Anda di halaman 1dari 9

Fitofarmaka,Vol.5,No.

1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

AKTIVITAS ESTROGENIK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI


(Ocimum americanum L.) PADA TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus) PRE-
MENOPAUSE

E.Mulyati Effendi1, Hera Maheshwari2, Mega Listya M.I3


1,3)Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Pakuan
2)Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

Email : mulyatichandra@ymail.com

ABSTRAK

Ocimum americanum L.(Lamiaceae) dikenal sebagai Kemangi di Indonesia,


merupakan tanaman semak dengan bau aromatik yang kuat. Bagian daun dan akar secara
tradisional digunakan untuk berbagai pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui aktivitas estrogenik ekstrak etanol 70% herba kemangi (Ocimum americanum L.)
pada tikus putih betina (Rattus norvegicus) pre-menopause. Sebanyak 20 tikus putih betina
dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing diberi perlakuan dengan etinil
estradiol (kontrol positif), CMC-Na 1% (kontrol negatif), ekstrak etanol 70% dosis I, II dan II
(0,8g/200gBB, 1,6g/200gBB, 3,2g/200gBB). Siklus estrus, vaskularisasi ovarium dan uterus
diamati untuk mengetahui efek dari masing-masing perlakuan. Perlakuan dosis 0,8g/200g BB
dapat memperpanjang siklus estrus, meningkatkan vaskularisasi dan bobot ovarium
dibandingkan dengan kontrol negatif dan setara dengan etinil estradiol (9×10-3mg/200gBB).

Kata kunci: Herba kemangi, estrogenik, pre-menopause

ESTROGENIC ACTIVITIES OF ETHANOLIC 70% EXTRACTED OF


KEMANGI (Ocimum americanum L.) HERBS IN PRE-MENOPAUSE FEMALE
WHITE RATS (Rattus norvegicus)

ABSTRACT

Ocimum americanum L.(Lamiaceae) commonly known as Kemangi in Indonesia, is a


small shrub with strong aromatic odor. The plant leaves and roots are traditionally used to
possess a wide range of medicinal activities. The main objective of this study is to evaluate
the estrogenic activity of 70% ethanol basil herbs extract in female white rats (rattus
norvegicus) pre-menopause use whitten effect method. Twenty female white rats were
divided into five treatment groups, each group treated with ethynil estradiol (positive
control), CMC-Na 1% (control negative), 70% ethanol extract dose I, II and II (0.8g/200g
BW, 1.6g/200g BW, 3.2g/200g BW). Estrus cycle, uterine and ovarian vascularization
evaluated to know the effect of each treatment. Dose treatment of 0.8g/200 g BW has resulted
in extended estrus cycle, improved vascularization and ovarian weights compared with
negative control and equal with etinil estradiol (9×10-3mg/200g BW).

Key words: Ocimum americanim L. herbs, estrogenic, pre-menopause

PENDAHULUAN alam dengan berbagai macam tanaman obat


Indonesia merupakan negara yang yang yang dapat digunakan sebagai obat
beriklim tropis dan kaya akan sumber daya tradisional. Berbagai macam tanaman obat

10
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

telah terbukti mengobati berbagai macam ekstrak etanol 70% herba kemangi pada tikus
penyakit, tetapi secara ilmiah masih belum putih betina (Rattus norvegicus)
dapat dipertanggung jawabkan. premenopause juga melakukan pengamatan
Salah satu tanaman obat yaitu vaskularisasi ovarium dan uterus pada fase
kemangi (Ocimum americanum L.) famili estrus.
Lamiaceae (Labiatae) memiliki bau dan rasa
yang khas, digunakan sebagai lalapan segar METODE PENELITIAN
untuk dimakan dan memiliki berbagai Penelitian ini dilaksanakan pada
macam khasiat (Hadipoentyanti & Wahyuni, bulan Juni sampai September 2013
2008). Spesies Ocimum merupakan salah bertempat di Laboratorium Farmasi
satu tanaman yang berkhasiat sebagai Universitas Pakuan.
kemopreventif dan berkhasiat sebagai obat
(Karthikeyan et al., 1999, Rastogi et al., Bahan
2007). Kandungan utamanya adalah minyak Tikus putih (Rattus norvegicus)
atsiri, flavonoid, fitosterol, karbohidrat dan betina galur Sprague-Dawley pre-menopause
tanin. Penggunaannya yang utama sebagai berumur 8-9 bulan dengan bobot badan
antimikroba, antioksidan, antelmintika dan sekitar 200-250 g sebanyak 20 ekor, NaCl
antidiabetika (Khare, 2007). Adanya anetol, fisiologis, herba kemangi, pewarna Giemsa,
boron dan stigmasterol merupakan senyawa metanol 10%, etanol 70%, etinil estradiol
aktif pada kemangi yang berhubungan dan CMC-Na 1%.
dengan aktivitas seksual yaitu merangsang
keluarnya hormon reproduksi yaitu estrogen Alat
(Gunawan, 2004). Rotary evaporator (BUCHI), grinder,
Whitten Effect merupakan metode ayakan 40 Mesh, mikroskop, sonde, kaca
yang digunakan untuk mengamati perubahan arloji, stop watch, pengaduk gelas, alat
yang terjadi pada vagina untuk menentukan maserasi, gelas kimia, kain flannel,
siklus estrus (persiapan kawin) pada hewan timbangan analitik, perlengkapan untuk
laboratorium kecil seperti mencit atau tikus membuat preparat apus vagina (cotton bud,
putih (Ochiogu et al., 2009; Khazaei et al., gelas objek, cawan petri, bunsen), kandang
2011). Durasi siklus estrus pada mencit tikus ukuran 30 x 40 cm, lampu, bak plastik,
selama 4-6 hari, tahap siklus estrus dapat kawat penutup, dan botol minum.
dilihat pada perubahan sel epitel vagina atau
vulva. Ciri-ciri hewan estrus dapat dilihat Cara Kerja
dari keadaan vulva yang bengkak, berwarna Penelitian terbagi menjadi 2 tahap
merah dan basah (Nongae, 2008). yaitu tahap pra-penelitian dan tahap
Sinkronisasi birahi pada tikus betina dengan penelitian.
mencium bau feromon yang keluar bersama
urin tikus jantan. Ketika tikus betina tidak 1. Ekstraksi
membau feromon tikus jantan, maka tikus Sebanyak 1 kg simplisia herba
betina mengalami fase anestrus, sedangkan kemangi yang telah dihaluskan, dimaserasi
pada saat tikus betina membau feromon yang dengan pelarut etanol 70% (perbandingan
ikut disekresikan bersama urin tikus jantan, 1:10) dalam tabung selama 3 x 24 jam.
maka pada hari ke 3 berikutnya tikus betina Kemudian disaring dan ampasnya dimaserasi
mengalami estrus. Pada fase estrus sel epitel kembali sebanyak 2 kali dengan perlakuan
berubah menjadi sel superfisial dan sel yang sama. Maserat yang terkumpul
tanduk yang menandakan hewan dalam dievaporasi dengan menggunakan rotary
keadaan puncak estrus (Seire et al., 1991). evaporator pada suhu 30-40°C hingga
Berdasarkan penelitian sebelumnya terbentuk ekstrak kental etanol. (Harborne,
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah 1987).
untuk mengetahui aktivitas estrogenik 2. Penapisan Fitokimia

11
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

Ekstrak kental di uji terhadap estrus berikutnya dengan mengamati sel-sel


alkaloid, saponin, tanin, flavonoid dan yang ditemukan dalam apusan vagina secara
steroid (Harborne, 1987). mikroskopik. Pengamatan dilakukan selama
3. Tahap Pra-Penelitian 12 jam berdasarkan hasil penelitian bahwa
a. Adaptasi dilakukan pada 20 ekor tikus pemberian daun kemangi dapat
betina (Rattus norvegicus) tikus memperpanjang siklus estrus (Suntoro,
percobaan selama 1 minggu dengan berat 1983). Peengamatan fasse di dalam siklus
badan sekitar 200-250 g. estrus yaitu proestrus, estrus, metestrus dan
b. Setelah satu minggu, tikus-tikus diestrus dilakukan dengan pemeriksaan
percobaan tersebut dibagi menjadi 5 preparat ulas vagina kemudian diamati
kelompok perlakuan dengan masing- dengan mikroskop pembesaran 10x. Preparat
masing kelompok terdiri dari 4 ekor apus vagina disiapkan dengan mengulaskan
tikus. Kelompok kontrol positif (P1) kapas (cutton bud) yang telah dibasahi
diberi per oral etinil estradiol dengan dengan saline guna menghindari terjadinya
dosis 9×10-3 mg/ 200g BB dalam CMC- iritasi ke dalam lubang vagina tikus
Na 1% sebanyak 3 mL (Ganiswara, kemudian diulaskan pada gelas objek
1995). (Suntoro, 1983). Sampel yang diperoleh
c. Kelompok kontrol negatif (P2) diberi per kemudian difiksasi menggunakan metanol
oral CMC-Na 1% / 200g BB sebanyak 3 10% selama 5 menit. Setelah itu preparat
mL. Kelompok Uji I (P3) diberi per oral ulas diwarnai dengan pewarna Giemsa
ekstrak etanol 70% herba kemangi selama 30 menit, kemudian dicuci dengan
dengan dosis yang setara dengan 1 mL akuades dan dikeringkan. Warna yang
ekstrak kental dalam dosis 0,8g/200g BB dihasilkan merah dadu (Beimborn et al.,
dalam CMC-Na 1% sebanyak 3 mL. 2003).
Kelompok Uji II (P4) diberi per oral b. Vaskularisasi Ovarium Dan Uterus
ekstrak etanol 70% herba kemangi Pada Fase Estrus
dengan dosis yang setara dengan 2 mL Pengamatan vaskularisasi ovarium
ekstrak kental dalam dosis 1,6g/200g BB dan uterus pada tikus betina dilakukan
dalam CMC-Na 1% sebanyak 3 mL. dengan cara mematikan tikus dengan eter
Kelompok Uji III (P5) diberi per oral pada saat tikus mengalami masa estrus, lalu
ekstrak etanol 70% herba kemangi dibedah untuk dikeluarkan ovarium dan
dengan dosis yang setara dengan 4 mL uterusnya, setelah itu dilihat warna mukosa
ekstrak kental dalam dosis 3,2g/200g BB pada ovarium dan uterus tikus. Penilaian dan
dalam CMC-Na 1% sebanyak 3 mL. pengamatan vaskularisasi dinyatakan dengan
Semua perlakuan dilakukan secara per skoring, sesuai dengan modifikasi metode
oral selama satu kali siklus estrus, (Setiawan, 2010).
dimulai pada saat berlangsungnya fase c. Pengukuran Bobot Ovarium dan
estrus. Penyeragaman saat fase estrus Uterus Pada Fase Estrus
dilakukan dengan metode Whitten Effect Koleksi ovarium dan uterus
dengan cara meletakkan kandang tikus dilakukan terlebih dahulu setelah
jantan diatas kandang tikus betina. pengamatan vaskularisasi, setelah itu
dilakukan penimbangan bobot ovarium dan
4. Tahap Penelitian uterus. kemudian dilakukan penimbangan
Tahap penelitian dilakukan terhadap bobot ovarium dan uterus (Nodine & Siegler,
lama siklus estrus, vaskularisasi ovarium dan 1961).
uterus dan bobot ovarium dan uterus pada d. Rancangan Penelitian
fase estrus. Pengaruh estrogenik dari ekstrak
a. Lama Siklus Estrus etanol 70% herba kemangi pada tikus putih
Pengamatan siklus estrus dilakukan betina dapat dilihat dari hasil penggunaan
setiap 3 jam setelah terjadinya estrus hingga uji statistik Rancangan Acak Lengkap (RAL)

12
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

dengan lima perlakuan dan enam ulangan. senyawa metabolit sekunder pada tanaman
Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang (Piironen et al., 2003). Steroid merupakan
nyata dimana nilai Fh>0,05, maka untuk struktur dasar hormon estrogen terutama
melihat adanya perbedaan antar perlakuan, sebagai hormon seks wanita. Estrogen dalam
dilakukan uji lanjut menggunakan Uji plasma hewan betina yang utama adalah 17
Duncan. Sidik ragam untuk Rancangan Acak β-estradiol, estron, dan estriol (Johnson, &
Lengkap disajikan pada Tabel (Sudjana, Everitt, 1984).
1998).
2. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol
HASIL DAN PEMBAHASAN 70% Herba Kemangi Terhadap Lama
1. Ekstraksi Dan Penapisan Fitokimia Siklus Estrus
Ekstrak kental yang diperoleh 121g, Estrus merupakan fase periode birahi.
maka rendemen ekstrak etanol 70% adalah Lama estrus pada tikus 9-20 jam dan siklus
12,1 %. Berdasarkan hasil uji fitokimia estrus berlangsung selama empat sampai
kandungan ekstrak etanol 70% herba enam hari. Siklus estrus dibagi menjadi
kemangi adalah saponin, tanin dan steroid. empat fase yaitu fase proestrus, estrus,
Senyawa saponin dan tanin memberikan efek metestrus, dan diestrus (Turner & Bagnara,
antelmintika (Medica dkk., 2004). 1976).
Kandungan utama Ocimum americanum L. Hasil pengujian ekstrak terhadap
selain minyak atsiri adalah flavonoid, lama siklus estrus dilakukan dengan
karbohidrat, fitosterol dan tanin (Sarma & A. mengamati sel-sel yang ditemukan dalam
Venkata, 2011). Fitosterol merupakan apusan vagina secara mikroskopik yang
prekursor senyawa bioaktif steroid, faktor dapat dilihat pada Gambar 1.
pertumbuhan dan substrat untuk sintesis

Gambar 1. Fase-fase Pada Siklus Reproduksi Tikus


Keterangan: A. Sel Epitel Berinti, B. Sel
Kornifikasi, C. Sel Tidak Berinti, D. Leukosit

Pada fase proestrus ditandai dengan leukosit dan mulai muncul sel epitel berinti
sel epitel berinti banyak. Fase ini (Turner & Bagnara, 1976).
menandakan akan datangnya birahi (Turner Waktu siklus estrus ditampilkan pada
& Bagnara, 1976). Preparat apus vagina fase Tabel 1 yang menunjukkan bahwa
estrus ditandai dengan terbentuknya perlakuan ekstrak etanol 70% herba kemangi
cornified cell (sel menanduk) sebagai dengan konsentrasi terendah mengalami
gambaran banyaknya mitosis yang terjadi di estrus selama 165 jam (mendekati 7 hari)
dalam mukosa vagina. Menjelang estrus sudah setara dengan kontrol positif dan
berakhir, lumen vagina membentuk sel-sel konsentrasi tertinggi. Durasi total siklus
menanduk dengan inti berdegenerasi (Turner estrus (proestrus, estrus, metaestrus dan
& Bagnara, 1976). Pada fase metestrus sel diestrus) adalah 4-5 hari (Waynforth, &
menanduk berkurang dan ovary mengandung Flecknell, 1992). Perlakuan kontrol negatif
korpus luteum yang mengandung sel-sel (CMC-Na1%) memberikan waktu siklus
lutein dan folikel-folikel kecil yang tidak estrus yang paling pendek yaitu 107 jam
berinti. Fase diestrus didominasi oleh sel dibandingkan ke empat kelompok perlakuan

13
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

lainnya. Hasil uji statistik menunjukkan sama dengan etinil estradiol 9×10-3
bahwa CMC-Na 1%, etinil estradiol, ekstrak mg/200gBB sebagai kontrol positif terhadap
etanol 70 % herba kemangi dosis 0,8g/200g memperpanjang siklus estrus pada tikus
BB; 1,6g/200g BB dan 3,2g/200g BB putih betina pre-menopause. Melalui
memberikan pengaruh yang sangat beda pemberian dosis terendah yaitu 0,8g/200g
nyata terhadap peningkatan (lebih lamanya) BB pengaruhnya sudah setara dengan kontrol
waktu siklus estrus (P<0,01). positif dengan perbedaan yang sangat nyata
Hasil uji Duncan untuk mengetahui terhadap memperpanjang siklus estrus.
perbedaan antar perlakuan menunjukkan Data pengukuran waktu siklus estrus dapat
bahwa, semua perlakuan pemberian ekstrak dilihat pada Tabel 1.
etanol 70% herba kemangi pengaruhnya

Tabel 1. Waktu Siklus Estrus.


Jumlah Lamanya Siklus (jam) Perlakuan
Ulangan P1 P2 P3 P4 P5
1 165 100 165 159 174
2 163 120 165 165 165
3 165 104 165 174 165
4 164 104 165 165 165
Total 657 428 660 663 669
Rata-rata 164.3a 107a 165ac 165.75ac 167.3ac

Keterangan : Angka yang diikuti superkrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata (P>0.05).

Hasil pada pengujian ini dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan


menunjukkan bahwa dengan pemberian hasil skoring, dosis 3,2g/200g BB bernilai
ekstrak herba kemangi meyebabkan rata-rata 3 untuk setiap ulangan (Tabel 2).
terjadinya peningkatan hormon estrogen Pada dosis 1,6g/200g BB menunjukkan
pada fase estrus sehingga cenderung akan terjadinya peningkatan vaskularisasi mukosa
memperpanjang siklus estrus. yang sama dengan dosis 0,8g/200g BB
dimana nilai rata-rata skoring adalah 2,7.
3. Vaskularisasi Ovarium Dan Uterus Kontrol negatif memberikan skoring
Pada Fase Estrus vaskularisasi mukosa ovarium dan uterus
Pengujian ekstrak etanol 70% herba yang paling rendah.
kemangi terhadap vaskularisasi uterus dan Pemberian ekstrak etanol herba
ovarium menggunakan modifikasi metode kemangi pada dosis 3,2g/200gBB dapat
Rugh (1968) berdasarkan skoring yang dapat menghasilkan warna yang sangat merah pada
dilihat dari perbedaan mukosa ovarium dan mukosa uterus dan ovarium tikus. Hal ini
uterus pada Gambar 2 di bawah ini. disebabkan ekstrak etanol herba kemangi
Estrogen bertanggung jawab terhadap bersifat estrogenik yang dapat meningkatkan
peningkatan jumlah buluh darah ke uterus. vaskularisasi. Hasil uji statistik, diketahui
Peningkatan jumlah vaskularisasi pada bahwa CMC-Na1%, etinil estradiol 9×10-3
uterus akan memperlancar aliran darah ke mg/200g BB, ekstrak etanol herba kemangi
uterus (Albrecht & Pepe, 2007). 0,8g/200g BB sebagai dosis uji I, ekstrak
Hasil pengujian menunjukkan bahwa etanol herba kemangi 1,6g/200g BB sebagai
ekstrak etanol herba kemangi pada dosis dosis uji II dan ekstrak etanol herba
0,8g/200g BB mampu meningkatkan kemangi 3,2g/200g BB sebagai dosis uji III
vaskularisasi dari mukosa ovarium dan memberikan pengaruh yang beda nyata
uterus tikus dibandingkan dengan kontrol terhadap vaskularisasi pada ovarium dan
negatif. Hal ini terlihat dari penilaian yang

14
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

uterus (P<0,05). Penentuan perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan.

Gambar 2. Penampangan Ovarium dan


Uterus Pada Fase Estrus Tikus
Keterangan:
A (Ovarium); B (Uterus) dan C (Vaskularisasi). Skor 0 (tidak berwarna), skor 1 (sedikit merah), skor 2 (merah),
dan skor 3 (sangat merah)

Tabel 2. Pengamatan Vaskularisasi Pada Ovarium dan Uterus

Kode Skor Warna Ovarium dan Uterus Pada Perlakuan


Hewan
P1 P2 P3 P4 P5
1 3 0 3 3 3
2 2 1 3 3 3
3 2 1 3 2 3
4 3 0 2 3 3
Total 10 2 11 11 12
Rat-rata 2,5a 0,5a 2,7c 2,7c 3bc

Hasil Uji Duncan menunjukkan 4. Peningkatan Bobot Ovarium dan


bahwa, semua perlakuan pemberian ekstrak Uterus Pada Fase Estrus
etanol herba kemangi berpengaruh sangat Pada permukaan ovarium terlihat
nyata dibandingkan dengan etinil estradiol adanya tonjolan-tonjolan yang diyakini dapat
9×10-3 mg/200gBB pada vaskularisasi memperlihatkan perkembangan folikel. Hal
ovarium dan uterus pada tikus putih betina. ini menguatkan dugaan bahwa pada fase
Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa estrus telah terjadi perkembangan folikel
dengan dosis ekstrak kemangi terendah yaitu secara maksimal yang siap diovulasikan
0,8g/200g BB pengaruhnya sudah setara (Dellmann, 1992). Data pengukuran bobot
dengan dosis 1,6g/200g BB dan dosis ovarium dan uterus yang dapat dilihat pada
3,2g/200g BB dengan perbedaan yang Tabel 3.
sangat beda nyata terhadap vaskularisasi Hasil ini menunjukkan bahwa
ovarium dan uterus tikus putih betina. perlakuan ekstrak etanol herba kemangi pada
konsentrasi terendah pun sudah setara

15
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

dengan kontrol positif. Hasil pengujian terhadap peningkatan bobot ovarium dan
berdasarkan rata-rata bobot ovarium dan uterus tikus. Setelah di uji lanjut dengan
uterus menunjukkan bahwa perlakuan Duncan, memperlihatkan hasil bahwa
ekstrak etanol herba kemangi pada dosis perlakuan pemberian ekstrak etanol herba
3,2g/200gBB menunjukkan peningkatan kemangi dosis 0,8g/200gBB, dosis
bobot ovarium dan uterus yang paling tinggi 1,6g/200gBB setara pengaruhnya dengan
bila dibandingkan dengan keempat perlakuan kontrol positif (etinil estradiol) terhadap
lainnya. Sedangkan pada kontrol negatif bobot ovarium dan uterus. Bahkan dengan
menunjukkan bahwa bobot ovarium dan pemberian dosis 3,2g/200gBB
uterus paling rendah dibandingkan dengan memperlihatkan bobot ovarium dan uterus
keempat perlakuan lainnya. Pada hasil yang lebih berat dibanding dengan kontrol
pengujian skoring, menunjukkan bahwa positif secara beda nyata terhadap bobot
perlakuan ekstrak etanol herba kemangi ovarium dan uterus tikus.
memberikan pengaruh yang sama (P>0,05)

Tabel 3. Data Penimbangan Bobot Ovarium dan Uterus Tikus Pada Setiap Perlakuan
Kode Pengukuran Bobot
Hewan
P1 P2 P3 P4 P5
1 1,10 0,90 1,50 1,50 2,00
2 1,50 1,50 2,00 1,50 2,00
3 2,00 1,50 1,30 2,00 1,60
4 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00
Total 6,60 4,90 6,80 7,00 7,60
Rat-rata 1,65a 1,23a 1,70ab 1,75ab 1,90bc
Keterangan: Angka yang diikuti superkrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Simpulan Albrecth, E.D., and Pepe, G.J. 2007.
Perlakuan ekstrak etanol 70% herba Estrogen maintains pregnancy,
kemangi (Ocimum americanum L.) dapat triggers fetal maturation.
meningkatkan aktivitas estrogenik tikus http://www.sciencedaily.com/news/health_m
putih betina (Rattus norvegicus) pre- edicine/pregnancy_and_childbirth [20 Juni
menopause. Pada dosis 0,8g/200g BB dapat 2013].
memperpanjang siklus estrus, juga Banerjee, S., Prashar, R., Kumar, A. and
meningkatkan vaskularisasi dan Rao, A. R. (1996). Modulatory
meningkatkan bobot ovarium dibandingkan influence of alcoholic extract of
kontrol negatif (CMC-Na1%). Perlakuan ocimum leaves on carcinogen-
dengan konsentrasi terendah sudah setara metabolizing enzyme activities and
dengan kontrol positif etinil estradiol (9x10- reduced glutathione levels in mouse.
3
mg/200g BB ). Nutr Cancer, 25, 205-17.
Beimborn, V., H.L. Tarpley, P.J. Bain and
Saran K.S. Latimer. 2003. The canine
a. Perlu dilakukan penelitian dengan estrous cycle: staging using vaginal
menggunakan dosis yang lebih rendah cytological examination.
pada penelitian ini. Bhardwaj, S., Mathur, R. 1979. Antifertility
b. Perlu dilakukan metode bioassay screening of fruits of Ocimum
melalui pemeriksaan serum darah tikus gratissimum in female albino rats.
untuk mendapatkan hasil yang lebih Comp Physiol Ecol. 4: 277-279.
akurat. Dellmann, H.D. 1992. Buku Teks Histologi
Veteriner. Terjemahan: R. Hartono.

16
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

Edisi ke-3 UI-Press. Jakarta: 517- Nodine, J.H. and Siegler, P.E. 1961.
520. Pharmacologic Techniques in Drug
Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi dan Evaluation. Year Book Medical
Terapi. Alih bahasa: 1. Setiawan. Publisher. Chicago: 568.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 444. Nongae, 2008. Estrus Cycle.
Godhwani, S., Godhwani, J. L. and Vyas, D. http://nongae.gsnu.ac.kr/~cspark/teachi
S. (1987). Ocimum sanctum: An ng/chap5.html. Tanggal akses 2 Juni
experimental study evaluating its 2013.
anti-inflammatory, analgesic and Ochiogu, I.S., Oguejiofor, C.F and Nwagbo,
antipyretic activity in animals. J A.N. 2009. Males Non- Enhancement
Ethnopharmacol, 21, 153-63. of Bruce And Whitten Effects In
Gunawan, D. 2004. Ramuan Tradisional Female Albino Mice - Mus musculus.
Untuk Keharmonisan Suami Istri. Animal Research International. 6 (3):
Penebar Swadaya, Jakarta. 1077-1081.
Hadipoentyanti, E., Wahyuni, S. 2008. Piironen, V., Toivo, J. Puupponen-Pimi, R.
Keragaman selasih (ocimum spp.) and Lampi, A.M. 2003. Plant sterols
berdasarkan karakter morfologi in vegetables, fruits and berries.
produksi dan mutu herba. Jurnal Journal o f the Science of Food and
Littri. Desember; 14 (4): 141-8. Agriculture, 83: 330-337.
Hafez, E.S.E. 1980. Reproduction in Farm Rastogi, S., Shukla, Y., Paul, B.N., Chowdhuri,
Animal. 4th Edition. Philadelphia: 30- D. K., Khanna, S. K. and Das, M. 2007.
78. Protective effect of Ocimum sanctum on
Harborne. 1987. Metode Fitokimia Penuntun 3-methylcholanthrene, 7,12-
Cara Modern Menganalisis dimethylbenz(a)anthracene and aflatoxin
b1. Nig. J, Physiol. Sci 224, 228-40.
Tumbuhan. Terjemahan: Kosasih
Padmawinata. ITB. Bandung: 85-93.. Rugh, R. 1968. The Mouse Reproductions
Johnson M, and Everitt B. 1984. Essential and Development. Burgess.
Reproduction. 2nd edition. London Publishing Company. Minneapolis.
dan Beccles: William Clowes USA.
Limited Sarma, D.S.K. and A. Venkata S. B. 2011.
Karthikeyan, K., Ravichandran, P. and Pharmacognostic And Phytochemical
Govindasamy, S. (1999). Studies of Ocimum americanum. J.
Chemopreventive effect of ocimum Chem. Pharm. Res., 3 (3): 337-347.
sanctum on DMBA-induced hamster Seire, J.V., Venter, F.S., Fincham, J.E., and
buccal pouch carcinogenesis. Oral Taljaard, J.J.F. 1991. Hormonal
Oncol, 35, 112-9. vagina cytology of vervet monkeys.
Khare, C.P. 2007. Indian Medicinal Plants J. Med Primatol. 20:1-5.
An illustrated Dictionary, Springer, Setiawan. 2010. Aktivitas ekstrak methanol
New Delhi, 444. buah adas (Foeniculum vulgare Mill)
Khazaei, M., Montaseri, A., Khazaei, M.R., terhadap lama siklus estrus serta
Khanahmadi, M. 2011. Study of bobot uterus dan ovarium tikus putih.
Foeniculum vulgare effect on Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan.
folliculogenesis in female mice. Int. Institut Pertanian Bogor.
J. Fertill Steril. 5 (3): 122-127. Smith, J.B. dan Mangkoewidjojo, S.
Medica, V., Ruslan, W., Nawawi, A., 2004. 1988.Pemeliharaan, Pembiakan dan
Telaah Fitokimia Daun Kemangi Penggunaan Hewan Coba Di Daerah
(Ocimum americanum L.). Fakultas Tropis. UI-Press. Jakarta: 10-3.
Farmasi Institut Teknologi Bandung. Sudjana, M.A. 1998. Metode Statistik. Edisi
Skripsi. ke-5. Penerbit Tarsio. Bandung: 508.

17
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

Suntoro, H. 1983. Metode Pewarnaan Waynforth, H.B. and Flecknell P,A.1992.


(Histologi & Histokimia). Jakarta: Experimental and Surgical Technique
Penerbit Bharatara Karya Aksara, in the Rat. San Diego: Academic
Turner, C.D. dan Bagnara, J.J. 1976. Press Inc.
Endokrinologi Umum. Harjoso, Willmann, M.R. 2000. Sterols as regulators
penerjemah. Surabaya: Airlangga of plant embryogenesis. Trends in
University Press Plant Science, Journal Club, 5 (10):
416.

18

Anda mungkin juga menyukai