Anda di halaman 1dari 6

MATERI 1

Kompetensi Pendagogik, kompetensi professional, kompetensi personal, kompetensi sosial

A. Pengertian kompetensi

Istilah kompetensi memiliki banyak makna. Terdapat beberapa definisi tentang


pengertian kompetensi, yaitu :

- Dalam kasus ilmiah populer dikemukakan bahwa kompetensi adalah kecakapan,


kewenangan, kekuasaan, dan kemampuan.
- Guru dan dosen menyebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Dari uraian di atas Nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan


melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui Pendidikan. Kompetensi guru menunjuk
kepada Performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam
melaksanakan tugas-tugas kependidikan.

B. Pengertian Kompetensi Pendagogik

Pendagogik ialah teori mendidik yang mempersoalkan apa dan bagaimana mendidik
sebaik-baiknya. Sedangkan menurut pengertian Yunani, pendagogik adalah ilmu yang
menuntun anak yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam Pendidikan dan
kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan Pendidikan, alat Pendidikan, cara
melaksanakan Pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya.

C. Ada beberapa kekurangan kompetensi pendagogik dalam pengelolaan pembelajaran


- Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan
Guru sebagai tenaga pendidik yang sekaligus memiliki peran penting dalam upaya
meningkatkan mutu Pendidikan di negara ini, pengetahuan awal tentang wawasan dan
landasan kependidikan ini dapat diperoleh ketika guru mengambil Pendidikan
keguruan di perguruan tinggi.
- Pemahaman terhadap peserta didik

Peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan Pendidikan. Tujuan guru mengenal
siswi-siswinya adalah agar guru dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya
secara efektif, menentukan materi yang akan diberikan, menggunakan prosedur
mengajar yang serasi, mengadakan diagnosis atas kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa.

- Pengembangan kurikulum atau silabus

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Sedangkan silabus adalah
seperangkat rencana dan pengaturan untuk membantu mengembangkan seluruh
potensi yang meliputi kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan moral agama.

- Perancangan pembelajaran

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pendagogik


yang harus dimiliki guru, yang akan tertuju pada pelaksanaan pembelajaran.

D. Contoh Kompetensi Pendagogik


- Memiliki wawasan bidang ilmu yang ditekuni

Memiliki wawasan dan menguasai pengetahuan tentang materi sesuai


bidangnya untuk diajarkan kembali kepada peserta didiknya. Apabila ia adalah
pendidik matematika, maka harus menguasai dengan fasih materi tentang
matematika. Penguasaan materi bisa didapatkan melalui Pendidikan di bidangnya,
belajar dari sumber buku, internet, pelatihan atau orang yang fasih di bidangnya.

- Pemahaman tingkat kecerdasan peserta didik

Setiap peserta didik memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda. Sehingga


seorang pendidik harus memahami. Apakah peserta didik termasuk cepat menerima
ilmu, lambat atau bahkan memiliki keterbatasan.
- Bimbingan terhadap peningkatan kreativitas peserta didik

Pendidik harus memahami kreativitas yang dimiliki oleh setiap peserta didik,
maka mereka mempunya kreativitas yang berbeda. Sebagai seorang pendidik bisa
memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk mengekspresikan materi pelajaran
melalui bakat, seperti membuat poster, puisi, sosio drama, konflik, syair lagu dan
sebagainya.

E. Kompetensi Profesional

Istilah kompetensi professional guru terdiri dari dua suku kata yang masing-masing
memiliki pengertian tersendiri, yaitu kata kompetensi professional dan guru. Istilah
kompetensi professional berasal dari bahasa Inggris Profession yang berarti jabatan,
pekerjaan, pencaharian, yang memiliki keahlian.

Kompetensi professional adalah mutu yang menunjukkan suatu keahlian dan


kepandaian khusus. Kompetensi professional adalah sifat dari profesi, profesi menurut sikun
pribadi adalah profesi itu pada hakikatnya, dan merupakan suatu pernyataan atau suatu janji
terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan
dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.

F. Komponen-komponen kompetensi professional guru


- Pengembangan kepribadian

Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperan dalam masyarakat sebagai
warga negara yang berjiwa Pancasila, mengembangkan sifat-sifat terpuji yang
dipersyaratkan bagi jabatan guru.

- Penguasaan landasan kependidikan

Mengenal tujuan Pendidikan untuk pencapaian tujuan Pendidikan nasional,


mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, mengenal prinsip-prinsip psikologi
Pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

- Menguasai bahan pengajaran

Menguasai bahan pengajaran kurikulum, menguasai bahan pengajaran


- Menyusun program pengajaran

Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat, mengatur ruang belajar,


mengelola interaksi belajar mengajar.

G. Kompetensi personal

Kompetensi personal merupakan kemampuan personal yang mencerminkan


kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa dan menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhlak mulia. Ada beberapa ungkapan untuk melukiskan kualifikasi
personal , diantaranya :

- Guru yang baik (a good teacher)

Baik dalam arti yaitu punya konotasi sifat moral yang baik. Sifat-sifat
diutamakan dari asumsi dasar bahwa manusia itu sejak lahir sudah membawa sifat-
sifat yang baik, seperti jujur, setia, sabar, dan bertanggung jawab.

- Guru yang berhasil

Seorang guru dikatakan berhasil jika dalam mengajar ia dapat menunjukkan


kemampuannya sehingga tujuan-tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai oleh para
siswa.

- Guru yang efektif

Seorang guru disebut sebagai guru efektif bila ia dapat mendayagunakan


waktu dan tenaga yang sedikit, tetapi dapat mencapai hasil yang banyak. Sehubungan
dengan uraian diatas, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian
yang memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau menjadi landasan bagi
kompetensi-kompetensi lainnya.

H. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial terdiri dari kata kompetensi dan sosial menjadi kompetensi keempat yang
dimasukkan dalam landasan yuridis (UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen).
Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi dengan peserta didik dan
orang yang ada disekitar dirinya. sedangkan dalam kamus lengkap bahasa Indonesia sosial
adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan.

I. Indikator-Indikator kompetensi sosial guru


- Bersikap dan bertindak objektif

Adalah kemampuan yang harus dimiliki agar guru selalu berkomunikasi dan
bergaul dengan peserta didik. Bagi peserta didik, guru adalah pembimbing, motivator,
fasilitator, penolong, dan teman dalam proses Pendidikan. Bertindak objektif berarti
guru juga dituntut berlaku bijaksana, arif, dan adil terhadap peserta didik dalam
bertindak, bijak, dalam berkata.

- Beradaptasi dengan lingkungan

Adalah kemampuan yang dituntut pada seorang guru. Beradaptasi dengan


lingkungan berarti seorang guru perlu melakukan penyesuaian diri dengan
lingkungan, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat umumnya.

- Empatik dan santun berkomunikasi

Sikap empatik dan santun menjadi hal yang paling penting dalam
berkomunikasi. Sikap dan perilaku serat tutur bahasa akan menentukan atmosphere
komunikasi. Sikap empatik dan santun dapat diaplikasikan dalam cara melakukan
kritik, teguran, dan nasihat.
DAFTAR PUSTAKA

Depag, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Sekolah Menengah, (Jakarta: Direktorat Jenderal


Kelembagaan Agama Islam, 2005) h. 4

Edi Suardi, Pendagogik, (Bandung: Angkasa OFFSET, 1979), h. 113

Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
sukses dalam sertifikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 75.

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),h. 1

Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: PT. Arkola, 1994,
h. 353).

Sucipto Suntoro. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Solo: Beringin 55, h. 395

S. wojowasito, WJS. Poerwadarminti, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, (Bandung: Hasta,


1982), h. 162.

Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tenang SISDIKNAS,


(Bandung:Fermana, 2006),h 4

Anda mungkin juga menyukai