Anda di halaman 1dari 13

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PRODI / SEMESTER/ TANGGAL : AP / II/ 13 JUNI 2022

DOSEN PENGAMPUH : DR. HELWIYAH MAKARIM. M.PD

Jawablah Pertanyaan dengan Jelas dan Tepat !

1. Jelaskan Perbedaan dari Profesi - Profesional dan Profesionalisme dan makna apakah yang
terdapat pada Gambar Tersebut !

2. Bagaimana Rangkaian untuk Menjadi Seorang Yang Profesional dan Jelaskan Makna dari
Gambar tersebut !

3. Continuing Education is One of the best investments you can make in your future. By learning
new skills and techniques, you can open up a world of opportunity. To put it another way,
professional development is something that should never be ‘over’. Jelaskan dari Kalimat
Tersebut untuk menjadi seorang yang Profesional !
4. Jelaskan Makna dari Gambar tesebut, Sebagai Seorang yang ingin menjadi Profesi di Bidang
Kependidikan !

5. Rangkaikan lah Konsep Anda untuk Menjadi Seorang Profesional !

Nama: ananda amesa diwa

Nim :0142S1A021030

JAWABAN:

1. Profesi

Profesi merupakan jabatan atau pekerjaan pada bidang tertentu yang menuntut keahlian dan dapat
dipertanggungjawabkan. Keahlian tersebut diperoleh dari pendidikan dan pelatihan resmi.

Kata profesi berasal dari bahasa Latin, proffesio, yang memiliki dua pengertian, yaitu janji dan
pekerjaan.

Di dalam pengertian luas, profesi adalah kegiatan apa saja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah
yang dilakukan dengan keahlian tertentu.

2. Profesional

Profesional merupakan orang yang yang menyandang suatu pekerjaan atau jabatan yang dilakukan
dengan keahlian atau keterampilan tinggi.
Profesional akan memengaruhi penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan sesuai
profesinya.

Profesional merujuk pada sebutan orang yang menyandang profesi dan sebutan terhadap
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai profesinya.

Penyandangan gelar profesional ini telah mendapatkan pengakuan secara formal dan nonformal.
Misalnya pemberian gelar guru profesional.

Baca : Kecerdasan Emosi Guru Sebagai Tenaga Pendidik Profesional di Era Globalisasi

Seorang profesional mampu hidup dengan mempraktikkan suatu keahlian tertentu atau terlibat
dalam kegiatan tertentu menurut keahlian di bidangnya.

3. Profesionalitas

Profesionalitas adalah sebuah sebutan terhadap kualitas sikap anggota suatu profesi terhadap
profesinya.

Profesionalitas juga terkait dengan derajat pengetahuan dan keahlian yang dimiliki untuk dapat
melakukan tugas-tugasnya.

Profesionalitas merupakan bentuk sikap para anggota profesi yang benar-benar menguasai di
bidangnya dan sungguh-sunuguh terhadap profesinya.

4. Profesionalisme

Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari
anggota suatu profesi untuk selalu mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesinya.

Profesionalisme merupakan pemahaman seorang profesional dalam menjalankan profesinya.


Profesionalisme menunjukkan perpaduan antara kompetensi yang dikuasai dengan karakter yang
menunjukkan adanya tanggung jawab secara moral.

2. Jawabannya ialah profesionalisme.


Menjadi profesional berarti mampu menempatkan diri sebagai seorang yang mengerti dan paham
akan tugas dan tanggung jawab pekerjaan, membangun hubungan dan relasi kerja dengan tim lain,
serta selalu fokus dan konsisten dengan target dan tujuan organisasi.

Berperilaku profesional, dapat pula membawamu meraih kesuksesan di tempat kerja lho.

Karena kamu telah terbiasa bekerja dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi. Tak hanya itu saja,
dengan berperilaku profesional kamu juga bisa mendapatkan respect dari atasan dan rekan kerja
lainnya. Sebaliknya, kurangnya sikap profesional justru dapat membahayakan kariermu.

Nah, karena persaingan kerja makin ketat, tidak hanya antar perusahaan saja ternyata, namun pada
internal perusahaan bahkan antar individu dalam sebuah divisi atau departemen. Maka menjaga
kualitas diri, yang salah satunya dengan selalu bersikap profesional adalah harga mati.

Maka, apa saja sih yang bisa kamu persiapkan untuk dapat membentuk dan mengembangkan lebih
lanjut perilaku profesional di lingkungan kerja. Yuk simak tips nya berikut!

1. Kompetensi

Menjadi karyawan yang kompeten di tempat kerja tidak hanya akan membantumu dalam
membangun penilaian kinerja oleh atasan maupun lingkungan kerja. Namun juga digunakan sebagai
sarana membangun citra diri yang baik, agar aura positifmu dapat dirasakan oleh rekan kerja dan
atasanmu.

Menurut KBBI sendiri, kompetensi ialah suatu kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan
(memutuskan sesuatu). Lalu apa sih yang harus kita lakukan agar memiliki kompetensi yang baik?

Nah, dalam hal ini ternyata kamu tidak harus memiliki banyak pengetahuan, namun kuasailah
sebuah bidang terbaik dalam pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Hal tersebut akan
cukup membawamu menjadi pribadi yang kompeten. Namun, bukan berarti kamu tidak wajib untuk
terus menggali apa yang kamu tidak tahu lho, karena pengetahuan akan membawamu pada hidup
yang lebih baik.

3.Elegant Themes

The Importance of Continuing Education and Professional Development

Posted on December 18, 2019 by Will Morris in Business | 1 comment

The Importance of Continuing Education and Professional Development


Continuing education is one of the best investments you can make in your future. By learning new
skills and techniques, you can open up a world of opportunity. To put it another way, professional
development is something that should never be ‘over’.

These days, you don’t even need to sit inside a classroom to pursue learning opportunities. In this
article, we’ll go over some practical reasons why continuing education and professional
development can pay off big time for you.

Let’s get to it!

An Introduction to Continuing Education and Professional Development in the Tech Industry

A lot of people consider education to be finite. You graduate from college, and that’s it.
Overachievers pursue Master’s degrees and PhDs, but data shows that only about 13 percent of US
adults pursue graduate-level studies.

Not everyone needs an advanced degree, but the idea that education is something you ‘complete’
isn’t all that accurate. From a personal standpoint, learning keeps your mind sharp. Professionally, it
can open up a broad range of opportunities you might not have access to otherwise.

Tech, in particular, is a brutally fast-paced field. The software, programming languages, and
standards we use shift all the time. If you don’t keep up with the changes, your skillset can become
outdated in a matter of a few years.

The idea of returning to a classroom might not seem all that appealing to you. However, these days,
you don’t have to sit in a lecture hall to pursue advanced education. There’s a wealth of online
courses, professional development books, and other training materials you can turn to instead.

You also can attend tech networking events, such as WordCamps, as well as videoconferences and
much more. The fact is, the web provides us with so many options to pursue professional
development, it’s hard to find a reason not to do so.

The Importance of Continuing Education and Professional Development (3 Key Factors)

Continuing education and professional development can help you stay relevant and climb the career
ladder. Below, we’ve taken a dive into some of the most significant benefits of staying on top of your
industry’s latest advancements.

1. You Get Access to Better Job Opportunities and More Pay


It shouldn’t come as a surprise that there’s a clear correlation between your level of education and
the career opportunities available to you. The most obvious example of this is when a company lists
a Bachelor’s degree as a requirement in their job postings: Continuing education qualifies you, at
least on paper, for a broader range of positions. The more specialized your skillset and the more
experience you have, the better the pay range you can aim for as well.

To give you an idea of how this plays out, consider that the top 25 percent of web developers in the
US have an average annual salary of $93,670. Compare this number to the median, which is $67,990,
and the benefits of seniority and an advanced skillset become evident.

That said, there are plenty of companies that pay more attention to personal portfolios and
demonstrable skills than degrees and qualifications. This means online courses and other self-
learning resources can still give you an edge when it comes to job hunting.

2. It Keeps You at the Forefront of Your Field

The speed at which the landscape changes in the tech industry is brutal. Frameworks come in and
out of fashion fast. Programming languages fall out of favor. Plus, employers have ever-growing lists
of requirements. As a result, it’s not all that uncommon to learn new skills on the job.

Web developers, in particular, go through this all the time when their employers decide to work with
new software or other tools. However, you can’t always rely on your company to provide the best
opportunities for your continuing education and professional development.

For example, in 2019, some skills that can increase your hireability as a web developer include
experience with Backbone.js, AngularJS, and .NET. If your company doesn’t use any of these libraries
or frameworks, it’s up to you to seek out relevant learning opportunities on your own time.

This may seem unnecessary if you’re not using these skills in your current position. However,
ignoring the lastest development trends could set you back significantly should you choose to leave
your company down the line.

Additionally, keeping up with changes in best practices and new software that becomes available
could help you improve your current company’s procedures. This may win you favor with your
employer. Plus, you can position yourself as an expert within your team and use that to negotiate for
better pay.

3. You’ll Be Better Equipped to Lead Teams and Make Informed Decisions


If you’re known for always having a finger on the pulse of the latest developments in your field,
coworkers will likely come to you with questions. This favorable reputation may put you in the
perfect position to seek out leadership opportunities.

However, if you’re already in a leadership position, staying on top of industry advancements is still
important. You have a responsibility to provide the guidance your team needs to succeed.
Continuing to educate yourself can help you do just that.

Advanced knowledge you’ve gleaned from continuing education or professional development can
also help you decide which frameworks or languages are best for a given project. This can help your
business save money and time.

Ideally, you’ll want to regularly research what skills are hot in your industry. It’s also wise to look up
quality learning resources and carve out some time in your schedule to peruse them. If you have the
willpower to do that, you’ll reap the professional rewards for years to come.

Conclusion

Many people talk about being ‘done’ with school once they graduate. However, if you stop pursuing
learning opportunities once you start your career, you might get stuck in a rut.

Continuing education is key to your personal growth, but it can also help you succeed in your career
by:

Giving you access to better job opportunities.

Keeping you at the forefront of your field.

Preparing you to lead teams and make informed decisions.

4. Seorang guru harus memiliki sifat profesional, dengan ciri-ciri utama memiliki komitmen untuk
bekerja keras, memiliki rasa percaya diri yang baik, bisa dipercaya dan menghargai orang lain. Salah
satu hal yang amat penting dari sifat profesional adalah memiliki komitmen untuk bekerja keras
untuk kemajuan sekolah. Ciri-ciri orang memiliki komitmen bekerja dengan baik, menurut V. Murale,
R Preetha, dan Juhi Singh Arora[2], setidaknya memiliki tiga ciri utama, yakni:

Sangat percaya terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai oragnisasi (dalam konteks ini adalah
sekolah/madrasah).

Memiliki keinginan yang kuat untuk melaksanakan usaha-usaha yang sudah sangat dipertimbangkan
untuk dan atas nama organisasi (sekolah/madrasah).
Memiliki keinginan yang kuat untuk terus bekerja dan menjadi bagian dari organisasi
(sekolah/madrasah).

Sifat profesional dalam kepribadian seorang guru akan terlihat dari sikap komitmennya
terhadap pekerjaan dan institusi pendidikan tempat dia mengajar, yang ditandai dengan tiga
indokator besar, yakni sangat mempercayai institusinya, sangat ingin memajukan institusi
pendidikan tempat dia bekerja, dan dia akan sangat berkeinginan untuk terus mendedikasikan
keahliannya di institusi tempat di bekerja. Kemudian, sifat profesional dalam kepribadian seorang
guru juga dapat dilihat dari rasa percaya diri, yang ditandai antara lain, memiliki motivasi yang kuat
untuk berprestasi, memiliki emosi yang stabil, tidak meledak-ledak, bisa bekerjasama dengan orang
lain, dan selalu mampu memberijalan keluar untuk setiap persoalan yang dihadapi dalam
kelompoknya. Kemudian seorang guru dengan kerpibadian yang baik dan memiliki rasa percaya diri
harus memperlihatkan cara berfikir yang selalu positif, selalu berkeinginan keras untuk memajukan
insitusi, siap menghadapi risiko, dan sealu sehat, ceria dan energetik.

Di samping itu, sifat profesional dalam kepribadian guru juga akan terlihat dari pribadinya yang
luhur yang dapat dipercaya oleh orang lain. Sifat dapat dipercaya tersebut bisa ditandai dengan dua
indikator besar yakni, kebiasaan berbuat kebajikan, yang ditandai dengan sikap yang sangat loyal
pada institusi, pada kebijakan bersama dan loyal terhadap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya,
kemudian bersikap terbuka, peduli dan selalu memberi dukungan pada institusinya. Kemudian, sifat
dapat dipercaya juga bisa dilihat dari integritasnya terhadap berbagai nilai dalam pelaksanaan
pekerjaan, yakni nilai-nilai kejujuran, keadilan, konsistensi dan selalu memenuhi janji[3]. Terakhir,
sifat profesional dalam kepribadian guru juga bisa dilihat dari sikapnya yang menghargai orang lain,
sehingga tidak akan menyia-nyiakan sisiwanya, dan tidak akan menyia-nyiakan orang tua siswa.
Dengan demikian, dia akan menghasilkan hasil pendidikan yang memberi kepuasan kepada para
siswa, orang tua siswa dan para pengguna lulusan, memberi kepuasan dalam proses layanan
pendidikan, waktu yang bisa dihitung, biaya bisa dihitung dan produktifitas meningkat, bahkan nama
baik dan keuntungan institusi juga terus meningkat.

Kemudian dari itu, seorang guru profesional harus memiliki sifat kritis dan mampu berfikir
analitis sebagai wujud kepribadian saintifik mereka. Sifat kritis dan kemampuan berfikir ini
merupakan karakter yang dimiliki sebagai hasil proses pendidikan keguruan mereka sebelum
menjadi guru. Kemampuan berfikir analistis sangat diperlukan bagi setiap guru agar mampu
mendorong para siswanya menjadi kritis, dan memiliki kemampuan berfikir analitis dalam pelajaran
yang mereka pelajari. Bagaimana para siswa akan menjadi cerdas dan memiliki kemampuan analisis
yang baik jika gurunya sendiri tidak memiliki kemampuan berfikir analisis. Dan kenapa kemampuan
analisis ini menjadi sangat penting? Linda Elder and Richard Paul, menjelaskan bahwa kalitas hidup
dan apa-apa yang dihasilkan manusia, akan sangat tergantung pada kualitas berfikir manusia. Berfikir
buruk itu sangat mahal, baik dari aspek uang maupun waktu. Jika kita ingin berfikir baik, maka kita
harus memahami dasar-dasar berfikir yang baik.[4]
Selanjutnya Linda Elder dan Richard Paul menjelaskan, setidaknya ada delapan (8) elemen
berfikir analitis yang harus dipenuhi oleh setiap guru agar para siswa mampu melatih kamampuan
berfikirnya dengan baik, yakni:

Pastikan tujuan; seorang guru harus memahami tujuan membelajarkan para siswanya pada wilayah
kajian matematika, dan bisa memahami tujuan dari setiap pokok bahasan yang para siswanya
pelajari. Demikian pula dalam mata pelajaran lainnya, sehingga berfikir kritis untuk menganalisis
bahan ajar disesuaikan dengan tujuan yang harus mereka capai.

Kemukakan beberapa pertanyaan pokok yang dikaitkan dengan bahan ajar yang akan dipelajari para
siswa, terkait perubahan-perubahan apa yang bisa terjadi pada para siswa dengan mempelajari
pokok-pokok bahasan yang mereka pelajari.

Gunakan informasi, data, fakta atau obsenrvasi terhadap fenomena yang terjadi untuk mereka
pelajari, mereka fahami, dan mereka diskusikan. Guru harus memiliki kemampuan menggunakan
informasi-informasi tersebut untuk mendorong perubahan pada para siswanya.

Gunakan konsep, yakni bahwa menganalisis informasi harus menggunakan teori, aksioma, prinsip
atau model yang harus diperoleh dari hasil-hasil kajian terhadap literatur yang sudah ditulis para ahli
yang memiliki legitimasi dalam bidangnya. Guru harus memiliki kemampuan mengkaji informasi dari
buku teks dengan teori-teori yang ada dalam buku referensi. Kemampuan tersebut harus
dibelajarkan pada para siswanya, sehingga mereka akan terbiasa berkperibadian baik dengan
kemamouan berfikir kritis yang didukung oleh teori-teori.

Melakukan interpretasi, dengan melakukan analisis, menyimpulkan atau inferensi, atau merumuskan
solusi terhadap sesuatu persoalan.

Mengembangkan asumsi-asumsi dan pilihan-pilihan kesimpulan yang dapat dikembangkan dari hasil
analisis terhadap informasi setelah dikaji dengan menggunakan teori, model atau aksioma yang
dikembagkan dari sebuah keyakinan akan sebuah kebenaran.

Merumuskan implikasi atau rekomendasi-rekomendasi yang disesuaikan dengan tujuanyang sudah


ditetapkan, didukung data, teori dan proses analisis.

Perumusan pandangan akhir yang bisa dijadikan rujukan untuk pengembangan prilaku dan
perumusan sebuah pandangan tentang orientasi perubahan-perubahan prilaku.

5. Menguasai Pekerjaan

Mampu Bekerja Keras

Loyalitas

Integritas

Visi

Kebanggaan

Komitmen

Motivasi
Untuk penjelasan detailnya sebgai berikut:

1. Menguasai Pekerjaan

Seseorang yang layak untuk disebut sebagai seorang profesional ketika mereka tahu dengan jelas
apa yang akan dan harus mereka kerjakan.

Ilmu mengenai pekerjaannya ini wajib bisa dibuktikan dengan hasil yang akan dicapai nanti.

Seseorang yang memiliki sifat profesional, maka bukan hanya pintar dalam memainkan kata-kata
secara teoritis, tetapi juga wajib bisa mempraktikannya di dalam kehidupan yang nyata.

Mereka menggunakan ukuran-ukuran yang jelas, apakah yang mereka pekerjakan berhasil ataupun
tidak.

Di dalam menilai apakah seseorang menguasai pekerjaannya dapat kita lihat dari tiga hal pokok,
yaitu:

Bagaimana mereka akan bekerja?

Bagaimana dia mengatasi segala persoalan?

Bagaimana mereka mencapai hasil yang dikerjakan?

Maka dengan demikian, profesionalisme tentu menjadikan dirinya sebagai problem solver, bukan
justru menjadi trouble maker bagi pekerjaannya.

2. Mampu Bekerja Keras

Seseorang yang memiliki profesionalisme, maka sesungguhnya mereka sanggup dalam bekerja keras
saat menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Seseorang yang bekerja keras juga sebenarnya hanya orang biasa yang memiliki keterbatasan dan
kelemahan.

Namun, mereka berusaha untuk menjalin kerja sama dengan orang banyak tanpa pandang bulu.

Mereka berusaha untuk membuka dirinya agar dapat menerima siapa pun yang menginginkan kerja
sama dengannya.
Tentunya mereka tidak akan merasa turun harga diri apabila mengharuskan untuk bekerja sama
dengan rang lain meskipun orang tersebut memiliki status yang lebih rendah dari dirinya.

Karena dia merasa kesuksesan dapat dicapai apabila bisa memperluas hubungan kerja sama dengan
siapa pun, di mana pun, kapan pun.

3. Loyalitas

Bagi seseorang yang profesional maka loyalitas merupakan bersikap total pada saat melakukan
pekerjaannya.

Maksudnya adalah apa pun yang mereka kerjakan akan dilandasi dengan rasa ikhlas dalam
mengerjakannya.

Mereka yang memiliki sikap profesional pasti mempunyai prinsip hidup yang kuat dan jelas, salah
satunya yaitu apa yang akan dikerjakan bukanlah menjadi beban untuknya namun merupakan
panggilan hidup dalam memberikan manfaat untuk orang lain.

Oleh karena itu, loyalitas akan memberikan suatu kekuatan agar dapat bisa lebih berkembang dan
selalu mencari sesuatu yang baik untuk pekerjaannya tanpa menunggu diperintah orang lain.

Karena dengan adanya loyalitas mereka pasti akan berusaha untuk berpikir proaktif, artinya selalu
berusaha mengantisipasi supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Baca Juga : CARA AMPUH DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

4. Integritas

Prinsip dasar bagi seseorang yang profesional yaitu memiliki nilai kejujuran dan keadilan.

Dengan adanya integritas maka seseorang yang profesional akan memiliki tingkat kesadaran diri
bahwa sesungguhnya dalam melakukan pekerjaan, suara hati dan hati nurani harus tetap menjadi
dasar dalam mewujudkan tujuannya.

Oleh karena itu bukanlah suatu hal yang berlebihan apabila untuk menjadi seorang profesional
tidaklah cukup hanya pintar secara intelektual namun juga harus pintar dari sisi mental dan
emosional.
Akan lucu ketika seseorang mengaku sebagai professional namun nyatanya dia adalah seorang
koruptor atau manipulator.

5. Visi

Seseorang yang memiliki sifat professional tentu harus mempunyai visi yang jelas akan masa
depannya.

Karena visi dapat dianggap sebagai peta jalan untuk menuju masa depan yang akan menjadi
landasan dalam bersikap dan berperilaku untuk mencapai tujuan atau target yang diinginkan.

Dengan adanya visi yang jelas maka seseorang yang memiliki sikap profesional akan memiliki rasa
tanggung jawab karena sebelumnya telah memikirkan dengan matang apa yang akan dilakukannya.

Selain itu, visi yang jelas juga akan memacunya agar dapat menghasilkan prestasi yang maksimal
sekaligus ukuran yang jelas tentang keberhasilan serta kegagalan yang akan di capai.

Apabila gagal maka dia tidak akan mencari kambing hitam atas kegagalannya namun secara dewasa
akan mengambil alih sebagai tanggung jawab profesi bahkan pribadinya.

6. Kebanggaan

Apabila Anda memiliki sikap profesional maka tentu Anda akan mempunyai rasa bangga terhadap
profesi Anda.

Karena dengan memiliki rasa bangga terhadap pekerjaan yang Anda miliki maka akan menumbuhkan
rasa cinta terhadap pekerjaan itu.

Sehingga akan memiliki komitmen yang tinggi terhadap apa yang sedang dikerjakan.

7. Komitmen

Dia yang memiliki sikap professional tentunya harus mempunyai komitmen yang kuat agar dapat
menjaga sikap profesional tersebut.
Sehingga dia tidak kan mudah digoda dengan bujuk rayu yang nanti bisa menghancurkan nilai-nilai
profesinya.

Di dalam membentuk komitmen yang kuat membutuhkan konsistensi dalam mempertahankan nilai-
nilai profesionalisme tersebut karena tanpa ada konsistensi maka seseorang tentu akan merasa sulit
dalam menjadikan dirinya sebagai seorang yang profesional.

8. Motivasi

Saat berada di dalam kondisi apa pun, seseorang yang memiliki sikap profesional tentu harus tetap
memiliki rasa semangat dalam melakukan apa yang akan menjadi tanggung jawabnya.

Maksudnya seburuk apa pun kondisi dan situasinya maka dia harus mampu dalam memotivasi
dirinya agar tetap bisa memberikan hasil yang maksimal tanpa kenal menyerah.

Anda harus bisa menjadi motivator diri Anda sendiri supaya bisa membangkitkan semangat diri Anda
di setiap kondisi yang Anda hadapi.

Selain itu Anda juga harus bisa menyemangati lingkungan sekitar Anda.

Anda harus paham waktu dan momen seperti apa ketika Anda harus memberikan motivasi untuk diri
Anda sendiri dan lingkungan sekitar Anda.

Anda mungkin juga menyukai