Anda di halaman 1dari 3

SIFILIS

A. PENGERTIAN
Sipilis merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri
yang dapat menginfeksi kulit, mulut, alat kelamin, serta sistem saraf. Sipilis biasanya
dimulai dengan luka yang tidak menyakitkan pada alat kelamin, dubur, atau mulut
Anda
Sipilis ditularkan dari orang ke orang melalui kontak kulit atau selaput lendir
dengan luka tersebut. Setelah infeksi awal, bakteri sipilis dapat menetap dengan tidak
aktif dalam tubuh selama beberapa dekade, sebelum menjadi aktif kembali.
Jika terdeteksi lebih awal, sifilis akan lebih mudah disembuhkan dan tidak
akan menyebabkan kerusakan permanen. Namun demikian, penyakit sifilis yang tidak
diobati dapat mengakibatkan kerusakan serius pada otak atau sistem saraf serta organ
lainnya, termasuk jantung, yang dapat mengancam jiwa. Sifilis juga dapat menular
dari ibu ke anak di dalam kandungan.

B. PENYEBAB
 Penyebab sifilis adalah bakteri dengan nama Treponema pallidum. Infeksi
biasanya terjadi karena adanya kontak seksual.
 Bakteri masuk ke tubuh melalui celah atau luka di kulit atau selaput lendir
Anda setelah menyentuh orang yang terinfeksi sifilis. Sifilis tidak dapat
menular melalui penggunaan toilet yang sama, bak mandi, pakaian, peralatan
makan, kolam renang atau pemandian air panas.
 Sipilis menular selama tahap primer dan sekunder, dan kadang-kadang pada
periode laten awal.

C. TANDA DAN GEJALA


Sifilis dapat muncul pada satu di antara empat fase yang berbeda; primer, sekunder,
laten, dan tersier, dan bisa juga terjadi secara congenital. Fase ini disebut sebagai
"peniru yang hebat" oleh Sir William Osler dikarenakan kemunculannya yang
bervariasi
1) Sifilis primer
Sifilis primer umumnya diperoleh dari kontak seksual secara langsung dengan
orang yang terinfeksi ke orang lain. Sekitar 3 sampai 90 hari setelah awal
terinfeksi (rata-rata 21 hari) luka di kulit yang dinamakan chancre mulai
tampak. Lesi ini biasanya (40 % dari waktu) tunggal, kokoh, tidak terasa sakit,
pemborokan kulit tanpa rasa gatal dengan dasar yang bersih serta berbatasan
tajam antara ukuran 0,3 dan 3,0 cm.
2) Sifilis sekunder
Sifilis sekunder seringnya terjadi empat sampai sepuluh minggu setelah
infeksi primer. Sementara penyakit sekunder dapat dikenal dalam berbagai
cara secara nyata, gejala-gejala paling umum berkaitan dengan kulit, selaput
lendir, dan nodus limfa. Di sana mungkin terdapat kesamaan, kemerah-
merahan-pink, ruam yang tidak gatal pada batang dan ekstrem, termasuk pada
telapak tangan dan soles. Ruam bisa menjadi makulopapular atau pustular.

3) Sifilis laten
Sifilis laten didefinisikan seperti mengalami bukti serologis dari infeksi tanpa
gejala-gejala dari penyakit. Penyakit ini dijelaskan lebih lanjut sebagai lebih
awal (kurang dari 1 tahun setelah sifilis sekunder) atau akhir (lebih dari 1
tahun setelah sifilis sekunder) di Amerika serikat. Amerika serikat
memanfaakkan memotong dari dua tahun dini dan akhir sifilis laten. Awal
sifilis laten bisa mempunyai gejala- gejala kambuh. Akhir sifilis laten adalah
asimptomatik, dan tidak menular seperti awal sifilis laten
4) Sifilis tersier
Sifilis tersier bisa terjadi kira-kira 3 hingga 15 tahun setelah infeksi awal, dan
bisa dibagi kedalam tiga bentuk berbeda; sifilis gummatous, akhir neurosifilis,
dan kardiovaskular sifilis. Tanpa pengobatan, ketiga dari orang yang terinfeksi
berkembang ke penyakit tersier. Orang dengan sifilis tersier adalah bukan
penular.

D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi sifilis dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sifilis yang didapat
maupun sifilis kongenital. Perbedaan patofisiologi keduanya terdapat pada cara
masuknya bakteri Treponema pallidum. Pada sifilis didapat, bakteri masuk melalui
mukosa atau kulit, sedangkan pada sifilis kongenital, bakteri menembus sawar
plasenta dan menginfeksi fetus.
 Sifilis Didapat
Treponema pallidum mula-mula masuk melalui mikroabrasi dermal atau
membran mukosa yang intak. Hal ini akan menyebabkan munculnya lesi
tunggal tidak nyeri (chancre) pada area inokulasi. Dalam beberapa jam
setelahnya bakteri akan masuk ke dalam aliran limfe dan darah yang kemudian
menjadi infeksi sistemik.
 Sifilis kongenital
Treponema pallidum dapat menembus barier plasenta dan menginfeksi fetus.
Transmisi ini dapat terjadi pada seluruh stadium sifilis. Pada kehamilan,
penurunan respon imun menyebabkan klirens Treponema pallidum yang
inkomplit sehingga menyebabkan infeksi kronik. Meningkatnya produksi
prostaglandin yang diinduksi oleh infeksi pada fetus disertai dengan respon
inflamasi intens yang berkaitan dengan aktivasi makrofag oleh lipoprotein
treponema dapat menyebabkan abortus dan kematian bayi intrauterine.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Sifilis (online) https://id.wikipedia.org/wiki/Sifilis (Diakses pada tanggal 5
Maret 2021)

Efrida Efrida. 2017. (online) http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/203


(Diakses pada tanggal 5 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai