Anda di halaman 1dari 5

v

SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN

Oleh : Sherlita Vani Hartanti (190408005)

Problem Based Learning (PBL)


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat


menjelaskan sifat koligatif larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya.

Konsentrasi Larutan

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam berbagai cara, namun yang sering digunakan dalam
sifat koligatif larutan adalah kemolalan dan fraksi mol.

Kemolalan (m) Fraksi Mol (X)


Kemolalan adalah perbandingan antara Fraksi mol adalah perbandingan antara
jumlah mol zat terlarut dengan massa zat jumlah mol zat pelarut dengan jumlah mol
pelarut. total larutan.
Rumus : Rumus :
Kemolalan (m) = XA =

Kemolalan (m) = x XB =
Dengan:
Mr = Massa relatif zat terlarut XA + XB = 1
P = Massa zat pelarut (gr)

Sifat Koligatif Larutan non-Elektrolit

Sifat pelarut murni berbeda dengan sifat larutannya. Sebagai contoh, air murni membeku
pada suhu 0℃, tetapi larutan glukosa akan membeku pada suhu lebih rendah dari 0℃.
Penambahan zat non-elektrolit, misalnya antifreeze (etilen glikol)pada radiator mobil akan
menurunkantitik beku air dalam radiator, jadi pada suhu 0℃ air radiator tidak membeku.
Penurunan Tekanan Uap (∆P)

Bila kita memanaskan air dalam katel/ ceret yang tertutup, maka ketika air mendidih
tutup katel dapat terangkat, mengapa hal ini terjadi? Apa sebenarnya yang menekan tutup ketel
tersebut, air atau uap airnya? Dalam ruang tertutup air akan menguap sampai ruangan tersebut
jenuh yang disertai dengan pengembunan.

Apabila kedalam pelarut murni ditambahkan sejumlah zat terlarut, apa yang akan terjadi
pada nilai tekanan uap larutan? Tekanan uap larutan ternyata lebih kecil dibandingkan dengan
tekanan uap pelarut murninya. Inilah sebenarnya yang disebut dengan penurunan tekanan uap
(∆P) larutan. Maka diperoleh persamaan:

∆P = Pᵒpelarut –Plarutan
= Pᵒpelarut – (Xpelarut Pᵒpelarut)
= Pᵒpelarut - (1 - Xpelarut)
∆P = Pᵒpelarut - Xzat terlarut

Kenaikan titik Didih (∆Tb) dan Penurunan Titik Beku (∆Tf)

Pernahkah anda mengukur suhu air mendidih dan air membeku? Bagaimana bila air yang
dididihkan/dibekukan diberi zat terlarut, lebih rendah, sama, atau lebih tinggi titik didih dan titik
bekunya dibanding titik didih dari titik beku air?

Titik didih air yang sering disebutkan 100ᵒC adalah titik didih normal yaitu titik didih
pada tekanan 760 mmHg. Samakah titik didih air didaerah anda dengan titik didih air dipuncak
gunung yang lebih tinggi dibandingkan daerah anda? Mengapa demikian? Titik didih dan titik
beku suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara luar. Suatu zat mendidih pada saat tekanan
uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara. Karena dipuncak gunung tekanan udara lebih
rendah, maka zat cair akan lebih cepat mendidih, sehingga titik didihnya lebih rendah.

Air yang tadinya mendidih pada suhu 100ᵒC,jika ditambahkan zat terlarut, maka tidak
lagi mendidih. Hal ini karena tekanan uapnya belum mencapai 760mmHg, sehingga
menyebabkan penurunan tekanan uap larutan. Jadi, agar larutan mendidih maka dibutuhkan suhu
yang lebih tinggi dari 100ᵒC. ini berarti bahwa titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih
pelarut murninya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut
kenaikan titik didih (∆Tb).
Rumus : ∆Tb = Tblarutan - Tbpelarut

Sebaliknya, pada beku normal karena tekanan uap larutan juga lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murni. Sehingga agar larutan membeku, harus didinginkan akibatnya titik
beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murni. Perubahan temperatur titik beku ini
disebut penurunan titik beku larutan (∆Tf).

Rumus: ∆Tf = Tf pelarut -Tf larutan

Pada larutan encer, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku berbanding lurus
dengan konsentrasi molal larutan.

∆Tb = m x Kb dan ∆Tf = m x Kf


Dengan : Kb = kenaikan titik didih molal pelarut

Kf = penurunan titik beku molal pelarut

Tekanan Osmotik (𝜋)

Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan secara


spontan melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat pelarut
dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan
untuk menyetimbangkan konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui
membran. Peristiwa osmotik dapat dicegah dengan memberikan tekanan pada permukaan
larutan. Tekanan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya osmosis inilah yang disebut
tekanan osmotik. Hubungan osmotik dengan kemolaran adalah:

𝛑 = MRT

Dengan: M = molaritas (mol/liter)

T = suhu mutlak (ᵒK)

R = tetapan avogadro (0,082 L atm/molᵒK


Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Berbeda dengan zat non-elektrolit, zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-ion
sehingga dengan jumlah mol yang sama, zat elektrolit akan menghasilkan konsentrasi partikel
yang lebih banyak dibandingkan zat non-elektrolit. Dengan demikian, dengan konsentrasi larutan
yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif yang lebih besar daripada larutan non-
elektrolit. Harga sifat koligatif larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor Van’t Hoff (i).

i = {1 + (n-1)}

Dengan : n = jumlah ion

= derajat ionisasi

Untuk : = 1 (elektrolit kuat)

= 0 (non-elektrolit)

0< < 1 (elektrolit lemah)

Maka persamaan sifat koligatif larutan elektrolit adalah:

∆P = Pᵒpelarut - Xzat terlarut i


∆Tb = m x Kb i

∆Tf = m x Kf i
𝛑 = MRT i

AYO DISKUSI!

Bagaimana penerapan tekanan osmosis dalam industry makanan, khususnya pada


pembuatan selai dan jelly.

…..TERIMA KASIH.....

Anda mungkin juga menyukai