Anda di halaman 1dari 2

MODUL BLOK UROGENITAL

SKENARIO 3

“ SULIT BAK”

Pak Chandra (65 tahun) datang ke dokter keluarga dengan keluhan tidak bisa kencing
sejak 1 hari yang lalu. Dari anamnesis dokter mendapatkan sejak 1 tahun yang lalu, Pak Chandra
sering kencing di malam hari sehingga menganggu tidurnya, dan sejak 6 bulan ini pancaran
kencingnya mulai melemah. Tidak pernah kencing berdarah maupun keluar batu. Dari
pemeriksaan dokter mendapatkan pembengkakan di supra simfisis.
Dokter menerangkan pada Pak Chandra bahwa telah terjadi sumbatan pada saluran
kencing, sehingga kencing tertahan tidak bisa keluar. Untuk itu dokter meminta persetujuan
Pak Chandra untuk dipasang kateter. Setelah kateter terpasang, keluar urine ± 600 ml,
kemudian Pak Chandra dirujuk ke RS.
Di RS dokter melakukan colok dubur dan teraba prostat, konsistensi kenyal, permukaan
rata dengan taksiran berat 40 gram. Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi. Pak Chandra
dan keluarga takut untuk di operasi mengingat usianya yang sudah lanjut.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Pak Chandra ?

TERMINOLOGI ASING

1. Supra simfisis (Arini) : Dorland ed. 29 hal. 737 & 733 (Audley)
2. Prostat (Rafida) : Dorland ed. 29 hal. 1784 (Khalisyah)

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada hubungan antara kencing malam yang dialami Tn. Chandra dengan penyakit
yang dideritanya? (Nadya)
2. Apa saja kriteria dari tindakan operasi prostat? (Rafida)
3. Faktor apa saja yang menjadikan saluran kencing Tn. Chandra tersumbat? (Khalisyah)
4. Apa indikasi colok dubur pada Tn. Chandra? (Siska)
5. Mengapa frekuensi kencing Tn. Chandra lebih sering pada malam hari? (Arini)
6. Berapakah jumlah urine normal per hari pada dewasa? (Nadya)

HIPOTESIS

1. Kemungkinan adanya pembesaran prostat sehingga Tn. Chandra mengalami kencing


pada malam hari. (Fauzan)
2. 1. Protatektomi radikal : prosedur pengangkatan seluruh jaringan prostat dan kelenjar
getah bening di sekitarnya, biasanya untuk kanker prostat. 2. Prostatektomui
sederhana : hanya sebagian prostat yang menyumbat aliran urine saja yang diangkat,
biasanya untuk pembesaran prostat, yakni benign prostatic hyperplasia. (Khalisyah)
3. Adanya pembesaran prostat dan kelemahan otot pada buli-buli (Audley)
4. Ada tiga, 1. Resisten urine, 2. Aliran urine berkurang, 3. Pemeriksaan untuk menilai
status gastro (Putriani)
5. Karena adanya pembesaran prostat pada Tn. Chandra (Fauzan)
6. Urine normal selama 24 jam : 800 - 1300 ml (Rafida)

LEARNING OBJECTIVES

1. Epidemiologi BPH
2. Etiologi dan faktor risiko BPH
3. Patofisiologi BPH
4. Manifestasi klinis sistem tumor sistem urinarius BPH
5. Pendekatan diagnostik dan diagnosa banding infeksi saluran kemih
6. Penatalaksanaan infeksi saluran kemih
7. Infeksi saluran kemih
8. Kasus infeksi saluran kemih yang memerlukan rujukan

Anda mungkin juga menyukai