Oleh Kelompok 3:
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2018
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Regulasi Akuntansi Sektor Publik Bukan Pemerintah............................. 2
2.2 Laporan Keuangan Sektor Publik............................................................ 3
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala curahan
kasih dan sayang-Nya, nikmat, petunjuk, dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini memberi penjelasan mengenai Regulasi di Sektor Publik bukan
Pemerintah, Regulasi Organisasi Sektor Publik yang Mendasari Pelaporan
Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era
Pra Reformasi, Era Reformasi serta Paradigma Baru Regulasi Akuntansi Sektor
Publik serta Komponen-komponen Laporan Keuangan Sektor Publik bukan
Pemerintah.
Penyusun
4
BAB 1 PENDAHULUAN
Kebutuhan atas standar tersebut dipicu oleh keberadaan regulasi yang tumbuh
sangat dinamis di sektor publik. Khususnya di Indonesia pelaksanaan otonomi
daerah dan reformasi keuangan negara telah melahirkan banyak peraturan
perundangan yang memengaruhi perkembangan akuntansi sektor publik.
Untuk organisasi nirlaba (yang dimiliki perorangan atau swasta), IAI telah
menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 (PSAK 45)
tentang “Organisasi Nirlaba”. PSAK ini berisi tentang kaidah serta prinsip-prinsip
yang harus diikuti oleh organisasi nirlaba dalam membuat laporan keuangan.
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
Kelebihan LSM akan menjadi kekuatan organisasi LSM, yaitu (Bastian, 2007:
42):
9
10
10
11
Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu.
Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang
ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan.
Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.Sebuah
klinik (atau rawat jalan klinik atau klinik perawatan rawat jalan) adalah fasilitas
perawatan kesehatan yang dikhususkan untuk perawatan pasien rawat jalan.
Klinik dapat dioperasikan, dikelola dan didanai secara pribadi atau publik, dan
biasanya meliputi perawatan kesehatan primer kebutuhan populasi di masyarakat
lokal, berbeda dengan rumah sakit yang lebih besar yang menawarkan perawatan
khusus dan mengakui pasien rawat inap untuk menginap semalam.
11
12
12
13
1. pembayar pajak,
2. pemberi bantuan (grantors),
3. investor,
4. pengguna jasa,
13
14
5. karyawan,
6. pemasok,
7. dewan legislatif,
8. manajemen,
9. pemilih (voters),
10. badan pengawas (oversight bodies).
14
15
Acuan yang pertama PP Nomor 71 Tahun 2010 menjadi acuan wajib bagi
seluruh organ pemerintahan di pusat dan di daerah. Acuan yang kedua PSAK
Nomor 45 menjadi pedoman organisasi sektor publik yang bergerak di berbagai
sektor seperti, yayasan, LSM, termasuk institusi-institusi pendidikan. Sementara
itu acuan ketiga yaitu standar akuntansi bagi organisasi sektor publik yang berlaku
secara internasional dan dapat dijadikan acuan oleh negara-negara di seeluruh
dunia untuk mengembangkan standar akuntansi khusus sektor publik di
negaranya.
15
16
1. Neraca
16
17
unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi ini dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, serta kebutuhan pendanaan eksternal.
2. Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu peiode. Perubahan aset neto
dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam laporan posisi
keuangan. Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat
permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Laporan
17
18
aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terkait, kecuali
jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai
pengurang aset neto tidak terkait.
18
19
Yayasan XX
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 20XX dan 20XX
(dalam ribuan rupiah)
20XX 20XX
Aktiva
Kas dan setara kas XX XX
Piutang bunga XX XX
Persediaan XX XX
Biaya dibayar dimuka XX XX
Piutang lain- lain XX XX
Investasi Lancar XX XX
Aktiva terkait untuk investasi dalam tanah,
bangunan, dan peralatan XX XX
Tanah, bangunan, dan peralatan XX XX
Investasi jangka panjang XX XX
Jumlah aktiva XX XX
Aktiva Bersih
Tidak terikat XX XX
Terikat temporer XX XX
Terikat permanen XX XX
Jumlah Aktiva Bersih XX XX
Jumlah Kewajiban dan Aktiva Bersih XX XX
19
20
Yayasan XX
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 20XX
(dalam ribuan rupiah)
Tidak Terikat Terikat
Jumlah
Terikat Temporer Permanen
Pendapatan, Pemghasilan,
Sumbangan lain
Sumbangan XX XX XX XX
Jasa Pelayanan XX XX
Penghasilan investasi jangka
panjang XX XX XX XX
Penghasilan investasi lain XX
Penghasilan bersih direalisasi dari XX
investasi jangka panjang XX
Lain-lain XX XX XX XX
XX
Aktiva bersih yang berakhir
pembatasannya
Pemenuhan program pembatasan XX (XX)
Pemenuhan pembatasan perolehan
peralatan XX (XX)
Berakhirnya pembatasan waktu XX (XX)
Jumlah pendapatan penghasilan,
dan sumbangan XX (XX) XX XX
20
21
Yayasan XX
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 20XX
(dalam ribuan rupiah)
Aliran Kas dari Aktivitas Operasi
Kas dari pendapatan jasa XX
Kas dari penyumbang XX
Kas dari piutang lain-lain XX
Bunga dan dividen yang diterima XX
Penerimaan lain-lain XX
Bunga yang dibayarkan (XX)
Kas yang dibayarkan kepada karyawan dari suplier (XX)
Utang lain-lain yang dilunasi (XX)
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas
operasi (XX)
21
22
22
23
3.1. Kesimpulan
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2005. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Halim, Abdul, Muhammad Syam Kusufi. 2018. Teori, Konsep, dan Aplikasi
Akuntansi Sektor Publik Edisi ke-2. Jakarta:Salemba Empat.
24