Anda di halaman 1dari 2

MENELAAH PRO-KONTRA GELAR SARJANA

Sherlita Vani Hartanti, 190408005

FKIP Kimia Universitas Samudra

Di Era Globalisasi, banyak hal yang telah diperbaharui. Salah satunya adalah persyaratan
yang harus dipenuhi dalam dunia kerja, khususnya instansi maupun perusahaan. Gelar sarjana
sangat mempengaruhi diterima atau tidaknya seseorang dalam pekerjaan. Gelar yang sering
diminta dalam persyaratan kerja yaitu D3 dan S1. Sementara untuk tamatan SMA sangat jarang
dibutuhkan, namun ada sebagian yang diterima untuk menempati posisi tertentu. Padahal tidak
semua yang bergelar sarjana lebih memiliki keterampilan dan pengalaman daripada yang non-
sarjana. Hal ini menimbulkan pro-kontra dikalangan masyarakat, baik masyarakat tingkat
rendah, menengah dan ataupun tingkat tinggi.
Walaupun gelar sarjana diperlukan, namun bukan berarti dapat dijadikan sebagai tolak
ukur kinerja seseorang dalam pekerjaannya. Sehingga, perusahaan atau instansi harus lebih
selektif dalam memilih karyawannya. (Purnomo, 2019)
Bergelar sarjana dianggap dapat berpikir kritis. Seseorang yang bergelar sarjana tentunya
telah melewati fase perkuliahan. Dimana pada saat berkuliah, seseorang dilatih untuk berfikir
kritis dalam menghadapi suatu persoalan. Sehingga instansi atau perusahaan akan
memprioritaskan pelamar dengan gelar sarjana. Seseorang yang bergelar sarjana dianggap lebih
memiliki kemampuan berfikir yang sangat luas dan pengalaman yang sangat mumpuni. Hal itu
untuk membangun kredibilitas instansi atau perusahaan tersebut.
Namun tidak semua menerima pendapat bahwa gelar sarjana itu sangat penting dalam
dunia kerja. Hal ini dibuktikan dengan melakukan penelitian yang dilakukan oleh University of
Hertfordshire dengan melibatkan 500 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir
semua perusahaan lebih memilih pengalaman kerja serta etika yang baik dalam bekerja. Hanya
sedikit yang memilih gelar sarjana. (Gracia, 2018)
Penyesuaian diri yang baik dalam pekerjaan juga dianggap dikuasai oleh seorang dengan
gelar sarjana. Sebenarnya, masalah penyesuaian diri ini tergantung dari diri seseorang. Namun,
seseorang yang bergelar sarjana dianggap memiliki jiwa sosial yang tinggi. Karena dalam
perkuliahan pun telah dibiasakan untuk beradaptasi dan dilatih untuk memiliki sikap percaya diri
yang tinggi. Padahal, seseorang yang memiliki pengalaman lebih mudah dalam beradaptasi
dengan lingkungan.
Idea merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Dimana ide juga
tidak didapat dari dunia perkuliahan. Idea yaitu suatu akal atau keterampilan yang jauh lebih
berharga daripada gelar sarjana. Seseorang yang berpengalaman akan memiliki banyak ide
cemerlang. Hal ini dapat sangat membantu peningkatan kualitas perusahaan atau instansi.
Sehingga, seseorang yang berpengalaman yang disertai dengan banyak ide akan banyak dicari
dan dibutuhkan oleh instansi dan atau perusahaan. (Gracia, 2018)
Walaupun demikian, masih banyak perusahaan yang mengharapkan pelamar kerja
memiliki gelar sarjana. Menurut The Independent dalam Liputan 6, “penelitian baru menemukan
58% perusahaan memberikan pengalaman kerja sebagai kualifikasi paling populer. Dengan 48%
lainnya memberikan pengalaman kerja sebagai faktor kedua terpopuler”. (Wahyuni,2017)

DAFTAR PUSTAKA
Gracia. Debora. 2018. 4 Alasan Pengalaman Lebih Berharga dari Gelar Sarjana. Kamu
Setuju? Diakses pada 24 Februari 2018 pukul 11:30 WIB.
https://www.google.com/amp/s/cewekbanget.grid.id/amp/06870683/4-alasan-pengalaman-lebih-
berharga-dari-gelar-sarjana-kamu-setuju.
Purnomo, Akhlis. 2019. Mana Yang Lebih Penting, Gelar Akademik atau Soft Skills?
Diakses pada 24 Januari 2019 pukul 11:30 WIB.
https://www.kompasiana.com/www.akhlis-purnomo.com/5c493ad743322f047c3e42f4/mana-
yang-lebih-penting-gelar-akademik-atau-soft-skills?page=2.
Wahyuni, Nurseffi Dwi. 2017. Penting Mana: Gelar Sarjana atau Pengalaman Kerja.
Diakses pada 19 Mei 2017 pukul 18:48 WIB.
https://m.liputan6.com/bisnis/read/2957314/penting-mana-gelar-sarjana-atau-pengalaman-kerja

Anda mungkin juga menyukai