Ahmad Rizal - 202103852891 - Tugas Pertemuan Kelima

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

NAMA : AHMAD RIZAL

NIM : 202103852891

1. Apakah makna pembelajaran estetika dalam pendidikan?

Estetika sebagai bagian dari aksiologi, mengkaji masalah yang berkaitan dengan keindahan,
bagaimana ia terbentuk, dan bagaimana seseorang akan merasakannya melalui proses
penginderaan. Penerapan nilai-nilai estetika dalam lingkungan pendidikan pada dasarnya
akan menarik minat peserta didik, sehingga merasa nyaman dalam lingkungan tersebut.
Lingkungan pendidikan yang sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik, akan
menjadikan kegiatan pembelajaran berjalan kondusif. Sehingga pemikiran estetika tentang
lingkungan yang baik tidak bisa dikesampingkan dalam praktik pendidikan.

2. Apakah yang dimaksud dengan keindahan sebagai pengetahuan?

Keindahan sebagai pengetahuan mempunyai arti yaitu bagaimana kita melihat keindahan
dalam ilmu pengetahuan. Secara singkat ilmu pengetahuan bertugas untuk menata pemikiran-
pemikiran kita dan moralitas menata tindakan-tindakan kita sedangkan keindahan bertugas
menata penerapan kita atas hal-hal yang bisa dilihat, diraba dan didengar.Keindahan juga
dapat di lukiskan sebagai pengetahuan tetapi dalam bentuk khusus karena keindahan dan ilmu
pengetahuan bergerak pada bidang yang berbeda tetapi keduanya tidak saling menghalangi.
Keindahan mengajari kita untuk menjadikan unsur-unsur visual bukan sekedar konseptual.
Pada kehidupan manusia dalam meniti kehidupan, keindahan tidak terpaku pada cara tertentu
mendekati realitas tapii mengembara dari aspek satu ke aspek yang lain

3. Apakah Hubungan Pendidikan estetika dengan Pendidikan Kesenian

Pendidikan estetika merupakan jenis pendidikan yang tidak berbeda dengan jenis
pendidikan lain pada umumnya. Artinya dalam pendidikan itu juga diperlukan macam-
macam aspek seperti aspek afektif, psikomotorik, dan kognitif. Perbedaan yang menonjol
antara pendidikan estetika dengan jenis pendidikan lain adalah, pendidikan estetika lebih
menonjolkan aspek afektif dan psikomotorik untuk mendapatkan apa yang dinamakan
pengalaman estetik. Jelasnya, pendidikan estetika merupakan pendidikan yang
mengutamakan didapatkannya pengalaman estetik melalui proses pendidikan
berkesenian.
Pendidikan estetika melalui pendidikan seni bisa tercapai jika pelaksanaan
pendidikannya dilakukan melalui apresiasi dan kreasi/ ekspresi. Berkenaan dengan itu
maka diperlukan konsep apresiasi dan konsep kreasi/ ekspresi yang jelas agar dapat
digunakan sebagai landasan dalam menjalankan pendidikan apresiasi dan kreasi/ekspresi
tersebut menuju tercapainya pendidikan estetika yang optimal. Lebih lanjut untuk
memahamkan estetika dalam dunia seni secara khusus atau filsafat keindahan, dijelaskan
oleh Triyanto (2002) bahwa, keindahan itu menunjuk pada suatu kualitas nilai fisik objek
tertentu. Suatu objek dikatakan memiliki kualitas nilai keindahan karena dalam objek itu
terdapat ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang menjadikannya indah. Read (1973); The
Liang Gie (1976); Sahman (1993); Sutrisno SJ dan Verhaak SJ (1993) mengemukakan,
ada sejumlah syarat tertentu suatu objek/benda dikatakan bernilai estetis atau indah,
yakni manakala objek/benda itu ada perimbangan antara bagian-bagiannya. Pengertian
perimbangan di sini, secara artistik menunjuk pada terpenuhinya azas-azas komposisi.
Secara umum azas komposisi itu antara lain meliputi, tema, harmoni, irama, variasi, dan
proporsi dalam fenomena satu objek tertentu. Namun demikian dalam hubungannya
dengan pendidikan berkesenian sebagai suatu tujuan pendidikan estetik, yang lebih
dipentingkan adalah merasakan dan/ atau proses membuat “benda” indah.
Jadi pendidikan kesenian mempunyai keterkaitan atau terdapat hubungan dengan
pencapaian pendidikan estetika dan pendidikan kesenian ini menjadi salah satu sarana untuk
mencapai ketercapaian dalam pendidikan estetika ini.

Anda mungkin juga menyukai