KEJANG DEMAM
Keja
Kejang
ng dem
demam
am me
meru
rupak
pakan
an gan
ganggu
gguan
an tr
tran
ansi
sien
en pad
padaa ana
anak
k yan
yang
g te
terj
rjadi
adi
bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan
neurologik yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan menyerang
sekitar 4 anak. Kebanyakan serangan kejang terjadi setelah usia ! bulan
dan biasanya sebelum usia 3 tahun dengan peningkatan rekuensi serangan
pada anak-anak yang berusia kurang dari +8 bulan. Kejang demam jarang
terjadi setelah usia " tahun. #(ona /.ong&
/.ong& 200,
1adi dapat disimpulkan kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang
menyeba
menyebabkan
bkan per
perubah
ubahan
an ung
ungsi
si ota
otak
k aki
akibat
bat per
perubah
ubahan
an pot
potens
ensial
ial lis
listri
trik
k
serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang.
1.! Etio"ogi
+. aktor-aktor prenatal
2. alormasi otak congenital
3. aktor genetika
4. enyakit ineksi #ensealitis& meningitis,
". (emam
!. 5angguan metabolisme
6. 7rauma
+
8. 'eoplasma& toksin
. 5angguan sirkulasi
+0. enyakit degenerati susunan sara.
++. espon alergi atau keadaan imun yang abnormal
Kejang
Kejang klo
klonik
nik dapa
dapatt berb
berbent
entuk
uk ok
okal&
al& uni
unilat
lateral
eral&& bil
bilater
ateral
al deng
dengan
an
pemulaan okal dan multiokal yang berpindah-pindah. ;entuk klinis
kejang klonik okal berlangsung + = 3 detik& terlokalisasi dengan baik&
tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh ase
tonik. ;entuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat
trauma okal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati
metabolic
c. mumnya berhenti sendiri
2
b. Kejang okal atau parsial satu sisi& atau kejang umum didahului kejang
parsial
Kejang parsial #okal& lokal,& Kejang berasal dari satu okus neuron.
?esekali okus terdapat pada lokasi kerusakan otak sebelumnya.
+,. Kejang okal sederhana #mengenai satu anggota tubuh tertentu saja
dan kesadaran tidak terganggu,
2,. Kejang parsial kompleks #mengenai satu atau lebih anggota tubuh
dan kesadaran terganggu,
3,. Kejang parsial yang menjadi umum #dari comple@ partial seiAures
lalu berkembang menjadi kejang pada seluruh tubuh dan kesadaran
terganggu,
c. ;erulang atau lebih dari + kali dalam 24 jam
1.& Patoisio"ogi
?umber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah
menjadi C*2dan air. ?el dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. (alam
keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion
kalium #K B, dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium #'a B, dan elektrolit
lainnya& kecuali ion klorida #Cl = ,. $kibatnya konsentrasi ion K B dalam sel
neuron tinggi dan konsentrasi 'aB rendah& sedang di luar sel neuron terdapat
keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan
di luar sel& maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut
potensial membran dari neuron. ntuk menjaga keseimbangan potensial
membran diperlukan energi dan bantuan enAim 'a-K $7-ase yang terdapat
3
pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah
oleh 9
a. erubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
b. angsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme& kimia<i atau
aliran listrik dari sekitarnya
c. erubahan patoisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau
keturunan
4
%al ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya meningitis&
terutama pada pasien kejang demam yang pertama. ada bayi yang masih
kecil seringkali gejala meningitis tidak jelas sehingga harus dilakukan
lumbal pungsi pada bayi yang berumur kurang dari ! bulan dan
dianjurkan untuk yang berumur kurang dari +8 bulan.
3. (arah
a. 5lukosa (arah 9 %ipoglikemia merupakan predisposisi kejang #' :
200 mGHdl,
b. ;'9 eningkatan ;' mempunyai potensi kejang dan merupakan
indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat.
c. Elektrolit 9 K& 'a
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang
Kalium # ' 3&80 = "&00 meGHdl ,
'atrium # ' +3" = +44 meGHdl ,
4. Cairan Cerebo ?pinal 9 endeteksi tekanan abnormal dari CC? tanda
ineksi& pendarahan penyebab kejang.
". ?kull ay 9ntuk mengidentiikasi adanya proses desak ruang dan
adanya lesi
!. 7ansiluminasi 9 ?uatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan ;
masih terbuka #di ba<ah 2 tahun, di kamar gelap dengan lampu khusus
untuk transiluminasi kepala.
1.* Komp"ikasi
enurut 'gastiyah #200", risiko terjadi bahaya H komplikasi yang dapat
terjadi pada pasien kejang demam antara lain9
+. (apat terjadi perlukaan misalnya lidah tergigit atau akibat gesekan
dengan gigi.
2. (apat terjadi perlukaan akibat terkena benda tajam atau keras yang ada di
sekitar anak.
3. (apat terjadi perlukaan akibat terjatuh.
?elain bahaya akibat kejang& risiko komplikasi dapat terjadi akibat
pemberian obat antikonFulsan yang dapat terjadi di rumah sakit. isalnya9
+. Karena kejang tidak segera berhenti padahal telah mendapat enobarbital
kemudian di berikan diaAepam maka dapat berakibat apnea.
"
2. 1ika memberikan diaAepam secara intraFena terlalu cepat juga dapat
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
alaupun kejang demam menyebabkan rasa cemas yang amat sangat pada
orang tua& sebagian kejang demam tidak mempengaruhi kesehatan jangka
panjang& kejang demam tidak mengakibatkan kerusakan otak&
keterbelakangan mental atau kesulitan belajar H ataupun epiksi Epilepsy
pada anak di artikan sebagai kejang berulang tanpa adanya demam kecil
kemungkinan epilepsy timbul setelah kejng demam. ?ekitar 2 = 4 anak
kejang demam dapat menimbulkan epilepsy& tetapi bukan karena kejang
demam itu sendiri kejang pertama kadang di alami oleh anak dengan
epilepsy pada saat mereka mengalami demam. 'amun begitu antara " = 8
anak yang mengalami kejang demam tidak menimbulkan epilepsy.
1.+ Penata"aksanaan
(alam penanganan kejang demam& orang tua harus mengupayakan diri
setenang mungkin dalam mengobserFasi anak. ;eberapa hal yang harus di
perhatikan adalah sebagai berikut 9
a. $nak harus di baringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping&
bukan terlentang& untuk menghindari bahaya tersedak.
b. 1angan meletakkan benda apapun dalam mulut sianak seperti sendok atau
penggaris& karena justru benda tersebut dapat menyu mbat jalan naas.
c. 1angan memegangi anak untuk mela<an kejang.
d. ?ebagian besar kejang berlangsung singkat J dan tidak memerlukan
penanganan khusus.
!
e. 1ika kejang terus berlanjut selama +0 menit& anak harus segera di ba<a ke
asilitas kesehatan terdekat. ?umber lain menganjurkan anak untuk di ba<a
ke asilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah " menit. $da pula
sumber yang menyatakan bah<a penanganan lebih baik di lakukan secepat
mungkin tanpa menyatakan batasan menit.
. ?etelah kejang berakhir # jika : +0 menit ,& anak perlu di ba<a menemui
dokter untuk meneliti sumber demam& terutama jika ada kakakuan leher&
muntah-muntah yang berat&atau anak terus tampak lemas.
1ika anak di ba<a keasilitas kesehatan & penanganan yang akan di lakukan
selain point-point di atas adalah sebagai berikut 9
+. emastikan jalan naas anak tidak tersumbat
2. emberian oksigen melalui ace mask
3. emberian diaAepam 0." mg H kg berat badan per rectal #melalui, atau jika
terpasang selang inuse 0.2 mg H kg per inuse
4. enga<asan tanda-tanda depresi pernaasan
+. engobatan
a. engobatan ase akut
*bat yang paling cepat menghentikan kejang demam adalah diaAepam
yang diberikan melalui interaFena atau indra Fectal.
(osis a<al 9 0&3 = 0&" mgHkgHdosis ) #perlahan-lahan,.
;ila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosis yang sama
setelah 20 menit.
b. 7urunkan panas
$nti piretika 9 parasetamol H salisilat +0 mgHkgHdosis.
Kompres air $ H *s
c. encari dan mengobati penyebab
emeriksaan cairan serebro spiral dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis& terutama pada pasien kejang demam yang
pertama& <alaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi
lumbal hanya pada kasus yang dicurigai sebagai meningitis& misalnya
bila aga gejala meningitis atau bila kejang demam b erlangsung lama.
d. engobatan proilaksis
6
engobatan ini ada dalam cara 9 proilaksis intermitten H saat demam
dan proilaksis terus menerus dengan antikanulsa setiap hari. ntuk
proilaksis intermitten diberikan diaAepim secara oral de ngan dosis 0&3
= 0&" mgHhg;;Hhari.
e. enanganan sporti
+, ;ebaskan jalan napas
2, ;eri Aat asam
3, 1aga keseimbangan cairan dan elektrolit
4, ertahankan tekanan darah
2. encegahan
a. encegahan berkala #intermitten, untuk kejang demam sederhana. ;eri
diaAepam dan antipiretika pada penyakit-penyakit yang disertai
demam.
b. encegahan kontinu untuk kejang demam komplikata
(apat digunakan 9
8
1., Pat-ay
esiko 1atuh
?pasme ;ronkus
Kekakuan otot
pernaasan
II. Ren8ana As)-an K"ien Dengan Gangg)an Kejang Demam
!.1 Pengkajian
!.1.1 Riayat kepe(aatan
(ata subyekti
+. ;iodataH)dentitas
;iodata anak mencakup nama& umur& jenis kelamin.
;iodata orang tua perlu dipertanyakan untuk mengetahui status
sosial anak meliputi nama& umur& agama& sukuHbangsa& pendidikan&
pekerjaan& penghasilan& alamat.
2. i<ayat enyakit #(arto ?uharso& 2000,
i<ayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan9
$pakah betul ada kejangL
(iharapkan ibu atau keluarga yang mengantar dianjurkan
menirukan gerakan kejang si anak
$pakah disertai demamL
(engan mengetahui ada tidaknya demam yang menyertai
kejang& maka diketahui apakah ineksi memegang peranan
dalam terjadinya bangkitan kejang.
/ama serangan
?eorang ibu yang anaknya mengalami kejang merasakan <aktu
berlangsung lama. /ama bangkitan kejang kita dapat
mengetahui kemungkinan respon terhadap prognosa dan
pengobatan.
ola serangan
erlu diusahakan agar diperoleh gambaran lengkap mengenai
pola serangan apakah bersiat umum& okal& tonik& klonikL
$pakah serangan berupa kontraksi sejenak tanpa hilang
kesadaran seperti epilepsi mioklonikL
$pakah serangan berupa tonus otot hilang sejenak disertai
gangguan kesadaran seperti epilepsi akinetikL
$pakah serangan dengan kepala dan tubuh mengadakan le@i
sementara tangan naik sepanjang kepala& seperti pada spasme
inantileL
ada kejang demam sederhana kejang ini bersiat umum.
rekuensi serangan
+0
$pakah penderita mengalami kejang sebelumnya& umur berapa
kejang terjadi untuk pertama kali& dan berapa rekuensi kejang
per-tahun. rognosa makin kurang baik apabila kejang timbul
pertama kali pada umur muda dan bangkitan kejang sering
timbul.
Keadaan sebelum& selama dan sesudah serangan
?ebelum kejang perlu ditanyakan adakah aura atau rangsangan
tertentu yang dapat menimbulkan kejang& misalnya lapar& lelah&
muntah& sakit kepala dan lain-lain. (imana kejang dimulai dan
bagaimana menjalarnya. ?esudah kejang perlu ditanyakan
apakah penderita segera sadar& tertidur& kesadaran menurun&
ada paralise& menangis dan sebagainyaL
i<ayat penyakit sekarang yang menyertai
$pakah muntah& diare& truma kepala& gagap bicara #khususnya
pada penderita epilepsi,& gagal ginjal& kelainan jantung& (%&
)?$& *$& orbili dan lain-lain.
3. i<ayat enyakit (ahulu
?ebelum penderita mengalami serangan kejang ini ditanyakan
apakah penderita pernah mengalami kejang sebelumnya& umur
berapa saat kejang terjadi untuk pertama kaliL
$pakah ada ri<ayat trauma kepala& radang selaput otak& K& *$
dan lain-lain.
4. i<ayat Kehamilan dan ersalinan
Kedaan ibu se<aktu hamil per trimester& apakah ibu pernah
mengalami ineksi atau sakit panas se<aktu hamil. i<ayat trauma&
perdarahan per- Faginam se<aktu hamil& penggunaan obat-obatan
maupun jamu selama hamil. i<ayat persalinan ditanyakan apakah
sukar& spontan atau dengan tindakan #orcepHFakum,& perdarahan
ante partum& asiksi dan lain-lain. Keadaan selama neonatal apakah
bayi panas& diare& muntah& tidak mau menetek& dan kejang-kejang.
++
umumnya setelah mendapat imunisasi (7 eek sampingnya
adalah panas yang dapat menimbulkan kejang.
!. i<ayat erkembangan
(itanyakan kemampuan perkembangan meliputi 9
ersonal sosial #kepribadianHtingkah laku sosial,9 berhubungan
dengan kemampuan mandiri& bersosialisasi& dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
5erakan motorik halus9 berhubungan dengan kemampuan anak
untuk mengamati sesuatu& melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil dan
memerlukan koordinasi yang cermat& misalnya menggambar&
memegang suatu benda& dan lain-lain.
5erakan motorik kasar9 berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh.
;ahasa9 kemampuan memberikan respon terhadap suara& mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
6. i<ayat kesehatan keluarga.
$dakah anggota keluarga yang menderita kejang #B2" penderita
kejang demam mempunyai aktor turunan,. $dakah anggota
keluarga yang menderita penyakit syara atau lainnyaL $dakah
anggota keluarga yang menderita penyakit seperti )?$& diare atau
penyakit ineksi menular yang dapat mencetuskan terjadinya kejang
demam.
8. i<ayat sosial
ntuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu
dikaji siapakah yang mengasuh anakL
;agaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman
sebayanyaL
. ola kebiasaan dan ungsi kesehatan
(itanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimanaL
ola kebiasaan dan ungsi ini meliputi 9
ola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat
5aya hidup yang berkaitan dengan kesehatan& pengetahuan
tentang kesehatan& pencegahan dan kepatuhan pada setiap
pera<atan dan tindakan medisL
+2
;agaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita&
pelayanan kesehatan yang diberikan& tindakan apabila ada
anggota keluarga yang sakit& penggunaan obat-obatan
pertolongan pertama.
ola nutrisi
ntuk mengetahui asupan kebutuhan giAi anak. (itanyakan
bagaimana kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi
oleh anakL
akanan apa saja yang disukai dan yang tidakL ;agaimana
selera makan anakL ;erapa kali minum& jenis dan jumlahnya per
hariL
ola Eliminasi
;$K 9 ditanyakan rekuensinya& jumlahnya& secara makroskopis
ditanyakan bagaimana <arna& bau& dan apakah terdapat darahL
?erta ditanyakan apakah disertai nyeri saat anak kencing.
;$; 9 ditanyakan kapan <aktu ;$;& teratur atau tidakL
;agaimana konsistensinya lunak&keras&cair atau berlendirL
+0. ola aktiFitas dan latihan
$pakah anak senang bermain sendiri atau dengan teman
sebayanyaL ;erkumpul dengan keluarga sehari berapa jamL
$ktiFitas apa yang disukaiL
++. ola tidurHistirahat
;erapa jam sehari tidurL ;erangkat tidur jam berapaL ;angun tidur
jam berapaL Kebiasaan sebelum tidur& bagaimana dengan tidur
siangL
!.1.! Peme(iksaan isik
(ata *byekti
+. emeriksaan mum #Corry ?& 2000,
ertama kali perhatikan keadaan umum Fital9 tingkat kesadaran&
tekanan darah& nadi& respirasi dan suhu. ada kejang demam
sederhana akan didapatkan suhu tinggi sedangkan kesadaran setelah
kejang akan kembali normal seperti sebelum kejang tanpa kelainan
neurologi.
2. emeriksaan isik
Kepala
+3
$dakah tanda-tanda mikro atau makrosepaliL $dakah dispersi
bentuk kepalaL $pakah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakarnial&
yaitu ubun-ubun besar cembung& bagaimana keadaan ubun-ubun
besar menutup atau belumL
ambut
(imulai <arna& kelebatan& distribusi serta karakteristik lain rambut.
asien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang
jarang& kemerahan seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa
menyebabkan rasa sakit pada pasien.
ukaH ajah.
aralisis asialis menyebabkan asimetri <ajahM sisi yang paresis
tertinggal bila anak menangis atau terta<a& sehingga <ajah tertarik
ke sisi sehat. $dakah tanda rhisus sardonicus& opistotonus& trimus L
$pakah ada gangguan nerFus cranial L
ata
?aat serangan kejang terjadi dilatasi pupil& untuk itu periksa pupil
dan ketajaman penglihatan. $pakah keadaan sklera& konjungtiFa L
7elinga
eriksa ungsi telinga& kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya
ineksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga&
keluar cairan dari telinga& berkurangnya pendengaran.
%idung
$pakah ada pernapasan cuping hidungL olip yang menyumbat
jalan napasL $pakah keluar sekret& bagaimana konsistensinya&
jumlahnyaL
ulut
$dakah tanda-tanda sardonicusL $dakah cynosisL ;agaimana
keadaan lidahL $dakah stomatitisL ;erapa jumlah gigi yang
tumbuhL $pakah ada caries gigiL
7enggorokan
$dakah tanda-tanda peradangan tonsilL $dakah tanda-tanda ineksi
aring& cairan eksudatL
/eher
+4
$dakah tanda-tanda kaku kuduk& pembesaran kelenjar tiroidL
$dakah pembesaran Fena jugularisL
7hora@
ada inspeksi& amati bentuk dada klien& bagaimana gerak
pernapasan& rek<ensinya& irama& kedalaman& adakah retraksi
)ntercostaleL ada auskultasi& adakah suara napas tambahan L
1antung
;agaimana keadaan dan rek<ensi jantung serta iramanyaL $dakah
bunyi tambahanL $dakah bradicardi atau tachycardiaL
$bdomen
$dakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomenL
;agaimana turgor kulit dan peristaltik ususL $dakah tanda
meteorismusL $dakah pembesaran lien dan heparL
Kulit
;agaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun <arnanyaL
$pakah terdapat oedema& hemangiomaL ;agaimana keadaan turgor
kulitL
Ekstremitas
$pakah terdapat oedema& atau paralise terutama setelah terjadi
kejangL ;agaimana suhunya pada daerah akralL
5enetalia
$dakah kelainan bentuk oedema& sekret yang keluar dari Fagina&
tanda-tanda ineksiL
+"
Kalium # ' 3&80 = "&00 meGHdl ,
'atrium # ' +3" = +44 meGHdl ,
2. Cairan Cerebo ?pinal 9 endeteksi tekanan abnormal dari CC?
tanda ineksi& pendarahan penyebab kejang.
3. ?kull ay 9 ntuk mengidentiikasi adanya proses desak ruang dan
adanya lesi
4. 7ansiluminasi 9 ?uatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan ;
masih terbuka #di ba<ah 2 tahun, di kamar gelap dengan lampu
khusus untuk transiluminasi kepala.
". EE5 9 7eknik untuk menekan aktiFitas listrik otak melalui
tengkorak yang utuh untuk mengetahui okus aktiFitas kejang& hasil
biasanya normal.
!. C7 ?can 9 ntuk mengidentiikasi lesi cerebral inaik hematoma&
cerebral oedem& trauma& abses& tumor dengan atau tanpa kontras.
7akikardi
7achipnea
2.2.3 aktor yang berhubungan
(ehidrasi
enyakit atau trauma
Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk berkeringat
akaian yang tidak tepat
+!
eningkatan laju metabolism
*bat atau anastesia
7erpajan pada lingkungan yang panas
$ktiFitas yang berlebihan
roses penyakit
(iagnosa 29 Ketidakeektian ola 'aas #00032,
2.2.4 (einisi9 )nspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi Fentilasi
yang adekuat
2.2." ;atasan karakteristik
Subjektif
(ispnea
'apas pendek
Objektif
erubahan ekskursi dada
;radipnea
'apas dalam
*rtopnea
Kecepatan respirasi
+6
sia de<asa atau +4 tahun lebih M N++ atau O24 @ permenit
7akipnea
asio <aktu
(eormitas tulang
(eormitas dinding dada
%iperFentilasi
?indrom hipoFentilasi
Kerusakan musculoskeletal
)maturitas neurologis
(isungsi neuromuscular
*besitas
'yeri
+8
$gen nosocomial
%ambatan isik
(isungsi eektor
(isungsi imun
5angguan sensasi
%ipoksia jaringan
alnutrisi
roil darah yang abnormal
sia eksterm
!.# Pe(en8anaan
(iagnosa +9 %ipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
+
?etelah dilakukan tindakan +. Kaji dan catat suhu +. 7indakan ini sebagai
kepera<atan selama 3 @ tubuh setiap 2 atau 4 dasar untuk
24jam pasien menunjukkan jam. menentukan
kestabilan suhu tubuh 9 interFensi.
2. *bserFasi membrane
NO: 9 2. ntuk
'ilai suhu& denyut nadi& mukosa& pengisian
mengidentiikasi
rekuensi pernapasan& 7( kapiler& dan turgor
tanda-tanda dehidrasi
dalam rentang normal. kulit.
akibat panas.
3. ;erikan minum 2-2&"
3. Kebutuhan cairan
liter sehari selama 24
dalam tubuh cukup
jam.
mencegah terjadinya
4. ;erikan kompres panas.
4. Kompres hangat
hangat pada dahi&
memberi eek
ketiak& dan lipat paha.
Fasodilatasi
pembuluh darah&
sehingga
mempercepat
". $njurkan pasien untuk
penguapan tubuh.
tirah baring #bed rest,
". enurunkan
sebagai upaya
kebutuhan
pembatasanaktiFitas
metabolisme tubuh
selama ase akut.
sehingga turut
!. $njurkan pasien untuk
menurunkan panas.
menggunakan pakaian
!. akaian tipis
yang tipis dan
memudahkan
menyerap keringat.
penguapan panas.
?aat suhu tubuh naik&
pasien akan banyak
mengeluarkan
6. ;erikan terapi obat
keringat.
golongan antipiretik 6. ntuk menurunkan
sesuai program medis atau mengontrol
eFaluasi panas badan.
eektiFitasnya.
8. emberian antibiotik
sesuai program medis. 8. ntuk mengatasi
20
parenteral sesuai penyebaran ineksi.
. enggantian cairan
program medis.
+0. *bserFasi hasil akibat penguapan
pemeriksaan darah dan panas tubuh.
+0. ntuk mengetahui
eses.
perkembangan
++. *bserFasi adanya
penyakit tipes dan
peningkatan suhu
eektiFitas terapi.
secara terus - menerus& ++. eningkatan suhu
distensi abdomen& dan secara terus -
nyeri abdomen. menerus setelah
pemberian antiseptik
dan antibiotik&
kemungkinan
mengindikasikan
terjadinya komplikasi
perorasi usus.
!.!
2+
(iagnosa 2 9 Ketidakeektian ola 'aas berhubungan dengan kelelahan
otot-otot pernapasan.
22
ritme& kedalaman +. onitor
dan usaha pasien keadekuatan
saat bernaas pernapasan
23
4, Kolaborasi dengan dokter lambung
4, *bat anti konFulsan
dalam pemberian obat
sebagai pengatur
anti konFulsan
gerakan motorik dalam
hal ini anti konFulsan
menghentikan gerakan
motorik yang
berlebihan.
24
III. DA<$AR PU0$AKA
%ttp9HH$skepkita.Com
#PPPPPPPPPPPPPPP, #PPPPP.PPPPPPPPP..,
2"