Anda di halaman 1dari 48

FILSAFAT

ILMU

Dr. Putu Sudira, M.P.


putupanji@uny.ac.id
Department of Vocational
Technology Education
Graduate School
Yogyakarta State University
08164222678
LOGIKA
Inferensi
Studi LOGIKA

Studi tentang
tipe-tipe TATA
FIKIR
LOGIKA FORMIL Kategorik

Sesuatu sebagai bagian


dari sesuatu yang lainnya
Premis mayor : semua manusia dpt mati
Premis minor : Ali manusia
Konklusi : Ali dapat mati
LOGIKA Matematik Aksiomatik
• Hubungan aksioma dan
teorema ditata deduktif
• Kebenaran aksioma Self-
evident
• Teorema cocok dengan
observasi
LOGIKA Induktif Probabilistik
• Logika matematik  Simbolik
• Telaah Deduktif & Induktif
• Matematik sebagai alat inferensi
• Keidentikan struktural sistem
matematik dengan sistem semesta
(isomorphik, kesepadanan)
• Relasi antar jenis
LOGIKA Induktif Probabilistik

• Digunakan dalam POSITIVISME


LOGIKA deduktif Probabilistik

• Realisme
• Kebenaran didukung Teori dan
Empiri
LOGIKA PARADIGMATIK
• GESTALT: keseluruhan lebih dp
bagian-bagian.
• HOLOGRAFIK: unsur terkecil
sudah mengandung
keseluruhan
LOGIKA PARADIGMATIK
• Pengembangan ILMU pada
KONSEP bukan Pragment
• Konseptualisasi Teoritik yang
Open ended  membuka
peluang pengembangan dan
koreksi
LOGIKA PARADIGMATIK
• Produk Kognitif: Nyata, Benar,
dan Logis.
• Produk Rekayasa Teknologi:
fungsional, efisien, produktif,
efektif.
• Produk Seni: kreatif, indah,
harmonis.
LOGIKA KuantitatiF
• Kuantitatif Parametrik:
• Data linier, homogen  Regresi,
korelasi
LOGIKA KualitatiF
• Logika Kualitatif
Phenomenologik Antropologik
 Logika Kualitatif Grounded
• Logika Bahasa  Linguistik dan
phenomenologi Hermeneutik
LOGIKA KualitatiF GROUNDED

• Logika Kualitatif
Phenomenologik Antropologik
 Logika Kualitatif Grounded
• Logika Bahasa  Linguistik dan
phenomenologi Hermeneutik
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER A
• Pola fikir genetik/Historik
• Pola fikir proses perkembangan
• Segala sesuatu berkembang dari yang elementer ke yang lebih
sempurna (jangan diartikan yang kemudian selalu lebih
sempurna)
• Pola fikir evolusioner: memaknai segala sesuatu itu
berkembang, melalui proses panjang dalam arti waktu, ada
proses tumbuh, adaptasi, seleksi, dan persaingan.
• Pola fikir historik: pemaknaan perkembangan kaitan waktu
masa lampau yang dominan.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER A
• Pola fikir prediktif: linier waktu lampau,
• Pola fikir antisipatif: perkembangan linier terduga
dan tak terduga, memasukkan idealisme, harapan
perkembangan, secara aktif menciptakan kondisi
masa depan yang sesuai harapan.
• Pola fikir kontekstual: melihat keterkaitan dan
keterpaduan masa lampau-kini-mendatang.
• Pola fikir Morphogenetik: mengakui perkembangan
berlangsung kualitatif dan kuantitatif berkelanjutan.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER B
• Pola fikir sistematik: ciri hakiki obyek ilmu diklasifikasikan dan
ditampilkan eksplisit. Dalam ilmu pendidikan diklasifikasikan
menjadi faktor subyek didik, pendidik, proses, tujuan, dan
kontek pendidikan.
• Pola fikir fungsional : esensi fungsi yang diperankan bukan
substansi. Lebih pada peran strukturalnya.
• Pola fikir pragmatik: sesuatu berharga bila ada kegunaannya.
Ciri hakiki obyek telaah, peran fungsional, urgensinya. lebih
pada peran tujuan.
• Pola fikir kontekstual: mementingkan kekinian, kondisi-situasi
masa kini.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER B
• Pola fikir eklektik: dipilih semua yang terbaik (aliran,
filsafat, teori)
• Penggunaan eklektisme dalam pendekatan
multidisiplin ataupun interdisiplin dengan kriteria
dapat diintegrasikan, dapat dioperasikan, valid by
level, diakui validitas konsep.
• Pola fikir utopik: idealisme sesuatu sebagai yang
dicita-citakan, perlu dijangkau, diharapkan, mungkin
saja tidak terjangkau.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER C
• Memiliki ciri sentral bergerak dari statika menuju
dinamika
• Pola fikir struktural: sesuatu duduk menurut
fungsinya, (Rumah: fondasi, tembok, struktur, atap,
lantai)
• Pola fikir mekanistik: Interdependensi fungsi, tidak
bisa saling menggantikan.
• Pola fikir Organik: masyarakat dianalogikan dengan
organisme hidup, setiap organ menjalankan fungsi
sendiri.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER C
• Pola fikir psikodinamik/sosiodinamik: sifat
berkembangnya menjadi tidak terduga,
interdependensi lebih terbuka, bisa saling
menggantikan.
• Pola fikir interaktif: kedua belah fihak aktif, intensitas
aksi kedua belah fihak.
• Pola fikir sistemik: segala seuatu merupakan jaringan
interaksi independen, ada interdependensi dalam arti
aktivitas, sekuen atau tata urutan, waktu, dan hasil.
• Pola fikir sinergik: pola berfikir hidup
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER D
• Pola fikir perseptif: realitas itu ada
sebagaimana yang dipersepsikan/
ditangkap, dipengaruhi oleh filsafatnya. Ada
yang memandang sebagai ilusi, realitas,
atau persepsi.
• Pola fikir deskriptif
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER D
• Pola fikir penafsiran: ada campur tangan subyek
karena ketajaman fikir manusia untuk
menangkap dibalik yang sensual atau
superficial.
• Pola fikir mencari makna atau membuat
pemaknaan. Mencari makna dibalik yang
tersurat, dan mencari makna yang tersirat
dikaitkan dengan sifat logic-teoritik, mungkin
etik, transcendental.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER E
• Realitas dilihat dari perwujudan.
• Wujud aksidental, wujud aktual, wujud
esensial.
• Rasionalisme dan phenomenology memandang
ketiga perwujudan tersebut.
• Perwujudan aksidental keberadaannya
kebetulan dan sementara.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER E
• Perwujudan aktual sebagai realitas pada fungsi
dan peran tersebut.
• Perwujudan peran esensial melekat pada ciri
hakiki sesuatu, menjadi ada selama sesuatu itu
memang ada
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER F
• Realitas dipisahkan menjadi dua: (1)
Instrumental dan (2) Substansial
• Banyak dipakai untuk mengembangkan
pemikiran sesuatu.
• Pola fikir instrumental: realitas sebagai
medium/ sarana atau alat mencapai tujuan.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER F
• Pola fikir Substansial: realita merupakan tujuan.
Membaca bagi anak SD substansialnya mampu
membaca. Membaca cepat untuk anak SMA
merupakan instrumental, tujuan substansial
menguasai berbagai ilmu pengetahuan.
• Sesuatu tujuan merupakan alat untuk
mencapai tujuan berikutnya (John Dewey)
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER G
• Rasional mengakui kekuatan fikir manusia memberi
makna pada lingkungan dan diri manusia; Positivisme
hanya mengakui kebermaknaan pengalaman sensual.
• Phenomenologi Edmud Husseri mengakui kebenaran
transendental.
• Dunia ilmu mengenal 4 empiri: (1) empiri sensual
(fakta/ gejala tertangkap indria); (2) empiri logik
(realitas logika); (3) empiri etik (nilai-nilai budaya
manusia; (4) empiri transcendental (keimanan).
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER H
• Pola fikir deduktif: dari konsep abstrak ke spesifik atau
konkret.
• Pola fikir induktif: dari empiri mencari abstraksi.
Dipakai dalam metodologi penelitian phenomenology.
• Pola fikir reflektif: proses berfikir mondar-mandir
antara empiric dan abstrak, dikaitkan dengan berfikir
antisipatif, merefleksi wawasan masa lampau-kini-
mendatang tak linier.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER H
• Metodologi penelitian Kualitatif Rasionalistik
mengikuti pola fikir Reflektif. Kemampuan menangkap
makna dari empiri kasus menjadi abstraksi lebih
bermakna. Peran empiri untuk menjamin relevansi
empiric dari konseptualisasi teoritik, agar produk
ilmunya bukan FIKSI, melainkan menampilkan
kemampuan manusia menangkap makna paling dalam
dari berbagai phenomena.
• Pola fikir vestehen, intuitif, prosesnya tidak terpantau
tetapi produk pemikirannya diakui valid dan
berkualitas tinggi.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER I
• Ciri esensial epistemology metodologi penelitian.
• Pola fikir kategorik: asumsi dasar segala sesuatu dapat
dikelompokkan, dipilah. Kriterianya dapat diangkat
dari pola fikir sistematik, pola fikir fungsional pada
klaster B.
• Pola fikir ideografik: Tiada kesamaan dari sesuatu
karena beda waktu dan beda konteks. Abstraksinya
adalah deskripsi spesifik kasus dalam kaitan waktu dan
konteks.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER I
• Pola fikir tipologik: asumsi dasarnya karakteristik
umum dan mutlak beda itu tidak ada. Yang ada adalah
kemiripan karakteristik yang batas bedanya tidak pasti
atau berlaku pola dalam keragaman. Konsep
kepemimpinan otoriter-demokratik adalah kategorik.
Konsep yang lebih baru adalah tipologik karena tidak
ada model kepemimpinan murni demokratik yang ada
kecendrungan demokratik dengan nuansa otoriter.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER I
• Generalisasi: asumsi bahwa phenomena beragam
antarkasus, antarkonteks dan antarwaktu tetapi dapat
ditarik ciri esensial umum sehingga kerja ilmiah dapat
dipandang lebih berbobot bila mampu menampilkan
generalisasi atau penarikan kesimpulan umum yang
keberlakuannya lebih bertahan lama. Generalisasi
berfikir realitas itu tunggal, berlaku sepanjang sejarah
hidup manusia.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER I
• Pola fikir nomothetik: mencari hukum-hukum atau
prinsip-prinsip yang mampu diterapkan sepanjang
waktu dan konteks manapun. Kesimpulan umum dicari
secara induktif atau reflektif. Menemukan karakteristik
khusus yang cukup dan representative  ditarik
kesimpulan. Atau menemukan karakteristik esensial
yang lebih umum dari sejumlah kasus sebagai
kesimpulan generalisasi.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER J
• Keterkaitan antar phenomena, termasuk
pemaknaannya. Asumsi dasar pola klaster J; bahwa
sesuatu mempunyai keterkaitan dengan sesuatu yang
lain.
• Pola fikir linier: mengikuti pola fikir garis lurus.
Kejadian dimasa lampau akan terjadi dimasa akan
datang.
• Pola fikir interdependen/ interaktif: mengakui adanya
pengaruh timbal balik (sehat dan makan makanan
bergizi menjadi tambah sehat)
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER J
• Pola fikir Multilinier: yang mengakui sesuatu tidak
dapat dimaknai dengan sesuatu yang lain, tetapi
dilihat keterkaitannya dengan banyak sesuatu yang
interdependen/ interaktif (sehat makan bergizi
mempunyai kaitan dengan belanja cukup, rupiah yang
dikeluarkan, suasana hati, lingkungan sehat dst)
• Pola fikir vertikal: segala sesuatu dapat
dikategorisasikan, mana implicit, dan mana eksplisit.
Ada hubungan dengan cara berfikir sistematik Klaster
B.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER J
• Pola fikir hirarkik: tatahubungan vertikal implisit dan eksplisit
dikembangkan menjadi tata hirarkik tinggi dan lebih rendah.
• Pola fikir Horisontal:
• Pola fikir divergen: pola fikir menjelajah keluar dari yang
konvensional, lebih banyak terjadi loncatan-loncatan pemikiran,
sifat inovatif lebih menonjol.
• Pola fikir Heterarkik: Mensejajarkan berbagai sesuatu sebagai
sederajat setingkat, mendeskripsikan keterhubungan
bermakna. Menyusun sistematik berbagai substansi dalam
suatu disiplin dalam tata heterarkhik. Cukup sulit bagi yang
terbiasa berfikir linier, vertical, dan sejenisnya.

tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER J
• Pola berfikir Sekuensial: meloncat dari kategori satu ke
kategori lain, dari satu abstraksi ke abstraksui lainnya.
Lebih termasuk unsure divergen/ kreatif inovatif,
heterarkhik, bergerak bebas secara reflektif.
• Pola fikir Antisipatif: memasukkan idealism, harapan,
penciptaan kondisi yang lebih sesuai dengan harapan.
• Pola fikir Kontekstual: keterhubungan antara yang
sentral dengan perifer.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER K
• Idealisasi integrasi, bersatunya yang berbeda, yang
terpisah-pisah
• Pola fikir korespondensi: hubungan bersifat
pragmentarif; keterhubungannya belum mengandung
makna
• Pola fikir Relevansi:bersifat pragmentarik,
kebermaknaan belum memerankan hubungan menuju
integrasi.
• Pola fikir konvergensi: Nampak berbeda,dilihat
kemungkinannya dipersatukan.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER K
• Pola fikir Gestalt,keseluruhan lebih dari bagian-bagian.
• Pola fikir Integrasi.
• Pola fikir thermostatik; bersifat metaphor,
menganalogikan gejala sosial sebagai gejala holistik.
• Pola fikir Triangulasi: Integrasi phenomena beragam.
• Pola fikir sinkronisasi: phenomena beragam, aktivitas
beragam, konteks dan waktu berbeda, tetapi mampu
melihat integrasi yang bermakna.
• Pola fikir kongruensi: sesuatu dilihat mampu
memberikan komplementasi pada yang lain.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER K
• Pola fikir kongkurensi: sesuatu dilihat fungsinya
menggantikan fungsi komponen yang lain.
• Pola fikir Harmoni: berbagi menampilkan dirinya
sendiri.
• Pola fikir konformitas: tampil beragam tetapi
menggunakan kerangka acu yang sama.
• Pola fikir Koherensi: konformitas yang diterima oleh
satuan masyarakatnya.
• Pola fikir Morphogenetik: pertumbuhan tidak selalu
linier berkelanjutan, pengakuan terhadap pendadakan
dengan proses tak terduga.
tipe-tipe TATA FIKIR
KLASTER L
• Memiliki kontradiksi intern; mengandung makna ada
pertentangan,
• Kontroversi
• Paradok
• Dilema
• Dialektika
LOGIKA Aristoteles

Membuat dan menguji


INFERENSI
Dikota-kota besar Penghasilan Lulusan SMK lebih kecil dari
lulusan SMA. Di kota-kota kecil Penghasilan Lulusan SMK lebih
besar dari lulusan SMA. Penghasilan Lulusan Diploma III lebih
tinggi daripada Sarjana.

^^^0&&&0^^^
PENGHASILAN SESEORANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN
TINGKAT KEBUTUHAN DUNIA KERJA
LOGIKA Sintaks dan Semantik

Mempelajari fungsi
Kata, fungsi kalimat,
dan pencarian Makna.
Kelahiran adalah kepastian yg sudah berlalu.
Kematian adalah kepastian yang akan datang.
Diantara kedua kepastian itu lah KEHIDUPAN KITA
(A.K.)
LOGIKA Sintaks dan Semantik
Di sudut ruang makan di atas meja sekerdus buah
salah pondoh tersedia untuk para tamu. Dalam
kardus diisi tulisan “Jangan mengambil lebih dari
satu; TUHAN maha melihat!”

Disudut lain ada satu kotak Cokelat. Seorang


anak kecil memandang lalu mengambil Pensil
dan membuat tulisan pada Kertas “Ambillah
sebanyak-banyaknya karena TUHAN sedang
sibuk menunggu kerdus kotak buah Salak di
pojok sana!
LOGIKA Sintaks dan Semantik
Anak: Ayah kenapa rambut ayah mulai memutih?
Ayah: Setiap kenakalan yang kamu lakukan
membuat 10 helai rambut ayah menjadi putih.
Anak: Oh saya tahu sekarang kenapa Kakek
semua rambutnya putih karena Ayah telah
berbuat nakal beratus-ratus kali.
LOGIKA Sintaks dan Semantik
Anak: Mengapa Budha tidak berambut?
Ayah: Budha tidak memiliki rambut karena dia
selalu mengatakan kebenaran.
Anak: Oh saya tahu sekarang mengapa Ibu-ibu
berambut Panjang.
LOGIKA Konseptual
Tradisional

Studi relasi formal


dalam jenis
BERFIKIR RASIONALISTIK

Studi relasi formal


dalam jenis

Anda mungkin juga menyukai