Berfikir kritis merupakan keterampilan penting untuk keberhasilan studi, bekerja, dan
hidup di era informasi dan teknologi abad ke 21. Berfikir kritis adalah kemampuan untuk
berfikir jernih dan rasional, yang meliputi kemampuan untuk berfikir reflektif dan independent.
Hal ini merupakah proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisme,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau
dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran atau komunikasi, untuk memandu
keyakinan, dan tindakan.
Pada abad 21 ini, sistem pendidikan menuntut kita untuk berfikir kritis. Kerangka
pembelajaran abad 21 yang dijelaskan oleh Browski, 2019 dalam Partnership for 21st Century
Learning mengatakan bahwa berpengetahuan saja tidak cukup, harus dilengkapi dengan
berkemampuan kreatif, kritis, berkarakter kuat, dan semua itu didukung dengan kemampuan
memanfaatkan informasi dan komunikasi. Menurut Wagne T dari Harvard University tahun
2010, ada 7 jenis keterampilan hidup yang dibutuhkan pada abad 21, yaitu (1) kemampuan
berfikir kritis dan pemecahan masalah, (2) kolobarasi dan kepemimpinan, (3) ketangkasan dan
kemampuan beradaptasi, (4) inovatif dan jiwa enterpreuner, (5) mampu berkomuniasi efektf
baik secara oral maupu tertulis, (6) mampu mengakses dan menganalisis informasi, dan (7)
memilliki rasa ingin tahu dan imajinasi.
Dalam taksonomi Bloom domain kognitif yang dianggap sebagai definisi berfikir kritis
adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dari ke-enam hal
tersebut berawal dari hal yang lebih superfisial menjadi lebih mendalam. Beberapa contoh
keterampilan berfikir kritis dapat berupa menganaisis hubungan antara beberapa hal,
menentukan penyebab peristiwa, dan mengevaulasi tentang sesuatu.
Orang-orang yang terbiasa dengan sikap berfikir kritis berbeda dengan orang yang
bukan pemikir kritis. Orang-orang yang merupakan pemikir kritis mampu dengan cepat
mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang irelevan.
Mereka mampu memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil
keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan. Berbeda dengan orang-
orang yang bukan pemikir kritis, mereka akan menggumpulkan fakta dan informasi,
memandang semua informasi sama pentingya. Mereka tidak mampu melihat, menangkap,
maupun memikirkan masalah penting. Oleh karena itu berfikir kritis sangatlah penting karena
memungkinkan setiap orang memanfaatkan potensi dalam melihat masalah, memecahkan
masalah, menciptakan, dan menyadari diri.
Kemampuan berfikir kritis adalah kemampuan yang tidak serta merta dilakukan dan
dimiliki setiap orang, kemampuan ini harus dipelajari dan dilatih. Berikut beberapa alasan
mengapa berfikir kritis sangat penting sehingga perlu dipelajari.
Berfikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi
dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif, sehingga
memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis
informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan
masalah
Berfikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik. Berfikir jernih dan
sistematis dapat meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam
mempelajari cara menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan kemampuan
untuk memahami
Berfikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan
sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life), maka diperlukan kemampuan
untuk mencari kebenaran dan merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri. Berfikir
kritis merupakan meta-thinking skill, keterampilan untuk melakukan refleksi dan
evaluasi diri terhadap nilai dan keputusan yang diambil, lalu – dalam konteks membuat
hidup lebih berarti - melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil refleksi itu
ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, banyak sekali informasi bebas yang berkeliaran,
disini pentingnya setiap individu untuk berfikir kritis sebelum mencerna dan menyebarkan
informasi ke khalayak ramai, jangan sampai ikut serta dalam menyebarkan hoaks. Seseorang
yang berfikir kritis tidak sama dengan mengumpulkan informasi. Seorang dengan daya ingat
baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis. Seorang pemikir kritis
mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkan
informasi untuk memecahkan masalah, dan mencari sumber-sumber informasi yang relevan
untuk dirinya. Berfikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain.
Berfikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berfikir kritis dapat digunakan
untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk, berfikir kritis dapat memainkan
peran penting dalam kerja sama menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas
konstruktif. Pemikir kritis mampu melakukan introspeksi tentang kemungkinan bias dalam
alasan yang dikemukakannya.
Seorang berfikir kritis mampu menerapkan sikap sapere aude yaitu beranilah berfikir
sendiri dimana setiap orang harus semakin berani dan menggunakan akalnya. Banyak
informasi-informasi baru mengenai pandemi ini, seseorang harus memahami bahwa tidak ada
bukti bukan berarti sesuatu hal tersebut tidak ada. Dan yang terakhir, pandemi ini sangat luas
dan berkembang, sehingga melibatkan hal-hal yang kompleks, penyederhanaan terhadap
sesuatu itu adalah hal yang berbahaya. Sebuah informasi harus dilihat sumbernya, lalu tujuan
dari informasi ini apa saja dan adakah dasar bukti dari informasi ini, setelah diproses kita dapat
menentukan apakah informasi ini akurat dan layak atau tidak untuk disebarluaskan.
ESSAI
Diambil dari Kuliah Umum Dr. dr. H. Artha Budhi Susila Duarsa, M.Kes.
OLEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020