Anda di halaman 1dari 37

KICK OFF P2KH WILAYAH TIMUR

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DENPASAR, 19 MARET 2012

PEMBANGUNAN KOTA HIJAU


BERKELANJUTAN
(GREEN CITY)

Setyo S. Moersidik (UI)


smoersidik@yahoo.com
PENGANTAR: Global Outlook
PERMASALAHAN
• Perkembangan Kota-kota dunia melampaui daya dukung
dan kemampuan kota dalam penyediaan infrastruktur
• Banyak kota yang tidak berkelanjutan akibat:
– berkembang dengan pengurangan SDA yang masif dan
pembukaan lahan melampaui proporsi yang memperhatikan
daya dukungnya
– penggunaan sumberdaya dan energi yang sangat tinggi,
– limbah yang dihasilkan besar,
– pencemaran yang terus meningkat,
– kemiskinan dan tumbuhnya daerah kumuh yang susah dihindari
• Perlu kebijakan dan komitmen pembangunan kota yang
memungkinkan kota berlanjut
KEMANFAATAN PERTUMBUHAN KOTA
• Pusat dari kegiatan:
– Pembangunan ekonomi
– Inovasi
– Edukasi
– Percepatan teknologi
– Lapangan kerja
– dll
KERUGIAN PERTUMBUHAN KOTA
• Kerusakan lingkunganseperti:
– Besaran dari jejak ekologi
– RTH berkurang dan fungsi ekologisnya hilang
– Persoalan sumberdaya air
– Pencemaran dan dampak kesehatan yang tinggi
– Kebisingan kota yang berlebih
– Perubahan iklim dan kenyamanan yang berkurang
NERACA SEBUAH KOTA
Input Kota Output Kota
Energy Solid wastes

Food Waste heat


Air pollutants
Water
Raw Water pollutants
materials Greenhouse gases

Manufactured Manufactured
goods goods
Noise
Money
Wealth
Information Ideas
SOLUSI TEORITIS & PRAKTIS
INSTRUMEN YG BISA DIGUNAKAN
Limits and Protection
Regulations Preserve existing open space
Buy new open space
Limit building permits
Buy development rights that prohibit certain
Urban growth boundaries types of development on land parcels
Greenbelts around cities
Public review of new development Taxes
Zoning Tax land, not buildings
Tax land on value of actual use (such as forest and
Encourage mixed use of housing and agriculture) instead of on highest value as
small businesses developed land
Concentrate development along mass Tax Breaks
transportation routes For owners agreeing not to allow certain types
Promote high-density cluster housing of development (conservation easements)
developments
For cleaning up and developing abandoned
Planning urban sites (brownfields)
Ecological land-use planning Revitalization and New Growth
Environmental impact analysis Revitalize existing towns and cities
Integrated regional planning Build well-planned new towns and villages
within cities
State and national planning
Stepped Art
KONSEPSI - UMUM
• Kota yang berpihak pada beberapa aspek penting
– Pro pertumbuhan (pro-growth)
– Pro penciptaan pekerjaan (pro-job)
– Berpihak pada kemiskinan; yang harus diminimalkan dan
dihilangkan (pro-poor)
– Pro lingkungan (pro-environment)
• Kota yang memanfaatkan secara optimal
sumberdaya, keunikan budaya, dan sistim lingkungan
dengan jasa yang dimilikinya (kota tropis di Indonesia)
• Kota yang cerdas (smart)
KONSEPSI - 1
• Equality dan diversity pada konsep green city
– Komunitas dibangun dalam prinsip kekayaan dalam
keanekaragaman (diversitas)
– Ada ‘persamaan dan kesamaan’ untuk pembangunan
kawasan urban (toleran)
– Seni dan budaya dimiliki dan mewarnai kota (dan
bersifat terbuka)
– Kota memperhatikan persoalan ‘gender’ dan ‘disable’
– ‘Environmental justice’
– ‘Urban democracy ‘
– ‘Urban education’
KONSEPSI - 2
• Mobilitas di green city (green infrastructure &
transportation)
– Kota yang kehidupannya tidak didominasi oleh
kendaraan pribadi
– Penggunaan transportasi massal yang non polutif
digunakan
– Sepeda cukup banyak (dan cukup teratur) digunakan
– Kita semua mencintai pejalan kaki
KONSEPSI - 3
• Kota yang sehat dan bersahabat
– Kota yang diisi oleh orang dan atau penduduk yang
aktif dan bersahabat pada lingkungan (green
community)
– Kota dibangun dengan memanfaatkan ruang publik
(green spaces) yang lebih alami dan tidak
membahayakan kesehatan dan keselamatan
penduduknya
– Pangan merupakan ideologi yang harus
ditransformasikan dalam kebijakan konsumsi
penduduk kota (green consumerism)
TAMAN
AYODHIA
JAKARTA
SURABAYA
KOTA
TAMAN
KONSEPSI - 4
• Kota yang ‘efficient’ dan ‘intelligent ‘
– Balaikota dibangun dengan konsep hijau dan menjadi contoh
bagi warga kotanya
– Pendekatannya adalah bukan sebatas mempersoalkan ‘limbah’
dan selalu menjadikan masalah, namun menjadikan solusi
‘limbah’ sebagai peluang ekonomi (zero waste conception)
– Pemanfaatan air secara bijak (zero run-off water conception)
– Penggunaan energy dengan memanfaatkan sumberdaya alam
dan pengetahuan yang dimilikinya (renewable green and blue
energy)
– Kota yang dibangun dengan menerapkan jasa lingkungan
(environmental services) sebesarnya sebagai topangan ekonomi
– Kota yang memaksimalkan jasa (services) sebagai modal
pembangunan dengan memanfaatkan sumberdaya manusia
yang dimiulikinya
Program Bersih Lingkungan dan 3R :
SKALA RUMAH TANGGA (RT) DI DKI JAKARTA

Bersih Lingkungan di Kel. Rawajati, Pancoran - Jakarta Selatan (Juara Nasional tahun 2005)
dan Kel. Ciracas - Jakarta Timur (Juara Nasional tahun 2006)

Bersih Lingkungan di Kel. Klender - Jakarta Timur


Juara Nasional tahun 2007

21
Program Bersih Lingkungan dan 3R :
SKALA KAWASAN (Composting Plant & Sentra 3R) DI DKI JAKARTA

22
KONSEPSI - 5
• Kota yang berwawasan global namun
mempertahankan kekuatan lokalnya
– Upaya yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dalam kerangka
perubahan iklim
– Kota yang mempunyai jejak ekologis yang kecil dengan
memperhitungkan keunikan sistim dan budaya yang
dimilikinya
– Kota yang menjalankan kesepakatan global sebagai
komitmen Indonesia dalam pengurangan emisi 26%
– Kota yang memanfaatkan mekanisme pembangunan
bersih (CDM)
URBANISME – PENDEKATAN BARU
INSTRUMEN PEMBANGUNAN GC
• Global:
– LEED (Leadership in Energy and Environmental Design)
– GBC (Green Building Council)
– LID (Low Impact Development)
• Nasional:
– UU 5/1990 (Keanekaragaman hayati dan Ekosistimnya)
– UU 24/2007 (Penanggulangan Bencana)
– UU 26/2007 (Penataan Ruang)
– UU 18/2008 (Persampahan)
– UU 32/2009 (Perlindungan dan Pengelolaan LH)
– PP dll…
KATA KUNCI PEMBANGUNAN GC – 1

• Filosofi dan definisi:


– Ecological modernization
– Environmentalism
– Human impact on the environment
– Sustainable development
KATA KUNCI PEMBANGUNAN GC – 2
• Konsumsi:
– Anthropization
– Anti-consumerism
– Ecological footprint
– Ethical consumerism
– Over-consumption
– Simple living
– Sustainability advertising
– Sustainability brand
– Sustainability marketing myopia
– Sustainable consumption
– Systemic change resistance
– Tragedy of the commons
KATA KUNCI PEMBANGUNAN GC – 3
• Populasi:
– Birth control
– Family planning
– Human population control
– Overpopulation
– Zero population growth
KATA KUNCI PEMBANGUNAN GC – 4
• Teknologi:
– Appropriate technology
– Environmental technology
KATA KUNCI PEMBANGUNAN GC – 5
• Biodiversity:
– Biosecurity
– Biosphere
– Conservation biology
– Endangered species
– Holocene extinction
– Invasive species
KATA KUNCI PEMBANGUNAN GC – 6
• Energy:
– Carbon footprint
– Climate change mitigation
– Efficient energy use
– Emissions trading
– Energy conservation
– Energy descent
– Peak oil
– Renewable energy
KATA KUNCI PEMBANGUNAN GC – 7
• Pangan:
– Food security
– Local food
– Permaculture
– Sustainable agriculture
– Sustainable fishery
– Urban horticulture
KATA KUNCI PEMBANGUNAN GC – 8
• Materi:
– Industrial ecology
– PullApart
– Recycling
– Waste
– Zerowaste
KATA KUNCI PEMBANGUNAN GC – 9
• Air:
– Conservation
– Crisis
– Efficiency
– Footprint
PENUTUP
• Mewujudkan Kota Hijau adalah mewujudkan komitmen
yang dibangun oleh pimpinan daerah untuk menjaga
keberlanjutan kota melalui kebijakan, program dan rencana
aksi yang berjangka dan terukur, dengan obyektif untuk
mensejahterakan masyarakatnya.
• Pendekatan pembangunan dilaksanakan dengan
mengkombinasikan pro-growth, pro-poor, pro-job dan
dalam bingkai pro-environment.
• Kota Hijau dibangun dengan pendekatan pemanfaatan
keunggulan Indonesia dengan kota tropis beserta keunikan
ekosistim dan budaya yang dimilikinya.
• Membangun kota hijau dilakukan dengan mengoptimalkan
sumberdaya manusia, teknologi dan jasa ekosistim yang
memungkinkan kota dikelola secara cerdas dan berlanjut.
BIODATA PENULIS
• Setyo Sarwanto Moersidik, 56 tahun
• Pendidikan S1 (TL – ITB), S2 Sumberdaya Air (University of Montpeliier II Prancis), S3
(Ilmu Lingkungan (University of Montpeliier I Prancis)
• Dosen di Universitas Indonesia 1983 – sekarang, pada:
– PS Teknik Sipil, PS Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
– Program Studi Ilmu Lingkungan, Pascasarjana UI
– Program Kajian Pengembangan Perkotaan, Pascasarjana UI
• Kepala Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan FTUI (1992-1999)
• Direktur Pengelolaan Limbah dan B3, Bapedal/KLH (1999-2001)
• Kepala Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan (2001-2010)
• Ketua Program Pascasarjana PS Ilmu Lingkungan (2006-2010)
• Sekretaris Eksekutif Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan seluruh Indonesia (2001-
2010)
• Dewan Pembina PS Ilmu Lingkungan UI
• Dewan Pakar IATPI dan Perwaku
• Alamat:
– PSTL Departemen Teknik Sipil FTUI Depok 16424 (Telp. 021 7270029, Fax 021 7270028)
– Bali View B7 No. 10 Cirendeu Tangerang Selatan 15419 (HP. 0811861716)
– Email: smoersidik@yahoo.com; ssarwanto@eng.ui.ac.id

Anda mungkin juga menyukai