DOSEN:
Intihanah, SE., M.Si., QIA
OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS D
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan rahmat,
karunia, dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini
yang berjudul “Business Enviromentand Introduction Transaction Processing”. Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas Kelompok pada mata kuliah “Sistem
Informasi Manajemen”.
Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pembimbing Ibu Dr Intihanah, Se.,M.Si serta semua pihak yang telah membantu Kami dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait. Sehingga
kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
A. Pencatatan Akuntansi........................................................................................................2
B. Teknik Dokumentasi.......................................................................................................11
C. Sistem Informasi Berbasis Komputer.............................................................................15
D. Pertimbangan-Pertimbangan Pengendalian Internal.......................................................17
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................19
Kesimpulan...........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem pemrosesan transaksi atau Transaction Processing System (TPS) sebagai aktivitas
yang terdiri dari tiga sub sistem utama yang disebut siklus: siklus pendapatan, siklus
pengeluaran, dan siklus konversi. Meskipun setiap siklus melakukan tugas khusus yang berbeda
dan mendukung tujuan yang berbeda, mereka memiliki karakteristik yang sama. Misalnya,
ketiga siklus Sistem pemrosesan transaksi menangkap transaksi keuangan, mencatat dampak
transaksi dalam catatan akuntansi, dan memberikan informasi tentang transaksi kepada pengguna
untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Selain itu, siklus transaksi menghasilkan banyak data
mentah yang menjadi sumber laporan manajemen dan laporan keuangan. Karena dampak
keuangannya pada perusahaan, siklus transaksi banyak mendapat perhatian profesional akuntan.
Oleh karena itu, Pembuatan makalah ini dilatar belakangi oleh pemahaman Business
Enviromentand Introduction Transaction Processing khususnya pemahaman terhadap Sub
Pokok Bahasan sebagai berikut:
Sub Pokok Bahasan pertama, membahas tentang Pencatatan Akuntansi serta gambaran
umum proses transaksi. Bagian ini menjelaskan tujuan umum dari siklus transaksi dan
menentukan peran sub sistem masing-masing.
Sub Pokok Bahasan kedua, membahas tentang Teknik Dokumentasi yang digunakan
untuk merepresentasikan sistem dan bagian ini juga menyajikan beberapa teknik dokumentasi
untuk sistem manual dan berbasis komputer.
Sub Pokok Bahasan ketiga, membahas tentang Sistem informasi berbasis komputer Ini
meninjau fitur dasar teknologi batch dan real-time dan implikasinya untuk pemrosesan transaksi.
Sub Pokok Bahasan keempat, membahas tentang Pertimbangan-pertimbangan
pengendalian internal dimana Konsep pengendalian internal memiliki lingkup yang kuat, yang
ditujukan untuk mendeskripsikan sistem pengendalian keseluruhan
Untuk pembahasan lebih lanjut akan diuraikan pada bab berikutnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pencatatan Akuntansi
Siklus akuntansi adalah proses pencatatan akuntansi dari seluruh transaksi
(aktivitas perusahaan) mulai dari transaksi awal (penerimaan dan pengeluaran uang
secara tunai atau kredit), pencatatan buku besar (posting), menyusun neraca saldo, ayat
jurnal penyesiaan sampai penyusunan laporan keuangan. Siklus akuntansi terdiri dari dua
bagian yang saling terkait yaitu tahap pencatatan dan tahap pelaporan. Tahap pencatatan
meliputi kegiatan pengumpulan informasi atas transaksi dan kejadian ekonomi, dan
menyaring informasi tesebut kedalam bentuk yang bermanfaat bagi proses akuntansi.
Siklus akuntansi ini merupakan teknik sistem pencatatan yang berurutan untuk
menghasilan informasi keuangan dan bertujuan agar proses pencatatan keuangan tertata
dengan benar dan sempurna selama aktivitas perusahaan berlangsung, sehingga
mengurangi kesalahan pencatatan nilai/angka dari aktivitas perusahaan untuk mengetahui
lebih terperinci dan jelas laporan keuangan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) untuk perusahaan swasta, sedangkan untuk Instansi Pemerintahan
memakai Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP).
Siklus akuntansi menjadi tahap-tahap pencatatan untuk menyusun laporan
keuangan. Karena tahapnya banyak dan memerlukan waktu, analisis dan proses maka
diperlukan alat berupa software untuk mengolah data laporan keuangan yang lebih cepat,
terintergasi dengan divisi-divisi yang ada dalam perusahaan
Pencatatan dilakukan berdasarkan bukti dokumen-dokumen transaksi sehingga
siklus akuntansi perusahaan dapat dimulai, tanpa adanya transaksi dan dokumen siklus ini
tidak tercapai.
Siklus akuntansi perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan dagang, pada
perusahaan dagang melalui jurnal khusus dan buku besar pembentu, sehingga lebih
panjang dibandingkan dengan perusahaan jasa. Transaksi pembelian dan penjualan secara
tunai maupun kredit dicatat melalui jurnal khusus, hasil pencatatan jurnal khusus ini akan
menunjukkan jumlah hutang dan piutang. Sebelum mencatat jurnal umum dan jurnal
khusus pencatatan dapat dilakukan dengan memilih salah satu dari metode fisik atau
perpetual sesuai dengan jenis dan bentuk perusahaan. Perusahaan kecil biasanya
kurangnya penerapan pencatatan jurnal khusus dan jurnal khusus, sedangkan perusahaan
mengah, besar memerlukan tahap ini, karena jumlah transaksinya banyak dan mempunyai
pelanggan yang banyak.
Uraian tahap pencatatan dan tahap pelaporan siklus akuntansi dapat digambarkan
tahapnya berikut ini.
2
Landasan siklus akuntansi :
1) Tahap pencatatan
a. Melakukan transaksi (aktivitas). Analisis atau dokumen aktivitas binis
menjadi dasar untuk pencatatan awal setiap transaksi.
b. Mencatat transaksi dalam jurnal. Berdasarkan dokumen pendukung,
transaksi dicatat dengan menggunakan ayat atau entri jurnal secara
kronologis pada awal setiap transaksi.
c. Memindah bukukan (posting) transaksi kedalam buku besar (ledger).
Transaksi yang telah dikelompokkan dan dicatat pada jurnal diposting
pada akun-akun yang sesuai dengan buku besar (general ledger) dan
apabila diperlukan pada buku tambahan atau buku pembantu (subsidiary
ledger)
2) Tahan Pelaporan
a. Menyiapkan neraca saldo atau neraca percobaan (trial balance) atas
akun – akun dibuku besar. Neraca saldo berisi daftar setiap akun pada
buku besar bersama saldo debit dan kreditnya. Tahap ini memungkinkan
pengecekan umum atas keakuratan pencatatan dan pemindah bukuan.
b. Mencatat jurnal penyesuaian. Sebelum laporan keuangan disiapkan,
semua informasi relevan yang belum tercatat harus diidentifikasi dan
dibuatkan penyesuaian yang tepat. Jurnal penyesuaian harus dicatat dan
diposting sehingga akun-akun berada pada saldo yang benar sebelum
lapran keuangan disiapkan.
3
c. Menyiapkan laporan keuangan. Laporan ini merupakan ikhtisar hasil
operasi dari aktivitas perusahaan dan menunjukkan posisi keuangan serta
arus kas yang disiapkan berdasarkan informasi yang terdiri dari akun yang
telah disajikan.
d. Menutup akun nominal. Saldo-saldo akun nominal (sementara) ditutup
ke akun laba ditahan. Proses penutupan ini mengakibatkan akun nominal
bersaldo nol (0) pada awal periode berikutnya.
e. Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan atau neraca penutup (post
closing trial balance) untuk memastikan kesamaan atau keseimbangan
debit dan kredit setelah jurnal penyesuaian dan juranal penutup diposting.
o Dokumen
Dokumen-dokumen transaksi merupakan tahap awal dari siklus akuntansi.
Semua pencatatan harus ada bukti yang jelas sebagai sumber bukti pencatatan
selama proses penyusunan laporan keuangan yang berasal dari internal (pihak
perusahaan yang menyusun laporan keuangan) maupun dari eksternal (pihak luar
yang berhubungan dengan transaksi dan dokumen).
4
Sebuah dokumen menyediakan bukti dari peristiwa ekonomi dan dapat
digunakan untuk memulai pemrosesan transaksi. Sebagian dokumen merupakan
merupakan hasil dari pemrosesan transaksi. Ada tiga jenis dokumen (dokumen
sumber, dokumen produk, dan dokumen turn around).
a. Dokumen sumber. Peristiwa-peristiwa ekonomi menimbulkan dokumen-
dokumen yang diciptakan pada awal transaksi. Dokumen ini digunakan untuk
menangkap dan menformulasikan data transaksi yang diperlukan untuk
memproses siklus transaksi.
b. Dokumen Produk. Adalah hasil transaksi pemrosesan, bukan dokumen yang
memicu mekamisme proses.
c. Dokumen turn around adalah dokumen produk dari satu sistem yang menjadi
dokumen dari sistem lainnya.
o Jurnal
Suatu record transaksi secara kronologis. Ketika semua fakta yang relevan
tentang transaksi diketahui, peristiwa dicatat dalan sebuah jurnal dalam urutan
kronologis. Setiap transaksi memerlukan ayat jurnal terpisah, mencerminkan
akun-akun yang dipengaruhi dan jumlah yang akan didebit dan dikredit. Terdapat
dua jenis jurnal : Jurnal khusus dan jurnal umum.
Jurnal khusus. Digunakan untuk mencatat kelas transaksi spesifik yang
muncul dalam volume tinggi.
Jurnal umum. Untuk mencatat transaksi yang jarang terjadi atau tidak
sama.
5
daftar akun perusahaan. Setiap record dalam file induk buku besar umum bisa
merupakan akun software dari SIA yang terpisah (misalnya penjuaalan) atau akun
kontrol seperti kontrol untuk file buku besar pembantu, korespondennya dalam
sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system-TPS). Laporan
informasi mengambil dari induk program/software untuk menghasilkan laporan
keuangan perusahaan.
6
5. Beban yang masih harus dibayar (accrued expense) atau beban akrual
6. Pendapatan diterima dimuka (unearnerd revenue) atau Pendapatan yang
ditangguhkan (deferred revenue)
7. Pendapatan yang masih harus diterima dimuka (accrued revenue) atau
Pendapatan akrual.
o Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) adalah laporan atas kejadian–
kejadian masa lalu dari suatu proses pencatatan yang bersifat keuangan selama
periode akuntansi yang bersangkutan atau ringkasan dari suatu proses pencatatan,
yaitu ringkasan transaksi–transaksi keuangan selama tahun buku yang
bersangkutan. Sesuai dengan standar akuntansi keuangan (PSAK),
Pencerminan posisi keuangan dan kondisi ekonomi perusahaan dapat kita
simpulkan berdasarkan laporan keuangan, karena laporan keuangan disajikan atas
dasar fakta dari catatan akuntansi yang telah terjadi selama periode operasional
memberikan gambaran tentang kemajuan (progress report) secara periodik.
Sedangkan sifat laporan keuangan terdiri dari : (1) fakta yang telah dicatat (record
fact), (2) prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi (accounting
convention), (3) pendapat pribadi (personal judgment)
Fungsi laporan keuangan secara umum adalah menyampaikan informasi
dari aktivitas perusahaan secara keselurahan pada akhir periode pecatatan antara
lain :
a. Menyajikan informasi keuangan berupa aset, liabilitas dan ekuitas
perusahaan.
b. Menyajikan informasi mengenai perubahan dalam harta bersih suatu
perusahaan yang terjadi sebagai akibat kegitan usaha dalam rangka
memperoleh laba.
c. Menyajikan informasi keuangan untuk membantu para pengguna
laporan keuangan dalam menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
d. Menyajikan informasi yang penting mengenai perubahan harta dan
kewajiban perusahaan, seperti informasi mengenai pembiayaan dan
investasi.
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran kemajuan perusahaan secara periodik yang dilakukan oleh
karyawan melalui para manajer, pempinan (management), laporan keuangan
menurut PSAK No.1 (revisi 2009) yang terdiri dari :
1) Posisi Laporan Keuangan/Neraca (Balance Sheet)
2) Laporan Laba–Rugi (Income Statement)
7
3) Perubahan Ekuitas (Equity Statement) atau Modal Pemilik (Capital),
4) Laporan Perputaran Kas (Cash Flow Statement
5) Catatan atas laporan keuangan
B. Teknik Dokumentasi
a) Pengertian Teknik Sistem
Teknik sistem merupakan alat yang digunakan dalam menganalisis, merancang, dan
mendokumentasikan sistem dan sub-sub sistem yang berkaitan. Teknik sistem penting
bagi auditor intern dan ektern dan juga para personel sistem dalam pengembangan sistem
informasi. Teknik sistem juga digunakan oleh akuntan yang melakukan pembuatan
sistem, baik secara intern bagi perusahaannya maupun secara ektern sebagai seorang
konsultan.
Ada beberapa alasan mengapa sistem perlu didokumentasikan antara lain:
1. Untuk merancang atau membuat sebuah sistem. Dokumentasi sistem berguna
sebagai
media diskusi dan komunikasi antar perancang, analis, maupun programer.
2. Selain itu, dokumentasi juga berguna untuk mengevaluasi kelemahan dan
keunggulan
sebuah sistem maupun pengendalian dalam sebuah sistem.
b) Pengguna-Pengguna Teknik Sistem
1. Penggunaan teknik-teknik sistem dalam auditing
a. Evaluasi Struktur Pengendalian Intern
Berupa kebijakan dan prosedur yang dibuat sebagai jaminan bahwa tujuan
perusahaan akan tercapai. Dalam mengevaluasi pengendalian intern, auditor
umumnya memperhatikan arus pemrosesan dan distribusi dokumen-dokumen.
Struktur Pengendalian Intern terdiri dari 3 elemen :
1) Pengawasa lingkungan
2) Sistem akuntansi
3) Pengawasan prosedur.
Teknik yang digunakan antara lain adalah Flowchart analisis, flowchart
dokumen, bagan distribusi formulir, kuesioner dan metode matriks.
b. Pengujian ketaatan
Untuk dapat melakukan uji ketaatan maka auditor harus memahami
teknologi yang digunakan oleh suatu sistem informasi. Pengujian ketaatan
dilakukan untuk memastikan eksistensi, menilai efektivitas dan menguji
kesinambungan operasi pengendalian intern yang diandalkan oleh organisasi.
Teknik yang biasa digunakan adalah, IPO-HIPO, flowchart program, DFD,
pencabangan dan tabel keputusan.
c. Kertas kerja
8
Kertas kerja adalah catatan yang dipegang auditor mengenai prosedur dan
pengujian yang diterapkan, informasi yang didapatkan, dan kesimpulan yng
ditarik selama melakukan penugasan audit. Teknik sistem digunakan untuk
mendokumentasikan dan menganalisis isi kertas kerja. Diagram aliran data, bagan
HIPO, bagan arus program, table pencabangan dan keputusan, dan metode matrik
dapat muncul dalam kertas kerja.
2. Penggunaan teknik sistem dalam pengembangan sistem
a. Analisis Sistem
Analisis Sistem melibatkan pengumpulan dan pengorganisasian fakta.
Teknik sistem yang berguna untuk analisis informasi adalah diagram alur data
logika dan flowchart analitis.
b. Desain Sistem
Desain sistem melibatkan penyusunan cetak biru sistem secara lengkap
dan utuh. Teknik sistem seperti diagram input proses output, diagram HIPO,
flowchart program, tabel keputusan dan lain sebagainya digunakan secara
ekstensif untuk mendokumentasikan perancangan sistem.
c. Implementasi Sistem
Implementasi sistem mencakup aktivitas aktual mempraktekkan desain
sistem yang telah dibuat.
3. Jenis-Jenis Teknik Mendokumentasi Sistem Informasi
Dokumentasi merupakan narasi, bagan alir, diagram dan penjelasan
tertulis lainnya yang menjelaskan tentang cara kerja sebuah sistem.Tingkatan atau
derajat pemahaman dokumentasi, meliputi mampu memahami, mengevaluasi, dan
menyiapkan/membuat. Jenis-jenis teknik mendokumentasikan sistem informasi
antara lain:
1) Diagram Arus Data
Menjelaskan arus data dalam sebuah organisasi. Teknik ini digunakan
untuk mendokumentasikan sistem yang digunakan sekarang dan untuk
merencanakan serta mendesain sistem yang baru. Jenjang tertinggi disebut
Diagram Konteks yang menggambarkan ikhtisar paling ringkas dari sebuah
sistem.
2) Bagan Alir (Flowchart)
Merupakan gambar yang menjelaskan urutan proses dengan menggunakan
berbagai macam simbol. Merupakan teknik analitis yang digunakan untuk
menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis. Bagan
alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk menguraikan prosedur
pengolahan transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan sekaligus
menguraikan aliran data dalam sebuah sistem.
Simbol-simbol Bagan Alir:
9
Bentuk simbol menunjukkan dan menguraikan kegiatan yang
dilaksanakan, menunjukkan input, output, pemrosesan dan media penyimpanan.
Simbol dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu :
Input/Output merupakan Simbol yang menggambarkan alat/media yang
memberikan input kepada atau merekam output dari kegiatan pengolahan
data.
Processing merupakan Simbol yang menunjukkan jenis alat yang
digunakan untuk mengolah data.
Storage merupakan Simbol yang menggambarkan alat yang digunakan
untuk menyimpan data yang saat ini tidak dipakai oleh sistem.
Lain-lain merupakan Simbol yang menunjukkan arus data dan barang.
3) Tabel Keputusan
Membantu meringkas hasil akhir dari sebuah proses pembuatan keputusan
berjenjang dan kompleks. Tabel keputusan biasanya digunakan bersama-sama
dengan flowchart untuk membantu mendesain dan menuliskan program
komputer. Tabel keputusan berwujud matriks yang dibagi menjadi tiga bagian.
Bagian kiri tabel terdiri dari daftar kondisi dan daftar tindakan. Bagian kanan
terdiri atas kolom-kolom yang mempresentasikan aturan keputusan.
a. Keunggulan Tabel Keputusan
- Tabel ini secara jelas menunjukkan seluruh kemungkinan hubungan
logis antardata input.
- Mampu menangani lebih banyak alternatif.
b. Kelemahan Tabel Keputusan
- Tidak menggambarkan urutan pembuatan keputusan.
- Tidak merefleksikan urutan kegiatan dalam sebuah program.
c) Petunjuk Menggambarkan Diagram Alir
Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di
dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama
untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Pada waktu akan menggambar
suatu bagan alir, analis sistem atau pemrogam dapat mengikuti pedoman-pedoman
sebagai berikut ini.
1.Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri dari
suatu halaman.
2.Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.
3.Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhirnya.
4.Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang
mewakili suatu pekerjaan, misalnya: -"Persiapkan" dokumen “Hitung" gaji
5.Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir harus didalam urutan yang semestinya.
10
6.Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus ditunjukkan
dengan jelas menggunakan simbol penghubung.
7.Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar.
11
buah simbol tersendiri. Bagan alir proses selain dapat menunjukkan kegiatan dan
simpanan yang digunakan dalam suatu prosedur, dapat juga menunjukkan jarak
kegiatan yang satu dengan yang lainnya serta waktu yang diperlukan oleh suatu
kegiatan.
Batch processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data
terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok yang
disebut batch. Tiap batch ditandai dengan identitas tertentu, serta informasi mengenai
data-data yang terdapat dalam batch tersebut. Setelah data-data tersebut terkumpul dalam
jumlah tertentu, data-data tersebut akan langsung diproses. Contoh dari penggunaan batch
processing adalah e-mail dan transaksi batch processing.
Ada dua bentuk batch processing yaitu ;
1) Multi-programming, Salah satu teknik penjadwalan dimana tugas yang sedang
berjalan tetap bisa berjalan sampai ia melakukan operasi yang membutuhkan waktu
untuk menunggu respon dari luar. misal saat komputer membaca data dari disket/CD/,
atau saat komputer dipaksa untuk menukar job yang sedang berjalan dengan job
lainnya.
2) Multi-processing, istilah ini merujuk pada kemampuan pemrosesan komputer yang
dilakukan secara bersama-sama. Hal ini memungkinkan sebuah komputer
menggunakan dua CPU atau lebih dalam sebuah sistem.
12
time memperbolehkan untuk memperbaiki banyak tipe kesalahan yang
mengidentifikasi dan meningkatkan efektifitas serta efisiensi operasional.
4. Akhirnya, pemrosesan secara real time akan mengurangi pemakaian kertas. Kertas
dokumen mahal untuk dibuat dan sering rusak. Dokumen elektronik sangat efisien,
efektif, dan sangat berguna bagi jejak audit.
1. Time Lag
Pada sistem batch, berbagai data dari sebuah aktifitas/transaksi akan
dikelompokan terlebih dahulu dalam file transaksi sebelum data tersebut masuk
kedalam sistem utama untuk diproses. Akibatnya jelas, ada jeda waktu antara
titik/saat terjadinya transaksi dgn titik/saat penginputan transaksi tersebut ke dalam
record yang terkait. Lama tidaknya jeda waktu ini juga tergantung dari frekuensi
pemrosesan batch, bisa selesai dalam hitungan menit, bahkan mingguan.
Sementara pada sistem real time, hampir tidak ada jeda waktu. Data dari
sebuah transaksi akan diproses seketika pada saat transaksi itu muncul, sehingga
record akan selalu dimutakhirkan secara otomatis atau up to date.
2. Sumber daya
Pada batch system, memiliki kebutuhan sumberdaya yang relatif lebih sedikit
dibanding dengan sistem real time. Misalnya saat pengembangan sistem,aktivitas
pemrograman ini relatif lebih sederhana dan hanya memakan waktu lebih singkat
dibanding aktivitas pemrograman pada sistem real time yang memiliki alur lebih
rumit.
Kerumitan pada sistem real time bisa terjadi karena sistem ini terhubung
langsung dengan user, sehingga mau tidak mau tampilan harus dimengerti oleh kita
selaku user (user friendly) seperti, menggunakan menu pou-up, fasilitas panduan
penggunaan online, tab bantuan ,dan sebagainya. Sehingga dari sisi infrastruktur,
sistem ini membutuhkan komputer dgn kemampuan processing yang tinggi
Hal ini akan berefek pada dana yang harus dipersiapkan oleh perusahaan yang
menerapkannya, dana ini akan diinvestasikan untuk membeli komputer dengan
kapasitas kerja yang tinggi yang memiiki harga tidak murah. Sementara sistem batch,
bisa menggunakan low spech komputer karena hanya digunakan saat program
dijalankan (tidak selalu stand by).
3. Faktor Efisiensi dan Efektifitas
Jika kita lihat dari segi efisiensi, maka sistem batch lebih diunggul.
Alasannya sstem ini bisa memproses data dalam jumlah yg cukup besar dalam satu
kali processing. Sehingga biaya tiap processing akan lebih ekonomis.
13
Tapi dari segi efektifitas, sistem real time jadi pilihannya. Ini dikarenakan
transaksi pada sistem real time akan segera diolah dengan cepat dan seketika, juga
recordnya bersifat up to date. Sehingga kita juga harus mempertimbangkan karakter
model pemrosesan data sesuai dengan kebutuhan user. Misalnya, jika kondisi pada
pemrosesan ini tidak memiliki efek buruk terhadap jeda waktu serta ingin
meningkatkan faktor ekonomis maka pilihannya ada pada sistem batch.
Tapi jika kondisinya urgent, atau informasi harus diolah dengan segera dan
jika ada delay maka akan berefek buruk maka pilihan ada pada sistem real time.
“Pengendalian Internal terdiri dari rencana organisasi serta seluruh metode koordinasi
dan pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga aktivanya, menguji
keakuratan dan keandalan data akuntansinya, mendukung efisiensi operasionalnya, serta
mendorong dipatuhinya kebijakan-kebijakan manajerial yang telah ditetapkan”
14
komponen sebagai berikut:
1) Lingkungan pengendalian: Inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya. Ciri
perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi serta lingkungan tempat
beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala
hal terletak.
2) Aktivitas pengendalian: Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan
dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh
pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif
dijalankan.
3) Penilaian risiko: Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang
dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan,
produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara
harmonis. Organisasi juga juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait.
4) Informasi dan Komunikasi: Di sekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi
dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat
dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan
mengendalikan operasinya.
5) Pengawasan Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Siklus akuntansi adalah proses pencatatan akuntansi dari seluruh transaksi (aktivitas
perusahaan) mulai dari transaksi awal (penerimaan dan pengeluaran uang secara tunai atau
kredit), pencatatan buku besar (posting), menyusun neraca saldo, ayat jurnal penyesiaan sampai
penyusunan laporan keuangan. Siklus akuntansi terdiri dari dua bagian yang saling terkait yaitu
tahap pencatatan dan tahap pelaporan. Tahap pencatatan meliputi kegiatan pengumpulan
informasi atas transaksi dan kejadian ekonomi, dan menyaring informasi tesebut kedalam bentuk
yang bermanfaat bagi proses akuntansi.
Teknik sistem merupakan alat yang digunakan dalam menganalisis, merancang, dan
mendokumentasikan sistem dan sub-sub sistem yang berkaitan. Teknik sistem penting bagi
auditor intern dan ektern dan juga para personel sistem dalam pengembangan sistem informasi.
Sistem akuntansi berbasis komputer terbagi dalam dua kelas besar: sistem batch dan
sistem real-time. Sejumlah konfigurasi alternatif ada dalam masing-masing kelas ini. Perancang
sistem mendasarkannya pilihan konfigurasi pada berbagai pertimbangan.
Menurut AICPA dalam Statement On Auditing Standard No. 1 (AICPA, seperti dikutip
oleh Basalamah, 2008:135), definisi “Pengendalian Internal terdiri dari rencana organisasi serta
seluruh metode koordinasi dan pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjaga
aktivanya, menguji keakuratan dan keandalan data akuntansinya, mendukung efisiensi
operasionalnya, serta mendorong dipatuhinya kebijakan-kebijakan manajerial yang telah
ditetapkan”
16
DAFTAR PUSTAKA
Bis, P. C., Aktivitas, T., & Tradisional, P. (n.d.). Pengendalian Sistem Informasi Berbasis
Komputer , Bagian I.
Lindrawati. (2001). Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Elektronik Data Prosesing. Jurnal
Widya Manajemen & Akuntansi, 1(9), 27–34.
Muchta, Amrie. (2017). “3 Perbedaan Pengolahan System Batch dan System Real Time”,
https://kode-miring.blogspot.com/2017/10/perbedaan-sistem-batch-dan-realtime. html ?
M=1. (diakses tanggal 26 maret 2021, pukul 20:15)
Prisilia24. (2016, 07 October). “Metode Batch Processing dan Metode Realtime Processing dan
Penerapannya”, Tersedia di https://ilearning.me/2016/10/07/metode-batch-processing-
dan-metode-realtime-processing-dan-penerapannya/. (diakses tanggal 26/3/2021, pukul
20:15)
Sofia, I. P., & Ak, M. (n.d.). Modul Sistem Informasi Akuntansi (Sistem Pemrosesan Transaksi).
17