Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018

Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

BAB IV
KONDISI, ANALISIS & PREDIKSI SANITASI DAN LINGKUNGAN
DAERAH

4.1 Kondisi dan Sarana dan Prasarana Air Limbah


Kecamatan Semarang Barat termasuk wilayah padat permukiman di Kota Semarang
yang memiliki permasalahan yang umum di Kota Semarang dalam pengelolaan limbah
cair diantaranya belum terbangunnya fasilitas pengolahan air buangan, belum
terbangunnya sarana pengelolaan sarana limbah cair domestik secara terpusat, kurang
memadainya sistem pengelolaan limbah cair domestik rumah tangga individual atau semi
komunal sehingga diperlukan adanya revitalisasi prasarana dan sarana pengelolaan air
limbah yang memadai, oleh karena itu dibutuhkan strategi pengelolaan air limbah
domestik untuk kecamatan Semarang Barat ini agar dicapai suatu sistem pengelolaan air
limbah yang baik yang dapat mendukung meningkatnya tingkat kualitas hidup serta
derajat kesehatan masyarakat sebagaimana tujuan dari program percepatan pembangunan
Sanitasi Permukiman yang telah dimulai di Kota Semarang sebagai upaya meningkatkan
kondisi sanitasi kota.
Sistem pengelolaan air limbah domestik oleh masyarakat di Kecamatan Semarang
Barat masih dilakukan secara on site dan belum adanya peraturan spesifik dari pemerintah
Kota Semarang yang mengatur pengelolaan air limbah dan pengelolaan sarana sanitasi di
tingat masyarakat. Beberapa industri yang terlibat di Kecamatan Semarang Barat belum
terkoordinasi dalam penanganan pengelolaan air limbah. Pada saat melakukan
perencanaan pengelolaan air limbah harus direncanakan beberapa hal terkait lembaga
pengelola yang diperlukan untuk mengelola pembuangan air limbah sistem setempat
maupun terpusat. Berikut adalah beberapa alternatif kebijakan kelembagaan:
a. Membangun komitmen antar dinas terkait, pemerintah Kota Semarang,
pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta pemerintah pusat dalam kerjasama
penyelenggaraan pengelolaan air limbah.
b. Memberikan pendampingan kepada kelompok swadaya masyarakat agar mampu
mengorganisasi serta mengelola kesinambungan program pengelolaan air limbah
domestik di wilayah mereka.
c. Membentuk organisasi kelembagaan terpadu.

Kelompok 4 IV-1
TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

4.2 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase


Daerah Semarang Barat merupakan daerah yang selalu tergenang air banjir
rob/pasang. Banjir pasang merupakan banjir rutin akibat air laut pasang yang tejadi pada
sebagian wilayah Kecamatan Semarang Barat, ketinggian genangan antara 0,20 – 0,70 m
dengan alam genangan antatra 3 hingga 6 jam. Kecamatan Semarang Barat memiliki luas
genangan sebesar 237,19 Ha yang terletak di Kelurahan Tambakharjo, Tawangsari,
Tawangmas dan perempatan madukoro hingga mendekati sungai banjir kanal barat. Hal
ini disebabkan tidak berfungsinya dengan baik saluran drainase. Sistem drainase di
Kecamatan Semarang Barat kurang maksimal, sehingga tidak dipungkiri jika ada
genangan rob yang selalu bertahan. Dan menurut hasil penelitian, terjadinya banjir rob
menimbulkan pengaruh yang besar terhadap masyarakat Semarang, terutama yang
bertempat tinggal di kawasan pesisir. Bahkan banjir rob di kawasan pesisir akan semakin
parah dengan adanya genangan air hujan atau banjir kiriman, dan banjir lokal akibat
saluran drainase yang kurang terawat. Permasalahan utama drainase kota Semarang
sendiri diantaranya:
1. Topografi wilayah Semarang yang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi.
Bagian utara yang merupakan pantai dan dataran rendah memiliki kemiringan 0-2%
sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-3,5 m. Bagian selatan merupakan daerah
perbukitan, dengan kemiringan 2-40% dan ketinggian antara 90-200 m diatas
permukaan air laut (DPL).
2. Alih fungsi lahan (khususnya di kawasan hulu) yang tidak terkontrol (diperkirakan 10
tahun kedepan daerah banjir semakin meluas) menyebabkan meningkatkan limpasan
permukaan (beban drainase) dan meningkatkan laju erosi, sedimentasi saluran
sehingga menurunkan kapasitas saluran/system drainase. Salah satu penyebab banyak
lahan resapan air dan kawasan penghijauan di daerah hulu yang berada di Kota
Semarang atas berubah menjadi pemukiman. Salah satu contoh akibat sedimentasi
dan kurangnya perawatan lebar sungai semakin berkurang sampai 3 meter, seperti
Sungai Plumbondan Sungai Beringin.
3. Penambangan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan, dan tidak dilakukan
dengan benar menimbulkan longsor, erosi, banjir lumpur, sedimentasi saluran dan
sungai, polusi, dll. Pada dasarnya penambangan yang menjadi permasalahan utama
rob adalah karena tidak dibuatkan embung untuk menampung galian yang tercecer

Kelompok 4 IV-2
TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

apabila terkena hujan. Jika tidak ada embung, lumpur galian akan hanyut kesungai
dan membuat pendangkalan yang kemudian mengakibatkan luapan air sungai.
4. Penurunan muka tanah atau land subsidence karena pengambilan air bawah tanah
yang berlebihan, konsolidasi lapisan tanah lunak atau tanah hasil urugan, atau
penyebab lain. Penurunan yang terjadi terutama di kecamatan Semarang Utara,
Kecamatan Genuk dan kecamatan yang terletak didekat pantai yang ditandai dengan
penurunan permukaan tanah (land subsidence). Dari hasil survey, penurunan
permukaan ABT di Kota Semarang di tahun 1970-an baru 0,5-3,5 cm tapi penurunan
dari tahun ke tahun terus meningkat dan pada tahun 2000 telah mencapai 11,5-24,6
cm. Sekitar pelabuhan Tanjung Mas bahkan mencapai 15 cm/tahun.
5. Sampah menjadi salah satu permasalahan drainase karena anggapan masyarakat
bahwa badan air merupakan tempat pembuangan sampah. Dan timbunan sampah
yang terjebak di jembatan menyebabkan kapasitas saluran air menurun.
6. Penyerobotan lahan umum, bantaran sungai, saluran drainase jalan raya, dll. Lalu
untuk bangunan seperti rumah-gubug liar untuk tempat tinggal maupun kios jalanan,
mengakibatkan penampang sungai/saluran berkurang, pemeliharaan sulit.

4.3.Hasil Analisis Sosial Ekonomi Dari Survei Lapangan


Analisa Sosial Ekonomi di Semarang Barat dilakukan pada Kelurahan Bongsari. Data
yang didapat dianggap mewakili data untuk seluruh kecamatan. Jumlah responden yang
didapat berjumlah 90 orang dengan setiap anak mewawanarai 10 orang

Pokok Pekerjaan Kepala Rumah Tangga


11% 2% 7% Buruh Bangunan
Buruh Industri
18%
20% Lainnya
Pedagang/Jualan
1% 7%
10% Pegawai Swasta
24% Pensiunan

Gambar 4.1 Grafik penghasilan per Bulan Narasumber


Sumber : Analisis pribadi, 201

Kelompok 4 IV-3
TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

responden.Adapun metode yang digunakan untuk melakukan survei adalah mengajukan


kuisioner dengan aplikasi MWater yang tersedia di smartphone. Hasil dari survei yang
dilakukan adalah sebagai berikut
Pekerjaan dari kepala keluarga responden kami sebanyak 24% adalah pegawai swasta,
disusul dengan 20% petani dan 18% pekerjaan lainnya.

Penghasilan Per Bulan

Kurang dari Rp. 1.000.000.-


9% 16%

Rp. 1.000.000. - Rp. 2.500.000


34%

Rp. 2.500.000 - Rp. 5.000.000


41%

Diatas dari Rp. Rp. 5.000.000

Gambar 4.2 Grafik penghasilan per Bulan Narasumber


Sumber : Analisis pribadi, 2018

Penghasilan per bulan dari kepala keluarga responden kami sebanyak 41% berkisar antara
Rp 1.000.000- Rp 2.500.000, sebanyak 34% berkisar antara Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000

4.4. Hasil Analisa Kualitas Air Sungai Di Wilayah


4.4.1. Kondisi Hidrologi
Kondisi hidrologi secara umum yang diuraikan pada bagian ini dikhususkan pada
hidrologi dalam kaitannya daerah aliran sungai. Hal ini untuk mempresentasikan
parameter kuantitas air, oleh karena itu, dalam memberikan gambaran umum tentang
kondisi hidrologi tersebut di daerah kajian, maka dapat dirangkumkan dari hasil-hasil
penelitian dan kajian di lokasi penelitian.

Kelompok 4 IV-4
TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa di daerah kajian dapat


digambarkan bahwa sebagian besar daerah di pulau Jawa dengan input presipitasi 100%
terdistribusi ke dalam infiltrasi (9,13%), evapotranspirasi (12,09%), dan aliran limpasan
(72,31%) dan lain-lain diluar siklus sebesar (6,47%). Berdasarkan data tersebut input dari
presipitasi terdistribusi terbesar adalah limpasan, hal ini membuktikan bahwa kondisi
penggunaan lahan eksisting secara signifikan terhadap daya dukung lingkungan
(Rachmawati 2013).
Lahan merupakan sumber daya penting yang memberikan informasi mengenai
kondisi lingkungan. Dari sudut pandang hidrologi informasi tersebut dapat digunakan
untuk teknik penyadapan mengenai karakteristik dan data sumber daya air, seperti
pemetaan banjir, pemetaan batas-batas air permukaan serta zonasi-zonasi wilayah yang
mengalami pengendapan.
Menurut Gunawan (1992) interpretasi hidrologi pada teknik penginderaan jauh
diarahkan untuk menduga hubungan/interaksi kenampakan bentang lahan (landscape
features) dengan proses-proses hidrologi. Penggunaan citra penginderaan jauh untuk
pemetaan hidrologi permukaan cukup didekati dengan mendasarkan pada elemen-elemen
lahan dan karakteristik citra.
Dengan menggunakan pendekatan kenampakan secara tiga dimensi (3D)
karakteristik wilayah dapat diketahui dengan jelas, yaitu adanya tenaga alam yang
berperan dalam pembentukan konfigurasi permukaan bumi (geomorfologi) sebagai
indikasi atau gambaran kejadian alam yang telah lalu hingga prediksi fenomena ataupun
kejadian yang akan datang.
Untuk wilayah Kota Semarang Selatan hujan yang terjadi tidak terlalu besar
namun hujan yang jatuh sebagian besar menjadi aliran air permukaan. Saluran-saluran
drainase tidak mampu menampung aliran air permukaan serta aliran air dari wilayah
upstream terlalu tinggi mengakibatkan adanya hambatan aliran dalam masuk sistem
sungai utama.

4.4.2 Potensi Sumber Daya Air


Topografi wilayah Kota Semarang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi.
Dibagian Utara yang merupakan pantai dan dataran rendah memiliki kemiringan 0-2 %
sedang ketinggian bervariasi antara 0-3,5 m. Di bagian Selatan merupakan daerah

Kelompok 4 IV-5
TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

perbukitan, dengan kemiringan 2 - 40% dan ketinggian antara 90 - 200 M di atas


permukaan air laut (DPL).
Sumber air permukaan berasal dari sungai dan waduk penampung air. Sumber air
permukaan utama adalah Banjir Kanal Barat yang melewati 5 kecamatan yaitu
kecamatan Semarang Barat, Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Selatan dan
Gajah Mungkur. Kelurahan yang terdapat di sepanjang alur Banjir Kanal Barat yaitu
Bendungan, Ngemplak, Simongan, Barusari, Bojong, Salaman, Bulustalan, Cabean,
Pindrikan, Krobokan, Bulu lor, Tawangmas, Panggung lor dan Panggung kidul. Di
sepanjang alur Banjir Kanal Barat terdapat 4 jembatan jalan raya dan 1 jembatan
kereta api. Banjir Kanal Barat memiliki lahan terbatas karena kanan kirinya diapit oleh
4 (empat) jalan raya yaitu antara jembatan Sugijopranoto sampai laut diapit oleh jalan
Madukoro raya jalan Kokrosono dan antara jembatan Sugijopranoto sampai
bendung Simongan diapit oleh jalan Bodjong Salaman jalan Basudewo.
Secara umum banjir merupakan suatu keluaran (output) dari hujan (input) yang
mengalami proses dalam sistem lahan yang berupa luapan air yang berlebih. Kejadian
atau fenomena alam berupa banjir yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia memberikan
dampak yang amat besar bagi korban baik dalam segi material maupun spiritual. Untuk
melakukan suatu mitigasi bencana banjir maka diperlukan suatu pemetaan daerah-daerah
yang rawan terhadap bahaya banjir.
Selain akumulasi dan konsentrasi aliran pada sistem sungai yang mengakibatkan
luapan, adalah adanya cekungan-cekungan permukaan dapat digunakan sebagai
identifikasi arah larian dari luapan air yang mengakibatkan adanya banjir genangan pada
wilayah-wilayah tertentu.

4.4.3. Kondisi Kualitas Air Tanah


Air bawah tanah atau air tanah merupakan sumber air tawar terbesar di planet
bumi, mencakup 24% dari total air tawar atau 10,5 juta km3 (Winanti, 2008). Seiring
dengan banyaknya aktivitas manusia yang banyak memerlukan air tanah maka
pemanfaatan air tanah meningkat dengan cepat, di beberapa tempat tingkat eksploitasinya
sudah sampai tingkat yang membahayakan. Dengan perkembangan yang sangat pesat
akan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan air bersih untuk berbagai keperluan,
kebutuhan air yang semakin meningkat akan memacu aktivitas eksploitasi sumberdaya

Kelompok 4 IV-6
TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

air tanah di kota semarang untuk menunjang kegiatan perekonomian yang semakin
meningkat. Untuk wilayah tenggara kota Semarang terutama di Pedurungan salinitasnya
bernilai tinggi diduga karena pelarutan mineral-mineral garam yang ada di dalam tanah
masuk ke dalam air tanah.
Konduktivitas atau daya hantar listrik (DHL) air bergantung pada jumlah ion-ion
terlarut per volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut, nilai daya hantar listrik (DHL)
bertambah besar seiring dengan bertambahnya salinitas dari air tanah tersebut. Nilai daya
hantar listrik (DHL) air tanah kota Semarang yang diperoleh dari hasil pengukuran
langsung di sumur penduduk, sebagian besar wilayah yang diukur air tanahnya
teridentifikasi sudah menjadi payau dengan nilai DHL antara 900-2000 µmhos/cm
(Davis, 1996) yang meliputi wilayah Tanah Mas, Panggung Lor, Panggung Kidul,
Bandarharjo, Semarang indah, Tawang Mas, Bulu Lor, Plobokan, Krobokan, Karang
Ayu, Bojong Salaman, Bulustalan, Pendrikan, Kauman,Gabahan, Jagalan, Miroto,
Randusari, Mangunsari, Simpang Lima, Pleburan, Karang Turi, Sambirejo, Pandan
Lemper. (Zonasi Intrusi Air Asin Dengan Kualitas Fisik Airtanah Di Kota Semarang –
Dino Gunawan Pryambodo, Joko Prihantono dan Supriyadi)
4.4.4. Kondisi Sungai
Sungai Banjir Kanal Barat merupakan salah satu sungai besar yang berada di Kota
Semarang. Sungai ini menjadi saluran utama drainase kota, sehingga memiliki fungsi
yang cukup vital bagi Kota Semarang. Sungai ini bersama dengan Sungai Banjir Kanal
Timur dibangun dengan tujuan mengatasi banjir yang terjadi di Kota Semarang. Sungai
Kanal Banjir Barat Semarang merupakan kelanjutan dari ruas Kali Garang yang mengalir
dari Gunung Ungaran ke utara pada pertemuan dua cabang utama, yaitu Sungai Kripik
dan Sungai Kreo Aktivitas-aktivitas yang terdapat di sekitar Sungai Banjir Kanal Barat
diantaranya yaitu pemukiman, pasar, ruko, dan industri baik kecil maupun besar.
Debit pada Sungai Banjir Kanal Barat pada saat musim kemarau, memiliki debit
sangat kecil yaitu 2,75 m3/detik, sedangkan pada musim hujan debit maksimumnya
adalah 34,5 m3/detik.

Kelompok 4 IV-7
TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

4.5. Identifikasi Utilitas Penting (Jalan Tol, Jembatan, Jalan Utama, Rel Kereta
Api)
Pada Kecamatan Semarang Barat terdapat beberapa utilitas penting yang tersebar di
berbagai kelurahannya.
4.5.1. Jalan Tol
Jalan Tol pada Kecamatan Semarang Barat terletak pada ujung barat daerah Kecamatan
Semarang Barat. Jalan tol tersebut adalah jalan tol Jatingaleh – Krapyak. Jalan Tol
Jatingaleh –Krapyak melewati kelurahan Kembangarum dan Manyaran pada Kecamatan
Semarang Barat.

Gambar 4.3 Tol Jatingaleh - Krapyak


Sumber Google Earth,2018

4.5.2. Jembatan
Keluraham Semarang Barat bersebelahan dengan Sungai Banjir Kanal Barat yang dimana
termasuk juga didalam Kecamatan Semarang Barat. Dan juga terdapat sungai-sungai
kecil yang mengalir pada beberapa kelurahan di Kecamatan Semarang Barat.
Menyebabkan terdapat beberapa jembatan yang terdapat pada Kecamatan Semarang
Barat

Kelompok 4 IV-8
TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

.
Gambar 4.4 Jembatan Banjir Kanal Barat
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2018

4.5.3. Jalan Utama


Jalan utama pada Kecamtan Semarang Barat seolah-olah membelah kecamatan
tersebut menjadi dua bagian, karena letaknya yang berada pada tengah kecamatan. Jalan
Jendral Sudirman dan Jalan Siliwangi merupakan jalan utama yang terdapat pada
Kecamatan Semarang Barat dan memiliki panjang dari sekitar 4,42 km. Karena letaknya
yang strategis, jalan utama pada Kecamatan Semarang Barat dilewati banyak kendaraan
bermotor, mulai dari sepeda motor hingga truck.

Gambar 4.5 Jalan Arteri


Sumber Dokumentasi pribadi, 2018

Kelompok 4 IV-9
TUGAS BESAR PENYALURAN AIR BUANGAN 2018
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

4.5.4. Rel Kereta Api


Kecamatan Semarang Barat dilalui oleh jalur kereta api yang berasal dari stasiun
Poncol / Tawang menuju arah Jakarta. Pada Kecamatan Semarang Barat terdapat
jembatan rel kereta api yang berada pada Kelurahan Krobokan dan juga pada Kelurahan
Krapyak, rel kereta berada pada posisi Overpass jalan tersebut.

Gambar 4.6 Persimpangan Rel Kereta Api


Sumber : Dokumentasi pribadi, 2018

Kelompok 4 IV-10

Anda mungkin juga menyukai