan. Kadang-kadang lidah ini lebih panjang daripada badannya.
Misalnya adalah ngengat yang melengkung ini mempunyai proboscis yang panjang
yang gunanya untuk mengambil nectar atau madu dari bunga dengan tajuk bunga
yang dalam.
Alat mulut tipe mengunyah – menghisap. Akhirnya sampailah pada
suatu kelompok serangga yang bertipe mulut kombinasi yang diketahui sebagai
pengunyah dan penghisap. Alat mulut ini terdapat banyak pada tipe lebah.
Mandibular memang teguh berfungsi aslinya sebagai organ pengunyah, akan tetapi
maksila dan labium telah mengalami modifikasi ke organ penjilat yang tipis untuk
mengambil cairan, terutama nektar dari bunga.
Alat mulut tipe menjilat – menghisap / sponge. Tipe lain modifikasi alat
mulut penghisap terdapat pada lalat tertentu termasuk lalat buah. Bagian mulut terdiri
dari probosis yang berdaging yang sebagian disembunyikan dalam rongga bagian
bawah kepala, dengan organ seperti sponge. Lalat dapat memakan dari bahan yang
padat, seperti lazimnya dilakukan dengan alat mulut secam itu. Hal ini dapat
dijelaskan dengan fakta, bahwa pertama-tama lalat mengeluarkan ludah untuk
melunakkan makanannya, kemudian baru dijilat dan dihisapnya. Tipe serangga
semacam ini dapat dibunuh dengan peracun yang melakukan kontak dengan
tubuhnya.
Alat mulut tipe pemarut – penghisap Tipe alat mulut pada thrips adalah
pemarut-penghisap bagian yang dapat kita temukan yaitu : paruh konikal yang pendek
dengan tiga buah alat pencucuk –penghisap atau disebut dengan stylet. Stylet berasal
dari modifikasi mandibula kiri dan 1 pasang maksila. Stylet berfungsi sebagai alat
pemarut yang bergerak keluar masuk, memarut jaringan tanaman yang diserangnya.
Sehingga akan kita temukan cairan. Sedangkan paruh konikal berfungsi menghisap
cairan yang timbul dari proses pemarutan. Akibat dari serangan ini, awalnya jaringan
akan berwarna putih atau belang yang kemudian akhirnya akan tampak seperti seperti
berwarna kuning.

BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis dan kertas HVS, alat
yang digunakan adalah gambar serangga dengan metamorphosis ametabola,
metamorphosis pauroetabola, metamorphosis hemimetabola dan metaorfosis
holometabola dan gambar berbagai alat tipe mulut pada serangga : tipe mengigit-
mengunyah, tipe menusuk-menghisap, tipe menghisap, tipe mengunyah-menghisap,
tipe menjilat-menghisap, dan tipe pemarut-penghisap.
METODE
1. Menggambar serangga dengan metamorphosis metamorphosis ametabola,
metamorphosis pauroetabola, metamorphosis hemimetabola dan metaorfosis
holometabola dan gambar berbagai alat tipe mulut pada serangga : tipe mengigit-
mengunyah, tipe menusuk-menghisap, tipe menghisap, tipe mengunyah-
menghisap, tipe menjilat-menghisap, dan tipe pemarut-penghisap.
2. Mendiskripsikan tentang masing-masing siklus metamorfosisnya.
3. Mendiskipsikan tentang masing-masing bagian mulut serangga beserta fungsi tiap
bagiannya.
4. Mendiskusikan dari hasil diskripsi ke empat jenis metamorphosis serangga dan
jenis tipe mulut serangga.
ACARA V

JUDUL : Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama Kelas Insecta


TUJUAN : Mengetahui klasifikasi, morfologi dan biologi hama dari kelas Insecta

PENDAHULUAN
Insecta (serangga) dalam bahasa latin disebut dengan Insectum yang
artinya terpotong menjadi bagian-bagian atau beruas-ruas. Ukuan dari tubuh serangga
sendiri bermacam-macam, dengan panjangnya 2-40 mm. Ada juga serangga dengan
ukuran mikroskopis dan ada juga yang mempunyai ukuran panjang sampai 260 mm,
contohnya seperti Phobaeticus serratipes. Tubuh serangga sendiri terdiri dari tiga
bagian yaitu kepala (caput), dada (toraks), serta perut (abdomen).
Ciri-ciri Insecta (serangga) antara lain :
1. Tubuhnya dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada dan juga perut
2. Alat mulut nya digunakan untuk menggigit, mengunyah, menghisap, dan menjilat
3. Bentuk kakinya berubah sesuai dengan fungsinya
4. Pada kepalanya terdapat satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal
(occellus), dan satu pasang antena yang digunakan sebagai alat peraba
5. Tempat hidupnya di darat dan air tawar
6. Sistem peredaran darah terbuka
7. Alat kelaminnya terpisah (jantan dan betina)
8. Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus,
rectum, serta anus
9. Pada bagian mulut terdiri dari rahang belakang (mandibular), rahang depan
(maksila), serta bibir atas (labrum), dan bibir bawah (labium)
10. Sistem pernapasannya dengan sistem trachea

BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis dan kertas HVS,
alat yang digunakan adalah gambar morfologi serangga secara utuh.
METODE
1. Menggambar morfologi insecta secara utuh dilengkapi dengan bagian-bagiannya.
2. Mengamati dan mendiskripsikan morfologi dan biologi hamanya
a. Keterangan gambar
b. Taksonominya
c. Ciri-ciri
1. Bentuk
2. Ukuran
3. Tipe alat mulut
4. Habitat
5. Contoh tanaman inang
6. Bagian tanaman yang diserang
7. Gejala serangan
8. Reproduksi dan siklus hidup
3. Mendiskusikan tentang morfologi dan biologi masing-masing hama
ACARA VI

JUDUL : Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama (Ordo Coleoptra dan


Orthoptera)
TUJUAN : Mengetahui klasifikasi, morfologi dan biologi hama dari ordo
Coleoptera dan Orthoptera

PENDAHULUAN
Coleoptera berasal dari kata coleos (seludang) dan pteron (sayap),
serangga ini bersayap seludang pada sayap bagian depannya, sayap belakangnya
seperti selaput. Pada waktu terbang sayap depannya tidak berfungsi. Perkembangan
hidupnya holometabola (telur – larva – pupa – imago). Tipe mulut larva dan imago
sama yaitu menggigit dan mengunyah. Larva biasa disebut uret atau lundi, sebagian
merupakan perusak akar, penggerek batang, atau hanay makan bahan-bahan organik
saja. Imago yang dinamakan kumbang perusak pertanaman kelapa, padi, pisang, dan
sebagainya. Spesies yang menjadi hama penting yaitu kumbang tanduk (Oryctes
rhinoceros), penggerek batang jinjing (Xystocera festiva), perusak pucuk kelapa
(Brontispa longissima), penggerek buah kopi (Cryphalus hampei) dan sebagainya.
Kata Orthoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ortho (lurus) dan ptera
(sayap). Serangga ini bersayap lurus pada waktu istirahat. Tipe perkembangan
hidupnya paurometabola (telur – nimfa – imago). Daur hidup belalang pada umumya
bertelur pada musim kemarau dan menetas pada musim hujan, Nimfa dan imago
hidup pada habitat yang sama dan sama-sama merusak tanaman. Serangga yang
termasuk ordo ini antara lain jangkrik, orong orong, gangsir, kecoa, lipas, belalang
kayu, belalang setan, belalang sembah, belalang belalang kerik dan belalang kelapa.
Tipe alat mulut nimfa dan imago sama yaitu menggigit – mengunyah.
Gejala yang disebabkan oleh serangga dapat menyebabkan daun menjadi robek atau
bolong, daun tidak utuh, serangga menyerang dengan cara memakan dan mengunyah
dengan jenis mulut bergerigi, daun yang terserang oleh gigitan serangga ini
menyebabkan daun tidak berpotosintesis dengan baik karena banyak daun yang habis
di makan oleh serangga tersebut. Serangga merupakan penyebab kerusakan terbesar
pada tanaman.

Secara umum morfologi hama ordo Orthoptera terdiri dari


kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Dimana pada bagian caput
terdapat dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antena, serta tiga buah mata
sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax.
Pada bagian abdomennya terdapat organ pendengaran yang disebut tympana yang
terdapat pada masing-masing sisi segmen lateral pertama dibawah dasar sayap
belakang. Lobang-lobang kecil berpasangan pada sisi lateral pada tiap segmen
abdominal, kecuali satu atau dua pasang lobang yang terakhir dari organ pernafasan
dan disebut sebagai spirakel atau spiraculum. Pada serangga betina mempunyai
struktur ujung distal abdomen yang diketahui sebagai ovipositor dan digunakan untuk
meletakkan telur.

BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis dan kertas HVS,
alat yang digunakan adalah ordo Coleoptera : gambar hama kumbang tanduk
(Oryctes rhinoceros), kumbang sagu (Rhynchophorus ferrugineus), kumbang sigaret
(Lasioderma serriconne), penggerek buah kopi (Cryphalus hampei), sedangkan ordo
Orthoptera : gambar morfologi belalang, Sexava sp (belalang pedang), Valanga
nigricornis, Chloracris prasina, Acrid sp.
METODE
1. Menggambar morfologi belalang, Sexava sp (belalang pedang), Valanga
nigricornis, Chloracris prasina, Acrid sp, gambar hama kumbang tanduk
(Oryctes rhinoceros), kumbang sagu (Rhynchophorus ferrugineus), kumbang
sigaret (Lasioderma serriconne), penggerek buah kopi (Cryphalus hampei).
2. Mengamati dan mendiskripsikan morfologi dan biologi hamanya
a. Keterangan gambar
b. Taksonominya
c. Ciri-ciri
1. Bentuk
2. Ukuran
3. Tipe alat mulut
4. Habitat
5. Contoh tanaman inang
6. Bagian tanaman yang diserang
7. Gejala serangan
8. Reproduksi dan siklus hidup
3. Mendiskusikan tentang morfologi dan biologi masing-masing hama
ACARA VII

JUDUL : Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama (Ordo Hemiptera, Homoptera


dan Diptera)
TUJUAN : Mengetahui klasifikasi, morfologi dan biologi hama dari ordo
Hemiptera, Homoptera dan Diptera

PENDAHULUAN
Hemiptera berasal dari kata hemi (setengah) dan pteron (sayap), serangga
ini sayap bagian depannya mengalami penebalan setengah bagian, sisanya bertekstur
seperti selaput. Tipe perkembangan hidupnya paurometabola (telur – nimfa – imago).
Tipe alat mulut nimfa dan imago sama yaitu menusuk dan menghisap. Nimfa dan
imago hidup dalam habitat yang sama, dan sama-sama merusak tanaman.
Spesies yang menjadi hama penting diantaranya yaitu Helopeltis sp.
Banyak menumbulkan kerusakan pada tanaman teh,kakao,dan kina. Ciri khasnya
yaitu ada seperti jarum pentul pada bagian thoraksnya. Pada teh dan kina menghisap
pucuk dan daun muda, sedangkan pada kakao menyerang buahnya. Contoh lain yaitu
Dasynus piperis (kepik buah lada), Nezara viridula (penghisap polong kedelai),
Leptocorisa aculata (walang sangit, penghisap malai padi) dan sebagainya.
Homoptera berasal dari kata homo (sama) dan pteron (sayap), serangga
ini bersayap sama seperti membran. Sebagian dari serangga ini mempunyai dua
bentuk, yaitu yang bersayap dan tidak bersayap. Contohnya kutu daun (Aphis sp),
setelah menetas dari telurnya tidak bersayap sampai dengan imago, tetapi setelah
populasi tinggi sebagian dari serangga ini membentuk sayap untuk pindah ketempat
lain. Tipe perkembangan hidupnya paurometabola (telur – nimfa – imago). Sebagian
ada yang bersifat partenogenetik, yaitu embrio berkembang didalam imago betina
tanpa mendapatka pembuahan dari sperma. Spesies yang menjadi hama penting yaitu
wereng cokelat (Nilaparvata lugens), kutu loncat (Heteropsylla sp), Diaphorina citri,
Aphis sp., Mysus persicae, dan sebagainya.
Diptera berasal dari kata di (dua) dan pteron (sayap), serangga ini
bersayap dua. Dua buah sayap belakangnya berubah menjadi bulatan yang disebut
halter, berfungsi sebagai alat keseimbangan sewaktu terbang. Larva diptera disebut
tempayak/belatung/set yang tidak mempunyai tungkai. Sebagian hidup sebagai
perusak tanaman, perusak bahan simpanan (termasuk daging), dan parasit pada
serangga lain. Perkembangan hidupnya holometabola (telur – larva – pupa – imago).
Tipe alat mulut larva menggigit – mengunyah, sedangkan imagonya menjilat. Spesies
yang menjadi hama penting yaitu lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli), lalat buah
(Dacus sp), dan penggerek batang padi (Atherigona exigua).

BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis dan kertas HVS,
alat yang digunakan adalah gambar hama Dasynus piperis (kepik buah lada),
Leptocorisa aculata (walang sangit, penghisap malai padi), Helopeltis sp, wereng
cokelat (Nilaparvata lugens), Aphis sp., Mysus persicae (kutu tembakau),
Pseudococcus sp (kutu dompolan), Planococcus sp, Oregma lanigera (kutu bulu
putih), lalat buah (Ceratitis capitata).

METODE

1. Menggambar hama Dasynus piperis (kepik buah lada), Leptocorisa aculata


(walang sangit, penghisap malai padi), Helopeltis sp, wereng cokelat (Nilaparvata
lugens), Aphis sp., Mysus persicae (kutu tembakau), Pseudococcus sp (kutu
dompolan), Planococcus sp, Oregma lanigera (kutu bulu putih) dan lalat buah
(Ceratitis capitata).
2. Mengamati dan mendiskripsikan morfologi dan biologi hamanya
a. Keterangan gambar
b. Taksonominya
c. Ciri-ciri
1. Bentuk
2. Ukuran
3. Tipe alat mulut
4. Habitat
5. Contoh tanaman inang
6. Bagian tanaman yang diserang
7. Gejala serangan
8. Reproduksi dan siklus hidup
ACARA VIII

JUDUL : Pengenalan Morfologi dan Biologi Hama (Ordo Lepidoptera,


Thysanoptera dan Isoptera)
TUJUAN : Mengetahui klasifikasi, morfologi dan biologi hama dari ordo
Lepidoptera, Thysanoptera dan Isoptera)

PENDAHULUAN
Lepidoptera berasal dari kata lepidos (sisik) dan pteron (sayap),
serangga ini sayapnya terdiri dari sisik-sisik kecil yang akan menempel di tangan
apabila kita pegang. Imago serangga ini disebut kupu-kupu jika aktifnya pada siang
hari, dan disebut ngengat jika aktifnya pada malam hari. Perkembangan hidupnya
holometabola (telur – larva – pupa – imago). Tipe alat mulut pada larva menggigit –
mengunyah, sedangkan pada imago menghisap. Yang merusak tanaman adalah
larvanya, sedangkan imagonya hanya memakan nectar/madu dari bunga-bungaan.
Spesies yang menjadi hama penting yaitu Agrotis ipsilon (ulat tanah),
Ostrinia furnacalis (penggerek batang/tongkol jagung), Etiella zinkenella (penggerek
polong kedelai), Scirpophaga excerptalis (penggerek batang padi) dan sebagainya.
Thysanoptera berasal dari kata thysanos (rumbai) dan pteron (sayap),
serangga ini bersayap rumbai. Perkembangan hidupnya paurometabola (telur – nimfa
– imago). Nimfa dan imago tipe mulutnya menusuk – menghisap. Salah satu contoh
spesies dari hama ini adalah thrips yang merusak daun, bunga, buah tanaman. Daun
yang dihisap menjadi keriting atau salah bentuk, bunga yang diserang menjadi salah
bentuk atau gugur, dan jika buah akan mengakibatkan gugur dan bercak-bercak.
Isoptera berasal dari kata iso (sama) dan pteron (sayap), serangga ini
bersayap sama bentuk maupun pembuluhnya. Serangga ini merupakan serangga
sosial dalam kehidupannya dikenal dengan empat kasta, yaitu kasta raja/ratu, kasta
reproduksi (pengganti raja/ratu), kasta pekerja, kasta prajurit. Makanan rayap yaitu
kayu dan bahan yang mengandung selulose. Merupakan perusak akar tanaman,
batang dan bahan bangunan, serta alat-alat rumah tangga. Perkembangan hidupnya
paurometabola (telur – nimfa – imago). Tipe alat mulut menggigit – mengunyah.
Spesies yang menjadi hama penting yaitu Cryptotermes yang menyerang kayu
Albizzia, bamboo, rotan dan sebagainya. Sedang Coptotermes merusak kayu dan
akarkaret, kelapa sawit, kenari, flamboyan dan sebagainya.

BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis dan kertas HVS,
alat yang digunakan adalah gambar hama ngengat hama penggulung pucuk (Cydia
leucostoma), ngengat penggulung daun melintang (Catoptilia theivora Wls),
penggerek pucuk tebu (Scirpophaga excerptalis Walker), penggerek batang (Chilo
auricilius Dudgon), ulat kantung (Mahasena corbetti), Thrips, Macrotermes sp.

METODE
1. Menggambar hama ngengat hama penggulung pucuk (Cydia leucostoma), ngengat
penggulung daun melintang (Catoptilia theivora Wls), penggerek pucuk tebu
(Scirpophaga excerptalis Walker), penggerek batang (Chilo auricilius Dudgon),
ulat kantung (Mahasena corbetti), Thrips, Macrotermes sp.
2. Mengamati dan mendiskripsikan morfologi dan biologi hamanya
a. Keterangan gambar
b. Taksonominya
c. Ciri-ciri
1. Bentuk
2. Ukuran
3. Tipe alat mulut
4. Habitat
5. Contoh tanaman inang
6. Bagian tanaman yang diserang
7. Gejala serangan
8. Reproduksi dan siklus hidup
ACARA IX

JUDUL : Pengenalan Jenis – Jenis Musuh Alami


TUJUAN : Mengetahui klasifikasi, morfologi dan biologi yang termasuk dalam
jenis musuh alami dan mampu memahami bagaimana musuh alami
tersebut menyerang.

PENDAHULUAN
Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat
membunuh serangga sekaligus melemahkannya. Dan mengurangi fase reproduksi dari
serangga. Musuh alami biasanya mengurangi jumlah populasi serangga, inang atau
pemangsa dengan memakan individu serangga. Untuk beberapa spesies musuh alami
merupakan kekuatan utama yang mengatur dinamika populasi serangga, sehingga
penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana musuh alami dapat mempengaruhi
populasi serangga untuk mengestimasi pengaruhnya.
Musuh alami juga merupakan suatu makhluk hidup ataupun organisme
yang dapat berperan sebagai predator, parasitoid, dan pathogen. Predator adalah
binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang dapat memburu, memakan dan
menghisap cairan tubuh binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Terkadang
juga disebut sebagai pemangsa berguna karena memakan hama tanaman. Semua laba-
laba dan capung merupakan predator. Parasitoid adalah serangga yang hidup sebagai
parasit di dalam tubuh atau pada tubuh serangga lain (serangga inang), dan
membunuhnya secara perlahan-lahan. Musuh alami yang berperan sebagai parasitoid
misalnya lebah madu. Sedangkan Pathogen adalah mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit terhadap OPT.
BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis dan kertas HVS,
alat yang digunakan adalah gambar jenis-jenis musuh alami.

METODE
1. Mencari jenis-jenis musuh alami beserta sasarannya.
2. Mengamati dan mendiskripsikan morfologi dan biologi
3. Hasil ditulis dalam bentuk tabel pengamatan
ACARA X

JUDUL : Pengenalan Jenis-jenis Pathogen Penyebab Penyakit


TUJUAN : Mengetahui klasifikasi, morfologi dan biologi pathogen penyebab
penyakit

PENDAHULUAN
Patogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan
mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan.
Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri, virus, nematoda mikoplasma,
spiroplasma dan riketsia. Suatu organisme disebut patogen apabila dapat memenuhi
Postulat Koch yaitu:
1. Patogen ditemukan pada tanaman/bagian tanaman yang terserang
2. Patogen dapat diisolasi dan diidentifikasi
3. Patogen dapat diinokulasikan pada spesies inang yang sama dan menunjukkan
gejala yang sama
4. Patogen tersebut dapat diisolasi kembali.
Pengaruh komponen patogen dalam timbulnya penyakit sangat
tergantung pada kehadiran patogen, jumlah populasi patogen, kemampuan patogen
untuk menimbulkan penyakit yaitu berupa kemampuan menginfeksi (virulensi) dan
kemampuan menyerang tanaman inang (agresivitas), kemampuan adaptasi patogen,
penyebaran, ketahanan hidup, dan kemampuan berkembangbiak patogen.

BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis dan kertas HVS,
alat yang digunakan adalah gambar jenis-jenis pathogen (jamur, virus dan bakteri)
METODE
1. Menggambar morfologi jamur, bakteri dan virus
2. Mengamati dan mendiskripsikan morfologi dan biologinya
a. Keterangan gambar
b. Taksonominya
c. Ciri-ciri
1. Bentuk
2. Ukuran
3. Cara menginfeksi
4. perkembangbiakan
ACARA XI

JUDUL : Jenis-Jenis APH


TUJUAN : Mengenal berbagai jenis APH

PENDAHULUAN
Salah satu alternatif pengendalian hama yang aman bagi lingkungan dan
dapat menekan residu kimia pada produk pertanian, tidak terkecuali bagi tanaman
adalah dengan pengendalian hayati. Pengendalian hayati merupakan suatu teknik
pengendalian organisme pengganggu tanaman dengan memanfaatkan potensi
keanekaragaman jenis agens pengendali alami untuk mengelola organisme
pengganggu tanaman agar tidak mencapai batas populasi yang merugikan. Agensia
Pengendali Hayati (Biological Control Agens) yaitu setiaporganisme yang meliputi
subspecies, spesies, varietas, semua jenis protozoa, serangga, bakteri, cendawan, virus
serta organisme lainnya yang dalam tahap perkembangannya bisa dipergunakan untuk
keperluan pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu tumbuhan
dalam proses produksi, pengelolaan hasil pertanian keperluan lainnya. Dalam
memanipulasi/ rekayasa teknologi musuh alami (Parasitoit, Predator, Virus,
Cendawan,Bakteri, dll) menjadi agens hayati. Dalam pengendalian OPT perlu adanya
campur tangan manusia Pengendalian hayati sebagai komponen utama Pengendalian
Hama Terpadu pada dasarnya adalah untuk mengendalikan populasi organisme
pengganggu tumbuhan yang merugikan dengan penggunaan dan pemanfaatan musuh
alami.

BAHAN DAN ALAT


Bahan yang digunakan pada acara ini adalah alat tulis dan kertas HVS,
alat yang digunakan adalah gambar jenis-jenis APH.
METODE
1. Mencari dari literature (jurnal penelitian, buku atau sumber lainnya yang
jelas) tentang jenis-jenis APH
2. mengidentifikasi atau mendiskripsikan jenis APH :
1. Taksonomi
2. Habitat
3. Cara perkembangbiakan
4. sasaran
5. proses menyerang
3. Hasil ditulis dalam bentuk tabel
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, B.T. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Universitas Gadjah Mada Press.
Diterjemahhkan oleh Partosoedjono, S., Yogyakarta.
Kirk, W.D.J. 1997. Feeding, [In] Thrips as Crop Pests (ed T Lewis). CAB
International, Wallingford Oxford. pp 119-174.
Miercoles. 2010. Primer Dra De Entomologìa. http://insectosdeimportancia
forestal.blogspot.com/2010/12/1.html. Diakses tanggal 28 November
2018.
Natawigena, Hidayat, 1993. Dasar Dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya,
Bandung. Halaman 58.
Pracaya, 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Salatiga. Halaman
27.

Sudarmo. 2010. Klasifiksi, Ciri, dan Perkembangan Serangga serta Kerusakan yang
Ditimbulkannya. https://id.scribd.com/doc/30370102/Perlintan-2a-
Handout-Compatibility-Mode Diakses tanggal 28 November 2018.
Valindria, Jessica. 2012. Biologi Parasitoid Brachymeria Lasus Walker
(Hymenoptera: Chalcididae) pada Ulat Penggulung Daun Pisang
Erionota thrax Linnaeus (Lepidoptera: Hesperiidae). Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai