Kunci yang membedakan antara hard skill dengan soft skill adalah
seseorang bisa memiliki hard skill yang baik yaitu seseorang yang harus
pintar atau ber IQ tinggi. Kinerja otak kirinya harus baik karena disanalah
tempat berlangsungnya semua proses berpikir logis.
Sementara itu, untuk memiliki soft skill yang baik, justru tingkat EQ
seseorang menjadi penentunya. Contohnya jika seseorang memiliki jiwa
kepemimpinan tinggi, maka dengan mudah dapat menjalin komunikasi
santai bersama bawahan.
Dalam dunia kerja, terdapat beberapa contoh hard skil yang dibutuhkan.
Dengan memilikinya, seorang pelamar akan lebih mudah mendapat tempat
di suatu perusahaan atau lembaga lain.
Menguasai bahasa asing akan baik terutama jika CV ditulis dalam Bahasa
Inggris. Selain Bahasa Inggris, jika seorang pelamar mampu berbahasa
asing maka tentu lebih diprioritaskan.
[Baca Juga: Free Download Curriculum Vitae (CV) atau Resume yang
Memikat para HRD]
[Baca Juga: Ada Cara Sukses untuk Anda yang Seorang Penyendiri
dan Kurang Gaul]
Contoh 2: Fleksibilitas
Contoh 3: Kepemimpinan
Ciri orang yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi adalah planner. Namun,
bukan perencana yang baik jika tidak bisa mengeksekusi keputusan secara
tegas. Jadi, kunci utama sikap kepemimpinan adalah mampu
merencanakan dan mengeksekusi dengan menguntungkan semua pihak.
Contoh 4: Motivasi
Contoh 5: Kesabaran
Sabar bukan berarti lemah. Dalam dunia kerja sabar berarti membiarkan
sesuatu terjadi agar tidak lebih banyak merugikan. Contohnya saat
dibebani tugas terlalu berat. Dengan sabar dan menjalankannya, justru
atasan akan semakin melirik kinerja karyawan itu.
[Baca Juga: Apakah Mungkin Seorang Karyawan dengan Gaji Rp4 Juta
Mengambil Kredit S7 Edge?]
Bekerja dengan senior, junior, atasan atau bawahan tentu ada etikanya.
Jika ditelusuri lebih mendalam, etika bekerja bisa menular baik yang positif
maupun negatif. Jadi, sebisa mungkin bangunlah etika bekerja yang positif.
Analisis Hard Skill dan Soft Skill Pribadi dalam Dunia Kerja
Untuk menganalisis hard skill dan soft skill pribadi, seseorang harus peka.
Selain peka, kemampuan tersebut juga harus diukur sehingga bisa
dikembangkan lebih lanjut.
Bagaimana keadaan hard skill dan soft skill Anda? Cara apa yang
akan Anda tempuhuntuk meningkatkan kedua aspek di
atas saat masuk kerja?
Jelaskan jawaban Andadengan mendiskusikannya bersama rekan yang
juga akan memasuki dunia kerja, terimakasih.
Sumber Referensi:
Sumber Gambar:
Berbeda dengan hard skill, menurut Dennis E. Coates, soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu
mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Contoh interpersonal skills adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain,
kemampuan bekerja sama dalam tim, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh intrapersonal skills adalah kemampuan
mengendalikan emosi, manajemen waktu yang baik, selalu berpikir positif, dan lain sebagainya. Kemampuan soft skill seseorang
bisa kita lihat dari pengalaman dalam berorganisasi. Semakin banyak pengalaman berorganisasinya, maka kemampuan soft skill-
nya akan semakin terasah.
Dalam dunia kerja, hard skill dan soft skill sangat berpengaruh terhadap kinerja dan prestatsi karyawan. Keduanya sangat penting
dan saling melengkapi satu sama lain. Ada anggapan yang menyatakan bahwa hard skill lebih penting daripada soft skill. Itu tidak
serta merta salah, mengingat dengan adanya hard skill kita bisa tahu apa yang harus kita kerjakan dari awal sampai dengan
selesai sesuai dengan bidang yang kita geluti. Namun di sisi lain, perusahaan yang menawarkan pekerjaan juga sangat
mempertimbangkan peran soft skill. Mereka beranggapan bahwa keterampilan teknis masih bisa diajarkan melalui pelatihan dan
tidak memakann waktu yang terlalu lama. Berbeda dengan karakter sesorang yang melekat sejak kecil dan cenderung sulit
dirubah. Singkatnya, untuk apa mempekerjakan orang yang pandai dan terampil tapi susah diatur, banyak mengeluh, sering
terlambat dan tidak jujur.