Anda di halaman 1dari 10

Apa perbedaan hard skill dan soft skill dalam dunia kerja?

Bagaimana cara memiliki dan


meningkatkan keduanya saat memasuki dunia kerja? Kali ini Finansialku akan membahashard
skill dan soft skill saat masuk dunia kerja.

Apa Bedanya Hard Skill dan Soft Skill?

Kunci yang membedakan antara hard skill dengan soft skill adalah
seseorang bisa memiliki hard skill yang baik yaitu seseorang yang harus
pintar atau ber IQ tinggi. Kinerja otak kirinya harus baik karena disanalah
tempat berlangsungnya semua proses berpikir logis.
Sementara itu, untuk memiliki soft skill yang baik, justru tingkat EQ
seseorang menjadi penentunya. Contohnya jika seseorang memiliki jiwa
kepemimpinan tinggi, maka dengan mudah dapat menjalin komunikasi
santai bersama bawahan.

Contoh Hard Skill di Dunia Kerja

Dalam dunia kerja, terdapat beberapa contoh hard skil yang dibutuhkan.
Dengan memilikinya, seorang pelamar akan lebih mudah mendapat tempat
di suatu perusahaan atau lembaga lain.

Contoh 1: Kemampuan Bahasa Asing

Menguasai bahasa asing akan baik terutama jika CV ditulis dalam Bahasa
Inggris. Selain Bahasa Inggris, jika seorang pelamar mampu berbahasa
asing maka tentu lebih diprioritaskan.
[Baca Juga: Free Download Curriculum Vitae (CV) atau Resume yang
Memikat para HRD]

Contoh 2: Akta, Sertifikat dan Piagam

Bagaimanapun juga, kemampuan yang banyak juga harus diiringi dengan


banyaknya jumlah akta, sertifikat maupun piagam milik seseorang. Karena
banyak perusahaan yang melakukan teknik eliminasi di tahap
pertama filtering pegawai baru, maka bukti dokumen sangat penting
sebagai referensi sebelum bertemu dalam sesi wawancara.
[Baca Juga: 11 Skill Management Trainee yang
Harus Dimiliki oleh First Jobber]

Contoh 3: Kecepatan Mengetik

Seiring dengan berkembangnya teknologi, kecepatan mengetik menjadi


alasan yang cukup masuk akal mengapa perusahaan menginginkan
karyawan dengan kecepatan mengetik tinggi. Adakalanya proposal proyek
harus diselesaikan secepat dan sebagus mungkin. Oleh karena itu,
kecepatan mengetik juga bisa mengantarkan seseorang menuju
kesuksesan.

Contoh 4: Mampu Mengoperasikan Komputer Atau Alat


Elektronik Lainnya

Komputer merupakan sarana yang digunakan paling dominan dalam dunia


kerja zaman ini. Dengan kemampuan mengoperasikan komputer,
printer, scanner, atau LCD, maka bukan tidak mungkin atasan lebih
memperhatikan kinerja seorang karyawan.
[Baca Juga: Anda Harus Meningkatkan Kemampuan Perencanaan
(Planning Skills)

Contoh 5: Up To Date Terhadap Teknologi Software

Banyaknya software baru yang digunakan di dunia perkantoran tentu


cukup membingungkan. Namun jika seseorang mempelajarinya secara
kontinyu tidak akan ada program yang terlalu rumit. Selain melalui kursus,
video tutorial yang bisa diunduh dengan mudah juga dapat membantu.

Contoh Soft Skill di Dunia Kerja

Berbeda dengan hard skill yang berkutat pada teknis bekerja


seseorang, soft skill lebih mengarah pada kemampuan deal with
something. Saat memiliki kecakapan-kecakapan tersebut, maka bukan
tidak mungkin kenyamanan bekerja pribadi dan orang lain bisa terjaga.
Efek jangka panjangnya, atmosfer lingkungan kerja bisa semakin positif
dan motivatif.

Contoh 1: Kemampuan Berkomunikasi


Kemampuan berkomunikasi sangat erat kaitannya dengan kemampuan
berbicara. Seorang karyawan yang bisa membaur dengan senior, junior
dan atasan dengan tetap mengikuti koridor kesopanan akan dengan
mudah diterima di berbagai situasi.

[Baca Juga: Ada Cara Sukses untuk Anda yang Seorang Penyendiri
dan Kurang Gaul]

Contoh 2: Fleksibilitas

Meskipun tidak sesuai dengan pemikiran, tetapi patuh dan menjalankan


hasil rapat dengan maksimal harus dilakukan. Oleh karena itu, seseorang
yang memiliki fleksibilitas tinggi bisa menjadi motivasi orang lain dalam
menyikapi masalah.

Contoh 3: Kepemimpinan

Ciri orang yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi adalah planner. Namun,
bukan perencana yang baik jika tidak bisa mengeksekusi keputusan secara
tegas. Jadi, kunci utama sikap kepemimpinan adalah mampu
merencanakan dan mengeksekusi dengan menguntungkan semua pihak.
Contoh 4: Motivasi

Motivasi bisa menular dan diciptakan. Seseorang yang memiliki


kecerdasan intrapersonal dalam dirinya akan bisa memotivasi diri
meskipun hanya dengan mendengar lagu atau menulis kata-kata. Hal inilah
yang langka dan perlu dipelajari agar seseorang tidak
menggantungkan mood-nya pada suasana.

Contoh 5: Kesabaran

Sabar bukan berarti lemah. Dalam dunia kerja sabar berarti membiarkan
sesuatu terjadi agar tidak lebih banyak merugikan. Contohnya saat
dibebani tugas terlalu berat. Dengan sabar dan menjalankannya, justru
atasan akan semakin melirik kinerja karyawan itu.

[Baca Juga: Apakah Mungkin Seorang Karyawan dengan Gaji Rp4 Juta
Mengambil Kredit S7 Edge?]

Contoh 6: Sikap Persuasif


Sikap yang satu ini bisa dimiliki semua orang dengan kadar yang berbeda-
beda. Semakin tinggi sikap persuasifnya, seorang karyawan akan lebih
banyak disukai baik oleh atasan, rekan dan konsumen.

Contoh 7: Skill Problem Solving

Skill yang satu ini harus dipelajari mendalam. Pasalnya, sebuah


perusahaan pasti mengalami masalah, baik dalam lingkup tim maupun
skala lebih luas. Kreativitas juga dibutuhkan untuk meningkatkan alternatif
pemecahan masalah.

Contoh 8: Kerja Sama

Bekerja sama dengan rekan membutuhkan kepekaan sosial. Tanpa


kepekaan sosial, bisa jadi kinerja tim akan berkurang karena ada pihak
yang merasa tersisih. Oleh karena itu, kerjasama harus selalu terjadi saat
ada proyek yang memang dialokasikan untukteamwork.

[Baca Juga: Ayo Gunakan Imajinasi Anda untuk Menjadi Kaya]


Contoh 9: Manajemen Waktu

Disiplin dalam bekerja, datang tepat waktu, penampilan rapi dan


terorganisasi adalah ciri utama seseorang yang mempunyai manajemen
waktu baik. Jika ada salah satu saja yang berantakan padahal etos
kerjanya tinggi, dapat dipastikan bahwa karyawan tersebut bekerja di luar
kapasitasnya.

Contoh 10: Etika Bekerja

Bekerja dengan senior, junior, atasan atau bawahan tentu ada etikanya.
Jika ditelusuri lebih mendalam, etika bekerja bisa menular baik yang positif
maupun negatif. Jadi, sebisa mungkin bangunlah etika bekerja yang positif.

Contoh 11: Kemampuan Budgeting dan Literasi Finansial

Kemampuan budgeting dan literasi finansial tidak hanya dibutuhkan


seseorang secara pribadi, tetapi juga perusahaan. Jika ada calon
karyawannya yang mampu mengatur hal itu, kemungkinan akan diterima
tentu lebih besar. Karena bisa jadi suatu saat perusahaan juga mengalami
masalah budgeting.
[Baca Juga: 6 Cara Meningkatkan Kreativitas untuk Memperbaiki
Keuangan dan Karier]

Analisis Hard Skill dan Soft Skill Pribadi dalam Dunia Kerja

Untuk menganalisis hard skill dan soft skill pribadi, seseorang harus peka.
Selain peka, kemampuan tersebut juga harus diukur sehingga bisa
dikembangkan lebih lanjut.

Bagaimana keadaan hard skill dan soft skill Anda? Cara apa yang
akan Anda tempuhuntuk meningkatkan kedua aspek di
atas saat masuk kerja?
Jelaskan jawaban Andadengan mendiskusikannya bersama rekan yang
juga akan memasuki dunia kerja, terimakasih.

Sumber Referensi:

Investopedia. Hard Skills. Investopedia.com https://goo.gl/RUx4XQ


Lei Han. Hard Skills Vs. Soft Skills Difference And Importance. Bemycareercoach.com https://goo.gl/YcktGh
Alison Doyle. 14 Februari 2017. Hard Skills vs. Soft Skills: Whats the Difference? Thebalance.com https://goo.gl/jgMvyy

Sumber Gambar:

Business Meeting https://goo.gl/16Mkgt


Istilah hard skill dan soft skill memang bukan hal baru bagi kita, terutama untuk kalangan pelajar maupun pekerja. Tapi seringkali
kita masih merasa kesulitan untuk menjelaskan apa perbedaan hard skill dan soft skill. Beberapa orang mungkin menjawab
bahwa hard skill adalah keahlian seseorang yang didapat dari sekolah, universitas maupun tempat kursus. Sedangkan soft skill
lebih berkaitan dengan karakter seseorang dalam menghadapi masalah maupun keadaan tertentu. Jawaban ini tidak salah dan
bisa dibilang benar. Akan tetapi penjelasan yang lebih terperinci akan sangat membantu bagi orang-orang awam yang masih
kesulitan mendefinisikannya. Ada banyak penjelasan mengenai hard skill dan soft skill yang dapat kita temui di internet maupun
buku. Berikut kita simak salah satu penjelasan singkatnya di bawah ini.
Hard skill merupakan penguasaan keterampilan teknis dari hasil pembelajaran yang berhubungan dengan suatu bidang ilmu
tertentu. Contohnya bidang ilmu kedokteran, science, teknologi, olahraga, seni dan bidang ilmu lainnya. Kita bisa melihat atau
mengukur hard skill seseorang dari riwayat pendidikannya. Hard skill sangat erat kaitannya dengan keterampilan teknis yang
melekat atau dibutuhkan untuk profesi tertentu. Misalnya seorang dokter harus menguasai bidang ilmu kedokteran, seorang
penyanyi harus memiliki teknik vokal yang baik, dan pemain sepak bola yang mahir menggiring bola.

Berbeda dengan hard skill, menurut Dennis E. Coates, soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu
mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Contoh interpersonal skills adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain,
kemampuan bekerja sama dalam tim, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh intrapersonal skills adalah kemampuan
mengendalikan emosi, manajemen waktu yang baik, selalu berpikir positif, dan lain sebagainya. Kemampuan soft skill seseorang
bisa kita lihat dari pengalaman dalam berorganisasi. Semakin banyak pengalaman berorganisasinya, maka kemampuan soft skill-
nya akan semakin terasah.

Dalam dunia kerja, hard skill dan soft skill sangat berpengaruh terhadap kinerja dan prestatsi karyawan. Keduanya sangat penting
dan saling melengkapi satu sama lain. Ada anggapan yang menyatakan bahwa hard skill lebih penting daripada soft skill. Itu tidak
serta merta salah, mengingat dengan adanya hard skill kita bisa tahu apa yang harus kita kerjakan dari awal sampai dengan
selesai sesuai dengan bidang yang kita geluti. Namun di sisi lain, perusahaan yang menawarkan pekerjaan juga sangat
mempertimbangkan peran soft skill. Mereka beranggapan bahwa keterampilan teknis masih bisa diajarkan melalui pelatihan dan
tidak memakann waktu yang terlalu lama. Berbeda dengan karakter sesorang yang melekat sejak kecil dan cenderung sulit
dirubah. Singkatnya, untuk apa mempekerjakan orang yang pandai dan terampil tapi susah diatur, banyak mengeluh, sering
terlambat dan tidak jujur.

Anda mungkin juga menyukai