SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN
Konsentrasi Larutan
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam berbagai cara, namun yang sering digunakan dalam
sifat koligatif larutan adalah kemolalan dan fraksi mol.
Kemolalan (m) = x XB =
Dengan:
Mr = Massa relatif zat terlarut XA + XB = 1
P = Massa zat pelarut (gr)
Sifat pelarut murni berbeda dengan sifat larutannya. Sebagai contoh, air murni membeku
pada suhu 0℃, tetapi larutan glukosa akan membeku pada suhu lebih rendah dari 0℃.
Penambahan zat non-elektrolit, misalnya antifreeze (etilen glikol)pada radiator mobil akan
menurunkantitik beku air dalam radiator, jadi pada suhu 0℃ air radiator tidak membeku.
Penurunan Tekanan Uap (∆P)
Bila kita memanaskan air dalam katel/ ceret yang tertutup, maka ketika air mendidih
tutup katel dapat terangkat, mengapa hal ini terjadi? Apa sebenarnya yang menekan tutup ketel
tersebut, air atau uap airnya? Dalam ruang tertutup air akan menguap sampai ruangan tersebut
jenuh yang disertai dengan pengembunan.
Apabila kedalam pelarut murni ditambahkan sejumlah zat terlarut, apa yang akan terjadi
pada nilai tekanan uap larutan? Tekanan uap larutan ternyata lebih kecil dibandingkan dengan
tekanan uap pelarut murninya. Inilah sebenarnya yang disebut dengan penurunan tekanan uap
(∆P) larutan. Maka diperoleh persamaan:
∆P = Pᵒpelarut –Plarutan
= Pᵒpelarut – (Xpelarut Pᵒpelarut)
= Pᵒpelarut - (1 - Xpelarut)
∆P = Pᵒpelarut - Xzat terlarut
Pernahkah anda mengukur suhu air mendidih dan air membeku? Bagaimana bila air yang
dididihkan/dibekukan diberi zat terlarut, lebih rendah, sama, atau lebih tinggi titik didih dan titik
bekunya dibanding titik didih dari titik beku air?
Titik didih air yang sering disebutkan 100ᵒC adalah titik didih normal yaitu titik didih
pada tekanan 760 mmHg. Samakah titik didih air didaerah anda dengan titik didih air dipuncak
gunung yang lebih tinggi dibandingkan daerah anda? Mengapa demikian? Titik didih dan titik
beku suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara luar. Suatu zat mendidih pada saat tekanan
uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara. Karena dipuncak gunung tekanan udara lebih
rendah, maka zat cair akan lebih cepat mendidih, sehingga titik didihnya lebih rendah.
Air yang tadinya mendidih pada suhu 100ᵒC,jika ditambahkan zat terlarut, maka tidak
lagi mendidih. Hal ini karena tekanan uapnya belum mencapai 760mmHg, sehingga
menyebabkan penurunan tekanan uap larutan. Jadi, agar larutan mendidih maka dibutuhkan suhu
yang lebih tinggi dari 100ᵒC. ini berarti bahwa titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih
pelarut murninya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut
kenaikan titik didih (∆Tb).
Rumus : ∆Tb = Tblarutan - Tbpelarut
Sebaliknya, pada beku normal karena tekanan uap larutan juga lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murni. Sehingga agar larutan membeku, harus didinginkan akibatnya titik
beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murni. Perubahan temperatur titik beku ini
disebut penurunan titik beku larutan (∆Tf).
Pada larutan encer, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku berbanding lurus
dengan konsentrasi molal larutan.
𝛑 = MRT
Berbeda dengan zat non-elektrolit, zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-ion
sehingga dengan jumlah mol yang sama, zat elektrolit akan menghasilkan konsentrasi partikel
yang lebih banyak dibandingkan zat non-elektrolit. Dengan demikian, dengan konsentrasi larutan
yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif yang lebih besar daripada larutan non-
elektrolit. Harga sifat koligatif larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor Van’t Hoff (i).
i = {1 + (n-1)}
= derajat ionisasi
= 0 (non-elektrolit)
∆Tf = m x Kf i
𝛑 = MRT i
AYO DISKUSI!
…..TERIMA KASIH.....